Anda di halaman 1dari 29

PENANAMAN KARAKTER WIRAUSAHA SISWA SEKOLAH

DASAR MELALUI “EMUTER” SEBAGAI UPAYA


MENCAPAI SDGS 2030

KARYA ILMIAH YANG DIAJUKAN UNTUK MENGIKUTI


PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI TINGKAT
NASIONAL

OLEH
NADYA IZDAMIA RAHMI
NIM 1600698
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UPI KAMPUS SUMEDANG

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


KAMPUS SUMEDANG
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : Penanaman Karakter Wirausaha Siswa Sekolah


Dasar melalui “Emuter” sebagai Upaya Mencapai
SDGs 2030
Bidang Karya Tulis : IPS (Sosial)
Nama : Nadya Izdamia Rahmi
NIM : 1600698
Program Studi/Jurusan/ : PGSD Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Departemen Sumedang
Fakultas : Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Sumedang
Universitas / Institut : Universitas Pendidikan Indonesia
Dosen Pembimbing : Drs. Dadan Djuanda, M.Pd
NIP/NIDN : 196311081988031001/008116304

Sumedang, 31 Januari 2019

Dosen Pembimbing, Mahasiswa,

Drs. Dadan Djuanda, M.Pd Nadya Izdamia Rahmi


NIP/NIDN.196311081988031001/008116304 NIM. 1600698

Pimpinan Bidang Kemahasiswaan PT/Kepala LLDIKTI

Dr. Nurdinah Hanifah, M.Pd


NIP.197403152006042001/NIDN.0015037404
SURAT PERNYATAAN

Saya bertanda tangan di bawah ini:

i
Nama : Nadya Izdamia Rahmi
Tempat / Tanggal Lahir : Nabire, 08 Juni 1998
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas : Universitas Pendidikan Indonesia Kampus
Sumedang
Perguruan Tinggi : Universitas Pendidikan Indonesia
Judul Karya Tulis : Penanaman Karakter Wirausaha Siswa Sekolah
Dasar melalui “Emuter” sebagai Upaya Mencapai
SDGs 2030

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya sampaikan pada
kegiatan Pilmapres ini adalah benar karya saya sendiri tanpa tindakan plagiarisme
dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba karya tulis.

Apabila di kemudian hari ternyata pernyataan saya tersebut tidak benar, saya
bersedia menerima sanksi dalam bentuk pembatalan predikat Mahasiswa
Berprestasi.

Sumedang, 31 Januari 2019


Mengetahui,
Dosen Pembimbing, Yang menyatakan

Drs. Dadan Djuanda, M.Pd Nadya Izdamia Rahmi


NIP/NIDN.196311081988031001/008116304 NIM. 1600698

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya, sehingga karya tulis ilmiah yang berjudul “Penanaman Karakter
Wirausaha Siswa Sekolah Dasar melalui “Emuter” sebagai Upaya Mencapai

ii
SDGs 2030” ini dapat selesai tepat pada waktunya. Karya tulis ilmiah ini diajukan
untuk mengikuti seleksi mahasiswa berprestasi tingkat program studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar (PGSD) UPI Kampus Sumedang Tahun 2019.
Karya tulis ilmiah ini mengkaji mengenai “Emuter” (Ekstrakurikuler
Pramuka Berkarakter) untuk menanamkan karakter wirausaha siswa sekolah dasar
dalam mencapai SDGs 2030. Secara lebih rinci, karya tulis ilmiah ini mengkaji
mengenai “Emuter” sebagai penanaman karakter wirausaha siswa sekolah dasar,
pelaksanaan “Emuter” dalam menanamkan karakter wirausaha, langkah-langkah
“Emuter”, pihak-pihak yang dilibatkan dalam “Emuter”, dan sumbangan
“Emuter” dalam mencapai SDGs 2030. Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini
tidak terlepas dari adanya kekeliruan baik itu teknik penulisan maupun tata bahasa
yang digunakan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat diperlukan demi
perbaikan penulisan karya tulis ilmiah di masa yang akan datang.
Ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik
secara materiil maupun nonmateriil terhadap penulisan karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca khususnya dari kalangan pendidikan guru sekolah dasar dan umumnya
bagi seluruh pembaca.

Sumedang, 31 Januari 2019

Penyusun

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................... i

SURAT PERNYATAAN................................................................................ ii

KATA PENGANTAR................................................................................... iii

iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL.......................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................ 3
1.4 Manfaat Penulisan.......................................................................... 3
1.5 Uraian Singkat Gagasan................................................................. 4
1.6 Metode Penulisan .......................................................................... 4
BAB II TELAAH PUSTAKA........................................................................ 5
2.1 Karakter Wirausaha....................................................................... 5
2.2 Ekstrakurikuler Pramuka............................................................... 6
2.3 SDGs 2030 .................................................................................... 8
2.4 Uraian Pemecahan Masalah yang Pernah Dilakukan.................... 9
BAB III ANALISIS DAN SINTESIS............................................................ 11
3.1 “Emuter” sebagai Penanaman Karakter Wirausaha Siswa Sekolah
Dasar............................................................................................. 11
3.2 Pihak-pihak yang Dilibatkan dalam Implementasi Gagasan........ 13
3.3 Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan....................... 13
3.4 “Emuter” pada Siswa Sekolah Dasar sebagai Upaya Mencapai
SDGs 2030.................................................................................... 17
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI............................................. 19
4.1 Simpulan........................................................................................ 19
4.2 Rekomendasi.................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Contoh Lembar Monitoring “Emuter” Selama Bulan Maret............ 14

Tabel 3.2 Analisis SWOT Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter.................... 16

