Anda di halaman 1dari 8

Bab 1

Pendahuluan

Latar belakang

Cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan
adalah dengan metode analisis kualitatif. Analisis kualitatif digunakan untuk mendeteksi keberadaan
suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. analisis kualitatif dapat dilakukan dengan dua
macam cara, yaitu reaksi kering dan reaksi basah. Cara kering biasanya digunakan pada zat padat
sedangkan cara basah digunakan pada zat cair ( larutan ) yang kebanyakan menggunakan pelarut air.
Perubahan yang terjadi pada cara basah adalah terjadinya endapan, perubahan warna larutan, dan
timbulnya gas.

Penerapan prinsip anion kation yang paling umum di dalam dunia industri adalah Ion
exchange atau penukar ion. Prinsip ini banyak digunakan di dalam dunia industri pengolahan
air misalnya pada industri air mineral, PDAM, dll. Penukar ion dapat didefinisikan suatu
proses penukar ion ion yang terdapat dalam suatu zat atau bahan dengan menggunakan
resin kation maupun resin anion. Dalam pengolahan air yang menggunakan prinsip penukar
ion, terdapat suatu proses yang di mana terjadi pertukaran timbal balik antara ion yang
terdapat dalam air dengan ion yang terdapat di resin. Oleh karena itu, pentingnya dilakukan
praktikum identifikasi anion agar dapat menganalisa dan mengamati reaksi dari masing-
masing anion. Sehingga dapat mengaplikasikannya dalam dunia industri, khususnya teknik
kimia.

Tujuan

Satu titik untuk mengidentifikasi anion

Untuk mempelajari reaksi reaksi ion yang terjadi pada saat percobaan

Manfaat

Agar praktikan dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi percobaan

Agar praktikan dapat menerapkan ilmu yang diperoleh dalam dunia industri

Agar praktikan dapat membedakan pemisahan anion dengan kation

Bab 2

Tinjauan pustaka

Secara umum

Kimia Analitik Kimia Analitik bisa dibagi menjadi bidang-bidang yang disebut analisis
kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisa kualitatif berkaitan dengan identifikasi zat-zat
kimia, mengenali unsur atau senyawa dalam suatu sampel analisa kualitatif umumnya
dilakukan dengan cara memisahkan dan mengidentifikasi unsur melalui pengendapan
dengan hidrogen sulfida. Produk-produk organik yang disintesis dalam laboratorium bisa
diidentifikasi dengan menggunakan teknik teknik instrumentasi seperti spektroskopi
inframerah dan resonansi magnetik nuklir.

Dalam pemisahan anion anion ke dalam golongan golongan utama bergantung pada
kelarutan garam perak nya garam kalsium dan barium nya, dan garam zink nya. Pada
hakikatnya , proses-proses yang dipakai dapat dibagi kedalam a titik proses
pelibatan identifikasi produk-produk yang mudah menguap yang diperoleh pada
pengolahan dengan asam asam, dan b. Proses yang tergantung pada reaksi reaksi
dalam larutan. Kelas A dibagi lagi ke dalam subkelas I gas-gas dilepaskan dengan
asam klorida encer atau asam sulfat pekat. Kelas B dibagi lagi ke dalam subkelas I
reaksi pengendapan, dan II oksidasi dan reduksi dalam larutan.

1. Kelas A
1. Gas dilepaskan dengan asam klorida encer atau asam sulfat encer :
karbonat, hidrogen karbonat, sulfit tiosulfat sulfida nitrit hipoklorit sianida
dan sianat.
2. Gas atau uap asam dilepaskan dengan asam sulfat pekat. Ini meliputi zat-zat
dari I plus zat yang yang berikut: fluorida, Heksa fluorida silikat, klorida,
bromida, iodida ,nitrat, klorat ,perklorat, dan lain sebagainya.
2. Kelas B
1. Reaksi pengendapan
Sulfat, peroksodisilfat, fosfat, fosfit, hipofosfit, Arsenat, arsenit, kromat,
dikromat, silikat, heksafluorosilikat, salisilat ,benzoat dan suksinat.
2. Oksidasi dan reduksi dalam larutan
Manganat permanganat kromat dan dikromat asetat format oksalat tartrat
sitrat salisilat benzoat dan suksinat membentuk suatu golongan yang lain
lagi. Semuanya memberi pewarnaan atau endapan yang khas setelah
ditambahkan larutan besi III klorida pada suatu larutan yang ditambahkan
secara praktis Netral.

