Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH DEPRESSION

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu tugas Mata Kuliah Psikologi Anak & Remaja yang
diampu Oleh ibu Ananda Rachmaniar M.Pd.

Disusun Oleh:
1. Bunga (19559003)
2. Leffi Naf Virgiantini (19559007)
3. Mohamad Anugrah Faisal (19559008)

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MASO’EM
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat serta karunia-Nya
lah penyusun dapat menyelesaikan tugas membuat makalah mengenai Depresi ini tepat pada
waktu yang telah ditentukan. Yang mana tugas ini adalah tugas yang diberikan oleh dosen
pembimbing mata kuliah Psikologi Anak & Remaja kepada saya sebagai Penulis.
Makalah ini disusun agar Pembaca serta Penulis sendiri dapat memperluas pengetahuan
dan pemahaman mengenai Depresi. Pengetahuan itu dapat berupa mengenai apa itu depresi ?,
apa saja penyebab depresi ?,serta hal-hal penting lainnya yang menyangkut dan yang menunjang
peningkatan pemahaman kita mengenai Depresi dengan lebih baik.
Penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, maupun dapat
pula digunakan sebagai bahan belajar dan sebagai prasarana penunjang tercapainya pemahaman
yang baik mengenai depresi itu sendiri. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih banyak
memiliki kekurangan. Oleh sebab itu, Penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran
positif yang membangun, agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna dimasa yang
akan datang.

Bandung, 16 Desember 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ......................................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................
BAB I
Pendahuluan .........................................................................................................................
A. Latar
Belakang ..............................................................................................................................
B. Rumusan
Masalah..........................................................................................................................
C. Tujuan ..........................................................................................................................................
.
BAB II
Pembahasan ........................................................................................................................
A. Pengertian
Depresi ........................................................................................................................
B. Gejala –gejala
Depresi .................................................................................................................
C. Penyebab
Depresi ..........................................................................................................................
D. Cara
mendiagnosa..........................................................................................................................
E. Gejala –gejala
Depresi ..................................................................................................................
F. Treatment
Depresi ........................................................................................................................
G. Mencegah
Depresi .........................................................................................................................
BAB III
Penutup ..............................................................................................................................
Kesimpulan .......................................................................................................................................
.
Saran .................................................................................................................................................
.
Daftar
Pustaka ....................................................................................................................................