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat dan bangsa Indonesia mengalami keterpurukan dalam seluruh
aspek kehidupan (Tilaar, 2009). Begitu pun pendidikan di Indonesia yang masih
berkualitas rendah. Hak atas pendidikan sebenarnya telah dijamin di dalam UUD
1945 khususnya di dalam pasal 31, yang bukan saja mengakui bahwa pendidikan
adalah hak, namun menetapkan kewajiban bagi negara untuk mengalokasikan
anggaran paling sedikit 20% dari APBN. Namun masih banyak fenomena-
fenomena dalam pendidikan yang masih meresahkan rakyat seperti kurangnya
sarana dan prasarana, bantuan pendidikan yang kurang merata, dan akses
pendidikan di berbagai daerah yang kurang layak. Selain itu, lulusan lembaga
pendidikan baik sekolah menengah hingga perguruan tinggi terkesan belum
mampu untuk mengembangkan kreativitas dalam kehidupan mereka (Afifah,
2015).
Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya target-target yang harus dicapai dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Berdasarkan tujuan pembangunan
berkelanjutan (SDGs 2030) menurut Basis data Terpadu dan Tim Nasional
Percepatan Pengentasan Kemiskinan (2015) Indonesia memiliki 10 target yang
berkaitan dengan bidang pendidikan yang salah satunya adalah “meningkatkan
secara substansial jumlah anak muda dan orang dewasa yang memiliki
keterampilan yang relevan termasuk keterampilan teknis dan vokasi, untuk
bekerja, pekerjaan layak, dan kewirausahaan.” Oleh karena itu, pendidikan di
Indonesia harus bisa memfasilitasi siswa untuk dapat menguasai keterampilan-
keterampilan tertentu termasuk keterampilan kewirausahaan.
Kemampuan berwirausaha saat ini memang sangat penting. Semakin
padatnya jumlah penduduk, mengakibatkan semakin tingginya persaingan untuk
mendapatkan pekerjaan. Hal ini mengakibatkan jumlah pengangguran semakin
membengkak. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2018,
data pengangguran tercatat 5,34 persen atau 7 juta orang (Sukmana, 2018).
Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting untuk mencipatakan lapangan
pekerjaan sendiri atau berwirausaha. Menurut Tilaar (2009) mengungkapkan

1
2

bahwa seseorang yang mempunyai tingkah laku entrepreneurship yang telah


berkembang adalah seorang yang dapat hidup di dalam berbagai aspek situasi dan
kondisi dan tidak mungkin menjadi seorang penganggur. Maka jiwa wirausaha
sangat diperlukan pada setiap orang agar tidak bergantung pada lapangan
pekerjaan yang sangat minim.
Sejauh ini upaya-upaya pemerintah dalam mendongkrak wirausaha di
Indonesia belum cukup efektif, misalnya program pemberian dana dan dukungan
untuk pengusaha modal Indonesia yang bergelut di bidang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM), Kredit Usaha Rakyat (KUR), bantuan keuangan
langsung seperti menyiapkan tempat usaha dan bantuan kredit lunak, serta
bantuan non keuangan seperti mempercepat ijin usaha atau memfasilitasi para
pengusaha kecil dan menengah berkunjung ke sentra industri. Akan tetapi,
meskipun pemerintah sudah memfasilitasi masyarakat untuk berwirusaha namun
masih banyak wirausahawan yang belum cukup sukses. Hal yang
melatarbelakanginya adalah kurangnya karakter wirausaha seperti mudah putus
asa, tidak disiplin, tidak pandai dalam mengambil keputusan, malas, dan
sebagainya. Akibatnya, banyak sekali wirausaha yang gulung tikar, atau bahkan
mengalami kerugian besar. Oleh karena itu, perlu adanya penanaman karakter
wirausaha sebelum seseorang menjadi seorang wirausahawan yang sukses.
Penanaman karakter wirausaha merupakan tugas dari sekolah sebagai
lingkungan pendidikan formal. Balson (dalam Setyowati, 2005) menyatakan
bahwa seluruh perilaku seseorang seperti bahasa, permainan emosi, dan
keterampilan yang dipelajari dan dikembangkan dalam keluarga, sekolah, dan
masyarakat. Kepribadian siswa akan terbentuk melalui sekolah, sehingga mereka
memiliki gambaran kehidupan yang membentuk prinsip-prinsip yang akan
diperankan selama kehidupannya. Pendidikan dasar menjadi tempat paling tepat
dalam pengembangan sumber daya manusia (Tilaar, 2009). Penanaman karakter
di sekolah dasar dapat dilakukan melalui kegiatan yang sudah ada di sekolah
seperti kegiatan ekstrakurikuler.
Salah satu ekstrakurikuler wajib yang ada di setiap jenjang pendidikan
adalah pramuka (Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A
tahun 2013). Pramuka pada dasarnya tidak hanya mengajarkan cara baris-berbaris,
3

tali-menali, semaphore, kode etik, kemah, dan lain-lain. Namun, hakikat dari
kegiatan pramuka sebenarnya adalah penanaman karakter (Boyman, 2016). Hal
itulah yang kadang tidak dirasakan pada siswa, karena kegiatan pramuka saat ini
hanya menekankan pada aspek psikomotor dan kognitif saja. Oleh karena itu,
setiap kegiatan pramuka perlu ditekankan untuk penanaman karakter-karakter
pada siswa. Karakter-karakter yang ada pada kegiatan pramuka, umumnya adalah
karakter yang harus dimiliki seorang wirausahawan seperti disiplin, hemat, berani
dalam mengambil keputusan, tekun, dan sabar. Dengan adanya “Emuter”
(Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter) diharapkan karakter wirausaha dapat lebih
mudah ditanamkan serta dapat menghasilkan sosok wirausahawan yang sukses di
masa datang sehingga salah satu target SDGs 2030 dapat terpenuhi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas
dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut.
1.2.1 Bagaimana “Emuter” (Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter) dapat
menanamkan karakter wirausaha pada siswa sekolah dasar?
1.2.2 Bagaimana sumbangan “Emuter” (Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter)
pada siswa sekolah dasar dalam mencapai SDGs 2030?

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan dalam karya
tulis ini adalah sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui “Emuter” (Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter) dapat
menanamkan karakter wirausaha pada siswa sekolah dasar.
1.3.2 Untuk mengetahui sumbangan “Emuter” (Ekstrakurikuler Pramuka
Berkarakter) pada siswa sekolah dasar dalam mencapai SDGs 2030.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat dari penulisan karya tulis ini, adalah sebagai berikut.
1.4.1 Bagi mahasiswa, dapat menambah sumber referensi dan menambah
wawasan mengenai penanaman karakter wirausaha.
4

1.4.2 Bagi guru dan sekolah, dapat dijadikan sebagai referensi dalam praktik
penanaman nilai karakter wirausaha di sekolah dasar.

