Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TEKNOLOGI SEDIAAN SOLID

Tablet Asetaminofen Metode Kempa Langsung

Disusun Oleh :

Andika Dandi Pratama

(184840105)

Dosen Pengampu : Zahriah Supardi, M.Farm

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN PANGKALPINANG

PRODI FARMASI

TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah Teknik Sediaan
Solid tentang Parasetamol Kempa Langsung. Saya menyadari bahwa didalam
pembuatan makalah ini tidak lepas dari  bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam  pembuatan makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam proses pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.  Namun demikian, saya telah
berupaya dengan segala kemampuan dan  pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, saya dengan rendah hati menerima masukan,
saran, dan usulan guna penyempurnaan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Pangkalpinang, 19 Februari 2020

                                                                    Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................………………….i
DAFTAR ISI....................................................................................………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................………………….1`
1.2 Tujuan.......................................................................................……..…………….2
1.3 Manfaat.........................................................................................………..……….3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori.............................…..………................................................................4
2.2 Rancangan Formulasi Tablet Parasetamol...............................................................7
2.3 Preformulasi Zat Aktif dan Eksipien Tablet Paracetamol........................................7
2.4 Perhitungan Tablet Parasetamol..............................................................................13
2.5 Prosedur Pembuatan Tablet Parasetamol Metode Kempa Langsung......................14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................15
3.2 Saran……............................................................................................………..….15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Tablet adalah sediaan padat kompak yang dibuat secara kempa cetak dalam
tabung pipih atau serkuler, kedua permukaannya rata atau cembung mengandung satu
jenis bahan obat atau lebih dengan atau bahan tambahan.
Obat adalah semua bahan tunggal atau campuran yang digunakan oleh semua
makhluk untuk bagian dalam atau bagian luar, guna pencegahan, meringankan, juga
menyembuhkan penyakit. Menurut undang-undang yang membahas tentang obat atau
bahan campuran yang digunakan untuk menentukan diagnosis, pencegahan,
penanganan,pencegahan, penyembuhan, penyembuhan luka atau kelainan badaniah atau
rohaniah pada manusia atau hewan, termasuk memperindah tubuh atau membentuk
tubuh manusia. Sediaan obat dibuat dan disimpan dengan memperhatikan sifat bahan
obat yang digunakan, sesuai optimal dan sifat tidak merusaknya, terjamin. Konsentrasi
dan jumlah bahan penolong yang digunakan dalam pembuatannya harus disatukan
dengan bahan aktifnya (Voigt, 1994).
Tablet dicetak dari serbuk kering, kristal atau granulat, umumnya dengan
penambahan bahan pembantu, pada mesin yang sesuai, dengan menggunakan tekanan
tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk silinder, kubus, batang, atau cakram, serta bentuk
seperti telur atau peluru. Garis tengah tablet pada umumnya 5-17 mm, sedangkan bobot
tablet 0,1-1 g (Voigt, 1994).
Tablet dibuat dengan 3 cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi kering
(mesin rol atau mesin slag) dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering
adalah untuk meningkatkan aliran campuran dan atau kemampuan kempa (Ditjen POM,
1995). Butiran granulat yang diperoleh, partikel-partikelnya mempunyai daya lekat.
Daya alirnya menjadi lebih baik sehingga pengisian ruang cetak dapat berlangsung
secara kontiniu dan homogen.Keseragaman bentuk granulat menyebabkan keseragaman
bentuk tablet (Voigt, 1994)
Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetak baja.Tablet di buat dengan 3 cara umum yaitu granulasi

