Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern telah menyudutkan

kita ke titik di mana keserasian hidup di antara sesama bergantung banyak kepada

pengenalan akan keyakinan sesama manusia itu. Dalam kenyataannya manusia

pada umumnya mempunyai pengertian yang dangkal perihal agamanya sendiri

maupun agama sesamanya, maka wajar apabila ketegangan kerap kali timbul

disebabkan oleh kesalahpahaman yang tak mempunyai dasar agamawi sama

sekali. Itulah sebabnya maka Ilmu Perbandingan Agama merupakan suatu studi

yang sangat diperlukan dewasa ini. Namun suatu sistem dan metode yang relevan

dengan isi agama perlu dikembangkan.

Plurilsme yang ada di indonesia merupakan sebuah konsekuensi logis dari

keberanian indonesia mengusung satu sistem negara demokrasi. Mengapa

demikian, indonesia yang punya ribuan pulau dan memiliki keberagaman suku,

adat, budaya serta khususnya Agama tentu harus memiliki sistem yang kompeten

untuk mempayungi berbagai keragaman di Indonesia. Dan Demokrasi untuk

sementara ini merupakan jawaban terbaik dari semua kenyataan tersebut. Dari situ

kita harus bisa paham bahwa, pluralisme adalah satu kenyataan yang harus kita

sepakati untuk terus hidup dan berkembang agar keberagaman di Indonesia bisa

terus terjaga sebagai sebuah Hukum Allah yang ada di Bumi Indonesia.

Menjaga plularisme yang ada di indonesia bukan lah hal yang terjadi

dengan Alamiah. Tetapi, ia harus terus di semangati oleh berbagai macam usaha

1
kita agar keberagaman yang ada di Negeri ini bisa terus terawat dalam jangka

waktu yang akan lama. Di sini kita membutuhkan satu usaha serta keberanian

lebih agar setiap usaha menjaga keberagaman khusus nya agama bisa terus hidup

diruang publik. Dan kehadiran jurusan Study Agama-agama yang di pelopori oleh

Mukti Ali di masa lalu adalah sebuah hadiah dari perjalanan panjang merenungi

bangsa ini dengan keragaman agamanya dan kita yang hidup di zaman sekarang

harys terus menseriusi melanjutkan perjuangan membumikan semnagat toleransi

yang ada di indonesia.1

Ilmu Perbandingan Agama adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan

yang berusaha untuk memahami gejala-gejala keagamaan dari suatu kepercayaan

(agama) dalam hubungannya dengan agama lain. Pemahaman ini mencakup

persamaan (kesejajaran) dan perbedaannya. Selanjutnya dengan pembahasan

tersebut, struktur yang asasi dari pengalaman keagamaan manusia dan pentingnya

bagi hidup dan kehidupan manusia dapat dipelajari dan dinilai 2Obyek Ilmu

Perbandingan Agama adalah  pertanyaan-pertanyaan yang bersifat fundmental dan

universal dari tiap-tiap agama. Beberapa pertanyaan tersebut akan akan dijawab

sesuai dengan ajaran agama masing-masing.3

Jurusan Study Agama-agama yang mempelajari berbagai macam hal

tentang agama-agama harus lah memaknai dirinya sebagai sebuah instrumen

untuk sampai pada tataran dari pada tujuan serta cita-cita study agama itu sendiri,

terkhususnya mahasiswa nya. Mahasiswa UIN Ar-Raniry dan khususnya

1
https://fatihsaputro.wordpress.com/fakta-fakta-unik/sejarah-dan-perkembangan-agama-di-
indonesia/
2
Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama, (Yogyakarta: Yayasan Nida kompleks IAIN Yogya),
Halaman 5
3
Ibid, Halaman 7

2
mahasiswa Study Agama-Agama harus bisa memahami bahwa jurusan Study

agama-agama dan mempelajarinya dengan serius harus bisa sampai pada tahap

bisa memaknai Keberagaman Agama-agama yang ada di Indonesia adalah sebuah

Hukum Allah yang tidak bisa kita hindari. Ini menjadi point penting, mengingat

hari ini banyak kita lihat mahasiswa-mahasiswa UIN Ar-Raniry dan khusunya

mahasiswa study agama belum bisa menempatkan diri mereka diposisi ideal

ketika mengkaji agama-agama. Maksudnya, hari ini kita harus memahami bahwa

mahasiswa-mahasiswa yang sedang belajar agama-agama harus bisa

menempatkan diri mereka ketika beragama bisa sejajar dengan agama-agama lain.

