Anda di halaman 1dari 14

Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara

C V. RISMA JAYA

M E T O D E K E R J A
Dalam pelaksanaan pekerjaan Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara ini, Penyedia Jasa
melaksanakan pekerjaan dengan metode sebagai berikut,

1. Mobilisasi

Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan serta Tenaga Kerja. Sesuai persyaratan dalam
kontrak, maka,
a. Kontraktor diharuskan menyiapkan pondok kerja (direksi keet) serta mengadakan mobilisasi
dan demobilisasi peralatan yang akan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan, maupun
tenaga kerja yang dibutuhkan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan.
b. Biaya mobilisasi tersebut adalah biaya yang dibutuhkan untuk mendatangkan dan
mengambil alat maupun tenaga kerja dari atau kelokasi pekerjaan.
c. Sebelum pelaksanaan mobilisasi dan demobilisasi peralatan dan tenaga kerja, Kontraktor
harus minta persetujuan terlebih dahulu kepada Direksi.

2. Manajemen Keselamatan Lalu-lintas

Prosedur
Rambu harus harus ditempatkan pada awal dan ujung lokasi pekerjaan dengan urutan sebagai
berikut :
a. Tempatkan rambu orang sedang bekerja sebelum awal lokasi pekerjaan
b. Tempatkan rambu akhir pekerjaan sebelum akhir ujung lokasi pekerjaan.

Menutup Lajur
Tata letak penempatan rambu serta perlengkapan pengaman lainnya untuk pekerjaan jalan yang
membutuhkan penutup sebagian lajur ditunjukkan seperti pada Gambar B.2.3. dan Gambar
B.2.4.

Gambar B.2.3. Gambar B.2.4.

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

a. Tempakan rambu orang sedang bekerja sebelum awal lokasi pekerjaan,


b. Tempatkan rambu kecepatan setelah rambu pertama,
c. Tempatkan rambu jalan menyempit setelah rambu kecepatan,
d. Rambu orang sedang bekerja detempatkan pada awal taper,
e. Rambu panah ke kiri/kanan ditempatkan pada titik awal lokasi pekerjaan,
f. Penghalang ditempatkan pada setiap ujungawal dan akhir lokasi pekerjaan,
g. Rambu panah kekiri dan kekanan ditempatkan di dekat brikade,
h. Tempatkan kerucut lalu lintas sepanjang taper dan sepanjang lokasi pekerjaan,
i. Rambu akhir pekerjaan ditempatkan pada ujung taper setelah lokasi pekerjaan.

Pekerjaan di Tengah Jalan


Tata letak perambuan pada pengaturan lalu lintas di lokasi pekerjaan di tengah jalan urutannya
diberikan sebagai Berikut :

Gambar B.2.6. Gambar B.2.7.

a. Tempatkan rambu orang sedang bekerja sebelum awal lokasi pekerjaan,


b. Tempatkan rambu kecepatan setelah rambu pertama,
c. Tempatkan rambu jalan menyempit setelah rambu kecepatan sesuai denga
d. Rambu orang sedang bekerja ditempatkan pada awal taper pada tepi kiri/kanan jalan,
e. Rambu panah ke kiri/kanan ditempatkan pada titik awal lokasi pekerjaan (ditengah jalan),
f. Tempatkan barikade pada awal lokasi pekerjaan,
g. Tempatkan kerucut lalu lintas sepanjang taper dan sepanjang lokasi pekerjaan disebelah
kiri/kanan lokasi pekerjaan,
h. Rambu akhir pekerjaan ditempatkan pada ujung taper setelah lokasi pekerjaan.
Pada akhir lokasi pekerjaan jalan rambu-rambu tersebut ditempatkan dengan urutan yang
berlawanan.

Pengalihan Arus
Tata letak perambuan serta alat perlengkapan pengaman lainnya dapat ditunjukkan seperti
pada Gambar B.2.6. DAN Gambar B.2.7. Urutan penempatan perambuan pada prinsipnya sama
dengan Butir di atas.

