Barmawi Hisyam
3l
yang c&rle}llir?, pabgen Penyebab tidak dapat diidentilikasi sampai 5070 kasus
Akibatnya klirjsi harus rnengandalkan terapi {nlibiotik enlpirik. Selama bcberxpa
dekade bclakangan ini, terapi dcngan makrolida atau bcta laktxm dan ftuoroquinolon
sering digunakan sebagai telapi empirik inleksi saluran nafas bawah.r0
PEMBAHASAN
Etiologi lnfcksi Saluran Nafas Bawah
Strept()co(:cLts Pneu tot?id? lelap merupakan d.g?/ll Penyebab CAP yang paling
sering, selain fldenophilus ittlTttenzo, Morasella cdtharralis. Seliin itu tcrdapill jugl
patogen atifik diantaranya Chlanryditt pneumonia, IcgioncLkt pneunnphild, dan
My'coplasna pneut nioe. Patogen atipik urnurnnya merupakan patogen intraselulcr
yang srlit diiclentilikasi dan scring sulit djklltur da|i spesirnen. Patogcn atipik
prospektiI mLlitisentcl pasien deigan CAP pcnyebrb yang diicnnrkan paling banyak
aLlalah S pneunoniae (15.3olr,) dan H itl'luenzae (l1,gqc). Scdang L?8iot?ell.r tp dan C
pneumoniut: mcrupakan patogen terbanyak ke_3 dan ke-'l dcngan f|ekuensi 6,77o dan
6,lo/,.1
Patogen yang banyak dihllbungken dengan AECB ad^l|\h H ittluen.ae, S
jawab 85 957o
lrnelononioe dlt-t M t:dlrdrdlis, dimana sec^ra keseluruhan bertanggu ng
hacterial exaccrbtuior. Patogen lain y ng jarang dihubungkai dengan AECB
dian{aranya Sldpr}lococcus aureus dan Pscutlononas aeruginoso, sepanjang dengan
opportunitlk: pat()gcn gram iegatif'. Sccara keseluruhan paiogei di atas bcrtanggung
jawab sebeser 70'l. lerhadap infbksi akut AllCB, dcngan sisanya sebcsar 307.
disebabkan oleh virus./
BerLlasarkan studi cpideniologi. \'irus salLrLan nilt'as khususiya influcnza
I 32
i.
I.,lrl" t-l'rrtrLrr, c ,'I tI,tjot RL*yit,tr',tt1 l\tltt';tt"
h Irtt lh'*ltirtnt1 T tn, t lrt;,ti,'rr "
Irl.1 ll,rr1
\ .lrl
l. ltr
j
\1.:ll
menyebabkan CAP tnenjadi ,1 kelompok katcllori pasicn yaitll grup l: pasien rawat
jalan tanpa pcnyakit kardiopLtlnloner-. tanpa modi,-ing fo(tott. gnlp III pasien rawat
jalan deng^n penyakit kaldiopulmoner dar atau nodifiittg ftt(tors lain' glup Ilt:
pasien lawal iiap , tidak di lcudan grup IV: pasicn yang dirarvat cii ICU.tr
spesimen sputllm, 2l spcsimen dari bronkus. I spcsinlen dx'i cairan pleura dan '1
spesimen dari isolat paru paru. Mikroorg^nisme yang berh$il diisolasi diantaranya
Adalah K. p e loniae, S. p euitonioe (45-l isola!), stopltyltttttt:t:trs aureut (257)'
Haenophllttt sp (3)
1
33
penyebab tidak dapat diidentifikasi sampai 50olo kasus Akibatnya klinisi harus
r0
mengandalkan terapi anribiotik empirik.
Pendekatan terapi empirik didasarkan pada assessment bahwa satu dari
patogen utama kemungkinan menyebabkan sakit pada pasien tertentu, dan tergantung
pada variabel-variabel djantaranya umur, derajat sakit, komorbiditas, tempat
perawatan, lokasi gcografi, iwayat trutelin], gambaran rrj.lprirility lo.al dan
(DRSP)
Jaclor nodiJikasi e,pidemik lokal untuk drug resisten S Pneumonia
^d.anya rr)
atau patogen-patogen yang tidak lazim.
makrolide (atau tetrasiklin) pada pasien rawatjalan atau makrolida iv saja pada pasien
rawat inap yang tidak memiliki faktor risiko terhadap resistensi kuman gram negatil
maupun akibat aspirasi.rr
34
I
T.itlLE : {,tirLrt t r:1r rTtrlTtE HT:i. tl,-r r..1Etrt,:,ti.tLilnt!_1Fl
nli E..r !F. ti,: nt,)t,tFlll,la F.r,i-T,lpi.r
lIi{'lJn ,n \ r1 rtra1 rn
L \r41rt' r\LLnrrrd, r,rirtnrJ n}r'f,itr4r:
'!,tr.!t
r.! ff,n r r: rro. n/lrllf!nlrt| !r il IhrnnrJ(tur
Innxr ldr{!lFrrriru iil ni ir
Unluk pasien rawat.ialan atau rawal inap non ICU clengan taklor dsiko organisme
lain, terapi lrar-us dengan B laklam/makrolida kombinasi atau tln.tipneumocoacal
tlur-oquinolon saja.i r
irr.r{Drirlrrl r.rt1rrLrr,i! (h, tlitn,n I rt.:!t1 trl r' l..rnr {rrr.rl r,rlFnd.'rrrn,r.
,t.Jrt,.Firrau rtr.-rnrrrr.-
Lh',rnr..!l,lr lyrr.r{Jrlr:rhlr hl'tll{1,:,'.,r r{';t.rlttn.
HrrFl tllI(,: u.n itIl.lirt.r plu! nrrrn':titllln, l.rrLrl.lrnt r,i nr
d ll'tjn.nl |!rthnn,:n or !tru!i
Fnr.jtir,rl r11Lrt,ri,rlr4
hi1l r,flh'lr 6 ,ii;i,'r'-r..
Intrrlr rtr.nr]ri.tntt i^
35
TiRLE 4. trEOUP lll: INPATIENTI, NOT ll.l l{U'r
Semua pasien rawat inap harus memperoleh dosis pefiama antibiotik dalam 8
jam sejak masuk RS. Pada pasien yang dimwat di ICU terapi harus dengan B laktam
plus makrolida atau juga quinolon, menggunakan regimen dengan
antipseudomonas.lt
36
Tj,.t1LE :1,:lEi:rt rF trr: l{:Lr.rl.LrlvlITTEF r'..1TlENT!rt
,3r,Jnnt\Ur! lhrr,rFi'
,r. l.l,r frtrl! I,r' ljfdrr,rirrrr!,ij nty;,ri;r\11.,
lrrr'l1ni,\rirEFr,.er$r:fl,il lrrlr.rrErrnuii1l,rrl.rmi.rl,lln:(lnE.
(lD( I'r,lltrq I-..!ll5f i
i,ir1 Dflir,ll b ,trili,,Y!"'u," ln tr.ir"r.nnur rn'i rDll'}! inrlthrnnr'I-lnJ
Inlfrli qrnrrr rE!].rlr. f Lr,r':llll
5r.rFit,n n,:r ii:i r.ri.rin ln llir,.rnr,rn llLrnr.q u lnnlnnr.
.UJYr'ljlirlnu lrrr,,'L a,n-
l1':!Flr.llnn rlru:,r:
Irlls':{.ll,rrit!rrr
.: i:l.i rr r,ii,ir r., r'fr rr rifl,tF.
,!.lttc$,:t:i.niir'P inri.l1rlori!.
tersebuttidakefektifsaatinikalenapeningkatanprevalensiolganismeyangrcsisten'
terhadap H influenza penghasil B
Cephalosporin generasi IAI kehilangan aktifitas
lattamase . Alternatif antibiotik yang lebih
baru dibutuhkan untuk mengurangi
penambahan beban ekonomi sehubungan
morbiditas, mortalitas dan secam khusus
dengan AECB.7
KebaDyakan pasien dengan unconplicated acuie
bronchitis mempunyar
dengan atalr
penyakit viral yang self limited dan akan membaik dengan sendirinya'
pada uncomplicated acute
tanpa berkurangnya simptom. Terapi tltin antibiotik
lazim dengan kecurigaan
bronchitis idak direkomendasikan Pada kondisi tidak 3
38
Table 6.Initial empiric therapy for suspect€d bacteriat community
acquired pneumonia in
immunocompetent adults
Pilt|ntw ibll
FralB[HlIl&]lmr optiotE
0ulFlt€ril
Fraiousll hFrlhI
hpilr{fl
tl,ql{nl \ /std
rellrt dtt
ll,t iDlir- lh,Jritl1 A tea[lr.]|ff,/ ll{r:riqrun:r r)uB lbft ( a[ iiliift,.s'l n] dido pl[g a i]irlani
EE:ef t iliibioti,: thsilif ir d L,t r't nlrolne p,E it ;.tan cra tdlf aor\,luuEq lrs!b.E
4Fl'.ler, .Elft t€rl,r ]€!$4 a,t.at.llEo, rBtBtI lnlobtr lf6r+[
EEaBrrin! ltoallnBli ir ]1[Eiq lntrE A 'cs[ dld , 'l'totq ro'cru llnrg lr dmcr I tr r'fiL,aH: plL! !n d{haltEj
39
Perrn Azithromycin pada Infcksi Saluran Nalas Bawah
Azithromycin mcrupakan anggota anlibiotika golongan makrolida.
