Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol, 6, No.

2
ARTIKEL PENELITIAN

EFEKTIVITAS KERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP


RUMAH SAKIT UMUM MAYJEN H.A. THALIB
KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

Yulmawati*, Menkher Manjas**, Hafni Bachtiar**

ABSTRAK

Pelayanan keperawatan adalah salah satu pelayanan rumah sakit yang berkewajiban memberi pelayanan
kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi, dan efektif. Ukuran pencapaian suatu tugas atau tujuan disebut
efektivitas kerja dengan faktor yang mempengaruhinya adalah produksi, efisiensi, kepuasan, adaptasi,
perkembangan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kerja perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit
Umum Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi Tahun 2011 dengan desain potong lintang.
Penelitian ini dilakukan pada 55 orang perawat rawat inap yang dipilih memakai teknik proporsional simple
random sampling.
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa perawat yang memiliki efektivitas kerja baik sebanyak 50.9%,
produksi baik 58.2%, efisiensi baik 54.5%, kepuasan baik 54.4%, adaptasi baik 58.2% dan perkembangan baik
50.9%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel yang memiliki hubungan yang bermakna
dengan efektivitas kerja perawat adalah produksi, efisiensi, perkembangan dengan nilai p<0.05. Sedangkan
variabel kepuasan dan adaptasi tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan efektivitas kerja dengan nilai
p>0.05.
Implikasinya adalah diharapkan rumah sakit memperhatikan aspek yang bisa meningkatkan efektivitas
kerja perawat serta melakukan pembenahan terhadap aspek tersebut sehingga pencapaian tujuan rumah sakit
memang bisa terukur dari efektivitas kerja perawatnya.

KataKunci :Pelayanan keperawatan, efektivitas, produksi

ABSTRACT

Nursing care is one of hospital services which provids safe, quality, anti-discrimination, and effective
health care. The measurement of an achievement of a task or purpose referred to the effectiveness of work factors
which influence it is production, efficiency, satisfaction, adaptation, development. The research was to examine
the effectiveness of nurses working at medical care unit of public hospital Mayjen H.A. Thalib of Kerinci Province
of Jambi in 201 1 with cross sectional design. This research was done in 55 nurses who serve at medical care unit
that were choose using proportional simple random sampling technique.
The results of this research found that nurses who have a good working effectiveness 50.9%, good
production 58.2%, good efficiency 54.5%, good level satisfaction 54.4%, good adaptation 58.2% and good
development 50.9%. The results of bivariate analysis found that variables have a significant relationship with
effectiveness working of nurses is production, effectiveness, and efficiency with p values<0.05. Meanwhile,
satisfaction and adaptativeness variabels don't have a significant relationship with effectiveness working of nurses
withpvalues>0.05.
The impact of this research expected the hospital could pay attention to the aspects that enhance the
nurse's working effectiveness and make corrections to these aspects so that the achievement of the hospital's goals
can be measured from the nurse's effectiveness.

Keywords : nursing service, effectiveness, production.

* Pegawai RSU Mayjen H.A. Thalib Kerinci Jambi (email : yulmawatielia@yahoo.com)


** Dosen Program Pascasarjana Universitas Andalas Padang

67
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

Pendahuluan H.A. Thalib Kabupaten Kerinci?