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

Pekerjaan di Tikungan
Tata letak perambuan serta alat perlengkapan pengaman lainnya dapat ditunjukkan seperti
pada Gambar B.2.6. DAN Gambar B.2.7. sedangkan teknik penempatan perambuannya sesuai
dengan Butir di atas.

Pekerjaan di Persimpangan
Informasi adanya pekerjaan jalan pada persimpangan diberikan pada setiap kaki persimpangan.
Penempatan perambuannya disesuaikan dengan Butir di atas.

Prosedur Pengerjaan Perambuan


Prosedur pengerjaan perambuan lalu lintas pada pekerjaan pemeliharaan jalan ini meliputi dua
tahapan pekerjaan yaitu tahap perencanaan tata letak perambuan, tahap pengoperasian
perambuan lalu lintas, dan tahap pekerjaan setelah pekerjaan pemeliharaan jalan telah selesai.

Rencana Perambuan Tata Letak Perambuan


Tahapan pekerjaan yang harus dilakukan dalam perencanaan pembuatan tata letak perambuan
ini adalah :
a. Perkiraan tentang skala pekerjaan :
 Tentukan skala waktu pekerjaan,
 Tentukan skala luas/panjang pekerjaan
b. Lakukan survai lapangan guna mengetahui kondisi lalu lintas pada lokasi pekerjaan serta
hitung perbandingan volume lalu lintas dan kapasitas jalan,
c. Bila perbandingan volume dan kapasitas jalan ini tidak memenuhi kriteria, maka waktu
pelaksanaan ditetapkan pada saat kondisi lalu lintas lebih lengang (misalnya: pada waktu
malam hari),
d. Mempersipkan rambu serta alat pengatur lalu lintas yang dibutuhkan,
e. Membuat rencana penempatan (tata letak) rambu serta alat pengatur lalu lintas lainnya,
sesuai dengan lokasi pekerjaan dan lokasi lalu lintas yang mengacu kepada Butir di atas,
f. Diskusikan/konfirmasikan rencana tata letak rambu dengan pihak terkait, khususnya dengan
pihak Polisi Lalu Lintas setempat sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

Pengoperasian Perambuan Lalu Lintas


Tahapan pekerjaan pada waktu pengoperasian pengaturan lalu lintas berdasarkan tata letak
perambuan adalah :
a. Atur lalu lintas sambil mempersiapkan pemasangan sistem perambuan lalu lintas,
b. Tempatkan rambu-rambu lalu lintas serta alat pengatur lalinnya sesuai dengan gambar tata
letak perambuan yang dibuat,
c. Tempatkan beberapa orang petugas tambahan guna membantu pengaturan lalu lintas, jika
lalu lintas dinilai padat.

Tahapan Akhir Pekerjaan


Tahapan pekerjaan setelah pekerjaan pemeliharaan jalan selesai adalah :
a. Rambu-rambu serta alat pengatur lainnya segera disingkirkan/dipindahkan agar tidak
menimbulkan keraguan kepada pemakai jalan,
b. Rambu-rambu dan alat pengatur lalu lintas dibersihkan serta ditempatkan dalam gudang
penyimpanan agar dapat digunakan kembali.

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

3. Timbunan Pilihan

Uraian
a. Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah
atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali
galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk
dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui.
b. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
timbunan biasa, timbunan pilihan, timbunan pilihan di atas tanah rawa biasa dan gambut .
Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis perbaikan tanah dasar (improve subgade)
untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di daerah saluran air dan
lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan
dapat juga digunakan untuk meningkatkan kestabilan lereng atau pekerjaan pelebaran
timbunan jika diperlukan lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk
pekerjaan timbunan lainnya dimana kestabilan timbunan adalah faktor yang kritis.
Timbunan pilihan digunakan di atas tanah rawa atau dataran yang selalu tergenang oleh air,
yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan dengan
cara yang diatur dalam Spesifikasi ini.
c. Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu timbunan bahan yang dipasang
sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase porous yang
dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah hanyutnya partikel halus
tanah akibat proses penyaringan. Bahan timbunan jenis ini telah diuraikan dalam Seksi 2.4
dari Spesifikasi ini.
d. Pekerjaan ini juga mencakup timbunan batu secara manual atau secara mekanis, dikerjakan
sesuai dengan Spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Gambar 1. Gambar 2.

