Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TUGAS KELOMPOK FILSAFAT STRUKTUR ILMU

DITUJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS FILSAFAT


Nama Dosen Pengampu : Sidik Hakiki M.Ag

Disusun Oleh :
PRIMA OCTARA ( 1198030203 )
PUTRI AYUNINGTYAS ( 1198030206 )
NOVI UJIANTI ( 1198030197 )

KELAS SOSIOLOGI “E”

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Shalawat serta salam senantiasa saya curahkan kepada Rasulullah SAW, Nabi dan
Rasul terakhir yang telah membimbing umatnya ke jalan yang benar dan sekaligus
menyempurnakan akhlak melalui petunjuk wahyu illahi.

Tak lupa saya menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu saya dalam penulisan makalah ini, khususnya Bapak Sidik Hakiki M.Ag selaku
dosen mata kuliah Pengantar Ilmu Filsafat. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Struktur Ilmu”.

Demikian dalam penulisan makalah ini tentu masih banyak kelemahan dan
kekurangannya, untuk itu saya meminta saran dan kritik yang membangun agar makalah
ini dapat lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat.
Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Bandung, 4 November 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang.............................................................................................1
2. Rumusan Masalah........................................................................................2
3. Tujuan..........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

1. Struktur Ilmu Pengetahuan..........................................................................3


2. Metode Ilmu.................................................................................................5

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan..................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................iii

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam sejarah perkembangan ilmu, peran Filsafat Ilmu dalam struktur bangunan
keilmuan tidak bisa diangsikan. Sebagai landasan filosofis bagi tegaknya suatu ilmu,
mustahil para ilmuan menafikan peran filsafat ilmu dalam setiap kegiatan keilmuan.

Secara umum, manusia memiliki rasa ingin tahu yang besar dan sulit untuk
terpuaskan. Apabila satu atau beberapa kebutuhannya tercapai, maka dia akan
berkeinginan untuk meraih kebutuhan lain yang lebih tinggi. Dalam usaha untuk
memenuhi rasa ingin tahu itu banyak jalan yang dapat ditempuh oleh manusia. Usaha itu
antara lain meliputi: penggunaan mitos, prasangka, pengamatan indrawi, pengalaman
pribadi, kata hati dan lain-lain. Usaha-usaha ini kurang begitu dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, karena hasil dari usaha-usaha tersebut tidak dapat
dikaji ulang, sebab adanya kelemahan dan keterbatasan yang dimiliki manusia.

Pengetahuan dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni, Pertama,


manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran
yang melatarbelakangi informasi tersebut. Kedua adalah kemampuan berpikir menurut
suatu alur kerangka berpikir tertentu. Secara garis besar cara berpikir seperti ini disebut
penalaran.

Penalaran merupakan suatu proses berpikir dalam menarik sesuatu kesimpulan


yang berupa pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai
dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus dilakukan melalui suatu cara tertentu.
Suatu penarikan kesimpulan baru dianggap sahih (valid) kalau proses penarikannya
dilakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, di
mana logika secara luas dapat didefinisikan sebagai “pengkajian untuk berpikir secara
sahih (yang benar)”.

Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang objek telaahnya adalah dunia
empiris dan proses pendapatkan pengetahuannya sangat ketat yaitu menggunakan metode
ilmiah. Ilmu menggabungkan logika deduktif dan induktif, dan penentu kebenaran ilmu
tersebut adalah dunia empiris yang merupakan sumber dari ilmu itu sendiri.

1
2

 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Struktur Ilmu Pengetahuan ?


2. Apa itu istilah pengetahuan ?
3. Sebutkan perbedaan ilmu dalam penerapannya ?
4. Sebutkan perbedaan ilmu dalam fungsi kerjanya ?
5. Apa itu metode ilmiah ?
6. Sebutkan dua syarat utama dalam teori ilmiah ?
7. Sebutkan tiga ciri khas permasalahan dalam ilmu pengetahuan ?

 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Struktur Ilmu Pengetahuan


2. Untuk mengetahui istilah pengetahuan
3. Untuk mengetahui perbedaan ilmu dalam penerapannya
4. Untuk mengetahui perbedaan ilmu dalam fungsi kerjanya
5. Untuk mengetahui metode ilmiah
6. Untuk mengetahui dua syarat utama dalam teori ilmiah
7. Untuk mengetahui ciri khas permasalahan dalam ilmu pengetahuan
BAB II

PEMBAHASAN

1. Struktur Ilmu Pengetahuan


Struktur Ilmu, Ilmu dalam pengertiannya sebagai pengetahuan merupakan suatu
sistem pengetahuan sebagai dasar teoritis untuk tindakan praktis (Ginzburg) atau suatu
sistem penjelasan mengenai saling hubungan diantara peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Sistem pengetahuan ilmiah mencakup lima kelompok unsur,sebagai berikut: 1.Jenis-
jenis sasaran 2.Bentuk-bentuk pernyataan 3.Ragam-ragam proposisi 4.Ciri-ciri pokok
5.Pembagian sistematis Metode ilmiah Untuk menghasila Persyaratan ilmu
pengetahuan