1
basah, granulasi kering dan kempa langsung. Tujuan granulasi basah dan kering adalah
untuk meningkatkan aliran campuran atau kemampuan kempa
Sekarang istilah kempa langsung digunakan untuk menyatakan proses ketika
tablet dikempa langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai
(termasuk pengisi, disintegran, dan lubrikan), yang akan mengalir dengan seragam ke
dalam lubang kempa dan membentuk suatu padatan yang kokoh. Tidak ada prosedur
praperlakuan granulasi basah atau kering yang diperlukan pada campuran serbuk
(Siregar dan Wikarsa, 2010).
Parasetamol merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik ditimbulkan
oleh gugus aminobenzen. Asetaminofen di Indonesia lebih dikenal dengan nama
parasetamol, dan tersedia sebagai obat bebas. Efek analgetik parasetamol dapat
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol
menghilangkan nyeri, baik secara sentral maupun secara perifer. Secara sentral
parasetamol bekerja pada hipotalamus sedangkan secara perifer, menghambat
pembentukan prostaglandin di tempat inflamasi, mencegah sensitisasi reseptor rasa sakit
terhadap rangsang mekanik atau kimiawi. Efek antipiretik dapat menurunkan suhu
demam. Efek samping terjadi reaksihipersensitivitas dan pada penggunaan kronis dapat
terjadi kerusakan hati.
Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan
yang mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah bahan
pengisi, bahan pengikat, bahan pengembang, bahan pelicin atau zat lain yang cocok.
Bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan
mampu melepaskan obat dalam keadaan relatif konstan pada jangka waktu tertentu

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat rancangan formula tablet menggunakan metode
kempa langsung
2. Mahasiswa dapat mengetahui tentang perhitungan tablet pada metode kempa
langsung
3. Mahasiswa dapat menjelaskan dan mengetahui langkah-langkah pembuatan
tablet parasetamol pada metode kempa langsung

2
1.3 Manfaat
1. Mahasiswa membuat rancangan formula tablet menggunakan metode kempa
langsung
2. Mahasiswa mengetahui tentang perhitungan tablet pada metode kempa
langsung
3. Mahasiswa menjelaskan dan mengetahui langkah-langkah pembuatan tablet
parasetamol pada metode kempa langsung

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat denganatau tanpa bahan
pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk
sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat dengan memberikan
tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan baja (Ditjen POM, 1995).
Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat
dengan penambahan bahan tambahan farmasetika yang sesuai, (Ansel hal. 244).
Sedangkan menurut Farmakope IV (1995), tablet adalah sediaan padat yang
mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi.Tablet dibuat dengan jalan
mengempa adonan yang mengandung satu atau beberapa obat dengan bahan pengisi
pada mesin stempel yang disebut pencetak. Mesin pencetak tablet ada 2, yaitu pencetak
tunggal atau single punch dan pencetak ganda berputar atau rotary press.
Mesin pencetak tablet dirancang dengan komponen komponen dasar sebagai
berikut:
1. Hopper, yaitu untuk menahan atau tempat menyimpan dan memasukkan
granul yang akan dicetak
2. Die, yang menentukkan ukuran dan bentuk tablet
3. Punch, untuk mencetak/mengempa granul yang ada di die
4. Jalur cam, untuk mengatur gerakan pucnh
5. Suatu mekanisme pengisian untuk menggerakan atau memindahkan granul
dari hopper ke dalam die.
Komponen formulasi tablet terdiri dari bahan berkhasiat (API) dan bahan
pembantu (eksipien). Bahan tambahan (eksipien) yang digunakan dalam mendesain
formulasi tablet dapat dikelompokan berdasarkan fungsionalitas eksipien sebagai
berikut :
1. Pengisi/pengencer (diluents)
Walaupun pengisi pada umumnya dianggap bahan yang inert, secara
signifikan dapat berpengaruh pada ketersediaan hayati, sifat fisika dan kimia
dari tablet jadi (akhir)

4
2. Pengikat (binders dan adhesive)
Pengikat atau perekat ditambahkan ke dalam formulasi tablet untuk
meningkatkan sifat kohesi serbuk melalui pengikatan (yang diperlukan)
dalam pembentukan granul yang pada pengempaan membentuk masa
kohesif atau pemampatan sebagai suatu tablet. Lokasi pengikat di dalam
granul dapat mempengaruhi sifat granul yang dihasilkan.
3. Penghancur (disintegrants)
Tujuan penghacur adalah untuk memfasilitasi kehancuran tablet sesaat
setelah ditelan pasien. Agen penghancur dapat ditambahkan sebelum
dilakukan granulasi atau selama tahap lubrikasi/pelinciran sebelum dikempa
atau pada kedua tahap proses.
4. Pelincir (lubricant)
Fungsi utama pelincir tablet adalah untuk mengurangi friksi yang
meningkat pada antarmuka tablet dan dinding cetakan logam selama
pengempaan dan penolakan/pengeluaran tablet dari cetakan. Pelincir dapat
pula menunjukan sifat sebagai antilengket (anti adherant) atau pelicin
(glidan)
5. Antiadheran
Antiadheran berguna dalam formulasi bahan yang menunjukan tendensi
mudah tersusun/terkumpul.