Persyaratan
a. Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
 SNI 03-1742-1989 : Metode pengujian pepadatan ringan untuk tanah.
 SNI 03-1743-1989 : Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah.
 SNI 03-1744-1989 : Metode pengujian CBR laboratorium.
 SNI 03-1966-1990 : Metode pengujian batas plastis tanah.
 SNI 03-1967-1990 : Metode pengujian batas cair dengan alat Casagrande.

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

 SNI 03-1976-1990 : Metode koreksi untuk pengujian pemadatan tanah yang


mengandung butir kasar.
 SNI 03-2828-1992 : Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir.
 SNI 03-3423-1994 : Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat
hidrometer.
 SNI 03-3637-1994 : Metode pengujian berat isi tanah berbutir halus dengan cetakan
benda uji.
 SNI 03-6371-2000 : Tata cara pengklasifikasian tanah dengan cara unifikasi tanah.
 SNI 03-6795-2002 : Metode pengujian untuk menentukan tanah ekspansif.
 SNI 03-6797-2002 : Tata cara klassifikasi tanah dan campuran tanah agregat untuk
konstruksi jalan.

b. Toleransi Dimensi
 Setelah pemadatan lapis dasar perkerasan (subgrade), toleransi elevasi permukaan tidak
boleh lebih dari 20 mm dan toleransi kerataan maksimum 10 mm yang diukur dengan
mistar panjang 3 m secara memanjang dan melintang..
 Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan harus memiliki
kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
 Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari garis profil
yang ditentukan.

c. Persyaratan Bahan
 Sumber Bahan
- Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dari
Spesifikasi ini.
 Timbunan Pilihan (Selected material)
- Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai “Timbunan Pilihan” bila digunakan
pada lokasi dan untuk maksud dimana timbunan pilihan telah ditentukan atau
disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Seluruh timbunan lain yang
digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa (atau drainase porous bila
ditentukan atau disetujui sebagai hal tersebut sesuai dengan Seksi 2.4 dari
Spesifikasi ini).
- Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah, tanah berbatu atau batu berpasir yang memenuhi semua ketentuan untuk
timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang
tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai
dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai
dengan SNI 03-1742-1989, atau 95% kepadatan kering maksimum sesuai SNI 03-
1743-1989. Timbunan pilihan untuk lapis 20cm di bawah dasar perkerasan
(subgrade) ukuran butir maksimum tidak boleh lebih dari 7,5 cm
- Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam keadaan
jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau kerikil atau bahan
berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas maksimum 6%.
- Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan pada timbunan lereng atau pekerjaan
stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

cukup, bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan


pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau
lempung pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan
disetujui oleh Direksi Teknik akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan
dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.