Bukan bermaksud menyamakan semua agama sama, namun mempelajari agama-

agama lain dalam satu forum akademis harus lah bisa jujur dalam mempelajari

semua agama tanpa merasa paling benar satu sama lain.

Mengeluarkan satu opini diatas bukanlah hal yang disengaja atau tanpa

bukti belaka. Mengingat, ada satu penelitian ilmiah yang dilakukan beberpa orang

ahli yang menemukan satu fakta bahwa salah satu dosen Pendidikan agama Islam

fakultas tarbiyah UIN Ar-Raniry Banda Aceh telah melakukan penyebaran

radikalisasi ber agama secara paham dan gerakan kepada mahasiswanya secara

spordadis dan itu menjadi bahaya besar bagi kampus dan negara yang sedang

semangat mengkampanyekan tolernsi beragama yang ada di indonesia.

Dari masalah diatas lah yang menjadi latar belakang untuk meneliti serta

mendeskripsikan bagaimana persepsi sebenarnya mahasiswa UIN Ar-Raniry

khususnya Pendidikan Agama Islam dan Study Agama-Agama memahami

keberagaman Agama-Agama yang ada di Indonesia serta mencoba membuktikan

3
salah satu penelitian yang menyebut bahwa salah satu dosen Pendidikan Agama

Islam telah melakukan penyebaran radikalisasi yang ada di kampus.

B. Fokus Penelitian

Kajian ini berusaha fokus pada persepsi mahasiswa UIN Ar-Raniry banda

aceh tepatnya jurusan Pendidikan agama Islam Fakultas tarbiyah dan Jurusan

study agama-agama Fakultas Ushuluddin terhadap keberagaman agama-agama

yang ada di indonesia. Indonesia sebagai negara yang sangat beragam terhadap

keberadaan agama-agama telah memberkan ruang bagi pluralisme hidup di

indonesia untuk mencapai satu sikap Toleransi beragama di indonesia. Namun,

keberagama agama-agama yang ada di indonesia juga tak selalu di indahkan oleh

masyarakat kita hingga begitu fanatik hingga berujung pada sikap radikalisme ber

agama terutama dikampus-kampus. Dan kajian ini mencoba meneliti bagaimana

persepsi mahasiswa UIN Ar-Raniry terhadap keberagaman Agama-Agama yang

ada di idonesia dan mencari akar radikalisme yang ada dikampus.

Penelitian ini berusaha untuk menemukan berbagai pola persepsi

Mahasiswa Uin Ar-Raniry banda aceh terhadap keberagaman agama-agama yang

ada di indonesia. Tentunya persepsi negatif dan positif cenderung mempengaruhi

hasil penelitian ini nantinya. Hal ini diakibatkan pola pikir Mahasiswa tentang

keberagaman Agama-Agama yang ada di indonesia sulit dibendung oleh semangat

fanitisme beragama yang sering di dengungkan diberbagai tempat terutama

dikampus. Sehingga kajian ini berusaha untuk memadukan analisis filosofis

dengan fakta sosial di era modern.

4
Persoalan Keberagaman Agama-Agama yang ada dindonesia ini sangat

penting untuk dikaji. Apa lagi melihat bagaimana persepsi mahasiswa Uin Ar-

Raniry banda Aceh terhadap beragam nya agama-agama di indonesia. Indonesia

sebagai negara yang Multikultur dan Multiagama harus dipahami sebagai sebuah

kenyataan yang tak terbantahkan lagi, hingga sikap-sikap menghargai dan

menjunjung tinggi Toleransi harus selalu dimiliki oleh rakyatnya, terlenih

mahasiswa sebagai insan akademis yang menjadi corong bagi masyrakat harus

selalu menjadi lokomotif utama untuk melakukan sosialisasi Toleransi beragama,

jangan malah terjebak dalam gerakan-gerakan radikalisme beragama yang ada di

indonesia terlebih dikampus.