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa yang dilatarbelakangi oleh berbagai
permaslahan kehidupan yang dihadapi oleh setiap individu. Seiring dengan perkembangan
zaman, stress dan depresi menjadi suatu penyakit yang tidak dapat dihindarkan lagi terutama
pada kota kota besar. Depresi dan stress tersebut dapat dialami oleh semua usia mulai dari anak-
anak hingga dewasa. Tuntutan kebutuhan hidup yang tinggi dan tertekan dari lingkungan atau
pergaulan menjadi pemicu munculnya depresi pada manusia.
Depresi sering kali terjadi pada lanjut usia. Masalah tersebut ditandai dengan perasaan sedih
mendalam yang berdampak pada gangguan interaksi sosial. Tidak jarang gejala depresi juga
berupa gangguan fisik seperti insomnia dan berkurangnya napsu makan. Meskipun secara medis
gangguan mental atau gangguan emosional tidak lebih memalukan dari pada penyakit fisik, akan
tetapi masyarakat masih melaukakan deskriminasi atau hal lainnya sehingga penderita makin
menyembunyikan keluhan atau gangguan mental emosionalnya dibalik keluhan fisiknya.
Setiap orang tentu akan menemukan kesulitan dan cobaan hidup. Mungkin dia tidak merasa
sedemikian berputus asa sehingga bunuh diri, tetapi dia mempunyai pengalaman depresi
sewaktu-waktu. Yang terkadang diaplikasikan atau dicurahkan dalam beberapa bentuk, dan tak
jarang membawa mereka kedalam pemikiran yang menyulitkan, dan lain sebagainya.Biasanya
semua orang tidak mengakui bahwa mereka telah terpelosok ke dalam kancah penderitaan.
Banyak dari mereka berpikir tentang tingkat-tingkat depresi yang mereka sebut ”perasaan sedih”
atau seperti yang dilakukanoleh wanita dengan menangis. Tapi mereka sadar bahwa sekali waktu
kehidupan mereka tidak bahagia. Jelaslah ada perbedaan antara ketidakbahagiaan dan penyakit
mental. Bagaimanapun juga, bentuk depresi yang paling ringan akan menumpulkan ketajaman
kehidupan yang paling keras. Sehingga beberapa orang yang terjebak dalam kesedihan ataupun
ketidakbahagiaan lainnya, mengambil langkah berbahaya yang dapat merugikan dirinya, yaitu
dengan tindakan bunuh diri dan sebagainya.
Maka dari itu, diharapkan dengan mengetahui apa itu depresi, cirri-cirinya, dan cara
penanganannya dapat mengurangi jumlah pengidap depresi. Dan bisa mengeudukasi kepada
masyarakat tentang pencegahan depresi agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
dikemudian hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Depresi?
2. Apa gejala-gejala Depresi?
3. Apa penyebab Depresi?
4. Bagaimana cara mendiagnosanya?
5. Treatmeant Depresi?
6. Mencegah Depresi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Depresi
2. Untuk mengetahui gejala-gejala Depresi
3. Untuk mengetahui penyebab Depresi
4. Untuk mengetahui cara mendiagnosa Depresi
5. Untuk mengetahui treatment Depresi
6. Untuk mengetahui pencegahan depresi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Depresi
Depresi adalah suatu kondisi medis berupa perasaan sedih yang berdampak negatif
terhadap pikiran, tindakan, perasaan, dan kesehatan mental . Kondisi depresi adalah reaksi
normal sementara terhadap peristiwa-peristiwa hidup seperti kehilangan orang tercinta.
Depresi juga dapat merupakan gejala dari sebuah penyakit fisik dan efek samping dari
penggunaan obat dan perawatan medis tertentu. Dalam kaitannya dengan gangguan mental
lain, depresi dapat juga menjadi gejala dari gangguan kejiwaan seperti Gangguan depresi
mayor dan distimia.
Dalam kondisi depresi umumnya mengalami perasaan sedih, cemas, atau kosong; mereka
juga cenderung merasa terjebak dalam kondisi yang tidak ada harapan, tidak ada pertolongan,
penuh penolakan, atau perasaan tidak berharga. Gejala-gejala lain yang mungkin muncul
adalah perasaan bersalah, mudah tersinggung, atau kemarahan.Lebih jauh, individu yang
mengalami depresi dapat juga merasa malu atau gelisah.
Selain perubahan suasana hati, individu dengan gejala depresi cenderung kehilangan minat
untuk melakukan aktivitas-aktivitas yang sebelumnya ia anggap menyenangkan; kehilangan
napsu makan atau sebaliknya, makan dengan porsi berlebih. Penderita juga akan kesulitan
untuk berkonsentrasi, mengingat detail-detail umum, membuat keputusan, ataupun mengalami
kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain. Pengalaman-pengalaman ini dapat
mendorong individu untuk mencoba bunuh diri. Gejala Insomnia, Hipersomnia, kelelahan,
kesakitan, gangguan pencernaan, dan stamina yang menurun juga kerap ditemukan pada
individu dalam kondisi depresi.

B. Gejala - Gejala Depresi


 Gejala Fisik
Gejala fisik umum yang relative mudah dideteksi sebagai berikut:
1. Gangguan pola tidur. Misalanya, sulit tidur, terlalu banyak atau terlalu sedikit tidur.
2. Menurunnya tingkat aktivitas. Misalnya, menyukai kegiatan yang tidak melibatkan orang lain
seperti menonton tv, makan dan tidur.
3. Menurunnya efisiensi kerja. Penyebabnya jelas, orang yang terkena depresi akan sulit
memfokuskan perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan.sehingga, mereka juga
akan sulit memfokuskan energi pada hal-hal prioritas.
4. Menurunnya produktivitas kerja. Orang yang terkena depresi akan kehilangan sebagian atau
seluruh motivasi kerjanya. Sebabnya, ia tidak lagi bisa menikmati dan merasakan kepuasan
atas apa yang dilakukannya.
5. Mudah merasa letih dan sakit. Jelas saja, depresi itu sendiri adalah perasaan negatif. Jika
seorang menyimpan perasaan negative, maka jelas akan membuat letih karena membebani
pikiran dan perasaan.