d. Pelaksanaan
 Penyiapan Tempat Kerja
- Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai
dengan Spesifikasi ini.
- Penyedia Jasa harus memasang patok batas dasar timbunan 3 hari sebelum
pekerjaan dimulai.
- Dasar pondasi timbunan harus dipadatkan (termasuk penggemburan dan
pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) setebal 20 cm dan harus memenuhi
kepadatan sebagai disyaratkan.
- Bilamana timbunan akan ditempatkan pada lereng bukit atau ditempatkan di atas
timbunan lama atau yang baru dikerjakan, maka lereng lama harus dipotong
bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan berat dapat
beroperasi. Sebelum timbunan dihampar dasar timbunan harus digaru dan
dipadatkan sehingga mencapai kepadatan 95 % kepadatan kering maksimum sesuai
SNI 03-1742-1989.
 Penghamparan Timbunan
- Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam
lapisan yang merata yang setelah dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan
yang disyaratkan. Bilamana timbunan terakhir yang akan dihampar lebih 20 cm dan
kurang dari 40 cm maka dibagi 2 sama tebalnya. Tanah timbunan diangkut langsung
dari lokasi sumber bahan ke permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah.
Penumpukan tanah di lokasi sumber ataupun di lokasi timbunan untuk persediaan
tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan kecuali dengan perlindungan
sehingga air hujan tidak membasahi tumpukan tanah.
- Penimbunan dalam suatu lokasi (lot) dan pada satu lapis hanya boleh digunakan
bahan tanah yang berasal dari satusumber bahan dan yang seragam.
- Timbunan di atas selimut pasir atau bahan drainase porous, harus diperhatikan agar
kedua bahan tersebut tidak tercampur
- Penimbunan kembali di atas pipa dan di belakang struktur harus dilaksanakan
dengan sistematis dan secepat mungkin segera setelah pemasangan pipa atau
struktur. Akan tetapi, sebelum penimbunan kembali, diperlukan waktu perawatan
tidak kurang dari 8 jam setelah pemberian adukan pada sambungan pipa atau
pengecoran struktur beton, pemasangan pasangan batu gravity atau pasangan batu
dengan mortar. Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah
dari beton, pasangan batu atau pasangan batu dengan mortar struktur harus sudah
berumur tidak kurang dari 14 hari.
- Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus
disiapkan dengan membuang seluruh tumbuh-tumbuhan yang terdapat pada
permukaan lereng dan dibuat bertangga sehingga timbunan baru akan terkunci

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

pada timbunan lama sedemikian sampai diterima oleh Direksi Teknis. Selanjutnya
pelebaran timbunan harus dihampar horizontal lapis demi lapis sampai dengan
elevasi tanah dasar jalan lama, yang kemudian harus ditutup secepat mungkin
dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama sehingga
bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin,
dengan demikian pembangunan dapat dilanjutkan ke sisi jalan lainnya bilamana
diperlukan.

 Pemadatan Timbunan
- Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi
Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
- Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air
optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada kepadatan
kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai dengan SNI 03-
1742-1989.
- Seluruh timbunan batu harus ditutup dengan satu lapisan atau lebih setebal 20 cm
dari bahan bergradasi menerus dan tidak mengandung batu yang lebih besar dari
7,5 cm serta mampu mengisi rongga-rongga batu pada bagian atas timbunan batu
tersebut. Lapis penutup ini harus dilaksanakan sampai mencapai kepadatan sesuai
persyaratan yang disyaratkan.
- Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan,
diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Teknis sebelum lapisan
berikutnya dihampar.
- Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi terendah dan bergerak menuju ke arah
elevasi tertinggi sumbu jalan sehingga setiap titik akan menerima jumlah energi
pemadatan yang sama.
- Bilamana bahan timbunan dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau
struktur, maka pelaksanaan harus dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada
kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang hampir sama.
- Penimbunan pada satu sisi abutmen, tembok sayap, tembok penahan atau tembok
kepala gorong-gorong, pemadatannya tidak boleh menggunakan peralatan dengan
berat yang berlebihan karena dapat menyebabkan bergesernya struktur.
- Terkecuali disetujui oleh Direksi Teknis, timbunan pada ujung jembatan tidak boleh
ditempatkan lebih tinggi dari dasar dinding belakang abutmen sampai struktur
bangunan atas telah terpasang.
- Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari
10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis dengan berat kurang lebih
70 kg atau timbris (tamper) manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan di
bawah maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah
timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.
- Timbunan Pilihan di atas Tanah Rawa mulai dipadatkan pada batas 20 cm di atas
permukaan air, dengan alat pemadat yang tepat yang disetujui oleh Direksi Teknis.
Kehilangan elevasi akibat penurunan harus diprediksi sejak awal yakni dengan
menambah timbunan agar elevasi rencana dapat tercapai. Kepadatan bahan diatas
permukaan air diukur sesuai dengan persyaratan.

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

4. Marka Jalan

Umum
a. Uraian
 Yang dimaksud dengan Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan jalan
yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis membujur, garis
melintang,garis serong serta lambang lainnya yang berfungsi untuk mengarah arus lalu
lintas dan membatasi daerah kepentingan lalu lintas
 Pekerjaan ini meliputi pengecatan marka jalan baik pada permukaan perkerasan lama
maupun yang selesai di-overlay, pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

Gambar 1. Gambar 2.

b. Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan


 Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi marka jalan dan detil pelaksanaan
semua bentuk marka jalan yang tidak terdapat di dalam Dokumen Kontrak pada saat
pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa menyelesaikan
laporan hasil survei lapangan.