1.5 Uraian Singkat Gagasan


Adapun alternatif penanaman karakter wirausaha yang ditawarkan dalam
karya tulis ini adalah melalui “Emuter” (Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter).
“Emuter” ini merupakan sebuah gagasan dengan memanfaatkan ekstrakurikuler
yang sudah dilaksanakan di sekolah dasar. “Emuter” merupakan inovasi dari
ekstrakurikuler pramuka yang dikembangkan dengan tujuan siswa lebih
mendalami karakter-karakter yang ditanamkan dalam setiap kegiatan
kepramukaan mengingat saat ini ekstrakurikuler pramuka yang dilaksanakan di
sekolah dasar lebih menanamkan pada aspek kognitif dan psikomotor saja.
Karakter-karakter yang ada pada ekstrakurikuler pramuka, umumnya merupakan
karakter yang harus dimiliki seorang wirausahawan seperti disiplin,
tanggungjawab, berani, kerja keras, percaya diri, dan kepemimpinan.
Pada program “Emuter”, siswa akan diberi lembar monitoring yang
digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan dari sejauh mana penanaman karakter
siswa berhasil diterapkan. Selain itu, dalam program unggulan Emuter yakni
Outdoor Emuter, siswa diberikan pemahaman mengenai isu-isu terkini mengenai
globalisasi termasuk di dalamnya pentingnya SDGs 2030 dan wirausaha. Hal ini
bertujuan agar kegiatan pramuka tidak monoton dan mengikuti perkembangan
zaman. Diharapkan dengan itu, semua sekolah melaksanakan “Emuter”
(Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter) agar menghasilkan generasi penerus
bangsa yang memiliki karakter seorang wirausahawan yang sukses, kreatif, dan
mampu menghadapi tantangan dalam SDGs 2030.

1.5 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah melalui studi pustaka.
Maksud dari studi pustaka yang digunakan dalam karya tulis ini adalah penulis
mengambil sumber dari buku, jurnal, maupun informasi dari media
elektronik/internet kemudian dipadukan dan dikaitkan dengan topik pada karya
tulis ini.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Karakter Wirausaha
Suyanto (dalam Saifurrohman, 2014, hlm. 49) mendefinisikan karakter
sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk
hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
maupun negara. Sedangkan menurut Anwar (dalam Saifurrohman, 2014, hlm. 49)
karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan
Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang
terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Berdasarkan
hal tersebut, secara sederhana karakter adalah perilaku manusia dalam lingkungan
tertentu.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, wirausaha diartikan sebagai orang
yang pandai mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkan serta mengatur permodalan
operasinya (Jalil, 2013). Sedangkan menurut David (dalam Saiman, 2014)
wirausahaan adalah seorang yang mengorganisasikan dan mengarahkan usaha
baru. Jadi secara sederhana, wirausaha adalah seorang yang mampu memulai dan
atau menjalankan usaha secara gagah berani. Seorang wirausahawan dalam
pikirannya selalu berusaha mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang
usaha yang dapat memberinya keuntungan.
Berdasarkan hal tersebut, maka karakter wirausaha dapat didefinisikan
sebagai karakter yang harus dimiliki oleh orang yang sedang berwirausaha atau
wirausahawan. Menurut Suryana (dalam Ramdani dan Ghina, hlm.17, 2016)
mengemukakan beberapa karakter yang harus dimiliki wirausaha, yakni sebagai
berikut.
2.1.1 Rasa tanggungjawab
2.1.2 Berani mengambil resiko dalam setiap keputusan yang diambil.
2.1.3 Percaya diri
2.1.4 Semangat dan Kerjakeras
2.1.5 Disiplin dalam memanajemen keuangan, waktu, dan tenaga.
2.1.6 Kepemimpinan

5
6

2.2 Ekstrakurikuler Pramuka


Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan dalam mewujudkan pendidikan
yang bermutu adalah ekstrakurikuler (Budiyono, 2017). Tujuan ekstrakurikuler
adalah agar siswa memiliki kreatifitas dan pengetahuan tambahan yang berkaitan
dengan mata pelajaran yang diterima di jam-jam belajar (Utami, 2016). Dengan
demikian, kegiatan ekstrakurikuler menjadi sebuah wadah untuk meningkatkan
kreatifitas minat dan bakat siswa. Salah satu ekstrakurikuler yang wajib pada
pendidikan dasar adalah ekstrakurikuler pramuka (Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nompor 63 Tahun 2014). Menurut Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 pramuka adalah proses
pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
Muatan nilai sikap dan kecakapan pendidikan kepramukaan yang
terkandung dan dikembangkan dalam syariat kecakapan umum (SKU) dalam
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 sebagai berikut.
Muatan nilai sikap dan kecakapan pendidikan kepramukaan yang terkandung dan
dikembangkan dalam syariat kecakapan umum (SKU) dalam Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 sebagai berikut.
2.2.1 Keimanan kepada Tuhan YME
2.2.2 Ketakwaan kepada Tuhan YME
2.2.3 Kecintaan pada alam
2.2.4 Kecintaan terhadap sesama manusia
2.2.5 Kecintaan kepada tanah air Indonesia
2.2.6 Kecintaan kepada bangsa Indonesia
2.2.7 Kedisiplinan
2.2.8 Keberanian
2.2.9 Kesetiaan
2.2.10 Tolong menolong
2.2.11 Bertanggungjawab
2.2.12 Dapat dipercaya
2.2.13 Hemat
2.2.14 Cerman
7

2.2.15 Bersahaja
2.2.16 Rajin
2.2.17 Terampil

Dalam pramuka memiliki banyak sekali kegiatan yang menyenangkan dan


bermanfaat. Adapun kegiatan dalam kepramukaan menurut Romli (2010) adalah
sebagai berikut.
2.2.1 Simpul dan ikatan antara lain: simpul mati, simpul pangkal, jangkar,
kembar, penarik, kursi, ikatan canggih, ikatan silang, kali tiga dan
sebagainya.
2.2.2 Perkemahan terdiri dari memasang tenda, memasak, menyebrang,
dan sebagainya.
2.2.3 Morse, cara komunikasi menggunakan tanda-tanda dan semboyan
2.2.4 Semaphore
2.2.5 Huruf sandi yaitu huruf rahasia.
2.2.6 Tanda jejak
2.2.7 Kompas alat
2.2.8 Membaca peta
2.2.9 Pengetahuan dasar PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)
2.2.10 Api Unggun

Dalam tingkatan pramuka, sekolah dasar merupakan golongan pramuka


siaga. Pramuka siaga mengamalkan dwi satya dan dwi darma. Dwi satya yang
berbunyi “Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga, setiap hari berbuat kebaikan.”
Sementara Dwi darma berbunyi “Siaga berbakti pada ayah ibundanya dan tidak
putus asa.” (Damanik, 2014).
Selain itu, menurut Boyman (2016, hlm.45) pada pramuka sekolah dasar
juga siswa telah diperkenalkan Dasa Darma Pramuka yakni sebagai berikut.
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
3. Patriot yang sopan dan kesatria
4. Patuh dan suka bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, terampil, dan gembira
7. Hemat, cerdas, dan bersahaja
8. Disiplin, berani, dan setia
9. Bertanggungjawab, dan dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan
8

Dengan demikian, pramuka merupakan ekstrakurikuler yang sangat relevan


dalam penanaman karakter-karakter pada siswa mengingat banyaknya makna
yang terkandung dalam setiap kegiatan pramuka, dwi satya, dwi darma, serta dasa
darma pramuka.