 Gejala Psikis
Adapun tanda-tanda gejala psikis sebagai berikut:
1. Kehilangan rasa percaya diri. Penyebabnya, orang yang mengalami depresi cenderung
memandang segala sesuatu dari sisi negative, termasuk menilai diri sendiri.
2. Sensitive. Orang yang mengalami depresi senang sekali mengaitkan segala sesuatu dengan
dirinya. Perasaannya sensitive sekali, sehingga sering peristiwa yang netral jadi dipandang
dari sudut pandang yang berbeda oleh mereka, bahkan disalahartikan.
3. Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka merasa
menjadi orang yang gagal terutama dibidang atau lingkungan yang seharusnya mereka
kuasai.
4. Perasaan bersalah. Perasaan bersalah terkadang timbul dalam pemikiran orang yang
mengalami depresi. Mereka memandang suatu kejadian yang menimpa dirinya sebagai suatu
hukuman atau akibat dari kegagalan mereka melaksanakan tanggung jawab yang seharusnya
dikerjakan.
5. Perasaan terbebani. Banyak orang yang menyalahkan orang lain atas kesusahan yang
dialaminya.

 Gejala social
Jangan heran jika masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya memengaruhi
lingkungan dan pekerjaan (aktivitas rutin lainnya). Bagaimana tidak, lingkungan tentu akan
bereaksi terhadap prilaku orang yang depresi tersebutyang pada umumnya negative (mudah
marah, tersinggung, menyendiri, sensitive, mudah letih, mudah sakit).

C. Penyebab Depresi
1. Faktor genetic
Seseorang yang dalam keluarganya diketahui menderita depresi berat memiliki resiko lebih
besar menderita gangguan depresi aripada masyarakat pada umumnya. Gen berpengaruh
dalam terjadinya depresi, tetapi ad banyak gen di dalam tubuh kita dan tidak ada seorangpun
peneliti yang mengetahui secara pasti bagaimana gen bekerja. Dan tidak ada nukti langsung
bahwa ada penyakit depresi yang disebabkan oleh faktor keturunan.
2. Susunan kimia otak dan tubuh
Beberapa bahan kimia di dalam otak dan tubuh memegang peranan yang besar dalam
mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi ditemukan adanya perubahan dalam
jumlah bahan kimia tersebut. Hormone noradenalin yang memegang peranan utama dalam
mengendalikan otak danaktivoitas tubuh, tampaknya berkurang pada mereka yang mengalami
depresi. Pada waniata, perubahan hormone dihubungkan dengan kelahiran anak dan
menopause juga dapat meningkatkan risiko terjadinya depresi.
3. Faktor usia
Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan usia muda yaitu remaja dan orang
dewasa lebih banyak terkena depresi. Hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut terdapat
tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting, yaitu peralihan dari masa anak-anak
kemasa remaja, remaja ke dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja, serta masa
pubertas hingga ke pernikahan. Namun sekarang ini usia rata-rata penderita depresi semakin
menurunyang menunjukkan bahwa remaja dan anak-anak semakin banyak yang terkena
depresi. Survey masyarakat terakhir melaporkan adanya prevalensi yang tinggi dari gejala-
gejala depresi pada golongan usia dewasa muda yaitu 18-44 tahun.
4. Gender
Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita depresi daripada pria. Bukan berarti
wanita lebih mudah terserang depresi, bisa saja karena wanita lebih sering mengakui adanya
depresi daripada pria dan dokter lebih dapat mengenali depresi pada wanita. Bagaimanapun,
tekanan sosialpada wanita yang mengarahkan pada depresi . misalnya, seorang diri dirumah
dengan anak-anak kecil lebih jarang ditemui pada pria daripada wanita. Ada juga perubahan
hormonal dalam siklus menstruasi yang berhubungan dengan kehamilan dan kelahiran dan
juga menopause yang membuat wanita lebih rentan menjadi depresi atau menjadi pemicu
penyakit depresi .
5. Gaya hidup
Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat berdampak pada penyakit misalnya penyakit
jantung juga dapat memicu kecemasan dan depresi. Tingginya tingkat stress dan kecemasan
digabung dengan makanan yang tidak sehat dan kebiasaan tidur serta tidak olahraga untuk
jangka waktu yang lama dapat menjadi faktor beberapa orang yang mengalami depresi
penelitian menunjukkan bahwa kecemasan dan depresi berhubungan dengan gaya hidup yang
tidak sehatpada pasien berisiko penyakit jantung. Gaya hidup yang tidak sehat misalnya tidur
tidak teratur,makan tidak teratur, pengawet dan pewarna buatan, kurang berolahraga,
merokok, dan minum-minuman keras.
6. Penyakit fisik
Penyakit fisik dapat menyebabkan penyakit. Perasaan terkejut karena mengetahui kita
memiliki penyakit serius dapat mengarahkan pada hilangnya kepercayaan diri dan
penghargaan diri, juga depresi. Alasan terjadinya depresi cukup kompleks. Misalnya, depresi
sering terjadi setelah serangan jantung, mungkin karena seseorang merasa mereka baru saja
mengalami kejadian yang dapat menyebabkan kematian atau karena mereka tiba-tiba menjadi
orang yang tidak berdaya . pada individu lanjut usia penyakit fisik adalah penyebab yang
paling umum terjadinya depresi.