2.1.1 Kempa Langsung


Tablet dicetak dari serbuk kering, kristal atau granulat, umumnya dengan
penambahan bahan pembantu, pada mesin yang sesuai, dengan menggunakan tekanan
tinggi. Tablet dapat memiliki bentuk silinder, kubus, batang, atau cakram, serta bentuk
seperti telur atau peluru. Garis tengah tablet pada umumnya 5-17 mm, sedangkan bobot
tablet 0,1-1 g.
Sekarang istilah kempa langsung digunakan untuk menyatakan proses ketika
tablet dikempa langsung dari campuran serbuk zat aktif dan eksipien yang sesuai
(termasuk pengisi, disintegran, dan lubrikan), yang akan mengalir dengan seragam ke

5
dalam lubang kempa dan membentuk suatu padatan yang kokoh. Tidak ada prosedur
praperlakuan granulasi basah atau kering yang diperlukan pada campuran serbuk.
Metode kempa langsung merupakan metode pembuatan tablet yang dilakukan
dengan caralangsung dicetak dengan persyaratan zat aktif atau bahan obat tersebut
mempunyai sifat aliryang baik, kompressibilitas dan kompresibilitas tinggi serta
mempunyai efek lubrikan yang baik.
Tahapan pembuatannya adalah sebagai berikut :
 Ditimbang semua bahan yang diperlukan
 Dicampur zat aktif dan zat tambahan kemudian lakukan pengayakan
 Lakukan pencampuran akhir
 Dicetak menjadi tablet menggunakan mesin cetak tablet
Metode pembuatan tablet yang baik dapat dilihat dari zat aktif yang tersedia, jika
zat aktifyang tersedia memiliki sifat alir, komresibilitas, kompaktibilitas yang baik,
maka dalam halini pemilihan metode kempa langsung adalah pilihan metode yang
terbaik, namun jika zataktif memiliki sifat alir, komresibilitas, kompaktibilitas yang
kurang baik, maka pilihanyaadalah dengan menggunakan metode granulasi basah,
begitu pula jika zat aktif yangdigunakan tidak tahan terhadap adanya pemanasan dan
kelembaban, maka pilihan terbaikadalah dengan menggunakan metode granulasi
kering.Namun, secara umum metode granulasi yang paling sering digunakan adalah
dengan metodegranulasi basah.

2.1.2 Parasetamol
Parasetamol atau asetominofen memilikikhasiat dari sebagai analgetis dan
antipiretis, tetapi tidak antiradang.(Obat – Obat Penting halaman : 318). Aksi dari
parasetamol yaitu menghambat prostaglandin di SSP tetapi tidak memiliki efek anti-
inflamasi diperifer ; mengurangi demam melalui tindakan langsung pada hipotalamus
pengatur pusat panas. Parasetamol diindikasikan untukmenghilangkannyeri
ringansampai sedang ; pengobatan demam. Penggunaanberlabel(s): Nyeridan
demamsetelah vaksinasiprofilaksis.
Dewasa ini dianggap sebagai zat antinyeri yang paling aman, juga untuk
swamedikasi (pengobatan mandiri). Efek analgetisnya diperkuat oleh kodein dan kofein

