162 461 1 PB PDF
162 461 1 PB PDF
Januari 2015
ISSN : 2338 - 4336
ABSTRACT
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak nabati tersebut sebagai
virus inhibitor CMV untuk tanaman mentimun. Percobaan ini dilaksanakan di Rumah
Kawat dan Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang pada bulan Mei sampai September
2014. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Langkap membandingkan
peran empat macam ekstrak nabati sebagai inhibitor infeksi virus CMV dan diulang
empat kali. Konsentrasi yang digunakan 50%, dengan perlakuan ekstrak nabati
Euchornia crassipes, Euchema alvarezii, Mirabilis jalapa, Amaranthus spinosus dan
kontrol. Variabel pengamatan terdiri dari masa inkubasi dan intensitas penyakit. Data
pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5%. Apabila berbeda
nyata, maka dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada taraf kesalahan
5%. Hasil penelitian menunjukkan Euchornia crassipes, Euchema alvarezii, Mirabilis
jalapa, Amaranthus spinosus memiliki waktu inkubasi yang nyata lebih panjang
dibandingkan kontrol dan mampu berperan sebagai inhibitor CMV bagi tanaman
mentimun.
Kata Kunci : Ekstrak nabati, CMV, inhibitor, mentimun
30
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015
31
Kumalasari et al., Pengaruh Berbagai Jenis Ekstrak Nabati…
Tabel 1. Rerata Masa Inkubasi Penyakit Mosaik Pada Perlakuan 4 Ekstrak Nabati
sebagai Inhibitor Virus
Jenis Ekstrak Rerata Masa Inkubasi (Hari)
Kontrol 4,00a
E. crassipes 4,75b
E. alvarezii 5,25b
M. jalapa 7,50d
A. spinosus 6,50c
Keterangan : Angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan tidak berbeda
nyata pada uji beda nyata terkecil (BNT) taraf 5%.
32
Jurnal HPT Volume 3 Nomor 1 Januari 2015
Kontrol 16,42a
E. crassipes 15,12b
E. alvarezii 15,27bc
M. jalapa 13,91c
A .spinosus 14,08c
Keterangan :Data ditransformasikan kedalam Arcsin . Angka yang diikuti huruf yang sama pada
kolom yang sama menunjukan tidak berbeda nyata pada uji beda nyata terkecil (BNT)
taraf 5%.
Hasil inokulasi CMV bersamaan tumbuhan yang sapnya mengandung virus
dengan pemberian ekstrak nabati berbeda inhibitor yaitu famili Nyctaginaceae. Pada
nyata terhadap kontrol. Perlakuan E. sap tanaman Nyctaginaceae tersebut
crassipes dengan rerata 4,75 hari dan E. mengandung dua fraksi, yaitu inhibitor
alvarezii sebesar 5,25 hari tidak yang dapat menurunkan jumlah
menunjukkan adanya perbedaan nyata. malformasi dan augmenter yang dapat
Namun perlakuan ekstrak A. spinosus dan meningkatkan jumlah lesio lokal.
M. jalapa memberikan pengaruh nyata Ekstrak E. crassipes, E. alvarezii A.
dengan rerata 6,50 hari dan 7,50 hari. spinosus dan M. jalapa diduga
Gejala yang ditimbulkan dari semua mengandung inhibitor sehingga mampu
ekstrak berupa malformasi. menekan intensitas penyakit. Namun
Analisis ragam menunjukkan hasil 4 kandungan ekstrak yang bersifat antiviral
macam ekstrak nabati berpengaruh nyata pada E. alvarezii belum diketahui.
terhadap intensitas penyakit CMV pada Menurut Cardoso et al. (2014) ekstrak E.
tanaman mentimun. Rerata intensitas crassipes terdapat senyawa asam shakimat
serangan pada tanaman mentimun yang yang berfungsi sebagai antiviral. Pada
diinokulasi CMV secara mekanis perlakuan A. spinosus diduga terdapat
disajikan pada Tabel 2. kandungan senyawa tanin yang berfungsi
Perlakuan yang diujikan sebagai antiviral. Hal ini diperkuat
menunjukan perbedaan ekstrak tanaman dengan hasil penelitian Hersanti (2004)
pada intensitas penyakit berpengaruh dimana A. spinosus mampu menekan
nyata terhadap kontrol. Perlakuan kontrol infeksi CMV . Menurut Vivanco et al.
menunjukkan intensitas penyakit terbesar (1999) ekstrak M. jalapa terdapat senyawa
yaitu 16,42%. Intensitas Penyakit ekstrak aktif yang dapat mengendalikan virus
E. crassipes sebesar 15,12% berbeda disebut sebagai protein antivirus dan
nyata dengan E. alvarezii sebesar 15,27%. dikenal sebagai Ribosome Inactivating
Namun E. alvarezii, M. jalapa dan A. Protein (RIPs). RIPs juga terdapat pada
spinosus tidak berbeda nyata yaitu sebesar ekstrak akar dan daun M. jalapa dan
13,91% dan 14,08%. disebut sebagai Mirabilis Antiviral
Protein (MAP). Mekanisme
PEMBAHASAN penghambatan virus yang dilakukan oleh
MAP ada dua cara. Yang pertama, pada
Perbedaan masa inkubasi diduga
saat aplikasi ekstrak, MAP masuk ke
dipengaruhi oleh senyawa aktif pada
bagian atas epidermis dan bertahan di
esktrak tanaman yang berperan sebagai
ruang antarselnya. Kedua, MAP dan virus
inhibitor. Seperti yang dikemukakan oleh
melakukan penetrasi bersamasama pada
Smith (1974) bahwa bunga pukul empat
saat inokulasi. Keduanya saling
mengandung virus inhibitor. Virus
berkompetisi untuk mencari daerah aktif
inhibitor adalah zat yang dapat mencegah
ribosom sehingga dapat mencegah infeksi
infeksi virus yang terdapat pada sap dari
tanaman tertentu. Salah satu famili
33
Kumalasari et al., Pengaruh Berbagai Jenis Ekstrak Nabati…
virus pada tahap awal sebelum virus Mirabilis jalapa roots. Plant Dis.
mengalami deenkapsidasi. 83(12): 1116-1121.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
34