2.3 SDGs 2030


Millenium Development Goals (MDGs) telah berakhir pada tahun 2015.
Agenda ke depan untuk melanjutkan MDGs dikembangkan suatu konsepsi dalam
konteks agenda pembangunan pasca 2015 yang disebut Sustainable Development
Goals (SDGs). Konsep ini diperlukan sebagai agenda pembangunan baru yang
mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015 (Badan Pusat Statistik,
2016).
Menurut High Level Panel ff Eminent Persons (HLPEP (dalam Badan Pusat
Statistik (2016) pada tahun 2015 mengusulkan 12 tujuan SDGs, yakni sebagai
berikut:
2.3.1 Mengakhiri kemiskinan
2.3.2 Pemberdayaan perempuan
2.3.3 Menyediakan pendidikan yang berkualitas dan pembelajaran seumur
hidup
2.3.4 Menjamin kehidupan yang sehat
2.3.5 Memastikan ketahanan pangan dan gizi yang baik
2.3.6 Mencapai akses universal terhadap air dan sanitasi
2.3.7 Menjamin energi yang berkelanjutan
2.3.8 Menciptakan lapangan kerja, mata pencaharian, dan pertumbuhan
berkeadilan
2.3.9 Mengelola aset sumber daya alam secara berkelanjutan
2.3.10 Memastikan tata kelola yang baik dan kelembagaan yang efektif
2.3.11 Memastikan masyarakat yang stabil dan damai
2.3.12 Menciptakan lingkungan hidup dan katalisator pembiayaan jangka
panjang secara global

Menurut Brodjoneogoro (2018) pelaksanaan SDGs 2030 akan menghadapi


beberapa tantangan seperti pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi,
berkurangnya tingkat pengangguran, peningkatan indeks pembangunan manusia,
dan kesenjangan, serta memastikan pertumbungan yang inklusif dan pemerataan
kesejahteraan untuk semua. Dengan demikian, SDGs 2030 merupakan
tanggungjawab berbagai elemen dalam pembangunan bangsa seperti ekonomi,
sosial, ataupun pendidikan.
9

Menurut Putra (2017) pembangunan akan lebih berhasil jika ditunjang oleh
para entrepreneur yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan
pemerintah sangat terbatas. Selain itu, ditegaskan oleh Rachbini (dalam Putra,
2017) kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat ditentukan oleh
keberadaan dan peranan dari kelompok wirausahawan saat ini. Berdasarkan hal
tersebut, maka wirausaha merupakan sebuah urgensi yang perlu dikembangkan
dalam mencapai target SDGs 2030 sekaligus meminimalisir dampak negatif dari
SDGs 2030.

2.4 Uraian Pemecahan Masalah yang Pernah Dilakukan


Berbagai program telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengembangkan
wirusaha dalam di Indonesia. Salah satu lembaga pemerintah yang menyediakan
bantuan dana bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah
Kementerian Koperasi dan UKM Deputi Bidang Pembiayaan, bantuan yang
diberikan berupa peminjaman modal (Merina, 2018). Selain itu, UKM juga dapat
memberikan bantuan lainnya seperti Corporate Social Responsibility (CSR) yang
merupakan suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai
rasa tanggungjawab. Ada juga bantuan berupa Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang
merupakan dana yang diberikan kepada usaha berskala kecil yang sudah berjalan
selama 1-2 tahun, dan yang terakhir adalah Kredit Tanpa Agunan (KTA) yang
merupakan bantuan dana bentuk pinjaman untuk memberikan fasilitas tanpa
jaminan (Merina, 2018).
Dalam pendidikan dasar sendiri, pemerintah memasuki pendidikan
kewirausahaan yang terintegrasi dalam mata pelajaran. Dalam mata pelajaran
tersebut, siswa umumnya diberi materi secara teoritis atau terjun ke lapangan
untuk mempraktekkan kegiatan wirausaha seperti berjualan ataupun mengamati
pasar. Menurut Wahyono (2014) masalah pokok pendidikan kewirausahaan di
Indonesia adalah karena pola pikir. Masyarakat Indonesia memandang bahwa
kewirausahaan sebagai usaha dagang atau bisnis semata, padahal wirausaha di sini
adalah individu yang memiliki daya kreatif dan inovatif, mencari peluang dan
berani mengambil resiko serta karakter wirausaha lainnya. Berdasarkan hal
tersebut, pelaksanaan pendidikan karakter yang diintegrasikan dalam mata
10

pelajaran menjadi kurang relevan karena pada sekolah dasar seharusnya menjadi
pondasi pembentukkan karakter wirausaha terlebih dahulu, bukan melibatkan
siswa secara langsung dalam praktek berwirausaha.
Upaya-upaya tersebut hanya menekankan pada pelaksanaan berwirausaha.
Akibatnya, masih banyak dari para wirausahawan yang berhenti di tengah jalan
karena tidak mampu menjalankan usahanya, atau bahkan mengalami kerugian
yang besar. Menurut Andriani (2009) kewirausahaan diawali dengan adanya
inovasi yang dipicu oleh faktor pribadi dan lingkungan. Faktor pribadi yang
mempengaruhi kewiraushaan adalah locus of control, nilai-nilai pribadi,
pendidikan, dan pengalaman. Nilai-nilai pribadi tersebut yakni karakter
kewirausahaan seperti berani mengambil resiko, tanggungjawab, kerja keras,
kerjasama dengan orang lain, dan perencanaan yang terorganisir.
Dengan demikian, sebelum menjalankan usaha, seorang wirausahawan perlu
memiliki karakter-karakter wirausaha yang menjadi pondasi dalam menjalankan
usaha agar sukses dan berkelanjutan. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan
agar seorang wirausahawan sanggup untuk menghadapi segala tantangan dalam
menjalankan usahanya. Oleh karenanya, upaya penanaman karakter wirausaha
dapat dilakukan sejak sekolah dasar. Menurut Waruwu (2010) menyatakan bahwa
anak usia 0-10 tahun berada pada tahap modelling yang akan mengikuti dengan
patuh instruksi orang tua atau gurunya dan pembiasaan lebih mudah dibentuk.
Gagasan program ekstrakurikuler pramuka berkarakter efektif dan mudah
digunakan dan diterapkan di sekolah dasar sebagai bentuk penanaman karakter
wirausaha pada siswa sekolah dasar.
BAB III
ANALISIS DAN SINTESIS

3.1 “Emuter” sebagai Penanaman Karakter Wirausaha Siswa Sekolah Dasar


Ekstrakurikuler pramuka merupakan ekstrakurikuler wajib yang
dilaksanakan di sekolah dasar. Pada umumnya, dalam ekstrakurikuler pramuka
siswa hanya ditekankan untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan seperti
menali, baris-berbaris, semaphore, berkemah, dan lain-lain. Namun siswa tidak
memaknai karakter-karakter yang disampaikan dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
Sehingga, implementasi ekstrakurikuler pramuka dalam kehidupan pribadi siswa
kurang dirasakan.
“Emuter” merupakan penerapan ekstrakurikuler pramuka dengan
menekankan pada penanaman karakter dalam setiap kegiatan yang dilakukan
siswa. Setiap kegiatannya, siswa harus memaknai karakter apa yang terkandung
dalam kegiatan tersebut melalui lembar monitoring yang diberikan pembina.
Selain itu, pramuka pun harus mengikuti perkembangan zaman, atau melek
terhadap globalisasi, sehingga siswa harus diberi penjelasan mengenai
permasalahan globalisasi di Indonesia sehingga menjadi bekal dalam kehidupan
siswa di masa depan.
Program “Emuter” ini sangat tepat dalam penanaman karakter wirausaha
siswa sekolah dasar, mengingat korelasi antara karakter-karakter dalam kegiatan
pramuka dan karakter dalam wirausaha. Selaras yang dikemukan oleh Suryana
(dalam Ramdani dan Ghina, 2016) mengemukakan beberapa karakter yang harus
dimiliki wirausaha, yakni sebagai berikut:
3.1.1 Rasa tanggungjawab
Dalam “Emuter”, rasa tanggungjawab disampaikan melalui kegiatan-
kegiatan kepramukaan seperti siswa harus datang pada kegiatan pramuka. Pada
ketentuan moral pramuka atau yang disebut dasa darma, bertanggungjawab ada
pada nomor 8 yakni bertanggungjawab dan dapat dipercaya. Sementara dalam
syariat kecakapan umum (SKU), bertanggungjawab ada dalam nomor 11. Selain
itu, dalam “Emuter” siswa dapat mempertanggungjawabkan segala perbuatannya
seperti datang terlambat atau tidak membawa persyaratan yang ditentukan.

11
12

3.1.2 Berani mengambil resiko


Dalam “Emuter” pun terdapat penanaman karakter berani mengambil
resiko. Menurut Mostar (dalam Rahmadani, 2014) keberanian adalah kemampuan
untuk menghadapi ketakutan, derita, risiko, bahaya, ketidaktentuan, atau
intimidasi. Dalam kegiatan kepramukaan siswa akan dihadapkan dalam berbagai
situasi untuk berani. Dalam Syariat Kecakapan Umum (SKU) pendidikan
kepramukaan, keberanian ada pada nomor 4. Kegiatan untuk melatih keberanian
siswa dalam pramuka misalnya saat perkemahan.
3.1.3 Percaya diri
Karakter percaya diri sangat diperlukan dalam menghadapi SDGs 2030.
“Emuter” mengajarkan siswa untuk dapat berbicara di depan umum, misalnya
dalam mengungkapkan pendapat atau bertanya.
3.1.4 Semangat dan Kerja keras
Semangat dan kerja keras sangat diperlukan pada setiap pekerjaan yang
akan dilakukan termasuk dalam “Emuter”. Kegiatan kepramukaan seperti
berkemah, menjaga lingkungan, tali menali, dan baris berbaris harus dilakukan
dengan penuh semangat dan kerja keras agar berjalan dengan maksimal. Dengan
membiasakan siswa untuk memiliki semangat dan kerja keras, maka siswa akan
terbiasa bekerja keras dalam kegiatan lainnya.
3.1.5 Disiplin
Sama seperti seorang wirausahawan, siswa yang mengikuti kegiatan
pramuka pun harus memiliki rasa disiplin. Dalam dasa darma, disiplin ada pada
nomor 8 yakni disiplin, berani, dan setia. “Emuter” akan selalu menuntut siswa
harus selalu menepati waktu yang ditentukan, misalnya dalam jadwal latihan
(Boyman 2016).
3.1.6 Kepemimpinan
Kepemimimpinan berati kemampuan dan kesiapan yang dimiliki seseorang
untuk dapat mempengaruhi, mendorong, mengajak, menuntun, menggerakan
orang lain yang dapat membantu pencapaian tujuan tertentu (Romli, 2010). Dalam
kegiatan kepramukaan, siswa akan diberikan kegiatan-kegiatan latihan misalnya
latihan dlam pemecahan masalah, kerja kelompok, dan kegiatan menarik lainnya.
13

3.2 Pihak-pihak yang Dilibatkan dalam Implementasi Gagasan


Keberhasilan Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter sebagai upaya
menanamkan karakter wirausaha tentunya membutuhkan dukungan serta peran
aktif dari beberapa pihak, seperti dukungan dari pemerintah. Dukungan dari
pemerintah ini dibutuhkan dalam upaya mensosialisasikan gagasan ini. Selain itu,
pemerintah juga berperan dalam dukungan pemberian dana, dengan memberikan
bantuan pada sekolah mengenai pengadaan fasilitas kepramukaan.
Pihak lain yang bisa dilibatkan untuk dapat merealisasikan ekstrakurikuler
ini adalah dukungan dari sekolah sebagai tempat berlangsungnya “Emuter”.
Sekolah perlu memfasilitasi kegiatan ekstrakurikuler ini seperti menyediakan
sarana dan prasarana serta pembina yang ahli dalam bidang kepramukaan.
Pembina “Emuter” juga harus dapat dijadikan sebagai teladan bagi para siswa.
Selain pemerintah dan sekolah, tentunya pihak yang harus dilibatkan adalah
keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga di sini memiliki peran
utama dalam mengimplementasikan “Emuter” karena keluarga berperan sebagai
pemantau dan penilai karakter siswa di rumah. Selain itu, orang tua juga harus
mengamati dan menandatangi lembar monitoring siswa dalam satu bulan sekali.