6
dengan kira – kira 50%. Reabsorpsinya dari usus cepat dan praktis tuntas, secara rektal
lebih lambat. Dalam hati zat ini diuraikan menjadi metabolit – metabolit toksis yang
diekskresi dengan kemih sebagai konyugat – glukuronida dan sulfat. Efek sampingnya
tak jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah. Overdose dapat
menimbulkan antara lain mual, muntah, dan anoreksia. Wanita hamil dapat
menggunakan parasetamol dengan aman, juga selama laktasi walaupun mencapai air
susu ibu. Interaksi pada dosis tinggi dapat memperkuat efek antikoagulansia tetapi pada
dosis biasa tidak interaktif.
Dosis dari parasetamol untuk nyeri dan deman oral 2 - 3 dd 0,5-1 g, maks 4
g/hari, pada penggunaan kronis maks. 2,5 g/hari. Anak – anak 4 – 6 dd 10 mg/kg, yakni
rata – rata usia 3 -12 bulan 60 mg, 1 - 4 tahun 240 – 360 mg, 4 – 5x sehari. (Obat –
Obat Penting ed IV, hlm 318-319).

2.2 Rancangan Formulasi Tablet Parasetamol


R/ parasetamol 500mg

PVP 5%

Amylum 10%

Mg stearat 1%

Talk 2%

Laktosa q.s

Bobot 1 tablet = 700 mg

Jumlah tablet dibuat = 1000 tab

2.3 Preformulasi Zat Aktif dan Eksipien Tablet Paracetamol


1. Preformulasi Zat Aktif
Struktur kimia

7
Rumus molekul C8H9NO2
Nama Paracetamol
Nama lain Acetaminofhen
Nama kimia n-acetil-4-aminofenol
Berat molekul 151,16
Pemerian Serbuk hablur,putih,tidak berbau,rasa pahit (FI III,hal 32)
Suhu lebur 1690C-1720C
pH Antara 5,3 dan 6,5 (codek hal 988)
Kelarutan Larut dalam 70 bagian air,7 bagian etanol,13 bagian aceton,40
bagian glicerol,9 bagian propilen glikol,larut dalam larutan alkali
hidroksida
Stabilitas  Terhidrolisis pada ph minimal 5-7
 Stabil pada temperatur 450C (dalam bentuk serbuk)
 Dapat terdegradasi oleh quinominim dan terbentuk warna
pink,coklat dan hitam
 Relatif stabil terhadap oksidasi
 Menyerap uap air dalam jumlah tidak signifikan pada suhu
250C dan kelembaban 90%
 Tablet yang dibuat granulasi basah menggunakan pasta
gelatin tidak dipengaruhi oleh kelembaban tinggi
dibandingkan menggunakan povidon
(codek hal 988)
Inkompatibilitas Inkompatibilitas terhadap permukaan nilon dan rayon (codek hal
988)
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat,tidak tembus cahaya (FI IV,hal 650)
Daftar pustaka FI III,hal 32
FI IV,hal 650
codek hal 988-989

2. Preformulasi Eksipien
 Lactosa Anhydrous
Struktur molekul

8
Rumus molekul C12H22O11
Nama kimia O-β-D-galactopyranosyl-(1  4)-β-D-glucopyranose
Berat molekul 342,30
Pemerian Laktosa anhidrat adalah serbuk atau partikel kristal berwarna putih,
rasa manis, tidak berbau.
Suhu Lebur 2320C
Kelarutan Larut dalam air, sedikit larut dalam ethanol 95% dan eter.
Density 1,589 g/cm3
Stabilitas Laktosa dapat berubah warna menjadi kecoklatan dalam
penyimpanan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh panas, kondisi
lembab yang kelembabannya hingga 80%.
Inkompatibilitas Laktosa anhidrat inkompatibel dengan oksidator kuat. Dapat
mengalami reaksi maillard dengan amin primer dan sekunder bila
disimpan dalam kondisi kelembaban tinggi pada waktu tertentu.
Penyimpanan Dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering.
Kegunaan Tablet filler atau diluent atau pengisi.
Pustaka Handbook of Pharmaceutical Exipient Halaman 359 – 361