Persyaratan
a. Standar Rujukan
 SNI 06-4825-1998 : Spesifikasi Campuran Cat Marka Jalan Siap Pakai Warna Putih dan
Kuning.
 SNI 06-4826-1998 : Spesifikasi Cat Thermoplastik Pemantul Warna Putih dan Warna
Kuning untuk Marka Jalan (bentuk padat).
 SNI 15-4839-1998 : Spesifikasi Manik-Manik Kaca (Glass Bead) untuk Marka Jalan.
 Pd. T-12-2004-B : Perencanaan Marka Jalan

b. Persyaratan Bahan
 Cat untuk Marka Jalan
Pada pasal ini kata “cat” sering dikonotasikan sebagai bahan marka jalan jenis
termoplastik sebagai cat. Cat haruslah bewarna putih atau kuning seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan memenuhi Spesifikasi berikut ini :
 Marka Jalan Termoplastik : SNI 06-4826-1998 (jenis padat, bukan serbuk)
 Butiran Kaca, Butiran Kaca haruslah memenuhi Spesifikasi sesuai SNI 15-4839-1998

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

c. Persyaratan Kerja
 Pengajuan Kesiapan Kerja
Satu liter contoh cat untuk setiap warna dan jenis cat bersama dengan data pendukung
untuk setiap jenis cat berikut ini harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan :
- Komposisi (analisa dengan berat)
- Jenis penerapan (panas atau dingin)
- Jenis dan jumlah maksimum bahan pengencer.
- Waktu pengeringan (untuk pengecatan ulang)
- Pelapisan yang disarankan
- Ketahanan terhadap panas
- Detil cat dasar atau lapis perekat yang diperlukan
- Umur kemasan (umur dari produk)
- Batas waktu kadaluarsa

d. Jadwal Pekerjaan
 Marka jalan harus dilaksanakan pada permukaan jalan lama sedini mungkin dalam
Periode Pelaksanaan.
 Untuk pengecatan marka pada permukaan perkerasan lama, Direksi Pekerjaan akan
menerbitkan detil dan lokasi.
 Untuk ruas-ruas perkerasan lama yang dirancang untuk di-overlay (pelapisan ulang)
tetapi telah diberi marka jalan maka marka jalan tersebut harus diulang setelah
pekerjaan pelapisan ulang selesai dikerjakan dalam batas waktu yang disyaratkan.

Pelaksanaan
a. Penyiapan Permukaan Perkerasan
 Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus
menjamin bahwa permukaan perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus
bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu. Penyedia Jasa harus
menghilangkan dengan grit blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap
marka jalan lama baik termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan
lapisan cat baru
b. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
 Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus
dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum digunakan
agar suspense pigmen merata di dalam cat
 Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru diaspal kurang
dari 3 bulan setelah pelaksanaan lapis permukaan, kecuali diperintahkan lain oleh
Direksi Pekerjaan Selama masa tunggu yang disebutkan di atas, pengecatan marka jalan
sementara (pre-marking) pada permukaan beraspal harus dilaksanakan segera setelah
pelapisan
 Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan pada permukaan
perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang presisi sebelum pelaksanaan
pengecatan marka jalan
 Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra
cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan mesin
sendiri, jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

