Anda di halaman 1dari 5

Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1

Januari 2015
ISSN : 2338 - 4336

PENGARUH BERBAGAI JENIS EKSTRAK NABATI TERHADAP


INFEKSI Cucumber Mosaic Virus (CMV)
PADA TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.)

Roswita Nur Kumalasari, Mintarto Martosudiro, dan Tutung Hadiastono

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya


Jln. Veteran, Malang 65145, Indonesia
Roswitakumala92@gmail.com

ABSTRACT

The identification of potential virus inhibitor in four botanicals extract was


conducted in Screenhouse and Plant Disease Laboratory, Department of Plant
Protection, Faculty of Agriculture, Brawijaya University, Malang in May to September
2014. The Completely Randomized Design (CRD) was used in experiment, with five
treatment i.e. the application of Euchornia crassipes, Euchema alvarezii, Mirabilis
jalapa, Amaranthus spinosus extracts on cucumber and without application of botanical
extract as control. The data were analyzed by Least Significant Difference (LSD) at 5%
error level. Results of the experiment showed that E. crassipes, E. alvarezii, M. jalapa,
A. Spinosus extracts had the potential dilay of incubation period and decreased the
disease intensity compared with control. All botanical extracts showed the potential
inhibitor for virus infection.

Keywords : Vegetable extract, CMV, Inhibitor, Cucumber

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak nabati tersebut sebagai
virus inhibitor CMV untuk tanaman mentimun. Percobaan ini dilaksanakan di Rumah
Kawat dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang pada bulan Mei sampai September
2014. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Langkap membandingkan
peran empat macam ekstrak nabati sebagai inhibitor infeksi virus CMV dan diulang
empat kali. Konsentrasi yang digunakan 50%, dengan perlakuan ekstrak nabati
Euchornia crassipes, Euchema alvarezii, Mirabilis jalapa, Amaranthus spinosus dan
kontrol. Variabel pengamatan terdiri dari masa inkubasi dan intensitas penyakit. Data
pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5%. Apabila berbeda
nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf kesalahan
5%. Hasil penelitian menunjukkan Euchornia crassipes, Euchema alvarezii, Mirabilis
jalapa, Amaranthus spinosus memiliki waktu inkubasi yang nyata lebih panjang
dibandingkan kontrol dan mampu berperan sebagai inhibitor CMV bagi tanaman
mentimun.
Kata Kunci : Ekstrak nabati, CMV, inhibitor, mentimun

30
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015

PENDAHULUAN Percobaan menggunakan Rancangan


Acak Lengkap (RAL) dengan empat
Mentimun (Cucumis sativus L.) macam jenis ekstrak nabati konsentrasi
merupakan salah satu jenis sayuran dari 50% (E. crassipes, E. alvarezii, M. jalapa,
keluarga labu- labuan (Cucurbitaceae) A. spinosus). Masing–masing perlakuan
yang sudah popular di seluruh dunia diulang 3 kali. Penularan CMV dilakukan
termasuk di Indonesia. Berdasarkan pada umur tanaman uji mencapai 7 hari
Badan Pusat Statistik (BPS) (2012), setelah tanam (HST). Parameter yang
Perkembangan produksi tanaman diamati meliputi masa inkubasi dan
mentimun di Indonesia tahun 2009 intensitas serangan. Rumus penghitungan
mencapai 583.139 ton/tahun namun pada intensitas menurut Dolores (1996) sebagai
tahun 2012 produksinya menurun menjadi berikut:
511.525 ton/tahun. Penggunaan ekstrak
nabati dapat menurunkan penyakit CMV nv
pada tanaman mentimun. I= 
100%
NV
Virus inhibitor merupakan zat yang Keterangan :
dapat mencegah infeksi virus yang I = intensitas serangan
terdapat pada sap dari tanaman tertentu. n = jumlah tanaman skala tertentu
Tanaman juga memiliki kandungan v = nilai skala tertentu
N = jumlah tanaman yang diamati
senyawa aktif yang bersifat antiviral yang V = nilai skala keparahan tertinggi
berperan dalam penghambatan pergerakan
virus. Ada tidaknya antiviral dalam suatu Skala serangan berdasarkan Dolores
tanaman dapat berpengaruh pada (1996) adalah sebagai berikut.
ketahanan tanaman terhadap 0 = tanaman tidak menunjukkan gejala
penghambatan infeksi virus. (Smith, 1972) virus
perlakuan ekstrak Euchornia crassipes, 1 = tanaman menunjukkan gejala
Euchema alvarezii, Mirabilis jalapa, dan mosaik sangat ringan, atau tidak
Amaranthus spinosus dapat menurunkan ada penyebaran sistemik
preferensi serangga vektor terhadap 2 = tanaman menunjukkan gejala
tanaman inang, memperpanjang masa mosaik sedang
inkubasi gejala, menekan perkembangan 3 = tanaman menunjukkan gejala
penyakit gemini virus (Duriat, 2008). mosaik atau belang berat tanpa
Penggunaan ekstrak bahan nabati penciutan atau kelainan bentuk
yang berperan sebagai inhibitor daun
(penghambat) infeksi virus masih jarang 4 = gejala mosaik atau belang berat
diketahui. Untuk mengetahui lebih lanjut dengan penciutan atau kelainan
tentang informasi tersebut maka perlu bentuk daun
diadakan penelitian. 5 = gejala mosaik atau belang sangat
berat dengan penciutan atau
METODE PENELITIAN kelainan bentuk daun yang
parah, kerdil, atau mati.
Penelitian ini dilaksanakan di
Rumah Kasa (Screen House) dan Data pengamatan ditransformasikan
Laboratorium Penyakit Tumbuhan menggunakan Arcsin . Untuk
Jurusan Hama Penyakit Tumbuhan mengetahui pengaruh yang nyata,
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya dianalisis dengan menggunakan uji F pada
Malang. Pelaksanaan penelitian dimulai taraf 5 %, kemudian data yang signifikan
pada bulan Mei sampai September 2014. dilanjutkan dengan uji Beda Nyata
Terkecil (BNT) pada taraf kesalahan 5%.

