Anda di halaman 1dari 9

BAB I

TINJAUAN TEORI
a. Definisi
Obesitas merupakan penimbunan abnormal jaringan lemak berlebih di
bawah kulit. Obesitas disebabkan karena pemasukan makanan dengan jumlah
yang lebih besar daripada penggunanya sebagai energi bagi tubuh (Guyton dan
Hall,2008). Namun, dapat disederhanakan menjadi dua hal yaitu, terlalu
banyak makan dan terlalu sedikit bergerak (Arisman,2011).
Menurut Myers (2004), seseorang yangdikatakan obesitas apabila terjadi
pertambahan atau pembesaran sel lemak tubuh
Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan ataupun abnormal yang
dapat mengganggu kesehatan (WHO, 2011).
b. Anatomi
c. Etiologi

Terdapat beberapa etiologi dari penyakit obesitas, yaitu: a. Faktor biologis: kecepetan
metabolisme dan jumlah minimum energy yang dibutuhkan seseorang berperan penting
dalam mengatur berat badan. Secara alami beerapa orang menggunakan lebih banyak
kalori untuk melakukan fungsi-fungsi utama dalam tubuh. b. Faktor genetik : anak-anak
yang mengalami obesitas, biasanya orang tuanya juga mengalami hal yang sama. Sampai
saat ini belum diketahui secara pasti, gen apa yang menyebabkan obesitas tersebut. c.
Gaya hidup modern : dengan meningkatnya konsumsi kalori dan berkurangnya aktivitas
fisik, berperan penting dalam menyebabkan obesitas. Restoran siap saji menyediakan
banyak pilihan, makanan kemasan dan soft drink. Disamping menawarkan kemudahan,
makanannya juga tinggi dalam hal kandungan lemak, gula dan kalori. d. Kurangnya
aktivitas : Serta penggunaan alat-alat untuk mempermudah pekerjaan.

d. Manifestasi klinis
Obesitas dapat terjadi pada semua golongan umur, biasanya timbul menjelang remaja dan
dalam masa remaja terutama anak wanita, sehingga pada akhirnya remaja yang cepat
tumbuh dan matang itu akan mempunyai tinggi badan yang relative rendah dibandingkan
dengan anak yang sebayanya.
a. Paha tampak besar, terutama pada bagian proximal, tangan relatif kecil dengan jari –
jari yang berbentuk runcing.
b. Kelainan emosi raut muka, hidung dan mulut relatif tampak kecil dengan dagu yang
berbentuk ganda.
c. Dada dan payudara membesar, bentuk payudara mirip dengan payudara yang telah
tumbuh pada anak pria keadaan demikian menimbulkan perasaan yang kurang
menyenangkan. d. Abdomen, membuncit dan menggantung serupa dengan bentuk bandul
lonceng, kadang – kadang terdapat strie putih atau ungu. e. Lengan atas membesar, pada
pembesaran lengan atas ditemukan biasanya pada bisep dan trisepnya f. emosi yang
mungkin merupakan penyebab atau keadaan dari obesitas. g. nyeri punggung bawah
(terutama di daerah pinggul, lutut dan pergelangan kaki)
e. Patofisiologi

Faktor genetic

Gen fat mass and obesity-associated (FTO) dikaitkan dengan adipositas. Gen ini
memiliki banyak varian yang meningkatkan risiko obesitas.

Banyak hormon perifer pada sistem saraf pusat yang berperan dalam kontrol nafsu
makan, intake makanan, food reward, dan adiksi makanan. Makanan dan obat dapat
mengaktifkan sistem reward mesolimbik dopamin yang penting dalam regulasi adiksi pada
manusia.

Leptin, hormon anoreksigenik, meregulasi metabolisme lemak dengan menstimulasi


lipolisis dan inhibisi lipogenesis. Leptin memberi sinyal rasa kenyang pada hipotalamus dan
kemudian akan mengurangi intake makanan dan menyimpan lemak sambil memodulasi
pengeluaran energi dan metabolisme karbohidrat untuk mencegah pertambahan berat badan.
Defek pada leptin atau reseptor leptin berakibat pada peningkatan kadar leptin pada sirkulasi.

Insulin, sebagai hormon pankreas, memiliki peranan dalam homeostasis glukosa.


Insulin dapat menembus sawar darah otak dan berikatan dengan reseptor di nukleus arkuata
hipotalamus untuk mengurangi asupan makanan. Resistensi insulin sentral mirip dengan
resistensi leptin sentral dianggap berpengaruh pada perkembangan obesitas.