mampu membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa


berhenti dan mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi Pekerjaan.
Mesin yang digunakan tersebut harus menghasilkan suatu lapisan yang rata dan
seragam dengan tebal basah minimum 0,38 milimeter untuk “cat bukan termoplastik”
dan tebal minimum 1,50 mm untuk “cat termoplastik” belum termasuk butiran kaca
yang juga ditaburkan secara mekanis, dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi)
pada lebar ran-cangan yang sesuai. Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik pembuatnya,
maka cat termoplastik harus dilaksanakan pada temperatur 204°C - 218°C
 Bilamana penggunaan mesin tak memungkinkan, maka dapat meminta izin Direksi
Pekerjaan pengecatan marka jalan dengan cara manual, dikuas, disemprot dan dicetak
dengan sesuai dengan konfigurasi marka jalan dan jenis cat yang disetujui untuk
penggunaannya
 Butiran kaca harus ditaburkan di atas permukaan cat segera setelah pelaksanaan
penyemprotan atau penghamparan cat. Butiran kaca harus ditaburkan dengan kadar
450 gram/m2 untuk semua jenis cat, baik untuk “bukan termoplastik” maupun
“termoplastik”
 Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini dapat dilalui
oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau bekas jejak roda serta kerusakannya
lainnya
 Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan memenuhi
ketentuan baik siang maupun malam hari harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa atas
biayanya sendiri
 Ketentuan dari Seksi 1.3 Pengaturan Lalu Lintas harus diikuti sedemikian sehingga
menjamin keamanan umum ketika pengecatan marka jalan sedang dilaksanakan
 Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan menurut ketentuan pabrik
pembuat sesaat sebelum dipakai agar menjaga bahan pewarna tercampur merata di
dalam suspensi

5. Kerb Beton serta Perkerasan Blok Beton pada Trotoar dan Median

Uraian
 Trotoar adalah jalur pejalan kaki yang sejajar dan bersebelahan dengan jalur lalu lintas yang
diperkeras dengan konstruksi perkerasan beton atau aspal.
 Median jalan adalah merupakan suatu bagian tengah badan jalan yang secara fisik
memisahkan arus lalu lintas yang berlawanan arah; median jalan atau pemisah tengah dapat
berbentuk median yang ditinggikan, median yang diturunkan, atau median rata.

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

Gambar 1. Gambar 2.

Gambar 2. Gambar 4.

Persyaratan
a. Standar Rujukan
 SNI 03-2443-1991 : Spesifikasi trotoar
 SNI 03-2442-1991 : Spesifikasi kurb beton untuk Jalan
 SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi beton siap pakai
 SNI 03-6883-2002 : Spesifikasi toleransi untuk konstruksi dan bahan beton
 Pt- T-02-2002-B : Tata cara perencanaan geometrik persimpangan sebidang
 Pd T-15-2004-B : Perencanaan separator jalan
 Pd T-13-2004-B : Pedoman penempatan utilitas pada damija
 Pd T-20-2004-B : Perencanaan bundaran untuk persimpangan sebidang
 Kepmen Perhubungan, No Km. 65 tahun 1993, Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu lintas
dan Angkutan jalan

Persyaratan Bahan
 Beton dan Adukan Semen
 Beton yang digunakan untuk kerb harus dari kelas K 300, ukuran butir agregat
maksimum 20 mm, seperti yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.
 Beton dan adukan semen yang digunakan untuk kereb, trotoar, separator dan pulau
jalan sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini.
b. Blok Beton (Paving Block)
 Blok beton (paving block) pracetak untuk trotoar dan median harus setebal 60 mm
dengan derajat mutu perkerasan yang saling mengunci (interlocking) sebagaimana
ditunjukkan dalam Gambar dan harus merupakan mutu terbaik yang dapat diperoleh
secara lokal dan menurut suatu pola yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Blok
beton tersebut minimum harus dibuat dari beton K175.

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

c. Trotoar
 Lebar minimum trotoar yang dibutuhkan dapat mengcu pada SNI SNI 03-2443-1991,
atau dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.
d. Median
 Lebar minimum untuk median tanpa bukaan untuk jalan arteri 2 meter dan untuk jalan
kolektor/lokal 1,7 meter dengan jalur tepian 0,25 meter. Sementara untuk lebar
minimum untuk median dengan bukaan untuk jalan arteri 5 meter dan jalan
korektor/lokal 4 meter dengan bahu jalan 0,5, sesuai dengan pedoman Pd T-17-2004-B.