Azithromycin aktif terhadap kcbanyakan patolJen saluritn nalas bawah scpcrti
Straptocorcus pneunoniL KIel,t.tiella pnaunonia, Hdenq)hilLts inlluenaa, Non
tubcrcttlt)us ntycohacteria, l,trdt:tellu pt:rlLrssis, Moti-tclld citld tulis, Mltoplasnut
pn.?ut)1t)t1it1, Lcgionelkt pneunopltiltt dtut Chlanylia ptrcruno,tia.l
ttt tl t5 16
Azithronrycin ,1-8 kali lebih aktil dari critromisin lcthlrdap H iilfl.uen.n dao
mcmiliki absorbsi inleslinal Iebih baik. Jalur eliminasi utamanya rnelalui bilier dan 5
l,1olo melalui uin. Azithrornycin mcmperlihalkan penelr-asi yang baik pada jaLing.rn
paru dan persislensi yang baik pada lcmpat jiLringan yang terinieksi selama 4 7 hari
ra
seteliLh oLrat dihenlikan.
Regimen dosis st:rnda. yang cliusulkan -500 ng/hari per oral merlghasilkai
konseotrasi .ja|ingan mclebihi MIC patogen salurao oat:N yang relevan.5
di
Azithlr)mysin mempunyai waktu paruh yang panjaug sampai 72 .iam, akibatnya
digunakan hanya 5 atau bahkan 3 hari saja. schingga memperbaiki kepatuhan pasien.
Meskipun konsentrasi serum rcndah konsenlrasi .iaringan melebihi MIC utltuk
ketrlnyakar patogen saluran nat'as dan koDsrntrrsi rntftrscllulcl l0 I00 k.rli lebih
tinggi dibandil1g pada serum. Konsentrasi intlxsclulcr yxng tinggi clapal menemngkan
aktifitasnya lerhiLJap piLtogen intraseluler. Azithronlycin mcnc^pai konscntmsi tinggi
pada sel pagosit seperti nukroiag, rnonosit dao ncutrofil mcngakibatkan pelepasan
obat di tempat infeksi dimaia sel-sel pagosit migrasi sccara aktif-ra
hari Azithrcmycin tclah ditcliti irada ,10 pasien CAP dcrajat |ingan sarnpai sedang,
Dari penelitiao ini disirnpulkaD azithronlycin lnungkin mcnjadi pilihan perlama yang
baik unluk pergobatao CAP dngan moderlt dan jangka wrklu 3 hari bisa
meningkatkan kepirtuhan pasien.a
40
Scbuah studj yang membandingkan eiikasi clan.ra/e/) azitromisin sebagai
monoterapi dengan kombinasi Cefuroxim plus Eritromisin sebagai terapi empirik
CAP pada pasien rawal inap disimpulkan keduanya sana efektif sebagai lerapi
empirik namun Azithromycin ditoieransi lcbih baik dibanding regimen kombinasi.r6
Stlrdi yang rnembandingkan efikasi, .rafely dan tolerability Azithronycin 3
hari vcrsls Co-amoxyclav l0 hari pada terapi infcksi saluran nafas bawah akut pada
anak .iuga nrenyinpLllkan bahwa keduanya sama efektif. namun Azithromycin
ditolcransi lebih baik dan lebih disukai sebab pembcrian lebih singkat.r5
tlasil metaarlalisis randonized coatrolled triul Azithromycin terhadap
antibiotik lain Lrntuk CAP, dari 15 studi yartg eligible dengan 1664 pasien, 8 srudi
menggunakan 3 hali tlan 7 studi mcnggrnakan regimei 5 hari dcngan pembanding
Erithromisin. Roxitromisin, Josamisin, Claritromisin, Cefaclor. Co-amoxiclav dan
Benzilpenicillinc didapatkan kegagalan sebesar 56/928 (6,0E;) pada kelompok
Azithromycin dan 72/136 (9,t17.) pada kelompok pembanding mcnunjukkan adanya
pcngurangan yang sigDifikan risiko gagal klinis dengan Azithromycin (randon eJJbct
odds rutio 0,63,95Ea CI 0,42'0,95).3
l'acla pengobatan at:ute bactcl ial Atkerbtttitt r,f ,hronic ltrotrhirit telah
dibandingkan efikasi Azithromycin dengan Levotloxacine. Sebanyak 235 pasjen, ll8
mempcrolch Azithromycin 500 mg/hari hari I dilanjutkan 250 ng/hari hari 2 5, 117
mendapatkan Levofloxacirl 500rng/hari selama 7 har-i. Angka eradikasi bakteri
patogen sllumn nafas 967. pada kelompok Azithromycin dan 857. pada
Llevol'loxacin, dan disimpulkan Azitromycin secara klinis dan bakteriologis ekuivalen
dengan Levofloxacin pada terapi AEBC.q
4l
metaanalisis ranilottized
controlled tri' yang membandingkan
Dari
pada bronchitis akut' dari
5 studi eligibie' dengan
antibiotik lain
Azithromycin dengan
pembanding co amoxiclav'
claritromisin dan Roxitromisin
;;;; n;"., dengan
39160'l (6'4Ea)
(6'5Ea)gagal secara klinis pada Azithromy cir' d^t
didapatkan 50l'765 secara
menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan
O"* *"".** pembantling
terapi bronchitis
Azithromycin dengan antibiotik pembanding pada
sratistik antara 8
oa'l'ralio 0'84' 957o Cl0'54-1'3l)
aY,ttltonl.onr enb't
berdasarkan dari
et'ek samping penggunaan Azithromycin
Adapun
pasien yang menerima Azithromycin 23(0'770) orang
menanalisis dengan 348?