2.1.1 sulfida (S2-)

Sulfida asam, sulfida normal dan polisulfida dari logam logam alkali, larut dalam air.
Larutan air zat-zat ini bereaksi bahasa karena hidrolisis
Re
Re

2.1.2 bromida (Br-)

Perak, merkurium 1, dan tembaga 1 tak larut dalam air timbal bromida sangat
sedikit larut dalam air dingin Tetapi lebih larut dalam air mendidih titik semua
bromida lainnya larut

Re

Re
2.1.3 Asetat (CH3COO-)

Semua aset normal, terkecuali perak dan merkurium 2 asetat yang sangat sedikit
larut, dengan mudah larut dalam air. Beberapa asetat basah misalnya asetat basa
dari besi, aluminium dari kromium, tak larut dalam air

Re

2.1.4 klorida (cl-)

Kebanyakan klorida larut dalam air, merkurium I orida, hg2cl 2, perak klorida, agcl,
timbal klorida, pbcl2 ( yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin tetapi mudah
larut dalam air mendidih), Tembaga I klorida, cucl, bismuth oxychloride, biocl,
stibium oksiklorida, Sbocl, dan merkurium II oksiklorida, hg2cl 2 tak larut dalam air

Re

2 1.5 sulfit (so32-)

Kelarutan hanya sulfat dari logam alkali dan dari amonium larut dalam air, sulfat dari
logam lainnya larut sangat sedikit atau tidak larut

Re

2 1.6 nitrit (no2-)

Perak laut sangat sedikit dalam air. Semua nitrit lainnya larut dalam air Bila larutan
itu ditambahkan dengan hati-hati kepada larutan pekat (25%) besi ii sulfat yang
diasamkan dengan asam asetat encer atau asam sulfat encer. Terbentuk cincin
coklat pada perbatasan antara kedua cairan tersebut yang ditimbulkan oleh senyawa
Fe.Noso4

Re

2.1.7 iodida (i-)

Kelarutan iodida adalah serupa dengan klorida dan bromida. Perak merkurium I
merkurium 2 tembaga I dan timbal iodida adalah garam garamnya yang paling
sedikit larut

Re

2 1.8 nitrat (no3-)

Semua nitrat larut dalam air. Nitrat dan merkurium dan bismut menghasilkan garam
basa setelah diolah dengan air garam garam ini larut dalam asam nitrat encer

Re

2.1.9 sulfat (so42-)

Sulfat dari barium, strontium dan timbel praktis tak larut dalam air sulfat dari
kalsium dan merkurium II larut sedikit, dan kebanyakan sulfat dari logam-logam
sisanya, larut beberapa sulfat basa, misalnya dari merkurium, bismut, dan kromium,
juga tak larut dalam air tetapi larut dalam asam klorida encer atau asam nitrat encer

Re
2.1.10 Tiosulfat (s2032-)

Kebanyakan tiosulfat yang pernah dibuat, larut dalam air tiosulfat dari
timbal perak dan barium larut sedikit sekali banyak dari tiosulfat ini larut
dalam larutan natrium tiosulfat yang berlebihan membentuk garam
kompleks.
Re

2.1.11 penggolongan anion

Anion merupakan ion yang muatan total nya negatif akibat adanya kenaikan jumlah elektron
umumnya anion dibagi menjadi 3 golongan utama yaitu

1. Golongan sulfat golongan Halida golongan nitrat

Analisis ini menggunakan cara vogel (Sahirman, 2013).

2.1.12 identifikasi anion

Pada analisa anion tidak begitu sistematik seperti pada identifikasi kation. Salah satu
cara penggolongan anion adalah pemisahan anion berdasarkan kelarutan garam-
garam perak, garam-garam kalsium, barium dan seng. untuk memudahkan
menganalisa anion, diusahakan dari dalam bentuk senyawa yang mudah larut dalam
air umumnya garam garam natrium mudah larut dalam garam karbonat dari logam-
logam berat sukar larut dalam air sehingga apabila zat yang akan dianalisa berupa
zat yang sukar larut atau memberi endapan dengan NaCL 3, maka dibuat dahulu
berupa ekstrak soda kemudian dipanaskan dari endapan yang mengganggu
tersebut(Svehla,1985)