 Amylum

9
Struktur kimia

Rumus molekul [C16H10O5]n . dimana n= 300 – 1000


Nama kimia Starch [9005 – 25 -8]
Berat molekul 300 – 1000 tergantung jenis amylum
Pemerian Amylum tidak berbau tidak berasa ,warna putih sampai putih tua
,serbuk halus
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol 96%dan dalam air dingin.pati
mengembang seketika dalam air sekitar 5 – 10 % pada 378C .pati
menjadi larut dalam air panas pada suhu diatas suhu gelatinasi.
Stabilitas Pati kering stabil jika dilindungi dari kelembaban tinggi.pati
dianggap sebagai bahan kimia dan mikrobiologi pada kondisi
penyimpanan dibawah normal .larutan amilum atau atau pasta
amylum tidak stabil dan mudah dimetabolisme oleh
microorganisme,karena itu untuk granulasi basah harus selalu
dibuat baru.Pati harus disimpan dalam wadah kedap udara di
tempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas Pati tidak kompatibel dengan zat pengoksidasi kuat. Berwarna
senyawa inklusi terbentuk dengan yodium
Penyimpanan Dalam tempat sejuk dan kering
Kegunaan Desintegran 3 – 25 %
Daftar pustaka HOPE 6th edisi 2009 hal 686 – 691

 PVP (Polivinil Pyrolidone)

10
Struktur kimia

Rumus molekul (C6H9NO)n


Nama kimia 1-Ethenyl-2-pyrrolidinone homopolymer [9003-39-8]
Berat molekul 2500-3000000
Pemerian Serbuk hakus berwarna putih hingga putih krem,tidak berbau atau
hampir tidak berbau,serbuk higroskopis
Kelarutan Sangat larut dalam asam,kloroform , etanol 95%,keton,metanol
dan air,praktis tidak larut dalam eter hidrokarbon dan minyak
mineral
Stabilitas penurunan kelarutan povidone stabil untuk siklus pendek dari
preparan Povidon mulai berwarna gelap sampai batas tertentu pada
pemanasan 1500C ,dengan panas sekitar 1100C-1300C.
Sterilisasi uap dari larutan berair tidak mengubah kandungan
povidon,larutan berair yang peka,rentan terhadap pertumbuhn
jamur dan akibatnya memerlukan penambahan bahan pengawet
yang cocok
Inkompatibilitas Inkompatibel terhadap bahan organik dan anorganik
Penyimpanan Disimpan dalam wadah kedap udara ,sejuk dan tempat kering
Kegunaan Pengikat (0,5%-5%)
Daftar pustaka HOPE 6th edisi 2009 hal 581-582

 Talkum
Struktur kimia
Rumus molekul Mg6(S12O5)4(OH)4
Nama kimia Talk(14807-96-6)
Berat molekul -
Pemerian Sangat halus,warna putih sampai putih ke abu-an,tidak berbau
,berkilat mudah melekat pada kulit dan bebas dr butiran
Kelarutan Tidak larut dalam hampir semua pelarut
Stabilitas Talk merupakan bahan yang stabil,dapat di sterilisasi dengan
pemanasan sampai 1600 C tidak kurang dari 1 jam .dapat juga
disterilkan dengan gas etilen oxide atau gama radiasi

11
Inkompatibilitas Inkompatibilitas dengan kandungan ammonium kwartener
Penyimpanan Talk harus disimpan dalam wadah tertutup rapat dan tempat kering
Kegunaan Glidan (1,0 % - 10 %)
Daftar pustaka HOPE 6th edisi 2009 hal 728 – 731
FI ed IV hal 771

 Magnesium Stearat
Struktur kimia

Rumus molekul C36H70MgO4


Nama kimia Octadecanoic acid magnesium salt [557-04-0]
Berat molekul 591,29
Pemerian Serbuk halus berwarna putih,bau samar rasa khas
Kelarutan Praktis tidak larut dalam etanol,etanol 95%,eter dan air ,sedikit
larut dalm benzen hangat,dan etanol hangat 95%
Stabilitas Magnesium stearat stabil dan dapat disimpan dalam wadah tertutup
rapat dan kering
Inkompatibilitas Inkompatibel dengan asam kuat,basa, garam besi.Hindari
pencampuran dengan bahan yang teroksidasi kuat.Mg stearat tidak
dapat digunakan dalam produk yang mengandung aspirin,beberapa
vitamin dan garam besi
Penyimpanan Disimpan dalam wadah tertutup rapat dan disimpan dalam tempat
sejuk dan kering
Kegunaan Lubricant,0,25 % - 5,0 %
Daftar pustaka HOPE 6th edisi 2009 hal 404 – 405