C.A Qadir (2002:20) dalam susanto memberikan 3 hal pokok yang menjadi
persyaratan ilmu pengetahuan yaitu:

1. Pengakuan atas kenyataan bahwa setiap manusia, terlepas dari kasta, kepercayaan,
jenis kelamin atau usia, mempunyai hak yang tidak dapat diganggu gugat atau
dipersoalkan lagi untuk mencari ilmu

2. Metode ilmiah itu tidak hanya pengalaman atau eksperimentasi, tetapi juga teori dan
sistematisasi . ilmu pengetahuan mengamati faktor-faktor, mengklasifikasikannya,
menuju hubungan-hubungannya, dan menggunakan sebagai dasar untuk menyususn
teori.

3. Semua orang harus mengakui bahwa ilmu pengetahuan berguna dan berarti untuk
individu maupun sosial.

 Istilah Ilmu Pengetahuan

Istilah Ilmu pengetahuan di ambil dari bahasa arab; “alima, ya’lamu, ‘ilman” yang
berarti mengerti atau memahami benar-benar. Dalam bahasa inggris istilah ilmu berasal
dari kata science, yang berasal dari bahasa latin scienta dari bentuk kata kerja scire,
yang berarti mempelajari dan mengetahui (susanto, 2011:76).

Adapun pengertian pengetahuan itu sendiri, seperti yang di kemukakan surajiyo


(2007:62) dalam susanto, adalah hasil tahu manusia terhadap susuatu dan segala
perbuatan manusia untuk memahami suatu objek yang dihadapinnya. Namun, manusia
tidak dapat menuntut bahwa memperoleh sesuatu itu berarti sudah jelas kebenarannya,
karena boleh jadi hanya kebetulan benar saja.

Secara khusus, suparlan suhartono (2006: 84), mengemukakan tentang perbedaan


makna antara ilmu dan pengetahuan. Dengan mengambil rujukan dari Webster’s
Dictionary, suparlan menjelaskan bahwa pengetahuan (knowledge) adalah suatu yang
menjelaskan tentang adanya suatu hal yang diperoleh secara biasa atau sehari-hari
melalui pengalaman-pengalaman, kesadaran, informasi dan sebagainnya, sedangkan

3
4

ilmu (science) didalamnya terkandung adanya pengetahuan yang pasti, lebih praktis,
sistematis, metodis, ilmiah dan mencakup kebenaran umum mengenai objek studi yang
lebih bersifat fisis (natural).

Jadi, ilmu pengetahuan adalah sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta
yang diterjemahkan kedalam bahsa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha
untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu.

Struktur ilmu dalam filsafat ilmu merupakan bagian yang penting dipelajari
mengingat ilmu merupakan suatu bangunan yang tersusun, bersistem dan kompleks.
Melalui ilmu kita dapat menjelaskan, meramal dan mengontrol setiap gejala-gejala
alam yang terjadi. Tujuan akhir dari disiplin keilmuan yaitu mengembangkan sebuah
teori keilmuan yang bersifat utuh dan konsisten.

Struktur ilmu pengetahuan ini Terdapat suatu anggota yang luas bahwa ilmu pada
dasarnya adalah metode induktif-empiris dalam memperoleh ilmu pengetahuan.
Memang terdapat beberapa alasan untuk mendukung penilaian yang populer ini karena
ilmuwan mengumpulkan fakta-fakta tertentu, melakukan pengamatan dan
mempergunakan data indrawi. Walaupun begitu analisis yang mendalam terhadap
metode keilmuwan menyatakan kenyataan bahwa apa yang dilakukan ilmuwan dalam
usahanya mencari pengetahuan lebih tepat digambarkan sebagai kombinasi antara
prosedur empiris dan rasional.

Sebagai sebuah Struktur, ilmu pengetahuan terdiri dari objek material, objek
formal, sistem dan metodologi yang kesemuanya itu terkait satu sama lain. Metodologi
ilmiah dikembangkan berdasarkan paradigma kuantitatif, kualitatif, dan campuran.

Francis Bacon mengemukakan empat sendi kerja dalam menyusun ilmu


pengetahuan,yaitu:

a) Pengamatan (observasi)
b) Pengukuran (Measuring)
c) Penjelasan (Explaining), dan
d) Pemeriksaan benar ataau tidaknya (verifying)

Objek material ilmu pengetahuan adalah bidang kajian ilmu itu sendiri, baik alam,
sosial, sastra, agama maupun humaniora. Sementara objek formal ilmu pengetahuan
adalah pendekatan yang dipergunakan dalam memahami objek material itu, baik itu
denga pendekatan kuantitatif, kualitatif, campuran, deduktif maupun induktif.