Undang-undang tentang rumah sakit pasal
13 ayat (3) mengatur setiap tenaga kesehatan yang Metode
bekerja di rumah sakit harus bekerja sesuai dengan Jenis penelitian ini adalah observasional
standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, dengan rancangan potong lintang (cross sectional
standar prosedur operasional yang berlaku, etika study). Unit analisis pada penelitian ini adalah
profesi, menghormati hak pasien dan perawat yang bekerja di instalasi rawat inap RSU
mengutamakan keselamatan pasien.(Menkumham, Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci Sampel
2009)1. Pekerjaan perawat sesuai dengan standar sebanyak 55 orang diambil dengan menggunakan
yang berlaku dilakukan agar terwujud pelayanan teknik proporsionalsimple random sampling.
berkualitas sebagaimana menjadi tujuan pelayanan Penelitian dilaksanakan pada bulan
pada Rumah Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib Pebruari - Juni 2011. Variabel yang diamati adalah
Kerinci. Suatu ukuran tentang pencapaian suatu efektivitas kerja, produksi {production), efisiensi
tugas atau tujuan disebut efektivitas kerja {efficiency), kepuasan {satisfaction), adaptasi
(Schemerhorn sebagaimana dikutip oleh Sutrisno, {adaptiveness) dan perkembangan {development).
2010)7 Pada observasi yang dilakukan di beberapa Data dalam penelitian ini dikumpulkan
ruangan rawat inap, terlihat bahwa peralatan yang melalui wawancara langsung kepada responden
ada pada saat ini dalam jumlah yang masih kurang, berdasarkan kuesioner. Dalam mengumpulkan data
terutama peralatan penunjang medis seperti alat ini, peneliti dibantu oleh seorang petugas yang sudah
EKG (Elektro Kardio Graff), peralatan personal diberi pengetahuan tentang pengisian kuesioner
hygiene pasien seperti pispot dan stik laken. penelitian. Data diolah dengan tahap editing,
Kenyataan ini dapat mempengaruhi efektivitas kerja coding, entiy, cleaning. Selanjutnya dilakukan
perawat. analisis data. Analisis univariat untuk mengetahui
Gibsons et al (1994) menyatakan bahwa distribusi frequensi/proporsi masing-masing
faktor penting yang sangat mempengaruhi variabel yang diteliti.Analisis bivariat untuk melihat
efektivitas kerja adalah kemampuan produksi, hubungan variabel independen dengan variabel
efisiensi, kepuasan, adaptasi lingkungan dan dependen, dengan menggunakan uji Chi-Square.
pengembangan.3 Rumah Sakit Umum Mayjen H.A. Analisis multivariat untuk mengetahui variabel
Thalib Kabupaten Kerinci dalam waktu lima tahun independen yang rnana yang lebih erat hubungannya
terakhir tidak pernah menganggarkan dana khusus dengan variabel dependen dengan menggunakan uji
untuk pengembangan pendidikan bagi regresi logistik {logistic regression).
karyawannya, terutama pendidikan pada bidang
keperawatan. Hal ini menyebabkan terbatasnya Hasil dan Pembahasan
SDM yang berkualitas untuk menghasilkan hasil Deskripsi Objek Penelitian
kerja berkualitas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Pencapaian mutu pelayanan keperawatan dilakukan melalui kuesioner, diketahui sebanyak
juga dapat dilihat dari indikator mutu pelayanan 72.7% responden yang memiliki jenis kelamin
keperawatan berupa angka dekubitus, dan plebitis"\ wanita.Usia responden terbanyak yaitu sebanyak
Dalam tahun 2010 tercatat angka dekubitus 52.7% yang berumur antara 20 tahun sampai 29
sebanyak 19 kasus, dan angka plebitis sebanyak tahun. Status perkawinan responden terbanyak yaitu
2115 kasus atau sebanyak 23,39% dari jumlah sebanyak 81.8% responden yang memiliki status
kunjungan. perkawinan telah kawin. Sebanyak 56.4%
Berdasarkan permasalahan diatas, perlu responden yang memiliki masa kerja lebih dari 6
untuk menganalisis lebih jauh efektivitas kerja tahun, dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah
perawat dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. sebanyak 81.8% responden memiliki pendidikan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Dili AKPER/AKB1D. Dengan status sebanyak
faktor yang berhubungan dan mempengaruhi 76.4% responden memiliki status PNS (Pegawai
efektivitas kerja perawat di instalasi rawat inap RSU Negeri Sipil).
Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci. Rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada Efektivitas Kerja
hubungan yang signifikan antara produksi Efektivitas kerja merupakan suatu ukuran
(production), efisiensi (efficiency), kepuasan tentang pencapaian suatu tugas atau tujuan
(,satisfaction), adaptasi (adaptiveness ) dan (Schemerhorn dikutip Sutrisno, 20 10).2 Pada
perkembangan (development) dengan efektivitas instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Mayjen
kerja perawat di instalasi rawat inap RSU Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci, dari pencapaian