C. Rumusan Masalah

Arah penelitian ini berusaha untuk menemukan hasil penelitian yang

sesuai dengan objek kajian yang telah peneliti tentukan. Sehingga, persoalan-

persoalan tentang persepsi Mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh mengenai

Keberagamaan Agama-Agama di Indonesia melalui rumusan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah fenomena keberaagamaan yang ada di indonesia ?

2. Bagaimanakah persepsi Mahasiswa Uin Ar-Raniry banda aceh terhadap

keberagaman Agama-agama di Indonesia ?

3. Bagaimanakah pengaruh keberagamaan agama-agama di Indonesia

terhadap benih-benih radikalisme di aceh ?

D. Tujuan Penelitian

1. Memahami fenomena keberagamaan yang ada di indonesia.

5
2. Mengetahui persepsi mahasiswa Uin Ar-Raniry (Banda Aceh) mengenai

Keberagaman agama-agama di Indonesia dari tinjauan mahasiswa Jurusan

Pendidikan agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Mahasiswa Jurusan Study

Agama-Agama Fakultas Ushuluddin.

3. Menemukan tinjauan berbagai pengaruh Keberagaman Agama-Agama di

Indonesia bagi benih-benih radikalisme ber Agama.

6
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan jurnal yang dituliskan oleh Moh Abdul Kholiq Hasan

mahasiswa IAIN Surakarta dengan judul jurnalnya ” MERAJUT KERUKUNAN

DALAM KERAGAMAN AGAMA DI INDONESIA (Perspektif Nilai-Nilai Al-

Quran)” dalam jurnalnya ini membahas isu toleransi dan keragaman di indonesia

menggunakan pendekatan tematik dalam pembelajaran.

Toleransi dan keberagaman bahwa terdapat pemahaman, rasa saling

menghormati, dan apresiasi terhadap keragaman budaya bagian penting bagi

warga Negara untuk dapat hidup damai. Bergabagai budaya dengan memahami

dang menghormati sebagai hal penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara

agar hidup damai dan sejahtera baik lokal, nasional maupun global. Perlunya

menangani toleransi dan keberagaman di indonesia untuk membekali masyarkat

dari berbagai perbedaan dan keberagaman agar memiliki sikap toleran dan

kerukunan.4

Dalam jurnal yang dituliskan oleh Caslam yaitu dosen Fakultas UIN Sunan

Gunung Djati Bandung dengan judul Membangun Sikap Toleransi Beragama

Dalam Masyarakat Plural, didalam jurnalnya membahas tentang keyakinan

beragama dan bagaimana bertoleran dengan orang yang berbeda agama supaya

tidak ada terjadinya konflik.

Toleransi agama yang ideal mestinya dibangun melalui partipasi aktif

semua anggota masyarakat beragama yang beragam guna mencapai tujuan-tujuan


4
Moh Abdul Kholiq Hasan, Merajut Kerukunan Dalam Keragaman Agama Di Indonesia
(Perspektif Nilai-Nilai Al-Quran) , Institute Agama Islam Negeri Surakarta, Surakarta: 2017. Hal 10

7
yang sama atas dasar kebersamaan, sikap inklusif, rasa hirmat, dan salig paham

terkait pelaksanaan ritual dan diktrin-doktrin tertentu dari masing-masing agama.