Persyaratan Kerja
a. Pengajuan Kesiapan Kerja
 Dua buah kereb pracetak bilamana unit-unit kerb pracetak ini dibuat di luar lokasi
proyek beserta sertifikat pengujian dari pabrik pembuatanya yang membuktikan mutu
bahan yang digunakan dan bahan olahan harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan
 Dua buah contoh blok beton (paving block) beserta sertifikat dari pabrik pembuatnya
harus diajukan pada Direksi Pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar yang terinci untuk semua perancanaan yang
akan digunakan, dan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum
pelaksanaan.
b. Jadwal Pekerjaan
 Agar dapat memelihara keamanan jalan lama sebaik mungkin selama Periode Kontrak,
pemasangan baru atau penggantian jenis kereb, trotoar, separator dan pulau jalan serta
median harus dilaksanakan sedini mungkin dalam Periode Pelaksanaan, atau atas
persetujuan Direksi Pekerjaan.
 Pengaturan Lalu Lintas Pengaturan lalu lintas harus memenuhi ketentuan dari Seksi 1.3
Pengaturan Lalu Lintas

Pelaksanaan
a. Pemasangan Kerb
 Persiapan Landasan Kereb
Lokasi yang diperlukan untuk pekerjaan ini harus dibersihkan dan digali sampai bentuk
dan ke dalaman yang diperlukan, dan landasan kerb ini harus dipadatkan sampai suatu
permukaan yang rata. Semua bahan yang lunak dan tidak sesuai harus dibuang dan
diganti dengan bahan yang memenuhi serta harus dipadatkan sampai merata. Semua
pekerjaan ini harus sesuai dengan semua ketentuan yang disyaratkan dalam Seksi 3.1
dan 3.2 dari Spesifikasi ini.
 Pemasangan
Kereb harus dipasang dengan teliti sesuai dengan detil, garis dan elevasi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Setiap kerb yang akan dipasang pada suatu kurva dengan radius kurang dari
20 meter harus dibuat dengan menggunakan cetakan lengkung atau unit-unit pracetak
yang melengkung.
 Sambungan
Unit-unit kerb dan jenis-jenis pracetak lainnya harus dipasang dengan sam-bungan yang
serapat mungkin.

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

 Penimbunan Kembali
Setelah suatu pekerjaan beton yang dicor di tempat mengeras dan unit-unit kereb telah
dipasang sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, maka setiap lubang
galian yang tersisa harus ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui. Bahan ini harus
diisi dan dipadatkan sampai merata dalam lapisan-lapisan yang tidak melebihi ketebalan
15 cm. Semua celah di antara kerb baru dan tepi perkerasan yang ada harus diisi
kembali dengan jenis campuran aspal yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, kecuali
dalam Gambar telah ditunjukkan dengan jelas bahwa pengisian kembali ini tidak
diperlukan.
 Jalan Masuk Kendaraan Yang Memotong Trotoar
Bilamana jalan masuk kendaraan yang memotong trotoar diperlukan, maka sebagian
unit-unit kerb harus dibentuk khusus atau dipasang lebih rendah dengan peralihan yang
cukup landai sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan. Kontraktor harus menyediakan bahan kerb tersebut dan
melaksanakan pekerjaan ini sesuai dengan Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b. Pemasangan Blok Beton pada Trotoar dan Median
 Pekerjaan Baru
Trotoar dan median baru, demikian pula trotoar dan median lama tanpa blok beton,
akan dipasang dengan blok beton dari jenis yang ditunjukkan dalam Gambar atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Trotoar dan Median
Untuk trotoar dan median yang akan dipasang blok beton, maka blok beton lama yang
rusak harus dibongkar. Blok beton baru harus dipilih dari jenis dan warna yang
mendekati jenis dan warna blok beton lama. Fondasi harus dibasahi sampai merata
segera sebelum penempatan lapisan landasan pasir yang harus dihamparkan dengan
ketebalan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Untuk Trotoar memiliki ruang bebas
sekurangkurangnya 2,5 meter dari permukaan trotoar.
c. Perkerasan Blok Beton (Paving Block)
 Perkerasan blok beton harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya.
Pada umumnya blok beton harus dipasang di atas landasan pasir dengan tebal gembur
sekitar 60 – 70 mm dan dipadatkan dengan menggunakan sebuah mesin penggetar
(berbentuk) pelat yang menyebabkan pasir dapat memasuki celah-celah di antara blok
beton sehingga membantu proses saling mengunci (interlocking) dan pemadatan.
Percobaan pemadatan harus dilakukan dengan berbagai ketebalan gembur pasir,
sebelum pekerjaan pemadatan ini dimulai, untuk menentukan ketebalan gembur yang
diperlukan dalam mencapai ketebalan padat 50 mm. Perkerasan blok beton tidak boleh
diisi dengan adukan semen.
d. Penyelesaian Akhir
 Permukaan blok beton yang selesai dikerjakan harus menampilkan permukaan yang rata
tanpa adanya blok beton yang menonjol atau terbenam dari elevasi permukaan rata-
rata lebih dari 6 mm, yang diukur dengan mistar lurus 3 m pada setiap titik di atas
permukaan blok beton tersebut. Semua sambungan harus rapi dan rapat, tanpa adanya
adukan atau bahan lainnya yang menodai atau mencoreng permukaan yang telah
selesai dikerjakan. Perkerasan blok beton harus mempunyai lereng melintang minimum
4%.