68
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

efektivitas kerja baik sebanyak 50.9% salah ketika pihak manajemen rumah sakit
menunjukkan pemahaman perawat akan Standar melibatkan perawat untuk melakukan tugas
Asuhan Keperawatan tidak sebaik pemahaman administratif lainnya, walaupun dengan maksud
mereka terhadap standar profesi. untuk menjalankan kegiatan rumah sakit.
Standar Asuhan Keperawatan tidak akan Terlibatnya perawat dalam kegiatan ini akan
berjalan dengan baik jika hanya dilakukan oleh membuat kosentrasi kerja perawat bercabang dan
perawat tanpa adanya monitoring dan evaluasi dari pencapaian tujuan pelaksanaan tugas perawat
rumah sakit. Pentingnya monitoring dan evaluasi menjadi tidak maksimal. Untuk mengatasi hal ini,
terhadap Standar Asuhan Keperawatan yang ada rumah sakit diupayakan lebih memperhatikansetiap
akan memberi pemahaman kepada perawat bahwa tugas yang dibebankan kepada perawat, agar jangan
Standar Asuhan Keperawatan merupakan alat ukur, terjadi tumpang tindih pekerjaan perawat dengan
berfungsi sebagai pedoman maupun tolok ukur pekerjaan profesi lainnya. Dengan demikian
dalam pelaksanaan proses pelayanan keperawatan. kemampuan produksi kerja perawat diharapkan
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Standar meningkat dimasa yang akan datang.
Asuhan Keperawatan juga dimaksudkan untuk Pembuktian atas hipotesis secara statistik
meningkatkan persentase efektivitas kerja perawat menyimpulkan bahwa terdapat hubungan produksi
yang ada saat ini. dengan efektivitas kerja. Hubungan produksi
Sebagaimana yang telah diatur dalam dengan efektivitas kerja menunjukkan semakin
Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang tinggi kemampuan produksi semakin tinggi pula
rumah sakit bahwa salah satu tujuan pencapaian efektivitas kerjanya.
penyelenggaraan rumah sakit adalah meningkatkan
mutu dan mempertahankan standar pelayanan Hubungan Efisiensi dengan Efektivitas Kerja
kesehatan. Agar mempercepat pencapaian tujuan Perawat di instalasi rawat inap Rumah
ini, rumah sakit juga bisa menerapkan MPKP Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib Kabupaten
(Model Praktek Keperawatan Profesional) dalam Kerinci memiliki efisiensi baik sebanyak 54.5%.
pelayanan keperawatan dan segera melakukan Efektivitas kerja yang baik lebih tinggi pada
akreditasi. Semua ini dengan tujuan untuk efisiensi yang baik dibandingkan dengan efisiensi
meningkatkan efektivitas kerja perawat di instalasi kurang, yaitu 70.0%:28.0%. Secara statistik,
rawat inap Rumah Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib perbedaan ini bermakna dengan nilai p=0.005 .
Kabupaten Kerinci dimasa yang akan datang. Hubungan efisiensi dengan efektifitas keija
perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Umurn
Hubungan Produksi dengan Efektivitas Kerja Mayjen H.A. Thalib Kabupaten Kerinci
Perawat di instalasi rawat inap Rumah ditimbulkan dengan pengaturan jam kerja bagi
Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib Kabupaten perawat sehingga perawat bisa memanfaatkan jam
Kerinci memiliki kemampuan produksi baik kerja semestinya demikianjuga dengan sarana kerja
sebanyak 58.2%. Efektivitas kerja yang baik lebih yang disediakan walaupun masih ada yang harus
tinggi pada produksi yang baik dibandingkan disesuaikan dengan kebutuhan fasilitas kerja
dengan produksi kurang, yaitu 65.6% : 30.4%. perawat.
Secara statistik, perbedaan ini bermakna dengan Jam kerja perawat sesuai dengan jumlah
nilaip=0.021. pasien yang dilayani akan membuat pelayanan yang
Gibson, et al (1985) mengatakan bahwa diberikan lebih baik karena jam kerja yang sesuai
produksi mencerminkan kemampuan organisasi dengan beban kerja akan menghasilkan pelayanan
untuk menghasilkan barang ataupun jasa sesuai yang optimal. Aspek penting lain yang juga hams
dengan permintaan lingkungan.4 Tugas utama yang diperhatikan adalah sarana kerja. Dalam pelayanan
dimiliki oleh perawat adalah memberikan keperawatan, peralatan yang dibutuhkan adalah
pelayanan keperawatan kepada pasien, baik untuk peralatan yang sesuai dengan standar peralatan
kesembuhan ataupun pemulihan status fisik dan sebagaimana yang menjadi kebutuhan perawat.
mental pasien; memberikan pelayanan lain bagi Peralatan keperawatan yang ditemui di
kenyamanan dan keamanan pasien, seperti penataan instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Mayjen
tempat tidur dan lain-lain; melakukan tugas-tugas H.A. Thalib Kabupaten Kerinci pada saat ini dalam
administratif.5 jumlah dan kualitas yang masih kurang. Walaupun
Tugas administratif menjadi tugas perawat rumah sakit telah menyediakan fasilitas peralatan
yang dimaksud adalah tugas mendokumentasikan dalam menunjang pekerjaan perawat. Namun
segala sesuatu yang berkenaan dengan pelaksanaan peralatan yang disediakan belum sesuai dengan
pelayanan keperawatan. Pengertian ini menjadi kebutuhan keperawatan. Peralatan dengan jumlah