7. Obat-obatan
Beberapa obat-obatan untuk pengobatan dapat menyebabkan depresi. Namun bukan berarti
obat tersebut menyebabkan depresi, dan menghentikan pengobatan dapat lebih berbahaya
daripada depresi.
8. Obat-obatan terlarang
 Marijuana/Ganja
 Heroin/ Putauw
 Kokaina
 Ekstasi
 Sabu-sabu
9. Sinar matahari
Kebanyakan dari kita merasa lebih baik dibawah sinar matahari daripada mendung, tetapi hal
ini sangat berpengaruh pada beberapa individu. Mereka baik-baik saja ketika musim panas
tetapi menjadi depresi ketika musim dingin. Mereka disebut menderita seasonal affective
disorder (SAD)
10. Kepribadian
Aspek-aspek kepribadian ikut pula mempengaruhi tinggi rendahnya depresi yang dialami
serta kerentanan terhadap depresi. Ada individu-individu yang lebih rentan terhadap depresi,
yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola piker yang negative, pesimis, juga tipe
kepribadian.

D. Cara Mendiagnosa Depresi


Menurut Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental dari American Psychiatric
Association, kriteria diagnostik untuk gangguan depresi Mayor mencakup:
1. Setidaknya satu dari tiga suasana hati tidak normal berikut yang secara signifikan
mengganggu kehidupan seseorang:
a. Suasana hati depresi yang tidak normal hampir sepanjang hari, hampir setiap hari,
setidaknya selama 2 minggu
b. Kehilangan semua minat dan kesenangan yang tidak normal hampir sepanjang hari, hampir
setiap hari, setidaknya selama 2 minggu.
c. Jika berusia 18 tahun atau lebih muda, suasana hati yang mudah tersinggung hampir
sepanjang hari, hampir setiap hari, setidaknya selama 2 minggu.
2. Setidaknya lima dari gejala berikut ini muncul selama periode depresi 2 minggu yang sama.
a. Suasana hati depresi yang tidak normal (atau suasana hati yang mudah tersinggung jika
penderita adalah anak kecil atau remaja)
b. Kehilangan semua minat dan rasa senang secara tidak normal
c. Gangguan nafsu makan atau berat badan:
i. Penurunan berat badan (saat tidak diet) atau penurunan nafsu makan yang tidak normal.
ii. Peningkatan berat badan atau peningkatan nafsu makan yang tidak normal.
d. Gangguan tidur, insomnia atau hipersomnia yang tidak normal.
e. Gangguan aktivitas, baik agitasi maupun perlambatan yang tidak normal
(bisa diamati oleh orang lain).
f. Rasa lelah atau kehilangan energi yang tidak normal.
g. Rasa bersalah atau menyalahkan diri sendiri yang tidak normal.
h. Buruknya konsentrasi atau ketidakpastian yang tidak normal.
i. Pikiran yang tidak normal tentang kematian (tidak hanya takut mati) atau bunuh diriGejala
di atas menyebabkan Anda merasa tertekan atau mengganggu kemampuan
Anda untuk berfungsi dalam kehidupan sehari-hari. Gejala tersebut mengganggu
pekerjaan, sekolah, interaksi sosial atau kehidupan keluarga Anda
.
E. Treatment Depresi
1. Perdalam Aspek Spiritual
Depresi layaknya benang kusut yang tak luput dari skenario Sang Maha. Mengurainya
untuk kemudian menjadikannya tenunan yang indah membutuhkan kedalaman spiritual
yang mumpuni. Untuk itu, bicarakan dengan pemuka agama dan perbanyaklah ibadah
sesuai keyakinan, sebagai salah faktor kunci melawan depresi.
2. Olahraga
Olahraga secara teratur dapat meningkatkan hormon serotonin, endorfin dan bahan kima
otak lainnya yang berperan dalam memperbaiki mood atau suasana hati sehingga dapat
mengurangi kesedihan atau depresi.
Pilihlah jenis olahraga yang benar-benar disukai. Tak perlu terlalu lama atau terlalu berat,
bersepeda dan berjalan santai 30-60 menit setiap hari saja sudah mampu menciptakan
perbedaan besar terhadap kesehatan fisik dan mental yang lebih baik.
3. Membuka Diri
Terus-menerus menutup diri dari dunia luar tak akan pernah membawa dampak positif
terhadap depresi yang dialami. Ubahlah karakter atau kepribadian menjadi lebih terbuka