31
Kumalasari et al., Pengaruh Berbagai Jenis Ekstrak Nabati…

Pelaksanaan Penelitian campuran sap virus dan ekstrak pada


kotiledon yang telah diolesi karborundum.
Persiapan Inokulum
Pembilasan dilakukan setelah ± 30 menit
Inokulum CMV berasal dari untuk membersihkan sisa karborundum
tanaman mentimun yang sakit. Dilakukan agar tidak mengganggu proses fisiologi.
identifikasi terlebih dahulu dengan
menggunakan tanaman indikator. Pemeliharaan Tanaman
Tanaman indikator yang digunakan adalah Pemeliharaan tanaman meliputi
tanaman bunga kenop (Gomphrena pemupukan, penyiraman, dan penyiangan
globosa). gulma. Penyiraman dilakukan 1-2 kali
Persiapan Media Tanam sehari dilakukan pada pagi atau sore hari
dengan menggunakan gembor.
Media tanam yang digunakan tanah
Pengendalian gulma dilakukan 1-2 kali
dan pupuk kandang dengan perbandingan
setiap minggu pada umur 2 dan 3 minggu
1:1 yang telah disterilkan dengan
menggunkan formalin 4%, ditutup dengan setelah tanam. Pengendalian OPT
plastik selama 2-3 hari lalu dibuka dan (Organisme Pengganggu Tanaman) selain
dikeringanginkan. Setelah 2-3 hari media CMV dilakukan secara mekanis, dengan
tanaman dipindahkan ke polybag sanitasi gulma yang tumbuh di sekitar
berukuran 3kg. tanaman inang. Untuk pengendalian hama
dilakukan juga dengan mengambil hama
Pengaplikasian Ekstrak dan Virus tersebut dan mematikannya.
Pengujian keberhasilan inokulasi
virus CMV dilakukan dengan melihat HASIL DAN PEMBAHASAN
antiviral yang terdapat pada ekstrak HASIL
tanaman yang diinokulasikan pada
tanaman mentimun. Inokulasi dilakukan Analisis ragam menunjukkan hasil
secara mekanis. Pembuatan ekstrak peran 4 macam ekstrak nabati
dengan konsentrasi 50 gram daun /100 ml berpengaruh nyata terhadap masa inkubasi
penyangga fosfat. Mencampurkan ekstrak CMV pada tanaman mentimun. Rerata
dengan sap virus CMV dengan masa inkubasi pada tanaman mentimun
perbandingan 1:1. Proses inokulasi yang diinokulasi CMV secara mekanis
dilakukan dengan menyemprotkan disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Rerata Masa Inkubasi Penyakit Mosaik Pada Perlakuan 4 Ekstrak Nabati
sebagai Inhibitor Virus
Jenis Ekstrak Rerata Masa Inkubasi (Hari)
Kontrol 4,00a
E. crassipes 4,75b
E. alvarezii 5,25b
M. jalapa 7,50d
A. spinosus 6,50c
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda
nyata pada uji beda nyata terkecil (BNT) taraf 5%.

Tabel 2. Rerata Intensitas Penyakit Mosaik pada Perlakuan 4 Ekstrak Nabati


sebagai Inhibitor Virus
Jenis Ekstrak Rerata Intensitas serangan (%)