2.1.13 pengaplikasian anion

Keberadaan logam krom di dalam sistem perairan bersifat polutan yang harus ditangani dengan baik
dan untuk krom VI yang sering dijumpai dalam bentuk anion dapat diolah dengan menggunakan
Mekanisme pertukaran ion. Suatu agen penukaran ion telah dibuat berupa senyawa hidrotalsik Zn-
Al-SO4 melalui proses sintesis, karakterisasi serta dilakukan pula pengujian aplikasinya untuk
pengurangan polutan anion Khrom IV dalam bentuk ion dikromat (roto, 2009)

2.1.14 faktor-faktor yang mempengaruhi identifikasi anion

1. Temperatur

Kebanyakan garam organik bertambah melarutnya kelarutannya apabila suhu dinaikkan

2. Pelarut
Kebanyakan garam organik lebih larut dalam air
3. Pengaruh ion sekutu
Sebuah benda Pan Biasa nya bisa larut dalam air murni dari pada dalam sebuah larutan yang
mengandung salah satu ion endapan
4. Pengaruh suhu
Kelarutan garam dari asam lemah bergantung pada pH larutan
5. Pengaruh ion aneka garam
Tidak menyebabkan permasalahan yang berat bagi analisis karena keadaan butirannya
dipilih agar membuat kelarutan kecil untuk dapat diabaikan (underwood, 1993)
2.1.15 uji khusus untuk campuran anion

1. karbonat dengan kehadiran sulfit

Sulfit bila diolah dengan asam sulfat encer, membebaskan belerang dioksida yang seperti karbon
dioksida menyebabkan residu kekeruhan dengan air kapur ataupun air barus.

2. Nitrat dalam kehadiran nitrit


Nitrit nya mudah diidentifikasi dalam kehadiran nitrat dengan asam mineral encer kalium
iodida dan parta kanji (atau kertas kalium iodida kanji) atau dengan uji kluorea
3. Nitrat dalam kehadiran bromida dan iodida
Uji cincin coklat untuk nitrat terdapat diterapkan dengan asam sulfat pekat akan
mengaburkan asam oksalat yang disebabkan oleh nitrat
4. Nitrat dalam kehadiran klorat
Klorat mengganggu uji anion coklat nitrat direduksi menguji amonia
5. Klorida dalam kehadiran bromida dan iodida
Prosedur ini mencakup pembuangan bromida dan iodida dengan kalium atau amonium
peroksidusitas dengan adanya asam sulfat encer
6. Klorida dalam kehadiran iodida (bromida tidak ada)
Asam kan larutan dengan asam nitrat encer tambahkan larutan perak nitrat berlebih dan
saring buang Filtrat
7. Klorida dalam kehadiran bromida (iodida tidak ada)
Asam kan larutan dengan asam nitrat encer Dan tambahkan asam nitrat perak sebanyak
kelarutannya
8. Bromida dan iodida dengan kehadiran satu sama lain
Kehadiran klorida tidak mengganggu reaksi yang akan diuraikan
9. Fosfat dalam kehadiran asetat
Baik arsenat maupun fosfat memberikan endapan kuning bila dihangatkan dengan larutan
amonium melibat dari asam nitrat fosfat. Pada penghargaan yang lembut (tidak lebih dari 40
dan 50) dan arsenat pada pendidihan

2.1.16 uji pemastian untuk anion

1. Klorida

Panaskan zat padat dengan H2 so4 pekat dan mno2 CL dibebaskan (memerahkan kemudian
mendidihkan kertas lakmus dan juga membirukan kertas ki-kanji)

2.Bromida

Panaskan zat padat dengan H2 so4 pekat dan mno2 Br dibebaskan atau air klor( atau larutan Naocl
dan HCL encer yang setara) dan uji ccl4 pewarnaan coklat dari pelapisan ccl4

3. Iodida

Air klor (atau larutan NaOH dan HCL encer )dan uji ccl4 pewarnaan Lembayung dari lapisan ccl4

4. Fluorida

Uji stilikan tetra flueroda ( Panaskan dengan H2 so4 pekat dalam tabung uji) ; uji b dalam : uji
zirkonium olizanin

5. Nitrat
Uji cincin coklat dengan H2 so4 pekat, jika bromida, iodia dan nitrit tidak ada

6.karbonat

Kerja H2 so4 encer pada zat padat, uji air kapur

7.hipoklorit

Kerja HCL encer dan uji cl2 yang dibebaskan

8 klorat

Uji AgNO3 nano3

9 kromat

Uji hidrogen peroksida dengan Amil alkohol sebagai pelarut organik

10 fosfat

Uji amonium temperatur tidak diatas 40 derajat Celcius (Svehla, 1979)

2 1. Pengertian anion

Anion merupakan ion yang muatan total nya negatif akibat kenaikan jumlah elektron. Pengujian
anion dilakukan setelah uji kation. Analisis anion tidak jauh berbeda dengan analisis kation.
Pengujian terhadap anion relatif lebih sederhana karena gangguan gangguan dari ion-ion lain yang
ada dalam larutan minimal dapat diabaikan. Analisis anion tidak sistematis analisis kation titik uji
pendahuluan awal pada analisis anion juga berdasarkan pada sifat fisika seperti warna, Bau,
terbentuknya gas dan kelarutannya(Sahirman, 2013).