Toleransi beragama tidak berarti bahwa seseorang yang telah mempunyai

keyakinan kemudian berpindah atau merubah keyakinannya, tidak pula

dimaksudkan untuk mengakui kebenaran semua agama atau kepercayaan

melainkan bahwa ia tetap pada suatu keyakinan yang diyakini keyakinannya, serta

memandang benar keyakinan orang lain. Masyarakat multikultural terpola oleh

keragaman budaya termasuk keragaman agama.5

Dalam jurnal yang ditulis oleh Ubed Abdilah Syarif Peneliti CSRC

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judu jurnalnya

METODE PENDIDIKAN KAJIAN AGAMA DI UNIVERSITAS: SEBUAH

ALTERNATIF yang mana didalam jurnanya membahas tentang bagaimana para

mahasiswa harus berkewajiban membuka wawasan nya tentang keberagaman ber

agama dan berbagi pengalaman sipiritual agama-agama. Selain itu, memahami

konsepsi universalitas agama-agama juga penting untuk memahami bahwa semua

agama punya satu titik temu yang menjadi esensi semua agama-agama. Ini

penting sebagai sebuah upaya mendoro para mahasiswa bersikap lebih inklusif

dalam praktik beragama.6

Pemahaman yang inklusif dalam beragama tentu cukup penting,

mengingat salah satu penelitian diatas menemukan bahwa terdapat 25 kampus

ternama yang terindikasi menyebar paham radikalisme beragama khususnya

islamisme. Motor yang menggerakkan nya pun cukup beragam, mulai dari Hizbut
5
Caslam, Membangun Sikap Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Plural, Fakultas Ushuluddin
UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bandung:2016. Hal 197
6
Ubed Abdilah Syarif, Metode Pendidikan Kajian Agama Di Universitas: Sebuah Alternatif,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, jakarta, 2017, hal 09

8
tahrir Indonesia sampai pada organisasi mahasiswa Kesatuan Aksi Mahasiswa

Islam (KAMMI) yang berafiliasi dengan salah satu partai politik di indonesia.

Dalam jurnal yang sama yang juga ditulis oleh Ubed Abdilah Syarif pada

point Kajian Agama, ia menyebutkan bahwa Beberapa perguruan tinggi umum

dibawah Kementerian Riset dan Teknologi, mengembangkan model kurikulum

materi mata kuliah agama secara berbeda-beda. Ada yang menekankan pada aspek

religiusitas (keagamaan) dan aspek-aspek etis universal dari agama-agama yang

“diakui” di Indonesia. Ada pula kampus yang mengembangkan aspek

pengetahuan agama dan pluralitas kebangsaan. Namun, secara umum universitas-

universitas umum masih memberikan mata kuliah agama atau pendidikan agama

kepada mahasiswa sesuai agama masing-masing dalam kelas terpisah. Mahasiswa

mengelompokkan diri sesuai agama masing-masing dan mengulang pelajaran-

pelajaran agama yang telah mereka pelajari sejak mengenal bangku sekolah, tentu

dengan kemasan dan penekanan sesuai kadar intelektualitas setara perguruan

tinggi. Di Perguruan Tinggi Negeri kebijakan mata kuliah agama sesuai agama

masing-masing mahasiswa ini berlaku baku.

Dalam Journal yang ditulis oleh Munawar Rahmat dengan judul Corak

berfikir Keagamaan Mahasiswa (Inklusif, ekklusif, liberal). Dia coba memetakan

corak keber agamaan mahasiswa menjadi dua kelompok: Pertama, yang

merupakan mayoritas adalah kelompok “common” Muslim, yakni para

mahasiswa Muslim yang mengamalkan ajaran Islam seadanya serta cenderung

tradisional dan konvensional. Sebagian mereka bahkan tidak begitu concern

terhadap agama. Adapun mereka yang peduli, seperti dapat kita saksikan,

9
hanyalah melaksanakan ajaran agama seadanya sebagaimana mereka terima dari

orang tua dan lingkungan sosial-keagamaan yang biasa. Mereka memang

mengamalkan ritual-ritual Islam yang pokok, seperti shalat dan puasa, tapi tidak

begitu bersemangat terhadap agama. Kedua, adalah para mahasiswa yang merasa

perlu mengembangkan dirinya, yang dalam konteks keagamaan untuk

meningkatkan pemahaman mereka tentang Islam, dan dalam konteks akademis

untuk meningkatkan kemampuan berorganisasi dan ketrampilan ilmiah.