3.3 Langkah-langkah Strategis Implementasi Gagasan


Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter ini dapat diimplementasikan melalui
beberapa langkah, cakupan dari gerakan ini diharapkan akan semakin meluas atau
dilaksanakan oleh sekolah-sekolah dasar di seluruh Indonesia.
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.
3.3.1 Sosialisasi Program
Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter disosialisasikan kepada masyarakat
mulai dari lingkup kecil terlebih dahulu misalnya dalam lingkup desa dapat
dilakukan sosialisasi gagasan terhadap kepala sekolah dalam desa-desa terdekat.
Sosialisasi ini mencakup pengenalan program, latar belakang, tujuan program,
manfaat program, serta pengaruh atau dampak program terhadap karakter siswa.
Setelah kepala sekolah memahami pentingnya ekstrakurikuler ini, barulah diberi
pengarahan mengenai kegiatan apa saja yang dilakukan dalam “Emuter”.
14

3.4.2 Pelaksanaan di Sekolah


Dalam hal ini, sekolah menjadi pihak utama atau menjadi tempat dari
pelaksnaan “Emuter” ini. Pembina pramuka harus bisa menanamkan pada siswa
betapa pentingnya karakter wirausaha saat ini, terutama dalam menghadapi SDGs
2030. Dalam hal ini, pembina pramuka juga bekerja sama dengan guru wali kelas,
serta teman-teman siswa di kelas, untuk mengetahui perkembangan karakter
siswa. Setiap pembina pramuka, menyediakan lembar monitoring yang harus diisi
setiap siswa secara jujur. Dalam monitoring terdapat kegiatan yang dilaksanakan
selama 1 bulan, dalam setiap kegiatan harus disebutkan karakter yang sedang
ditanamkan dalam siswa. Karakter-karakter tersebut merupakan karakter
wirausaha. Setiap bulan, pembina pramuka, wali kelas, dan orang tua harus
mengecek lembar monitoring siswa dan menandatanginya.

Tabel 3.2 Contoh Lembar Monitoring “Emuter” Selama Bulan Maret


No Hari / Tanggal Kegiatan yang Karakter yang Sudah
dilaksanakan ditanamkan memiliki
Ya Tidak
1. Sabtu, 02 Maret 2019 Baris-berbaris Kerja keras
Disiplin
Tanggungjawab
2. Sabtu, 09 Maret 2019 Tali-menali Tanggungjawab
Disiplin
Kerja keras
4. Sabtu, 16 Maret 2019 Pemberian Kepemimpinan
materi dasa Disiplin
darma Tanggungjawab
5. Sabtu, 23 Maret 2019 Tes lisan Percaya Diri
Disiplin
menghafal dasa
Berani
darma Tanggungjawab
6. Sabtu/Minggu, 30 Outdoor Emuter Kerja keras
Disiplin
Maret 2019
Berani
Tanggungjawab
Kepemimpinan
Percaya Diri
Dalam akhir bulan, Emuter mengadakan Outdoor Emuter mengingat
pramuka merupakan ekstrakurikuler yang menyenangkan dan tidak
15

terbatas ruang. Dalam ekstrakurikuler pramuka juga, siswa harus


diperkenalkan pada alam. Outdoor Emuter merupakan rangkaian kegiatan
kepramukaan yang dilaksanakan di alam bebas yang dapat dijangkau dan
menyenangkan bagi siswa. Adapun garis besar kegiatan Outdoor Emuter
adalah sebagai berikut.
1) Siswa datang pada waktu yang ditentukan oleh pembina, apabila terlambat
maka siswa akan diberi hukuman. Hal tersebut bertujuan untuk menanamkan
karakter disiplin.
2) Siswa harus membawa peralatan yang ditentukan oleh pembina, misalnya
makan siang, air minum, peralatan shalat, dan buku catatan. Hal tersebut
bertujuan untuk menanamkan karakter tanggungjawab.
3) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok untuk melakukan kegiatan, hal
tersebut bertujuan untuk menanamkan kepemimpinan.
4) Siswa diberi permainan edukatif seperti “Ayo Cari Ragam Tumbuhan” atau
permainan tradisional seperti ucing-ucingan gobog sodor, dan lain-lain. Hal
tersebut bertujuan untuk menanamkan karakter kerja keras.
5) Selanjutnya, di alam terbuka pembina pramuka memberikan materi yang
menarik bagi siswa seperti tentang perkembangan global.
Menurut Septono (2018) mengemukakan bahwa pramuka harus mengikuti
perkembangan zaman dan moderen termasuk harus siap dalam menghadapi
tantangan globalisasi. Dalam hal ini, guru harus mengemas materi yang dapat
dipahami siswa, menarik, dan bermanfaat bagi siswa. Misalnya, mengenai
tantangan SDGs 2030 dan kewirausahaan. Guru harus memberikan materi secara
konkret dengan contoh relevan dalam kehidupan sehari-hari seperti pentingnya
memiliki karakter wirausaha. Hal ini bertujuan agar membuka pengetahuan siswa
dan menjadi bekal dalam kehidupannya di masa depan. Dalam kegiatan
pematerian tersebut, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya
atau mengungkapkan pendapat menggunakan etika yang sopan. Hal tersebut
bertujuan untuk menanamkan karakter berani dan percaya diri pada siswa.
Berdasarkan pemaparan di atas, analisis SWOT dari program “Emuter”
dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.1 Analisis SWOT Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter
16

Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman


(Strength) (Weakness) (Opportunity) (Threat)
Menanamkan Membutuhkan Siswa Nilai yang
karakter wirausaha sarana dan sekolah ditanamka
yakni disiplin, prasarana yang dasar n hanya
berani, kerja keras, memadai di mudah berlangsu
percaya diri, sekolah. dalam ng
tanggungjawab, dan pembentuka sementara
kepemimpinan. n kebiasaan. jika tidak
ada tindak
lanjut.
Terdapat program Siswa harus selalu Kegiatan ini
unggulan Outdoor meluangkan waktu belum
Emuter (siswa mengisi lembar dikembangkan di
sekolah dasar sangat monitoring. sekolah.
suka bermain di luar
kelas).
Lembar monitoring Mempersiapkan
memudahkan siswa menjadi
pembina dalam wirausahawan
sebagai mengukur yang sukses.
keberhasilahan
“Emuter”.
Siswa diberi materi Menambahkan
mengenai pengetahuan di
perkembangan luar materi
globalisasi Indonesia pelajaran sekolah.
agar menjadi bekal
dalam kehidupan di
masa depan dan
kegiatan pramuka
menjadi moderen
dan tidak monoton.
17