32
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015

Kontrol 16,42a
E. crassipes 15,12b
E. alvarezii 15,27bc
M. jalapa 13,91c
A .spinosus 14,08c
Keterangan :Data ditransformasikan kedalam Arcsin . Angka yang diikuti huruf yang sama pada
kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji beda nyata terkecil (BNT)
taraf 5%.
Hasil inokulasi CMV bersamaan tumbuhan yang sapnya mengandung virus
dengan pemberian ekstrak nabati berbeda inhibitor yaitu famili Nyctaginaceae. Pada
nyata terhadap kontrol. Perlakuan E. sap tanaman Nyctaginaceae tersebut
crassipes dengan rerata 4,75 hari dan E. mengandung dua fraksi, yaitu inhibitor
alvarezii sebesar 5,25 hari tidak yang dapat menurunkan jumlah
menunjukkan adanya perbedaan nyata. malformasi dan augmenter yang dapat
Namun perlakuan ekstrak A. spinosus dan meningkatkan jumlah lesio lokal.
M. jalapa memberikan pengaruh nyata Ekstrak E. crassipes, E. alvarezii A.
dengan rerata 6,50 hari dan 7,50 hari. spinosus dan M. jalapa diduga
Gejala yang ditimbulkan dari semua mengandung inhibitor sehingga mampu
ekstrak berupa malformasi. menekan intensitas penyakit. Namun
Analisis ragam menunjukkan hasil 4 kandungan ekstrak yang bersifat antiviral
macam ekstrak nabati berpengaruh nyata pada E. alvarezii belum diketahui.
terhadap intensitas penyakit CMV pada Menurut Cardoso et al. (2014) ekstrak E.
tanaman mentimun. Rerata intensitas crassipes terdapat senyawa asam shakimat
serangan pada tanaman mentimun yang yang berfungsi sebagai antiviral. Pada
diinokulasi CMV secara mekanis perlakuan A. spinosus diduga terdapat
disajikan pada Tabel 2. kandungan senyawa tanin yang berfungsi
Perlakuan yang diujikan sebagai antiviral. Hal ini diperkuat
menunjukan perbedaan ekstrak tanaman dengan hasil penelitian Hersanti (2004)
pada intensitas penyakit berpengaruh dimana A. spinosus mampu menekan
nyata terhadap kontrol. Perlakuan kontrol infeksi CMV . Menurut Vivanco et al.
menunjukkan intensitas penyakit terbesar (1999) ekstrak M. jalapa terdapat senyawa
yaitu 16,42%. Intensitas Penyakit ekstrak aktif yang dapat mengendalikan virus
E. crassipes sebesar 15,12% berbeda disebut sebagai protein antivirus dan
nyata dengan E. alvarezii sebesar 15,27%. dikenal sebagai Ribosome Inactivating
Namun E. alvarezii, M. jalapa dan A. Protein (RIPs). RIPs juga terdapat pada
spinosus tidak berbeda nyata yaitu sebesar ekstrak akar dan daun M. jalapa dan
13,91% dan 14,08%. disebut sebagai Mirabilis Antiviral
Protein (MAP). Mekanisme
PEMBAHASAN penghambatan virus yang dilakukan oleh
MAP ada dua cara. Yang pertama, pada
Perbedaan masa inkubasi diduga
saat aplikasi ekstrak, MAP masuk ke
dipengaruhi oleh senyawa aktif pada
bagian atas epidermis dan bertahan di
esktrak tanaman yang berperan sebagai
ruang antarselnya. Kedua, MAP dan virus
inhibitor. Seperti yang dikemukakan oleh
melakukan penetrasi bersamasama pada
Smith (1974) bahwa bunga pukul empat
saat inokulasi. Keduanya saling
mengandung virus inhibitor. Virus
berkompetisi untuk mencari daerah aktif
inhibitor adalah zat yang dapat mencegah
ribosom sehingga dapat mencegah infeksi
infeksi virus yang terdapat pada sap dari
tanaman tertentu. Salah satu famili

33
Kumalasari et al., Pengaruh Berbagai Jenis Ekstrak Nabati…

virus pada tahap awal sebelum virus Mirabilis jalapa roots. Plant Dis.
mengalami deenkapsidasi. 83(12): 1116-1121.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat


disimpulkan bahwa ekstrak E. crassipes,
E. alvarezii, A. spinosus dan M. jalapa
dapat berfungsi sebagai inhibitor virus
CMV pada tanaman mentimun. Fungsi
inhibitor lebih kuat terdapat pada ekstrak
M. jalapa dibandingkan ekstrak lainnya
dengan intensitas penyakit sebesar
13,91% dan masa inkubasi 7,50 hari.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2012.


Perkembangan Beberapa Indikator
Utama Sosial- Ekonomi Indonesia.
Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Cardoso, S., Lopes, L., Nascimento, I.
2014. Eichornia crassipes: An
Advantageous Source of Shikimic
Acid. Farmacognosy 24: 439-442.
Dolores, L.M. 1996. Management of
Pepper Viruses. In. AVNET – II
Final Workshop Proceedings.
AVDRC. Tainan. Taiwan. 334-342.
Duriat. 2008. Pengaruh Ekstrak Bahan
Nabati dalam Menginduksi
Ketahanan Tanaman Cabai
terhadap Vektor dan Penyakit
Kuning Keriting. J. Hort. 18(4):
446-456.
Hersanti, 2004. Pengujian Beberapa
Ekstrak Tumbuhan sebagai Agen
Penginduksi Ketahanan Cabai
Merah terhadap Cucumber Mosaic
Virus (CMV). J. Agrik. 14(3) : 160-
165.
Smith, K.M. 1972. A Textbook of Plant
Virus Disease Third Edition.
Longman Group Limited. London.
230-252.
Vivanco JM, Querci M, Salazar LF. 1999.
Antiviral and antiviroid activity of
MAP-containing Extracts from

34

Anda mungkin juga menyukai