Kelompok mahasiswa demikian cenderung memilih dan bergabung dengan

organisasi kemahasiswaan Islam, terutama Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), dan Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah (IMM). Keberhasilan para senior mereka menduduki jabatan-

jabatan publik dan politik semakin memperkuat mahasiswa Muslim memasuki

organisasi-organisasi kemahasiswaan Islam. (Dewasa ini banyak petinggi

eksekutif dan legislatif sebagai alumni HMI, PMII, dan IMM).7

khusus penelitian yang akan peneliti lakukan adalah mencoba mengggali

dan memahami bagaimana persepsi mahasiswa UIN A-Raniry Banda Aceh

terhadap keberagaman agama-agama yang ada di Indonesia, ini menjadi satu

pemahaman penting mengingat rentanya paham radikalisme dan kesesatan hadir

dan tumbuh dikalangan mahasiswa. Dan akhirnya, kita akan menemukan motif

dari pada radikalisme tersebut untuk sama-sama kurangi melalui metode-metode

pendidikan yang ada.

7
Munawar Rakhmat, Corak Berpikir Agama Mahasiswa Perguruan Tinggi Umum, Universitas
Pendidikan Indonesia, Jakarta, hal 18-19

10
E. Kerangka Teori

Dalam penelitian ini, peneliti ingin menggunakan teori fungsionalisme

strutural yang kemukakan oleh Talcott Parsons. Di penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis fenomena dalam penelitian yang terjadi di dalam kalangan siswa.

Menurut Talcott Parsons, tindakan sosial merupakan suatu proses dimana

aktor akan terlibat dalam proses pengambilan keputusan-keputusan saubjektif

tentang sarana atau cara untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Talcott

Parsons menjelaskan bahwa tindakan sosial memepunyai komponen seperti aktor,

sarana atau alat dan tujuan. 8

Talcott Parsons juga menjelaskan tentang fenomena adalah teori struktural

fungsionalisme pokok persoalan yang dikaji adalah adanya keteraturan sosial

(social order) dalam masyarakat. Talcott juga mengkaji tentang tindakan sosial

yang rasional dan sistem sosial. 9

Intisari pemikiran Talcott Parsons ditemukan didalam empat sistem

tindakan ciptaannya. Dengan asumsi yang dibuat Parsons dalam sistem

tindakannya. Parsons menemukana jawaban problem didalam fungsionalisme

struktural dengan asumsi sebagai berikut:

a. Sistem memiliki properti keteraturan dan bagian-bagian yang saling

tergantungan.

b. Sistem cenderung bergerak ke arah mempertahankan keteraturan diri

atau keseimbangan.

8
Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada: 2006. Hal 78-80
9
Wirawan, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma, Jakarta: Kencana Prenada Media Group:
2012. Hal 25

11
c. Sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan yang

teratur.

d. Sifat dasar bagian suatu sistem berpengaruh terhadap bentuk bagian

lainnya.

e. Sistem melihat batas-batas dengan lingkungan.

f. Alokasi dan integrasi merupakan dua proses fundamental yang di

perlukan untuk memelihara keseimbangan sistem.

g. Sistem cenderung menuju kearah pemeliharaan keseimbangan diri

yang mengikuti pemeliharaan batas dan pemeliharaan hubungan antara

bagian-bagian dengan keseluruhan sistem, dengan mengendalikan

lingkungan yang berbeda-beda dan mengedalikan kecenderungan

untuk merubah sistem dari dalam.10

Tindakan individu merupakan tindakan yang rasional. Hal itu disebabkan

karena setiap tindakan yang dilakukan oleh individu merupakan upaya untuk

mencapai tujuan atau sasaran yang diinginkan melalui sarana-sarana yang dirasa

tepat. Proses interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak diikuti oleh tindakan

atau aksi yang ditunjukkan oleh individu. Dalam teori aksi yang dikemukakan

oleh Talcott Parsons, individu melakukan suatu tindakan berdasarkan

pengalaman, persepsi, dan pemahaman.