2.4 Perhitungan Tablet Parasetamol


Formula Perhitungan 1 Tablet Perhitungan khasiat
1000 Tablet
Parasetamol 500 mg 500 mg x 1000 Zat aktif
= 500 gram

12
PVP 5% 5 35 mg x 1000 = Pengikat
×700 mg=35 mg
100
35 gram

10
Amylum 10% ×700 mg=70 mg 70 mg x 1000 = Desintegran
100
70 gram

Mg stearat 1% 7 mg x 1000 = Lubricant


1
×700 mg=7 mg
100 7 gram

Talk 2% 2 14 mg x 1000 = Glidan


×700 mg=14 mg
100 14 gram

Laktosa q.s ( 700−500−35−70−7−14 ) mg 74mg x 1000 = Pengisi


= 74 mg 74 gram

2.5 Prosedur Pembuatan Tablet Parasetamol Metode Kempa Langsung


1. Menimbang bahan zat aktif dan eksipien sesuai perhitungan.
2. Mencampurkan bahan-bahan pada mesin Mixer sesuai dengan aturan
pencampuran ( kecuali Mg stearat dan talkum), campur selama 15 menit hingga
homogen, kemudian tambahkan Mg stearat dan talkum, campur selama 2 menit.
3. Lakukan evaluasi terhadap massa kempayang dimasukkan kedalam mesin
Feeder Container tutup rapat dan kaarntina selama proses pemeriksaan.,
4. Masa kempa ditabletasi (kempa langsung) dengan menggunakan punch
berdiameter sesuai dengan bobot tablet yang telah ditentukan.
5. Setelah pencetakan selesai lakukan evaluasi tablet yang diperoleh pada
container tertutup rapat, ambil tablet untuk IPC tablet karantina selama proses
pemeriksaan.

13
6. Setelah lulus QC, tablet disalut menggunakan larutan penyalut. Kemudian
dikemas dengan kemasan strip dan lakukan pemeriksaan. Setelah selesai
pemeriksaan tablet dikemas lebih lanjut dengan kemasan sekunder.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat denganatau tanpa bahan
pengisi. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan merupakan bentuk
sediaan yang paling banyak digunakan. Metode kempa langsung merupakan metode
pembuatan tablet yang dilakukan dengan caralangsung dicetak dengan persyaratan zat
aktif atau bahan obat tersebut mempunyai sifat aliryang baik, kompressibilitas dan
kompresibilitas tinggi serta mempunyai efek lubrikan yang baik.
Parasetamol atau asetominofen memilikikhasiat dari sebagai analgetis dan
antipiretis, tetapi tidak antiradang.(Obat – Obat Penting halaman : 318). Aksi dari
parasetamol yaitu menghambat prostaglandin di SSP tetapi tidak memiliki efek anti-
inflamasi diperifer, mengurangi demam melalui tindakan langsung pada hipotalamus
pengatur pusat panas. Parasetamol diindikasikan untukmenghilangkannyeri
ringansampai sedang, pengobatan demam. Penggunaanberlabel(s), Nyeridan
demamsetelah vaksinasi profilaksis.

14
3.2 Saran
Saran yang saya dapat berikan mengenai materi pembuatan tablet parasetamol
dengan metode kempa langsung yakni pembaca harus lebih menyimak untuk proses
perhitungan dan proses pembuatan kempa langsung.

DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. UI Press.Jakarta

Ansel, H.C., et.al. 1999. Pharmaceutical Dosage Form and Drug Delivery System. 7th
edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia. 96, 175-178
Ditjen POM. 1979. Famakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta

Ditjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta

Lachman L., dkk. 1989. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi Ketiga. Jakarta: UI
Press
Siregar, C.J.P., dan Wikarsa, S.2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta

15
Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Penerjemah : Soendani Noerono .
Gajah Mada University Press. Yogyakarta

16

Anda mungkin juga menyukai