69
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

yang kurang akan mengganggu kelancaran nantinya menunjukkan bahwa jumlah tenaga
pelayanan dan akan mengakibatkanpelayanan yang perawat di instalasi rawat inap memang kurang
diberikan menjadi lama serta menimbulkankeluhan disarankan rumah sakit dapat mempertimbangkan
bagi pasien. Diupayakan rumah sakit melakukan untuk melakukan penambahan tenaga perawat. Hal
perencanaan peralatan sesuai dengan kebutuhan ini dimaksudkan agar pelaksanaan pekerjaan
pelayanan guna menunjang pelaksanaan kerja perawat bisa berjalan dengan baik dan pada
sesuai standar Departemen Kesehatan RI. Peralatan akhirnya akan meningkatkan kepuasan kerja dan
yang sudah ada, secara terns menerus hendaknya juga akan meningkatkan efektivitas kerja perawat.
dilakukan perbaikan agar selalu dalam keadaan siap
pakai, bisa dipercaya keakuratannya dalam HubunganAdaptasidengan Efektivitas Kerja
menegakkan diagnosa keperawatan. Dengan Perawat di instalasi rawat inap Rumah
demikian efisiensi kerja perawat dapat lebih Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib Kabupaten
ditingkatkan. Kerinci memiliki adaptasi baik sebanyak 58.2%.
Efektivitas kerja yang baik lebih tinggi pada
Hubungan Kepuasan dengan Efektivitas Kerja adaptasi yang baik dibandingkan dengan adaptasi
Perawat di instalasi rawat inap Rumah kurang, yaitu 59.4%: 39.1%. Secara statistik,
Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib Kabupaten perbedaan ini tidak bermakna dengan nilai p=0.227.
Kerinci memiliki kepuasan baik sebanyak 54.4%. Gibson et al (1985) menyatakan jika
Efektivitas kerja yang baik lebih tinggi pada sampai tingkatan tertentu organisasi tersebut tidak
kepuasan yang baik dibandingkan dengan kepuasan dapat atau tidak beradaptasi, maka kelangsungan
kurang, yaitu 61.3% : 37.5%. hidupnya dalam bahaya.4 Aspek adaptasi perawat di
Rivai (2006) mengatakan bahwa kepuasan instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Mayjen
kerja adalah penilaian dari pekerja tentang seberapa H.A. Thalib Kabupaten Kerinci yang nilai kurang
jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan dan perlu diperhatikan adalah upaya atasan
kebutuhannya.6 Hasil penilaian responden terhadap membantu perawat mencari jalan keluar kesulitan,
kepuasan yang baik merupakan gambaran adanya baik dalam pekerjaan ataupun dalam persoalan
sikap kerja yang baik dari setiap perawat dan adanya keluarga. Setiap persoalan yang ditimbulkan oleh
perhatian dari rumah sakit dalam aspek pekerjaan, hendaknya bisa dikomunikasikan
kesejahteraan kerja perawat. Hal ini perlu dengan atasan dengan demikian rentang kendali
dipertahankan dan ditingkatkan di masa yang akan manajemen akan berjalan dengan baik. Berbagai
datang. cara bisa dilakukan untuk memecahkan setiap
Berdasarkan perhitungan c hi-square, persoalan secara bersama-sama misalnya diskusi
variabel kepuasan tidak memiliki hubungan yang dan melakukan pertemuan mingguan atau bulanan
bermakna dengan efektivitas kerja dengan nilai untuk setiap perawat serta atasan pada masing-
p=0. 139. Perawat di instalasi rawat inap Rumah masing unit yang dipimpinnya. Dari pertemuan
Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib Kabupaten yang dilakukan diharapkan dapat mencari sulosi,
Kerinci juga menunjukkan masih ada yang kurang menjawab setiap permasalahan, keluhan-keluhan,
puas terhadap hasil kerjanya. Hasibuan (2009) kendala-kendala yang ditemui dan dihadapi. Serta
mengatakan bahwa kepuasan kerja karyawan harus apa yang menjadi harapan atasan pada bawahannya
diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dalam melaksanakan pekerjaan. Atasan hendaknya
dedikasi, kecintaan dan kedisiplinan karyawan juga mampu menambah pengetahuan, wawasan dan
meningkat.7 kemampuan manajerialnya melalui berbagai media.
Rumah sakit pada saat ini memiliki jumlah Rumah Sakit diupayakan untuk
tenaga perawat yang masih kurang dari standar yang memperhatikan penempatan setiap kepala ruangan
ditetapkan oleh Depkes RI. Keadaan ini akan yang menjadi atasan bagi perawat di ruangan.
meningkatkan beban kerja bagi perawat. Beban Dengan demikian diharapkan setiap atasan dapat
kerja yang tidak sesuai dengan jam kerja tersedia menjalankan fungsi monitoring dan evaluasinya
akan menghasilkan hasil kerja yang tidak maksimal. serta adanya tindak lanjut dalam memecahkan
Untuk itu diupayakan rumahsakit bisa menganalisis setiap persoalan yang muncul agar tidak sampai
kembali kebutuhan tenaga pada instalasi rawat inap mengganggu pelayanan. Adanya rentang kendali
sesuai dengan perencanaan ketenagaan di setiap seperti ini akan menimbulkan hubungan kerja yang
unit kerja yang meliputi jumlah dan kualifikasi baik antar sesama rekan kerja, atasan dan pimpinan
tenaga berdasarkan standar ketenagaan dan rumahsakit.
kebutuhan jenis pelayanan. Jika hasil analisis