Dalam penerapannya, ilmu dapat dibedakan atas berikut di bawah ini:

1) Ilmu Murni (pure science)

Yang dimaksud dengan Ilmu murni adalah ilmu tersebut hanya murni bermanfaat
untuk ilmu itu sendiri dan berorientasi pada teoritisasi, dalam arti ilmu pengetahuan
murni tersebut terutama bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu
pengetahuan secara abstrak yakni untuk mempertinggi mutunya.
5

2) Ilmu Praktis (applied science)

Yang dimaksud dengan ilmu praktis adalah ilmu tersebut praktis langsung dapat
diterapkan kepada masyarakat karena ilmu itu sendiri bertujuan untuk mempergunakan
hal ikhwal ilmu pengetahuan tersebut dalam masyarakat banyak.

3) Ilmu Campuran

Yang dimaksud dengan ilmu campuran dalam hal ini adalah sesuatu ilmu yang
selain termasuk ilmu murni juga merupakan ilmu terapan yang praktis karena dapat
dipergunakan dalam kehidupan masyarakat umum.

Sedangkan dalam fungsi kerjanya (paradigmatic), ilmu juga dapat dibedakan atas
berikut ini:

1) Ilmu teoritis rasional

Ilmu teoritis rasional adalah ilmu yang memakai cara berpikir dengan sangat
dominan, deduktif dan mempergunakan silogisme, misalnya dogmatis hukum.

2) Ilmu empiris praktis

Ilmu empiris praktis adalah ilmu yang cara penganalisaannya induktif saja,
misalnya dalam pekerjaan social atau dalam mewujudkan kesejahteraan umum dalam
masyarakat.

3) Ilmu teoritis empiris

Ilmu teoritis empiris adalah ilmu yang memakai cara gabungan berpikir, induktif-
deduktif atau sebaliknya deduktif-induktif.

2) Metode Ilmiah

Metode ilmiah adalah sebuah prosedur yang digunakan ilmuan dalam pencarian
kebenaran baru. Dilakukan dengan cara kerja sistematis terhadap pengetahuan baru dan
melakukan peninjauan kembali kepada pengetahuan yang telah ada. Metode berpikir
ilmiah adalah prosedur, cara dan teknik memperoleh pengetahuan.

Metode adalah cara untuk mencapai kebenaran riil dan membedakan karakteristik
pengetahuan dengan ilmu pengetahuan yang lebih khusus. Metode sangat perlu dalam
lapangan pengetahuan, agar tujuan keilmuan yang berupa kebenaran objektif tercapai
dan dapat dibuktikan. Dengan metode ilmiah, kedudukan pengetahuan berubah menjadi
ilmu pengetahuan, yaitu lebih khusus dan terbatas lingkup studinya. Tidak semua
pengetahuan disebut ilmu sebab ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkan
harus memenuhi syarat-syarat tertentu.
6

Jadi metode merupakan salah satu sarana untuk mencapai tujuan yang telah
direncanakan sebelumnya, bisa juga diartikan dengan suatu proses, prosedur atau cara/
langkah-langkah sistematis yang ditempuh oleh seseorang untuk mengetahui sesuatu.

Metode ilmiah itu merupakan cara untuk mendapat pengetahuan secara ilmiah dan
gabungan antara berpikir rasional (bagaimana kita bisa menyesuaikannya dengan
materi) dan berakhir pada data yang empiris (data-data dan fakta yang bisa diamati).

Sebagai metode ilmiah, oleh karena itu teori ilmiah harus memenuhi dua
syarat utama, yaitu:

1) Harus konsisten dengan teori-teori sebelumnya yang memungkinkan terjadinya


kontradiksi dalam teori keilmuwan secara keseluruhan.

2) Harus cocok dengan fakta-fakta empiris, teori seperti apapun konsistennya, jika
tidak didukung oleh pengujian empiris tidak dapat diterima kebenarannya secara
ilmiah, begitu juga sebaliknya, seberapa faktualnya fakta yang ada, tanpa didukung
oleh asumsi rasional, maka ia hanya akan menjadi fakta yang mati yang tidak
memberikan pengetahuan kepada manusia.

Metode ilmiah disini mencoba menggabungkan cara berfikir deduktif dan induktif
dalam membangun tubuh pengetahuan.

Dalam metode ilmiah, penelitian dituntun dalam proses berfikir yang menggunakan
analisa, di situ hipotesa juga harus ada yang berguna untuk memadu jalan pikiran ke
arah tujuan yang ingin dicapai, sehingga hasil yang hendak diperoleh akan mencapai
ssaran dengan tepat.