dan bersahabat guna mendapat dukungan sosial.Perkuat jalinan baik dengan teman juga
keluarga. Pertimbangkan untuk bergabung dengan depression support group, kelompok
sesama penderita depresi untuk saling mendukung dan bertukar pikiran.
4. Cukupi Kebutuhan Nutrisi
Stres atau pun depresi dapat mengubah pola makan penderitanya. Ada yang hilang nafsu
makannya, tak jarang banyak pula yang berat badannya justru melonjak tajam akibat
terlalu banyak makan.Oleh karena itu, penting untuk memerhatikan asupan nutrisi sehari-
hari. Makanlah secukupnya, jangan berlebihan. Perbanyak konsumsi sayur, buah-buahan,
kacang-kacangan, biji-bijian dan berbagai makanan bergizi lainnya setiap hari.
5. Tidur yang Cukup
Insomnia, hipersomnia dan gangguan tidur lainnya selama ini hanya dianggap sebagai
akibat dari depresi. Kenyataannya, antara depresi dan gangguan tidur, keduanya memiliki
hubungan bi-directional. Artinya saling memengaruhi satu sama lain. Dalam beberapa
penelitian pun telah dibuktikan bahwa, masalah tidur dapat memicu timbulnya depresi,
mengganggu efektivitas pengobatannya hingga mampu meningkatkan kecenderungan
bunuh diri pada penderitanya. Cukupi kebutuhan tidur 7-8 jam semalam.
6. Buatlah Catatan Harian
Cobalah untuk mulai membuat catatan harian tiap kali timbul perasaan sedih, bosan atau
marah. Perhatikan apa saja pemicu dan dampaknya terhadap perilaku sehari-hari.
Kemudian cari cara terbaik guna mengatasi atau meminimalkan dampak buruknya Terapi
psikologis atau psikoterapi bertujuan untuk mengubah kondisi, mengatasi masalah serta
meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada guna memperbaiki keadaan.Ada beberapa
jenis terapi psikologis yang tersedia sebagai salah cara mengatasi depresi, diantaranya
terapi perilaku kognitif, terapi pemecahan masalah, terapi interpersonal, dan terapi
psikodinamik.
7. Terapi Perilaku Kognitif
Terapi perilaku kognitif (cognitive behavioural theraphy) merupakan jenis psikoterapi
terstruktur yang mengajarkan penderitanya mengenai keterampilan dalam menangani
masalah.Terapi ini membantu orang-orang yang terbelenggu oleh pemikiran dan kebiasaan
negatifnya di masa lalu untuk dapat terlepas. Kemudian menukarnya dengan gaya berpikir
yang positif, rasional dan realistis sebagai upaya terbaik dalam menginterpretasikan
maupun memecahkan masalah.
8. Terapi Pemecahan Masalah
Terapi pemecahan masalah (problem-solving therapy) merupakan salah satu bentuk
psikoterapi yang bertujuan untuk mengidentifikasi sekaligus mencari strategi yang tepat
dalam mengatasi masalah sehari-hari dalam ruang lingkup social. Terapi
Interpersonal,terapi ini menitikberatkan pada peningkatan kemampuan interpersonal
seseorang, dimana kelainan interaksi terhadap orang lain menjadi sumber masalah utama
dirinya mengalami depresi.
9. Terapi Psikodinamik
Terapi ini lebih fleksibel dan tidak terstruktur. Mengandalkan kemauan pasien untuk
mengutarakan apa pun yang ada di pikirannya secara terbuka tanpa ada interupsi dari
siapapun.
10. Obat Antidepresan
Ada berbagai jenis obat antidepresan yang tersedia, dengan tingkat keberhasilan dan efek
samping yang berbeda-beda pada tiap individu. Oleh karena itu, mungkin diperlukan
beberapa 'trial and error' hingga dapat menemukan obat antidepresan yang paling tepat.
11. Terapi Kejut Listrik
Ketika beberapa pengobatan gagal dan penderita depresi masih berniat bunuh diri, maka
cara mengatasi depresi utama yang masih tersisa yakni dengan terapi kejut listrik
(electroconvulsive therapy, ECT).Terapi ini dilakukan dengan terlebih dahulu memberikan
anetesi dan relaksan otot pada pasien. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cetusan
listrik ke otak melalui elektroda yang dipasang di kepala.