70
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

Hubungan Perkembangan dengan Efektivitas untuk pengembangan pendidikan tersebut. Dana


Kerja yang disediakan untuk pengembangan SDM akan
Perawat di instalasi rawat inap Rumah menjadi investasi bagi rumah sakit. Perlu disadari,
Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib Kabupaten bahwa SDM rumah sakit tidak bisa didapat dengan
Kerinci memiliki perkembangan baik sebanyak inst an. Rumah Sakit harus berupaya
50.9%. Efektivitas kerja yang baik lebih tinggi pada mengembangkan SDM-nya jika ingin memiliki
perkembangan yang baik dibandingkan dengan SDM dengan kualitas yang diharapkan nantinya
perkembangan kurang, yaitu 75.0% : 25.9%. akan menghasilkan hasil kerja yang berkualitas dan
Secara statistik, perbedaan ini bermakna dengan mampu meningkatkan efektivitas kerja perawat di
nilai p=0.001. Perkembangan (development) instalasi rawat inap menjadi lebihbaik di masa yang
merupakan variabel yang memiliki hubungan akan datang.
paling erat terhadap efektivitas kerja perawat di
instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Mayjen Kesimpulan dan Saran
H.A. Thalib Kabupaten Kerinci dengan nilai Efektivitas kerja perawat di instalasi rawat
signifikansi secara statistik sebesar 0.000 atau < inap Rumah Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib
0.05. Kabupaten Kerinci baik sebanyak 50.9%,
Gibson et al (1985) mengatakan bahwa kemampuan produksi {production ) perawat
suatu organisasi harus melakukan pengembangan terkesan baik sebanyak 58.2%, efisiensi (efficiency)
untuk kelangsungan hidup jangka panjangnya. yang dimiliki perawat terkesan baik sebanyak
Usaha-usaha pengembangan yang lazim ialah 54.5%, kepuasan (satisfaction) kerja perawat
program pelatihan bagi manajerial, tetapi akhir- terkesan baik sebanyak 54.4%, adaptasi
akhir ini cara pengembangan organisasi telah {adaptiveness) yang dimiliki perawat terkesan baik
berkembang meliputi sejumlah pendekatan sebanyak 58.2%, perkembangan {development)
psikologis dan sosiologis.4 Hasibuan (2009) baik sebanyak 50.9% dan memiliki hubungan
menyatakan bahwa tujuan pengembangan adalah paling erat terhadap efektivitas kerja perawat di
meningkatkan produktivitas kerja karyawan. instalasi rawat inap Rumah Sakit Umum Mayjen
Dengan pengembangan kualitas dan kuantitas H.A. Thalib Kabupaten Kerinci.
produksi semakin baik, karena technical skill, Variabel yang memiliki hubungan yang
human skill, dan managerial skill karyawan bermakna dengan efektivitas kerja perawat adalah
semakin baik.7 produksi, efisiensi, perkembangan dengan nilai