Hipotesis disusun berdasarkan cara kerja deduktif dengan mengambil premis-


premis dari pengetahuan ilmiah yang telah diketahui sebelumnya, penyusunan hipotesis
berguna untuk menunjang terjadinya konsistensi dalam pengembangan ilmu secara
keseluruhan dan menimbulkan efek kumulatif dalam kemajuan ilmu, hipotesis dapat
menjadi jembatan pemaduan antara cara kerja deduksi dan induksi.

Permasalahan dalam ilmu pengetahuan memiliki tiga ciri khas, diantaranya:

1) Masalah Masalah yang menentukan ada atau tidak adanya ilmu,


a) Permasalahan ilmiah dapat dikomunikasikan dan dapat menjadi wacana public
b) Permasalahan yang dapat ditangani dengan sikap ilmiah
c) Permasalahan yang dapat ditangani dengan metode ilmiah

2) Sikap ilmiah, meliputi enam karakteristik, yaitu:


a) Rasa ingin tahu
b) Spekulatif
c) Keterbukaan, sikap terbuka adalah kesediaan untuk mempertimbangkan semua
masukan yang relevan menyangkut permasalahan yang dikerjakan
7

d) Aktivitas, pekerjaan ilmuwan yang terus menerus melakukan riset ilmiah disebut
dengan aktifitas, para ilmuwan mempunyai dua aspek dalam melakukan riset ini,
diantaranya:

 Aspek individual yang mengacu kepada ilmu sebagai aktivitas ilmuwan,


seseorang dianggap telah menjadi ilmuwan karena ia telah melewati
pengalaman, pelatihan dan kesempatan dalam mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan yang mengkondisikan caranya melakukan
riset ilmiah dan menjadi spesialis ilmiah.

 Aspek social yang mengacu kepada ilmu sebagai aktivitas suatu komunitas
ilmiah, kumpulan para ilmuwan.

3) Tambahan

Ilmu dikatakan rasional, karena ilmu merupakan hasil dari proses berpikir dengan
menggunakan akal, atau hasil berpikir secara rasional.

Pada umumnya, orang-orang menggolongkan filsafat itu pasti ke dalam ilmu-ilmu


pengetahuan. Walaupun filasafat iu muncul sebagai salah satu ilmu pengetahuan, akan
tetapi ia mempunyai struktur tersendiri dan tidak dapat begitu saja dianggap sebagai
“ilmu pengetahuan”.

Tentu saja sedikit banyak bagi setiap ilmu pengetahuan berlaku, bahwa ilmu itu
mempunyai struktur dan karakteristik tersendiri. Studi tentang ilmu kedokteran adalah
sesuatu yang berbeda sekali dengan sejarah kesenian, dan ilmu pasti/matematika sesuatu
yang berlainan sekali dengan ilmu pendidikan. Akan tetapi untuk filsafat, hal yang
“tersendiri” ini berlaku dengan cara yang dasarnya lain (Burhanuddin Salam, 2005:23).
BAB III

PENUTUP

4) Kesimpulan
Sebagai sebuah Struktur, ilmu pengetahuan terdiri dari objek material, objek formal,
sistem dan metodologi yang kesemuanya itu terkait satu sama lain. Metodologi ilmiah
dikembangkan berdasarkan paradigma kuantitatif, kualitatif, dan campuran.

Francis Bacon mengemukakan empat sendi kerja dalam menyusun ilmu


pengetahuan,yaitu:

a) Pengamatan (observasi)
b) Pengukuran (Measuring)
c) Penjelasan (Explaining), dan
d) Pemeriksaan benar ataau tidaknya (verifying)

Objek material ilmu pengetahuan adalah bidang kajian ilmu itu sendiri, baik alam,
sosial, sastra, agama maupun humaniora. Sementara objek formal ilmu pengetahuan adalah
pendekatan yang dipergunakan dalam memahami objek material itu, baik itu denga
pendekatan kuantitatif, kualitatif, campuran, deduktif maupun induktif.

Oleh karena itu ilmuan harus mengikuti semua tahapan sistem ilmu pengetahuan
yang baku. Sistem itu dalam praktiknya disebut metode ilmiah.

Metode ilmiah terdiri dari beberaa langkah :

1. Perumusan masalah

2. Klasifikasi dan deskripsi

3. Tinjauan pustaka

4. Persepsi

5. Teknoogi dan pengukuran

6. Penjelasan

7. ramalan

8
DAFTAR PUSTAKA

https://mommiagustin.wirdpress.com diakses pada tanggal 31 Oktober 2019 pada pukul 19.20 WIB

https://mihsanahmad.blogspot.com diakses pada tanggal 1 November pada pukul 20.34 WIB

Dr. Beni Ahmdah Saebani M.Sil, Judul buku filsafat ilmu

Jujun S. Suriasumantri, filsafat ilmu

iii

Anda mungkin juga menyukai