Selanjutnya substansi yang berasal dari saluran pencernaan seperti kolesistokinin


(CCK), glucagon-like peptide-l (GLP-1), peptide YY3-36 (PYY3-36), dan ghrelin, juga
terlibat dalam menyampaikan informasi tentang status energi melalui hormonal gut-brain
axis primarily targeting the hypothalamus (HPAL) dan batang otak, serta dapat secara
langsung atau tidak langsung berinteraksi dengan jalur mesolimbik dopamin otak tengah
untuk mempengaruhi intake makanan.
f. Pathway
g. Penatalaksanaan
1. Menetapkan target penurunan berat badan
Untuk penurunan berat badan ditetapkan berdasarkan: umur anak, yaitu usia 2 - 7 tahun
dan diatas 7 tahun, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta/komplikasi. Pada
anak obesitas tanpa komplikasi dengan usia dibawah 7 tahun, dianjurkan cukup dengan
mempertahankan berat badan, sedang pada obesitas dengan komplikasi pada anak usia
dibawah 7 tahun dan obesitas pada usia diatas 7 tahun dianjurkan untuk menurunkan
berat badan. Target penurunan berat badan sebesar 2,5 - 5 kg atau dengan kecepatan 0,5 -
2 kg per bulan.5
2. Pengaturan diet
Prinsip pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet seimbang sesuai dengan RDA, hal
ini karena anak masih mengalami pertumbuhan dan perkembangan.5 Intervensi diet
harus disesuaikan dengan usia anak, derajat obesitas dan ada tidaknya penyakit penyerta.
Pada obesitas sedang dan tanpa penyakit penyerta, diberikan diet seimbang rendah kalori
dengan pengurangan asupan kalori sebesar 30%. Sedang pada obesitas berat (IMT > 97
persentile) dan yang disertai penyakit penyerta, diberikan diet dengan kalori sangat
rendah (very low calorie diet ).12
Dalam pengaturan diet ini perlu diperhatikan tentang 5:
 Menurunkan berat badan dengan tetap mempertahankan pertumbuhan normal.
 Diet seimbang dengan komposisi karbohidrat 50-60%, lemak 20-30% dengan lemak
jenuh < 10% dan protein 15-20% energi total serta kolesterol < 300 mg per hari.
 Diet tinggi serat, dianjurkan pada anak usia > 2 tahun dengan penghitungan dosis
menggunakan rumus: (umur dalam tahun + 5) gram per hari.
3. Pengaturan aktifitas fisik
Aktifitas fisik untuk anak usia 6-12 tahun lebih tepat yang menggunakan ketrampilan
otot, seperti bersepeda, berenang, menari dan senam. Dianjurkan untuk melakukan
aktifitas fisik selama 20-30 menit per hari.5
h. Pemeriksaan fisik

1. pengukuran indeks massa tubuh (IMT) dengan perhitungan IMT = berat badan
(dalam satuan kg)/tinggi badan

Kondisi Nilai IMT


Berat badan kurang < 18,5
Normal 18.5 – 22.9
Berat badan
berlebihRisiko >  2323 –
meningkatObesitas 24,925 – 29.9
tingkat I
>  30
Obesitas tingkat II

2. Pengukuran ketebalan lipatan kulit untuk mengetahui ukuran lemak tubuh.


3. Perbandingan ukuran pinggang dan pinggul.
4. Pemindaian dengan USG, CT scan, atau MRI guna mengetahui kadar lemak dan
distribusinya di dalam tubuh.
5. Pemeriksaan darah
 Kadar kolesterol
 Gula darah
 Fungsi ginjal
 Hormon tiroid.
BAB II
TINJAUAN KASUS
a. Pengkajian
b. Diagnose
1. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang berlebih
2. Gangguan citra tubuh/ harga diri berhubungan dengan pandangan klien terhadap diri
c. Intervensi
1. Gangguan nutrisi lebih dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang berlebih
Kriteria hasil :
a. Pasien dapat mengatur pola makan
b.Berat Badan klien berkurang
Intervensi
1) kaji penyebab kegemukan pasien
rasional : mengidentifikasi factor penyebab kegemukan
2) kaji pola dan kebiasaan makan
rasional : mengidentifikasi untuk penyesuaian pola yang memerlukan peubahan
untuk menyesuaikan program diet
3) timbang berat badan secara periodic
rasional : memberikan informasi tentang keefektifan program terapi selama
perawatan
4) tentukan tingkat aktivitas dan rencana program latihan sesuai dengan pilihan pasien
rasioanal: latihan menurunkan berat badan dengan menurunkan napsu makan
meningkatkan energy meningkatkan tonus otot
5) diskusikan pembatasan masukan garam
rasioanl : untuk mencegah komplikasi hipertensi lebih tinggi
6) kolaborasi dengan ahli gizi dalam menentukan kebutuhan nutrisi
rasional : untuk mengontrol berat badan klien
7) kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat sesuai indikasi penekanan nafsu
makan
rasional : untuk menurunkan berat badan dengan cara menekan nafsu makan
2. Gangguan citra tubuh/ harga diri berhubungan dengan pandangan klien terhadap diri
Kriteria hasil : Pasien percaya diri dengan citra tubuh
Intervensi
1) Diskusikan dengan pasien pandangan menjadi gemuk dan apa artinya bagi
individu
Rasional : menyamakan persepsi definisi kegemukan
2) Libatkan keluarga atau kerabat pasien untuk mengontrol makan
Rasional : untuk menjadi pola koping pendukung dalam makan pasien
3) Tentukan motivasi pasien untuk menurunkan berat badan dn bantu menyusun
tujuan
Rasional : untuk mengetahui tingkat keinginan pasien untuk menurunkan
berat badannya
DAFTAR PUSTAKA

Horrison. 1999. Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC

Harmanto, Ning. 2006. Ibu Sehat dan Cantik dengan Herbal. Jakarta : Elex Media Komputindo

Gibney,Michael J. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Long,Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Doenges, Marilynn E dkk. 1993. Rencana asuhan keperawatan edisi 3. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai