Disusun oleh :
KELOMPOK
Nama NIM
1. Eka Permata Sari 18631707
2. Nofita Lailatul M 18631687
B. Etiologi
Penyebab utama hematothoraks adalah trauma, seperti luka penetrasi
pada paru,jantung, pembuluh darah besar atau dinding dada. Trauma tumpul
pada dada juga dapat menyebabkan hematothoraks karena laserasi pembuluh
darah internal. (Mancini, 2011)
Menurut Magerman (2010) penyebab hematothoraks antara lain :
1. Penetrasi pada dada
2. Trauma tumpul pada dada
3. Laserasi jaringan paru
4. Laserasi otot dan pembuluh darah intercostal
5. Laserasi arteri mamaria interna
C. Manifestasi Klinis
Respon tubuh degan adanya hemothoraks dimanifestasikan dalam 2 area mayor
(Mancini, 2011)
1. Respon hemodinamik
Respon hemodinamik sangat tergantung pada jumlah perdarahan yang
terjadi. Tanda-tanda shock seperti takikardi, takipnea, dan nadi yang lemah
dapat muncul pada pasien yang kehilangan 30% atau lebih volume darah
2. Respon respiratori
Akumulasi darah pada pleura dapat menggangu pergerakan napas. Pada
kasus trauma, dapat terjadi gangguan ventilasi dan oksigenasi, khususnya
jika terdapat injuri pada dinding dada. Akumulasi darah dalam jumlah
yang besar dapat menimbulkan dispnea.
Gejala klinis yang pada pasien dengan penyakit hematothoraks adalah
nyeri dada, pasien menunjukkan distress pernapasan berat , nafas pendek,
takikardi, hipotensi, pucat, dingin dan takipnea. Pasien juga mengalami anemia
sampai syok. (Boston Medical Centre, 2014)
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sinar X Dada
- Menunjukkan akumulasi cairan pada area pleura
- Dapat menunjukkan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)
2. Analisis Gas Darah (AGD)
- Variabel tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi,
gangguan mekanik pernapasan, dan kemampuan
mengkompensasi.
- PaCO2 meningkat > 45, PaO2 menurun< 80
- Saturasi oksigen biasanya menurun .
3. Hemoglobin
- Kadar Mb menurun < 10 gr %, menunjukkan kehilangan darah.
- Penurunan Hematokrit
4. Penuruna Volume Tidal < 500 ml
5. Torakosentesis dan WSD (Water Seal Drainage
E. Patofisiologi (Pathway)
Gangguan ventilasi:
Pengembangan paru tidak
optimal, gangguan difusi, Edema trakheal/faringeal,
peningkatan produksi sekret dan
distribusi, dan transportasi
oksigen. penurunan kemampuan batuk efektif
Nyeri
Perubahan pemenuhan
nutrisi kurang dari nutrisi
Gangguan mobilitas fisik
Kecemasan
Ketidaktahuan/ pemenuhan
informasi
F. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan adalah untuk menstabilkan pasien, menghentikan
pendarahan, dan menghilangkan darah dan udara dalam rongga pleura.
Penanganan pada hemothoraks adalah:
1. Resusitasi cairan
Terapi awal hemotoraks adalah dengan penggantian volume darah yang
dilakukan bersamaan dengan dekompresi rongga pleura. Dimulai dengan infus
cairan kristaloid secara cepat dengan jarum besar dan kemudian pemnberian
darah dengan golongan spesifik secepatnya. Darah dari rongga pleura dapat
dikumpulkan dalam penampungan yang cocok untuk autotranfusi. Bersamaan
dengan pemberian infus dipasang pula chest tube (WSD).
2. Pemasangan Chest Tube
Pemasangan chest tube (WSD) ukuran besar agar darah pada toraks dapat
cepat keluar sehingga tidak membeku di dalam pleura. Hemotoraks akut yang
cukup banyak sehingga terlihat pada foto toraks sebaiknya di terapi dengan
chest tube kaliber besar. Chest tube tersebut akan mengeluarkan darah dari
rongga pleura, mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah di dalam rongga
pleura, dan dapat dipakai dalam memonitor kehilangan darah selanjutnya.
WSD adalah suatu sistem drainase yang menggunakan air. Fungsi WSD
sendiri adalah untuk mempertahankan tekanan negatif intrapleural. Macam
WSD antara lain:
- WSD aktif, yaitu continous suction, gelembung berasal dari udara sistem.
- WSD pasif, yaitu gelembung udara berasal dari cavum toraks pasien.
3. Thoracotomy
Tindakan ini dilakukan bila dalam keadaan:
a. Jika pada awal hematotoraks sudah keluar 1500ml, kemungkinan besar
penderita tersebut membutuhkan torakotomi segera.
b. Pada beberapa penderita pada awalnya darah yang keluar < 1500ml, tetapi
perdarahan tetap berlangsung terus.
c. Bila didapatkan kehilangan darah terus menerus sebanyak 200cc / jam dalam
waktu 2 – 4 jam.
d. Luka tembus toraks di daerah anterior, medial dari garis puting susu atau luka
di daerah posterior, medial dari scapula harus dipertimbangkan kemungkinan
diperlukannya torakotomi karena kemungkinan melukai pembuluh darah besar,
struktur hilus atau jantung yang potensial menjadi tamponade jantung
Tranfusi darah diperlukan selama ada indikasi untuk torakotomi. Selama
penderita dilakukan resusitasi, volume darah awal yang dikeluarkan dengan
chest tube dan kehilangan darah selanjutnya harus ditambahkan ke dalam
cairan pengganti yang akan diberikan. Warna darah (arteri / vena) bukan
merupakan indikator yang baik untuk di pakai sebagai dasar dilakukannya
torakotomi
Torakotomi sayatan dapat dilakukan di samping, di bawah lengan
(aksilaris torakotomi); di bagian depan, melalui dada (rata-rata sternotomy);
miring dari belakang ke samping (posterolateral torakotomi); atau di bawah
payudara (anterolateral torakotomi) . Dalam beberapa kasus, dokter dapat
membuat sayatan antara tulang rusuk (interkostal disebut pendekatan) untuk
meminimalkan memotong tulang, saraf, dan otot. Sayatan dapat berkisar dari
hanya di bawah 12.7 cm hingga 25 cm