3.4 “Emuter” pada Siswa Sekolah Dasar sebagai Upaya Mencapai SDGs
2030
Pembangunan berkelanjutan memberikan tantangan beragam. Tingginya
persaingan, membuat seseorang harus memiliki keterampilan yang unggul. Selain
itu, lapangan pekerjaan pun menjadi lebih sedikit mengingat jumlah penduduk
yang semakin banyak. Dalam dunia pendidikan, SDGs 2030 mengusulkan 10
target yang di antaranya adalah “meningkatkan secara substansial jumlah anak
muda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan termasuk
keterampilan teknis dan vokasi, untuk bekerja, pekerjaan layak, dan
kewirausahaan.” Menurut Putra (2017) pembangunan akan lebih berhasil jika
ditunjang oleh para entrepreneur yang dapat membuka lapangan kerja karena
kemampuan pemerintah sangat terbatas. Selain itu, ditegaskan oleh Rachbini
(dalam Putra, 2017) kemajuan atau kemunduran ekonomi suatu bangsa sangat
ditentukan oleh keberadaan dan peranan dari kelompok wirausahawan saat ini.
Pengembangan kewirausahaan akan berimbas pada sektor ekonomi, sosial,
dan pendidikan. Pada sektor ekonomi, kewirausahaan dapat meningkatkan
pendapatan perkapita suatu negara. Pada sektor sosial, kewirausahaan dapat
mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan sosial seperti
mengurangi kemiskinan, kriminalitas, dan kesenjangan sosial. Pada sektor
pendidikan, keterampilan kewirausahaan dapat meningkatkan mutu pendidikan itu
sendiri, agar lulusan lembaga pendidikan mampu untuk mengembangkan
kreativitas dalam kehidupan mereka.
Pengembangan wirausaha dapat dimulai dari pengembangan karakter
wirausaha terlebih dahulu. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Andriani
(2009) bahwa kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi yang dipicu oleh
faktor pribadi dan lingkungan. Faktor pribadi yang mempengaruhi kewiraushaan
adalah locus of control, nilai-nilai pribadi, pendidikan, dan pengalaman. Nilai-
nilai pribadi tersebut yakni karakter kewirausahaan seperti berani mengambil
resiko, tanggungjawab, kerja keras, kerjasama dengan orang lain, dan perencanaan
yang terorganisir. Dengan demikian, karakter wirausaha menjadi sebuah prioritas
dalam membangun sumber daya manusia yang menjadi subjek dalam berjalannya
SDGs 2030.
18

“Emuter” (Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter) pada siswa


sekolah dasar dapat menanamkan karakter wirausaha pada siswa sekolah
dasar. Karakter-karakter dalam ekstrakurikuler pramuka berkarakter yang
sesuai dengan karakter wirausaha di antaranya adalah rasa tanggungjawab,
berani mengambil resiko, percaya diri, disiplin, kepemimpinan, dan kerja
keras. Karakter-karakter tersebut akan meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Seorang wirausahawan yang memiliki karakter tersebut akan
menjadi seorang wirausahawan yang sukses. Selain itu, karakter
kewirausahaan sangat relevan dengan cita-cita Indonesia tersebut menurut
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional yakni “Meningkatkan secara
signifikan jumlah pemuda dan orang dewasa yang memiliki keterampilan
yang relevan, termasuk keterampilan teknik dan kejuruan, untuk
pekerjaan, pekerjaan yang layak dan kewirausahaanan”.
Dengan demikian “Emuter” sangat relevan jika dilaksanakan di sekolah
dasar karena “Emuter” merupakan suatu inovasi ekstrakurikuler pramuka yang
dapat menanamkan karakter wirausaha siswa sekolah dasar sebagai upaya dalam
mencapai tujuan SDGs 2030. Program “Emuter” diharapkan dapat menghasilkan
seorang wirausahawan yang sukses dan dapat meningkatkan kondisi ekonomi,
sosial, dan pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Simpulan
Karakter wirausaha sangat dibutuhkan dalam era saat ini. Pada salah satu
target SDGs 2030 dalam bidang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan
Indonesia harus dapat meningkatkan secara substansial jumlah anak muda dan
orang dewasa yang memiliki keterampilan dalam kewirausahaan. Seorang
wirausahawan akan menciptakan lapangan pekerjaan baru, mengurangi jumlah
pengangguran, dan meningkatkan kualitas pendidikan. Hal tersebut akan
memperbaiki bidang ekenomi, sosial, dan pendidikan di Indonesia. Sekolah dasar
sebagai lembaga formal menjadi sasaran utama dalam penanaman karakter
wirausaha. Salah satu wadah untuk menanamkan karakter adalah dengan
memanfaatkan esktrakurikuler yang sudah ada di sekolah dasar.
Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter merupakan inovasi penerapan
ekstrakurikuler pramuka yang lebih menekankan pada penanaman nilai-nilai
karakter dalam setiap kegiatan yang dilakukan siswa. Langkah-langkah
pelaksanaan program “Emuter” dimulai dengan mensosialisasikan kemudian
pelaksanaan di sekolah. Pada pelaksanaan di sekolah, dalam setiap kegiatannya,
siswa harus memaknai karakter apa yang terkandung dalam kegiatan tersebut
melalui lembar monitoring yang diberikan oleh pembina. Siswa harus dapat
menilai sendiri dalam setiap kegiatannya, karakter apa yang sudah dimiliki siswa
secara jujur. Kemudian karakter-karakter tersebut dipantau oleh pembina, wali
kelas, dan orang tua melalui kegiatan yang dilakukan siswa di rumah atau di
sekolah. Karakter yang ada dalam kegiatan kepramukaan di antaranya adalah
disiplin, kerja keras, berani mengambil resiko, percaya diri, dan rasa
tanggungjawab.
Selain itu, program unggulan dalam Emuter adalah Outdoor Emuter.
Program tersebut adalah program yang dilaksanakan satu bulan sekali.
Keunggulan program tersebut adalah menanamkan enam karakter wirausaha
sekaligus serta mengkaji isu-isu globalisasi termasuk SDGs 2030. Hal tersebut
bertujuan agar pramuka saat ini moderen dan melek terhadap tantangan global.

19
20

Pada Karakter-karakter tersebut juga merupakan karakter yang harus dimiliki oleh
seorang wirausahawan. Oleh karena itu, “Emuter” pada sekolah dasar sangat
relevan dalam menanamkan karakter wirausaha.
Ekstrakurikuler Pramuka Berkarakter inipun sangat relevan dengan salah
satu goals SDGs 2030 yakni mewujudkan pemuda yang terampil dalam
kewirausaahaan. Dengan demikian pelaksanaan “Emuter” secara rutin dan
terstruktur diharapkan mampu menghasilkan siswa yang unggul, berkarakter, dan
memiliki jiwa berdaya saing yang tinggi. “Emuter” ini tidak secara langsung
membuat siswa menjadi seorang wirausaha dengan berbisnis atau berjualan,
namun dengan kegiatan kepramukaan siswa akan tertanam karakter-karakter yang
relevan dengan karakter yang dimiliki seorang wirausahawan sukses. Karena
keberadaan wirausaha dapat memperbaiki kondisi suatu negara sehingga tujuan
pembangunan berkelanjutan akan tercapai. Dengan demikian, pelaksanaan
“Emuter” dapat menjadi alternatif untuk mencapai target SDGs 2030.