Terkait dengan penelitian ini, dengan menggunakan teori tersebut

nantinya dapat menganalisis dan mengungkapkan bagaimana persepsi mahasiswa

10
George Ritzer, Teori Sosial Modern, Jakarta: Kencana Prenada Media Group: 2010. Hal 123

12
UIN Ar Raniry memahami Keberagaman agama-agama dan interaksi sosial

dengan muslim lain dalam konteks beda mazhab.

13
BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Zona penelitian yang akan dilakukan terdapat pada wilayah kampus UIN

Ar-Raniry Banda Aceh, tepatnya di Fakultas Tarbiyah dan Ushuluddin. Lokasi ini

sangat cocok kita jadikat sebagai laboratorium peneletian mengingat hasil salah

satu penelitian yang mengatakan tingginya potensi Radikalisme Beragama yang

ada di Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah..

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodolgi kualitatif yang mengkombinasikan

pendekatan penelitian kepustakaan (library reasearch) dengan penelitian lapangan

(feald reasearch). Dua pendektan penelitian tersebut nantinya akan disinergikan

melalui analisis filosofis dalam bentuk mendeskripsikan temuan-temuan

penelitian. 11

Berdasarkan jenis penelitian diatas nantinya akan menggiring peneliti

dalam mengidentifikasi dan menemukan serta mengolah data setelah diperoleh

dilapangan. Akurasi data penelitian nantinya juga dipengaruhi oleh metode dan

pendekatan penelitian seperti yang dideskripsikan diatas. Sehingga haluan

penelitian tidak mungkin keluar dari batasan-batasan yang terdapat pada

metodologi dan pendekatan seperti yang tertera diatas.

C. Informan Penelitian

1. Narasumber

11
Amin Abdullah, Islamic Sttudies Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-Interkonektif,
cet. III, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 39.

14
Narasumber yang akan ditemukan tentunya memiliki kualifikasi yang

mumpuni tentang agama, sosiolog, yang berada di Kampus UIN Ar-Raniry Banda

Aceh, sehingga kualitas data yang didapat dari narasumber bernilai valid sesuai

dengan hasil yang diharapkan.

2. Responden

Responden diperoleh dari beberapa masyarakat yang dipilih peneliti sesuai dengan

kualifikasi yang terdiri dari, pelaku transformasi wajah perempuan dewasa, dan

masyarakat umum yang tidak melakukan. Data-data yang diperoleh dari

responden ini nantinya akan dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan

hasil penelitian ini.

D. Sumber Data

1. Data Primer

Sumber data primer berasal dari hasil-hasil wawancara dari narasumber,

buku, jurnal, hingga hasil-hasil penelitian lainnya yang berkaitan dengan objek

kajian penelitian ini. data primer ini sangat menentukan kualitas hasil penelitian

nantinya. Dengan demikian tanpa data primer proses verifikasi tidak dapat

dilakukan.

2. Data Sekunder

Data sekunder meliputi majalah, koran, artikel, hingga foto-foto yang

mendukung dan sesuai dengan objek kajian penelitian ini. data sekunder

digunakan sebagai pendukungnya data primer. Dengan adanya data sekunder

maka data primer akan menjadi lebih lengkap dan sempurna secara kajian ilmiah.

15
E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan dengan maksud untuk mencapai misi

tertentu secara lisan. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberi jawaban atas

pertanyaan itu. metode ini digunakan untuk mendapatkan jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan.

Wawancara dilakukan melalui dua pendekatan. pendekatan pertama

disebut dengan wawancara terbuka. Pendekatan ini bertujuan untuk menemukan

data-data yang bersifat umum. Kemudian pendekatan kedua, yaitu awancara

secara tertutup. Wawancara pendekatan ini bertujuan untuk menemukan data-data

yang lebih konfrehensif dan bersifat khusus.

2. Observasi Partisipasi

Observasi partisipasi merupakan tehnik pengumpulan data yang digunakan

dalam menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan. Dan

peneliti menggunakan metode ini dalam penelitian guna memperoleh data yang

diharapkan menjadi lebih jelas dan terarah sesuai dengan apa ada dan ditemukan

dilapangan penelitian.