Bab Iv

Hasil dan pembahasan

Hasil dan pembahasan

Tabel pengamatan identifikasi anion sampel 7 dan 10 dengan asam sulfat encer

Perlakuan pengamatan kesimpulan

Satu titik sampel 7 ditambahkan asam sulfat encer

Timbul gas tak berwarna, tak berbau dan mengeruhkan air kapur

CO2 dari karbonat atau bikarbonat

Dua titik sampel 10 ditambahkan asam sulfat encer

Timbul gas tidak berwarna tidak berbau dan mengeruhkan air kapur
Berdasarkan data hasil pengamatan identifikasi anion sampel 7 dan 10 dengan asam sulfat encer,
sampel 7 mengandung CO2 dari karbonat atau bikarbonat karena menimbulkan gas tak berwarna,
tak berbau dan mengeruhkan air kapur. Pada sampel 10 juga mengandung CO2 dari karbonat atau
bikarbonat karena timbul gas tak berwarna berbau dan mengeruhkan air kapur.

Tabel pengamatan identifikasi anion sampel 18 dan 20 dengan asam sulfat pekat

Sampel 18 ditambahkan asam sulfat pekat

Timbul gas berbau pedas, membentuk kabut di udara berwarna merah

Mengandung hbr dan br2 dari bromida

Sampel 20 ditambahkan asam sulfat pekat gelas pengaduk di basahi dengan amonia

Timbul gas tak berwarna timbul kabut

Mengandung HCL dari klorida

Berdasarkan data hasil pengamatan identifikasi anion sampel 18 dan 20 dengan asam sulfat pekat,
sampel 18 mengandung hbr dan br2 dari bromida karena timbul gas berbau pedas, membentuk
kabut di udara dan berwarna merah. Pada sampel 20 mengandung HCL dari klorida karena timbul
gas tak berwarna dan timbul kabut.

Tabel pengamatan identifikasi anion sampel larutan c dan d

Sampel C , D + nahco3 100 mili dibagi menjadi 3 bagian 3 mili 3 mili dan 10 mili

Tidak terjadi perubahan warna

2 ml larutan diasamkan dengan asam klorida dididihkan ditambah 1 ml barium klorida

Sampel larutan c dan d terdapat endapan putih

Sampel j&d mengandung sulfat

3 ML diasamkan dengan asam sulfat 1 ml ditambah 1 tetes kmno4

Sampel J warna permanganat untuk hilang atau tetap Ungu

Sampel D warna menghilang dari warna ungu menjadi tidak berwarna

Mengandung reduksi sulfit, tiosulfat, sulfida,, bromida atau iodida

Didihkan pada larutan C

Warna menjadi hmengansampel C mengandung oksalat

10 ml larutan diasamkan dengan asam nitrat encer didihkan selama 5 menit + 1 ml asam nitrat pekat
ditambah argentum nitrat

Larutan C terdapat endapan putih dan ada Filtrat

Larutan D terdapat endapan putih dan ada Filtrat


Sampel C mengandung oksalat

saring cuci endapan dengan asam nitrat encer

Filtrat ditambah 0,5 ML asam asetat encer ditambah natrium hidroksida dan 1 ml argentum nitrat

Sampel C terbentuk endapan berwarna putih

Sampel D terbentuk endapan berwarna putih

Sampel mengandung oksalat

Berdasarkan tabel hasil pengamatan identifikasi anion sampel larutan c dan d. Pada sampel D
mengandung sulfat karena mengandung endapan putih mengandung reduksi sulfit, tiosulfat, sulfida,
karena warna ungu menjadi tidak berwarna tanpa dididihkan dan mengandung oksalat karena
mengandung endapan berwarna putih. Pada sampel C mengandung sulfat karena terdapat endapan
putih mengandung oksalat karena warna menjadi hilang setelah dididihkan dan mengandung oksalat
karena terbentuk warna putih

Anda mungkin juga menyukai