t.n.k - 2013
Metode Kerja Pemeliharaan Berkala Jalan Arah Bandara
C V. RISMA JAYA

6. Pekerjaan Harian

Pekerjaan Harian. Sesuai persyaratan dalam kontrak, maka,


a. Kontraktor diharuskan menyiapkan tenaga kerja dan alat kerja untuk melaksanakan
Pekerjaan Harian, baik itu dalam masa pelaksanaan maupun dalam masa pemeliharaan.
b. Adapun Tenaga Kerja dan Alat tersebut adalah
 Mandor, disediakan minimal sebanyak 1 (satu) orang,
 Tenaga biasa, disediakan minimal 5 (lima) orang,
 Dump Truck, kapasitas 3-4 m³

7. Pekerjaan Pemeliharaan Rutin

Pekerjaan Pemeliharaan Rutin Jembatan meliputi,


a. Pembersihan landasan jembatan dikarenakan dek yang berpasir
 Mobilisasi peralatan dan pekerja ke lapangan,
 Tempatkan rambu pengaman pada areal perbaikan dan alihkan lalu lintas
 Siapkan peralatan dan alat bantu
 Bersihkan landasan dengan sapu atau air compressor
 Bersihkan semua lubang drainase, sehingga air hujan dapat mengalir dengan bebas
 Bersihkan semua kotoran/sampah dari permukaan jalan
 Angkat semua kotoran/sampah dari lantai jembatan
 Angkat kembali rambu pengaman
 demobilisasi
b. Pengecatan pagar jembatan yang pudar
 Mobilisasi peralatan dan pekerja ke lapangan,
 Tempatkan rambu pengaman pada areal perbaikan dan alihkan lalu lintas
 Siapkan peralatan dan alat bantu
 Bersihkan semua kotoran permukaan pagar yang lepas
 Beri lapisan cat dasar pada permukaan besi pagar yang sudah bersih
 Pergunakan dua lapis cat pada pagar seperti petunjuk pabrik
 Tinggalkan lapangan dalam keadaan rapid an bersih
 Angkat kembali rambu pengaman
 demobilisasi
c. Perataan Oprit
 Mobilisasi peralatan dan pekerja ke lapangan,
 Tempatkan rambu pengaman pada areal perbaikan dan alihkan lalu lintas
 Siapkan peralatan dan alat bantu
 Bersihkan permukaan jalan dengan air compressor
 Laburkan tack coat aspal emulsi pada permukaan yang rusak
 Aduk campuran aspal dingin dengan concrete mixer
 Taburkan campuranaspal dingin pada daerah yang akan diperbaiki (tebal maksimal
40mm)
 Padatkan tebaran aspal dingin tersebut dengan baby roller (minimum 5 lintasan)
 Angkat kembali rambu pengaman
 demobilisasi

t.n.k - 2013

Anda mungkin juga menyukai