(8 orang)' rds' (3 orang)'
terapi akibat e{ek samping gastrointestinal
menghentikan
alasan yang tidak
(1 orang) hyperkinesis dan urtikaria (l orang) dan
parcstesi
sedangkan angka penghentian ""t:t"ltl"
o::TTo"t t"
diketahui (10 oring)
(-elaclor l6''
Clarirroml.in o.ql.l ritrornisrn 2 2do dcn
.rmoriclar 4.0oi.
Azithromycin 2 kali tebih
sering
DaIi efek samping gasirointestinal
sementara Levofloxacine
6 kali lebih
dibanding Levotloxacin'
menimbulkan diate e
dibanding dengan Azithromycin
sering menimbulkan mual
RANGKUMAN
dijumpai dan meliputi Communirl
lnfeksi salunn natas bawah sering
' Bronchitis dnn
Eturcerbation oJ Chrcnic
Ptt motia' Acule
AcquirciL
Acute Bronchilis
(CAP) sebagian besar disebabkan
muniti Acquie(l Pneumoni(t
' Co
olehslreptococcuspneumtlttia'Myc()plasnapneuflonia,LegionelLa
disebabkan
pnertmonia selain itu bisa
pnewnophila alau Chlanry(liL
atan Mor&\ella
oleh Haennphilus inJTuenza 'atarhalis
dengan Acate Eracerbatio of Chrcnic
Patogen yang dihubungkan
' Haemophilus inJluenza' S
p ettmonia dan
Bronchiris (AECP'\ adal^h
M.catarhalisdimanabertanggungjawab8595%padabacterial
Staplrylo coccus aureus
dan Pseudomonas
eksaserbasi' sedangkan
dengan
gram negatif jarang dihubungkan
aeruginosa betsama-sama
AECB,
42
. Bordetelle pertuxsis, MycoplasDla pneuttonia clitn Ch[tunytlia
pncu bnia telah di(ctrpkan sebagai scbab nonviral clari urt.o tpLi(tied
ut:ute bronchitis pada dewasa, dimana dihubugkan dcngan
5_107. dari
total kasus.
. Telapi dengan nrakrolida atau bcta-laktarn dan i.luoroquinolol
sering
digunakan sebagai terapi empirik infeksi saluran nal.as bawah.
. Azilhromycin elcktildan aman untuk tcrapi inf.eksi saluran naf.rs
bau'ah.
DAFTAR PUSTAKA
4-l
11. American Thoracic Society, 2001, Guideline for the management of adults with
community acquired pneumonia, Am J respir Crit care med, 163:173O-54
12. Bartlett JG, Dowell SF, Mandell LA, et aI,2000, Guidelines from infectious
disease of America: practice guidelines for nvrnaggment of community
acquired pneumonia in adults, Clin Infect D is,31|.347 -82,
13. Mprgono B, 2002, Tantangan pengobatan empirik infeksi paru peranan
Gatifloxacin dalam Proceeding Book Pertemuan Ilmiah Paru Millineum, 1- 12
14. Rapp RP, 1998, Phaimacokinetics and Pharmacodynamics of Intravenous and
Oral Azithromycin: Enhanced Tissue Activity and Minimal Drug Interactions,
The Annals of Pharmacotherapy, 32:78-93.
15. FewerdaA, MollHA, Hop WCJ, et a1,2001, Efficacy, Safety and tolerability of3
day azithromycin versus l0 day co-amoxyclav in the treatment of children
with acute lower respiratory tract infections, Journal of antimicrobial
Chemothenpy,4'7.4 4 I - 4 46.
16. Vergis EN, Indorf A, File TM, et at, 2000, Azithromycin VS Cefuroxime plus
Erithromycin for empirical Treatment of Colr[nunity Acquired Pneumonia in
Hospitalize.d Patients, Arch Intem Med, 16011294-1300,
44