Pengembangan yang dilakukan rumahsakit p<0.05. Sedangkan variabel kepuasan dan adaptasi
terhadap perawat pada saat ini belum optimal. Data tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan
perawat berdasarkan pendidikan menyatakan efektivitas kerja dengan nilai p>0.05.
bahwa dari jumlah perawat sebanyak 185 orang, Diharapkan rumah sakit memperhatikan
masih ada yang berpendidikan SPK sebanyak 21 aspek yang bisa meningkatkan efektivitas kerja
orang (11.4%). Tingkat pengetahuan yang standar perawat serta melakukan pembenahan terhadap
akan membuat perawat terus menerus berpedoman aspek tersebut sehingga pencapaian tujuan rumah
kepada keterampilan dan pengetahuan bawaan sakit memang bisa terukur dari efektivitas kerja
selama mereka menjalani pendidikan. perawatnya.
Mengingat pentingnya aspek pengembangan Bagi Pemerintah Daerah Kerinci,
perawat dalam pelayanan kesehatan pada rawat inap diupayakan untuk memberikan perhatian kepada
serta rumah sakit umumnya, maka rumah sakit kemajuan Rumah Sakit Umum Mayjen H.A. Thalib
diupayakan untuk lebih memperhatikan aspek ini. Kerinci, mempercepat proses pengelolaan
Rumah sakit diharapkan bisa memberi izin keuangan sepenuhnya mengacu kepada Badan
melanjutkan pendidikan bagi perawatnya. Secara Layanan Umum Daerah (BLUD) agar pelayanan
bertahap, rumah sakit juga diharapkan dapat yang diberikan dapat meningkatkan derajat
menyediakan dana khusus untuk pengembangan kesehatan masyarakat Kerinci.
pendidikan karyawannya terutama diprioritaskan Dengan penelitian ini, peneliti mempunyai
pada perawat dengan tingkat pendidikan yang wawasan yang lebih luas tentang efektivitas kerja
dinilai masih rendah. Dengan sistem pengelolaan perawat dan banyak terlihat aspek yang harus diteliti
keuangan BLUD pada rumah sakit akan memberi namun karena keterbatasan waktu, peneliti belum
keleluasaan rumah sakit dalam menyediakan dana dapat melakukannya.

71
Jurnal Kesehatan Masyarakat, Maret 2012-September 2012, Vol. 6, No.2

Daftar Pustaka
1. Menkumham. Undang-Undang RI No. 44 tahun Aditama, Y T. ManajemenAdministrasi Rumah
2009 tentang Rumah Sakit, Menkumham, 2009 5. Sakit, UIPress,Jakarta, 2007
Schernerhorn dalam Sutrisno, E. Budaya Rivai, V. Kepemimpinan dan Perilaku
2. Organisasi, Kencana, Jakarta, 20 10 6. Organisasi, Rajawali Press, Jakarta, 2006
Gibson, et al. Organisasi dan Manajemen Hasibuan, M S.P. Manajemen Sumber Daya
3. Perilaku Struktur Proses, (Terjemahan), 7. Manusia, BumiAksara, Jakarta, 2009
Erlangga, Jakarta, 1994
Gibson, et al. Organisasi Perilaku Struktur
4. Proses, Erlangga, Jakarta, 1985

72

Anda mungkin juga menyukai