Anda di halaman 1dari 2

4.

Masalah yang Dihadapi Perbankan BRI Pertanian

1. Ketidak mampuan akses petani terhadap lembaga kredit pertanian


antaranya:
a. Phsycal acces, yaitu bahwa petani tidak bisa akses terhdap kredit atau
perbankan, karena secara fisik lembaga-lembaga kredit keuangan di
pedesaan atau atau yang disebut Rural Financial Institution tidak tersedia
atau walaupun ada jagkaunnya jauh.
b. Eligibilty walaupun Rurak Financial Instition ada di pedesaan, tetapi
usahatani petani, usaha non pertanian kecil dan kegiatan rumah tangga
tidak memenuhi syarat secara perbankan.
c. Bussiness oportunities, karena di pedesaan pada umunya infrastrukturnya
sangat buruk menyebabkan kesempatan bisnis rendah dan akses terhadap
perbankan menjadi rendah.
d. Kurangnya Informasi dan fasilitas yang mendukung antara apa yang
terjadi di pedesaan tidak dapat menyediakan barang dan jasanya di
perkotaan, sehigga akse petani terhadap perbankan menjadi rendah.
2. Adanya waktu tunggu sampai saat panen, yaitu waktu yang dibutuhkan
mulai saat tanam sampai dengan panen. Berbeda dengan proses produksi
di sektor industri yang memebutuhkan waktu yang cepat, gestation periode
ini membutuhkan waktu yang lama dan bervariasi tergantung jenis dan
kualitas tanaman.
3. Keterbatasan Modal, jumlah modal untuk pembiayaan kegiatan usaha tani
sangat terbatas, sehingga petani terhambat dalam memilih dan mencoba
komoditas pertanian yang baru.
4. Pengetahuan mengenai perbankan pertanian yang kurang diterapkan di
para petani, jadi petani kurang pengetahuan dan wawasan terhadap
perbankan yang sebenarnya sangat membanu para petani pedesaan dalam
mendapatkan modal pertanian.
5. Kredit bank tidak sepenuhnya digunakan oleh petani untuk investasi dan
modal kerja, banyak yang menggunakannya untuk keperluan lain seperti
biaya anak sekolah, hajatan, dan lain-lain, dan bank tidak bisa mendekteksi
penyalahgunaan dana tersebut.
6. Penyaluran kredit yang tidak tepat sasaran maupun subsidi bunga yang
pembayarannya cenderung lambat dari pemerintah, selain itu prosedur
yang birokratis menyebabkan petani enggan mengajukan kredit.

5. Solusi atas Permasalahan yang Dihadapi

1. Memperbaiki proses atau prosedur perbankan yang menyulitkan para


petani, sehingga petani dengan mudah mengakses permodalan
menggunakan perbankan pertanian, salah satunya dengan menggunakan
pembiayaan pertanian melalui bank BRI pertanian ini, Bank BRI pertanian
ini memberikan akses yang cukup mudah bagi petani dan memberikan
bunga yang kecil bagi petani.
2. Agar penyaluran kredit jelas maka kriteri penerimaan kredt harus jelas,
salah satunya yaitu dengan peluncuran KUR yang dilakukan ole Bank BRI
Pertanian. Sejak tahun 2015-2018 jumlah KUR yang telah disalurkan
sebanyak Rp 235,4 triliun.
3. SDM yang ahli untuk perbankan, sehingga nantinya mampu mencari dan
menilai nasabah (petani dan penguaha kecil) yang layak memperoleh
kredit. SDM ahli juga dibutuhkan untuk menjaga kesinambungannnya
sebagai nasabah dengan membantu membangun sikap bisnis dan
pengetahuan, serta membantu merancang dan mengurus proyek-proyek
pertanian.
4. Dari sisi eksistensi Bank BRI Pertania membuka banyak cabang kantor
bank yang letakya menjangkau daerah-daerah sentra produksi pertanian
dan jumlahnya sangat banyak untuk melayani petani dan pengusaha kecil,
terutama melalui kantor BRI unit yang ada di kecamatan. Secara
operasional kantor unit ini menjangkau desa-desa dengan nasabah atau
custumer base para petani dan pengusaha kecil sehingga mempunyai
kelebihhan dalam pengalaman dalam melayani nasabh pedesaan dan
pengetahuan terhadap potensi ekonomi di sektor riil di wilayah pedesaan.
5. Memberikan pemahaman terhadap para nasabah atau petani atau
pengusaha kecil agar kredit dipakai untuk tujuan yang produktif bukan
konsumtif. Program kredit untuk pertanian juga harus terintegrasi dengan
program-program konsolidasi lahan dan program pemberdayaan atau
kewirausahaan.

Anda mungkin juga menyukai