4.2 Rekomendasi
Adapun saran yang penulis ajukan adalah sebagai berikut.
4.2.1 Bagi pemerintah, untuk mewujudkan kegiatan “Emuter” bukanlah hal
yang mudah. Pemerintah harus menjamin keberlangsungan kegiatan
“Emuter” misalnya dengan menyediakan sarana dan prasarana yang dapat
menunjang keberlangsungan kegiatan kepramukaan di sekolah.
4.2.2 Bagi pembina, pembina merupakan seseorang yang menguasai
pengetahuan kepramukaan dan memiliki sertifikat KMD (Kursus Mahir
Dasar), penggerak dan fasilitator keberlangsungan kegiatan “Emuter”.
Seorang pembina harus memberikan motivasi, menjadi teladan, dan
memahami setiap kegiatan kepramukaan agar kegiatan “Emuter” berjalan
sesuai dengan kurikulum kepramukaan dan tidak membosankan.
4.2.3 Bagi siswa, senantiasa belajar dan berusaha untuk tetap mengembangkan
dan mengoptimalkan potensi diri. Karena kehidupan akan terus berlanjut
dan berganti.
DAFTAR PUSTAKA

Afifah, N. (2015). Problematika Pendidikan di Indonesia. Journal: Elementary, 1,


41-42. [Online]. Diakses dari PDFe-journal.metrouniv.ac.id.

Andriani, D.W. (2009). Kegagalan dan Kesuksesan Personal Wirausaha.


[Online]. Diakses dari dwiretno.lecture.ub.ac.id

Badan Pusat Statistik. (2016). Kajian Indikator Sustainable Development Goals


(SDGs). [Online]. Diakses dari https://media.neliti.com.pdf.

Basis data Terpadu dan Tim Nasional Percepatan Pengentasan Kemiskinan.


(2015). Laporan Target SDGs 2030 dalam Pendidikan. Jakarta: BDT dan
TNP2K.

Boyman. (2016). Ragam Latih Pramuka. Bandung: Darma Utama.

Brodjonegoro, B. (2018). Tantangan dan Strategi Pelakssanaan Tujuan


Pembangunan Berkelanjutan (TPB/Sustainable Development Goals
(SDGs). [Online]. Diakses dari http://sdgcenter.unpad.ac.id

Budiyono, E. (2017). Pengeloaan Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka di SD


Negeri 2 Ngarap-arap Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017.
(Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Surakarta.

Damanik, S.A. (2014). Pramuka Ekstrakurikuler Wajib di Sekolah. Jurnal Ilmu


Keolahragaan, 13 (02), 155-160. Diakses dari
http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/138s.

Jalil, A. (2013). Spritual Entrepreneurship Transformasi Spritualitas


Kewirausahaan. Yogyakarta: LKIS.

Merina, N. (2018). Cara Mendapatkan Bantuan Modal Usaha dari Pemerintah


untuk UMKM. [Online]. Diakses dari
https://www.google.com/amp/goukm.id/bantuan-modal-usaha-dari-
pemerintah/amp/.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 81A Tahun 2013


tentang Implementasi Kurikulum 2013.

21
22

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63


Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib.

Putra, R. D. (2017). Analisis Faktor-faktor yang Memotivasi Minat Mahasiswa


dalam Bewirausaha. [Online]. Diakses dari http://eprints.ums.ac.id/51590/.

Rahmadani, A.F. (2014). Menumbuhkan Rasa Keberanian dalam Mengambil


Resiko melalui Pendidikan Karakter dengan Kepramukaan. [Online].
Diakses dari https://pramukapgsd16.blogspot.com/2017/12/menumbuhkan-
rasa-keberanian-dalam_53.html?m=1.

Ramdani, A. & Ghina, A. (2016). Identifikasi Karakter Wirausahawan dalam


Menghadapi Persaingan Bisnis. Journal: e-Preceeding of Management. 3
(3), 1-9. [Online]. Diakses dari https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id.

Romli. (2010). Peran Kepramukaan dalam Mengembangkan Bakat


Kepemimpinan Siswa di SMP Citra Nusantara. (Skripsi). Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Jakarta.

Septono, A. D. (2018). HMS: Pramuka Zaman Now Harus Siap Hadapi


Tantangan Globalisasi. [Online]. Diakses dari
https://m.timesindonesia.co.id/read/187024/20181022/082207/hms-
pramuka-zaman-now-harus-siap-hadapi-tantangan-globalisasi/_MURL_.

Setyowati, Y. (2005). Pola komunikasi keluarga dan perkembangan emosi anak.


[Online]. Diakses dari :
http://jurnal.uajy.ac.id/jik/files/2012/05/JIKVo2No1-2005_5.pdf.

Saifurrohman. (2014). Pendidikan Berbasis Karakter. Universitas Islam Nahdlatul


Ulama Jepara: Jurnal Tarbawi, 2 (2), hlm. 47-53. [Online]. Diakses dari
https://ejournal.unisnu.ac.id/JPIT/ariticle/view/215.

Saiman, L. (2014). Kewirausahaan Teori, Praktik, dan Kasus-kasus Edisi 2. Solo:


Salemba Empat.

Sukmana, Y. (2018). BPS: Jumlah Pengangguran Berkurang 40.000 Orang.


[Forum online]. Diakses dari
http://ekonomi.kompas.com/read/2018/11/05/125214926/bps-jumlah-
pengangguran.

Tilaar. (2009). Membenah Pendidikan Nasional. Rineka Cipta: Jakarta.


23

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan


Pramuka.

Utami, D.S. (2016). Peran Kegiatan Ekstrakurikuler. (Skripsi). Fakultas


Keguruan dan Ilmu Pengetahuan. Universitas Muhammadiyah Purwakerto,
Purwakerto.

Wahyono, B. (2014). Permasalahan Pendidikan Kewirausahaan di Indonesia dan


Bagaimana Solusinya. [Online]. Diakses dari
www.pendidikanekonomi.com/2014/08/permasalahan-pendidikan-
kewirausahaan.html?m=1.

Waruwu, A. (2010). Membangung Budaya Berbasis Nilai. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai