Anda di halaman 1dari 2

SIHIR UANG KERTAS

DAN PERAMPOKAN BANGSA-BANGSA


BY: ZAIM SAIDI

Uang kertas adalah selembar kertas, yang tidak bernilai kecuali beberapa gram saja
dari kertas itu dan ongkos cataknya. Uang kertas menjadi bernilai sebab adanya angka-angka
yang dituliskan dilembaran-lembarannya, yang sebenarnya siapapun orang atau pihak bisa
membuatnya. Tetapi disitulah awal mulanya suatu sihir dan tipuan, yang mana hanya pihak
tertentu yang boleh membuatnya sebagai suatu monopoli. Siapakah mereka? yakni para
bankir atau bang dunia (word bank). Alibi yang mereka pakai dari setiap uang kertas yang
mereka cetak adalah sebagai utang mereka, yakni utang kepada calon orang-orang yang akan
memegang atau memiliki uang kertas tersebut nantinya. Pertanyaannya adalah hutang apa?
Yakni utang berupa emas yang disimpan di gudang mereka, yang nilainya sama dengan
setiap lembaran uang kertas yang mereka cetak.
Yang lebih menantang lagi, bagaimana bisa masyarakat secara umum percaya kepada
para bankir, yang bermodalkan janji saja berupa hutang yang suatu saat akan dibayarkan?
Meraka untuk membangun suatu kepercayaan awal-awalnya benar-benar mengadakan emas
yang nilainya sama dengan setiap uang kertas yang mereka cetak di gudang penyimpanan
mereka. Tetapi seiring berjalannya waktu setelah kepercayaan itu didapat, mereka tidak lagi
benar-benar mengadakan emas yang nilainya sama dengan setiap uang kertas yang mereka
cetak di gudang penyimpanan mereka. Sekarang hutang hanya menjadi sebatas hutang, tanpa
pernah lagi dipenuhi pembuktian pelunasannya. Artinya sebab kepercayaan yang telah
diperoleh itu, paradigma yang terbangun di masyarakat secara umum, seolah-olah hanya
merakalah satu-satunya pihak yang mempunyai legalitas untuk mencetak uang kertas.
Skenario penipuan besar-besaran yang begitu sempurna, serta sihir uang kertas yang menjadi
nyata. Sekarang meraka dengan sebebas-bebasnya dapat mencetak uang kertas yang sama
sekali tidak bernilai itu.
Kalaulah kita menukarkan uang kertas yang robek oleh sebab tertentu, ke pihak bank
di negeri kita masing-masing, mengapa mereka mau menukarkannya dengan uang kertas
yang masih baru. Tentulah mau, sebab dengan mudahnya meraka mencetak uang-uang kertas
itu, dengan sistem yang sama dari mereka para bankir, yang mulai berlaku diseluruh dunia,
negeri-negeri yang tergabung dalam bank dunia. Padahal masyarakat kalau ingin
mendapatkan lembaran uang kertas, harus bekerja seharian penuh dengan berpeluhkan
keringat, melawan matahari, dan bermandikan hujan. Artinya bahwa kerja keras yang
dilakukan, barang dan jasa yang dijual belikan, harta rill yang dimiliki seseorang, semuanya
ditukar dengan lembaran uang kertas yang sama sekali tidak berharga itu. Kalau dibuat
pertanyaan, apakah itu bukan suatu perampokan besar-besaran? Bolehlah siapapun orangnya
untuk merenungkannya, dengan kesimpulannya masing-masing, iya untuk percaya dan tidak
untuk percaya.
Kembali ke uang kertas, kalau uang kertas dibakar berapapun nominal angka yang
tertera di atasnya, akan mejadi abu, nilainya nol karena pada dasarnya memang nol.
Begitupun disobek mejadi dua saja, nilanya juga menjadi nol. Padahal statusnya dari para
bankir bank dunia atas lembaran-lembaran uang kertas itu adalah sebatas hutang,

Anda mungkin juga menyukai