F. Pencegahan Depresi
Belum ada cara yang pasti untuk mencegah depresi. Akan tetapi, melakukan hal-hal berikut
ini yang mungkin dapat bermanfaat untuk mencegah datangnya depresi berkelanjutan:
1. Lakukan langkah-langkah pengendalian stres, untuk meningkatkan ketahanan dan
kepercayaan diri.
2. Dekatkan diri dengan keluarga dan teman, terutama pada masa-masa yang berat, untuk
menolong Anda melewatinya.
3. Segera mencari pengobatan saat tanda depresi paling awal muncul, untuk menolong
mencegah depresi bertambah berat.
4. Pertimbangkan untuk mendapatkan terapi pemeliharaan jangka panjang untuk mencegah
gejala depresi muncul kembali.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Stress, cemas, dan gelisah sebagai gejala depresi masih saja kita anggap sebagai bukan penyakit.
Padahal dibanding AIDS yang menjadi momok saat ini, stress dan depresi jauh lebih
bertanggung jawab terhadap banyaknya kematian. Sariawan, serangan jantung, susah tidur, usus
buntu, diabetes, asma,skizofrenia, gangguan pencernaan, dan bahkan kanker disinyalir berasal
dari depresi.
Depresi adalah gangguan mood. Kata “mood” menggambarkan emosi seseorang, serangkaian
perasaan yang menggambarkan kenyamanan atau ketidaknyamanan emosi. Kadang-kadang,
mood diartikan sebagai emosi yang bertahan lama yang mewarnai kehidupan dan keadaan
kejiwaan seseorang
Mood berbeda dengan emosi. Emosi biasanya berlangsung sementara .emosi kita terus menerus
menanggapi berbagai gagasan, kegiatan, dan keadaan social yang kita hadapi sepanjang hari.
Saran
Dalam menghindari depresi marilah kita untuk selalu berpikiran positif terhadap apa yang terjadi
dan dialami, serta marilah melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat.

Daftar Pustaka
Lumongga Namora. (2009). Depresi Tinjauan Psikologis, Jakarta: Kencana
Pranada.http://artikelkesmas.blogspot.com/2013/01/makalah-psikologi-kesehatan-depresi.html?
m=1
Psychiatric Association. Depressive disorders. Dalam: Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorders. Washington DC: American Psychiatric Publishing; 2013. h. 155-88.
Lyness J, Roy-Byrne P, Solomon D. Unipolar depression in adults: Assessment and diagnosis.
UpToDate. 2016. Diakses dari: https://www.uptodate.com/contents/unipolar-depression-in-
adults-assessment-and-diagnosis
Depression 2018 : https://jurnal.ugm.ac.id/jpsi/article/view/7033/5485

Anda mungkin juga menyukai