F. Teknik Analisis Data

1. Teknik Filosofis

Tehnik filosofis merupakan salah satu tehnik analisis data dalam mengurai

dan menemukan data-data yang bersifat filosofis. Artinya bahwa data-data yang

bersifat empiris atau bersifat fisik dapat ditarik makna secara abstrak sehingga

16
data tersebut dapat menemukan inti persoalan secara benar dalam kontek

universal. Selain dari itu tehnik filosofis ini dapat menentukan hasil penelitian

untuk mencapai kearifan dibalik proses menganalisa data.

2. Teknik Antropologis

Tehnik antropologis merupakan salah satu tehnik analisis data yang

bersumber dari gejala-gejala kemanusiaan yang terjadi pada suatu daerah. Tehnik

ini memberikan pengaruh dalam menemukan data-data yang bersifat empiris dan

mampu memberikan analisa yang bersifat konkret terhadap data penelitian yang

ingin dianalisis.

G. Verifikasi Data

1. Klasifikasi

Verifikasi data secara klasifikasi diartikan sebagai proses pengelompokan

data atau yang sering disebut proses pemilihan data sesuai dengan cirinya masing-

masing. Proses verifikasi data secara klasifikasi ini dapat memberikan kemudahan

bagi peneliti ketika ingin memilih dan memilah data-data penelitian yang telah

diperoleh, sehingga data-data penelitian tidak mengalami tumpang tindih atau

bercampur baur.

2. Verifikasi Mendalam

Verifikasi mendalam (indept of verification) merupakan salah satu proses

verifikasi data secara konprehensif dengan tingkat akurasi dan kecermatan yang

pasti. Sehingga, dalam verifikasi data yang bersifat verifikasi mendalam ini tidak

17
ditemukannya data-data yang bersifat umum, sebab fungsi verifikasi mendalam

ini berguna untuk mengolah data untuk meraih kepastian data yang semakin rinci.

3. Konklusi

Konklusi merupakan salah-satu proses verifikasi data yang berupaya

memberikan haluan untuk menentukan atau menyimpulkan suatu data penelitian

yang digunakan. Proses verifikasi dalam bentuk ini berfungsi untuk menghindari

tata cara pengambilan keputusan ketika peneliti kebingungan untuk menggunakan

data penelitian yang sifatnya ambigu atau samar. Sehingga dengan adanya

verifikasi dalam bentuk konklusi ini membenuk sifat tegas dan terarah bagi

peneliti ketika ingin menggunakan suatu data dalam kemajemukan data dalam

setiap proses pengumpulan data.

18
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Amin Abdullah, Islamic Sttudies Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif-

Interkonektif, cet. III, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2012.

Caslam, Membangun Sikap Toleransi Beragama Dalam Masyarakat Plural,

Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Bandung:2016.

George Ritzer, Teori Sosial Modern, Jakarta: Kencana Prenada Media Group:

2010

https://fatihsaputro.wordpress.com/fakta-fakta-unik/sejarah-dan-perkembangan-

agama-di-indonesia/

Moh Abdul Kholiq Hasan, Merajut Kerukunan Dalam Keragaman Agama Di

Indonesia (Perspektif Nilai-Nilai Al-Quran) , Institute Agama Islam Negeri

Surakarta, Surakarta: 2017

Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama, (Yogyakarta: Yayasan Nida kompleks

IAIN Yogya),

Mukti Ali, Ilmu Perbandingan Agama, (Yogyakarta: Yayasan Nida kompleks

IAIN Yogya),

Munawar Rakhmat, Corak Berpikir Agama Mahasiswa Perguruan Tinggi Umum,

Universitas Pendidikan Indonesia, Jakarta,

Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada:

2006.

Ubed Abdilah Syarif, Metode Pendidikan Kajian Agama Di Universitas: Sebuah

Alternatif, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, jakarta, 2017,

19
Wirawan, Teori-Teori Sosial Dalam Tiga Paradigma, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group: 2012.

20

Anda mungkin juga menyukai