Anda di halaman 1dari 3

KeLembar Jawaban maternitas

Nama:armelia Mira Vera wati


Nim:P17320118023
Kelas:2A
Jawaban untuk dosen : Bani Sakti ,aSKM,M.km
No :
5.A anjurkan ibu untuk memakai alat kontrasepsi AKDR (IUD). Pada dasarnya kontrasepsi
hormonal seperti pil KB, suntik KB, maupun susuk KB merupakan obat yang tidak hanya
terdiri dari estrogen. Estrogen dapat memicu pelepasan hormon lain. Nah kombinasi di
dalam obat kontrasepsi ini dapat memengaruhi metabolisme tubuh, salah satu metabolisme
yang dipengaruhi oleh ketiga jenis kontrasepsi hormonal ini adalah pengaturan tekanan
darah. Maka dari itu penggunaan alat kontrasepsi hormonal menyebabkan peningkatan
tekanan darah
B. Karena Pada umumnya, setelah mencermati berbagai pilihan alat kontrasepsi, memilih
yang sesuai dan disiplin serta patuh mengikuti petunjuk penggunaan dapat meningkatkan
efektivitas perlindungan alat ini dalam mencegah kehamilan.

6. SOP PEMERIKSAAN Usg


1. Tujuan :
1. Untuk skrining kelainan bawaan pada janin.
2. Untuk menilai kesejahteraan janin intra uterin.
2. Kebijakan : Perwali dan SK Kepala Puskesmas
3. Referensi : Buku panduan Pelatihan USG Obstetri Dasar Berbasis
Telemedicine untuk Dokter Puskesmas Se Kota Makassar
4. Prosedur :
1. Registrasi Pasien yang dikonsul dari BPU dan/atau KIA pada Buku Registrasi
USG.
2. Siapkan Pasien di atas ranjang, khusus Ibu Hamil trimester I sebaiknya mengisi
buli-buli hingga penuh.
3. Nyalakan alat USG (DP-20 Mindray) dan isi data dan informasi Pasien
4. Berikan jelly secukupnya pada daerah (perut) yang akan diperiksa
5. Letakkan Probe pada daerah yang diperiksa dan mulai mencari gambar yang
diinginkan, ukur/nilai dan simpan.
6. Setelah selesai pemeriksaan, tulis kesan yang didapatkan pada pemeriksaan USG
di kertas konsul dan di Buku KIA Ibu Hamil, dan diberikan Advis Rujuk ke RS
bila ada tanda bahaya.

6. Dokumen Terkait : - BPU


- KIA
- Kamar Bersalin
7. intervensi yang dapat dilakukan perawat adalah yang pertama kaji area genital wanita
tersebut, berikan perawatan pada area genitalianya, berikan obat antibiotik atas
rekomendasi dokter, lalu lakukan IVA test atau pap smear karena dengan dilakukannya
intervensi tersebut perawat dapat mendeteksi secara dini adanya kanker serviks di dalam
tubuh wanita tersebut, dan jangan lupa untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang
pentingnya personal hygiene juga tentang kesehatan reproduksi,

7.b .
PEMERIKSAAN VISUAL MENGGUNAKAN ASAM ASETAT (INSPEKSI VISUAL
DENGAN ASAM ASETAT/IVA)
 Memasang speculum dan menyesuaikannya sehingga seluruh leher rahim dapat
terlihat.
 Memasang cocor bebek speculum dalam posisi terbuka sehingga speculum tetap
berada di tempatnya agar leher rahim dapat terliht.
 Memindahkan lampu / senter sehingga dapat melihat leher rahim denagn jelas.
 Memeriksa leher rahim apakah curiga kanker serviks atau terdapat servisistis,
ektopion, tumor, ovula naboti atau luka. Bila curiga kanker serviks ppemeriksaan
diakhiri, langsung ke langkah 12 dan seterusnya tanpa melakukan langkah ke 13.
 Menggunakan swab kapas yang bersih untuk menghilangkan cairan, darah, atau
mukosa dari leher rahim. membuang swab kapas yang telah dipakai ke dalam wadah
tahan bocor atau kantung plastic.
 Mengidentifikasi ostium uteri, SSK (sambungan skuamo koloumnar) dan zona
transformasi. Bila SSK tidak bisa ditampakkan, lanjutkan dengan prosedur
pemeriksaan test Pap. Bila tes Pap tidak memungkinkan untuk dilakukan, lanjutkan ke
langkah 12, dan seterusnya.
 Mencelupkan swab bersih ke dalam cairan asam asetat lalu mengoleskan pada leher
rahim. membuang swab kapas ke dalam kantung lastik.
 Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak perubahan warna
putih yang disebut dengan lesi putih.

 Memastikan SSK dengan teliti

 Memeriksa apakah leher rahim mudah berdarah.


 Mencari apakah terdapat plak putih yang tebal dan meninggi atau lesi putih.
 Bila perlu, oleskan kembali asam asetat atau usap leher rahim dengan swab bersih
untuk menghilagkan mukosa, darah atau debris. Membuang swab ke dalam kantung
plastic.
 Bila pemeriksaan visual telah selesai, gunakan swab baru untuk menghilangkan sisa
cairan asam asetat dai leher rahim dan vagina. Membuang swab ke dalam kantung
plastic.
Melepaskan speculum dan melakukan dekontaminasi dengan meletakkan speculum
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
 Melakukan pemeriksaan bimanual.
TUGAS / LANGKAH PASCA TES IVA
 Meminta ibu untuk duduk, turuun dari meja periksa dan berpakaian.
 Membersihkan lampu / senter dan alas tempat duduk paisen berturut-turut dengan
larutan klorin 0,5% cairan deterjen dan air bersih.
 Merendam sarung tangan dalam keadaan dipakai ke dalam larutan klorin 0,5%.
Melepas sarung tangan dengan membalik sisi dalam keluar.
 Jika sarung tangan akan dibuang, buang ke dalam kantung plastik.
 Jika sarung tangan akan dipakai ulang, dekontaminasi dengan merendam sarung
tangan dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
 Mencuci tangan dengan air dan sabun sampai benar-benar bersih lalu dikeringkan
dengan kain kering dan bersih atau dianginkan.

 Mencatat hasil tes IVA dan temuan lain ke dalam catatan


 Jika didapatkan lesi putih, menggambar peta leher rahim dan daerah lesi putih pada
catatan medis ibu.
 Membahas hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA bersama ibu dan menjawab
pertanyaan.
 Jika hasil pemeriksaan payudara dan tes IVA negative, sebutkan waktu
kunjungan berikutnya untuk menjalani kembali pemeriksaan payudara dan tes
IVA.
 Jika hasil pemeriksaan payudara atau tes IVA positif atau dicurigai terdapat
kanker, membahas langkah-langkah selanjutnya.

 Setelah member konseling, memberikan pengobatan

Anda mungkin juga menyukai