Anda di halaman 1dari 6

TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN – BIAYA RELEVAN (RELEVAN COST)

- Pengambilan keputusan adalah salah satu tugas manajer


- Misalnya: produk apa yang laku dijual; bagaimana cara
memproduksinya; teknologi apa yang akan digunakan; siapa yang
akan mendistribusikannya; dll
- Dalam mengambil keputusan, biaya adalah factor kuncinya,
khususnya biaya relevan
- BIAYA RELEVAN adalah semua biaya yg dapat dihapuskan untuk
tujuan keputusan
- By relevan disebut by diferensial yaitu by yg berbeda beda akibat
adanya tingkat produksi yg berbeda yg mengakibatkan perbedaan
by tetap
- By TIDAK RELEVAN (Irrelevan cost) yaitu biaya yang tidak dapat
dihapuskan untuk tujuan keputusan, misalnya biaya penyusutan,
by sewa, by administrasi & umum; yg disebut sebagai sunk cost /
biaya tenggelam
- Pengambilan keputusan ada 2 yaitu rutin (tactical decision
making) bersifat jangka pendek; dan khusus (strategic decision
making) bersifat jangka panjang
- Keputusan manajemen seperti:
1) Menolak atau menerima order khusus
2) Menetapkan harga
3) Menutup divisi atau mengembangkan
4) Menentukan laba pada keterbatasan kapasitas
5) Membuat sendiri atau membeli

MENOLAK ATAU MENERIMA ORDER KHUSUS


- Order khusus adalah penjualan yang harganya dibawah harga
pasar karena perusahaan ingin menggunakan kapasitas yang
menganggur atau ingin menjual kelebihan persediaan barang jadi
- MISAL:
- Kapasitas penuh adalah 1.000 unit output
- Menghasilkan 800 unit output, sisa 200 unit
- 200 unit akan dijual dengan harga dibawah harga pasar, atau
- produksi 800 unit; dijual 700 unit dan sisanya 100 dijual dengan
harga khusus
- Order khusus diterima jika akan menambah laba

Contoh: Perusahaan tersebut memiliki struktur biaya sebagai berikut:

Keterangan AVC TFC AFC AC


(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Biaya bahan langsung 5 0 0 5
Biaya upah langsung 4 0 0 4
Biaya overhead pabrik 3 5.000 4 7
Biaya pemasaran 2 3.000 4 6
Biaya administrasi 1 2.000 2 3
Jumlah 15 10.000 10 25

Keterangan:
1. AVC = average variable cost; AFC = average fixed cost; TFC = Total
fixed cost
2. Harga pokok produksi model direct costing Rp12 per unit (5+4+3)=
biaya bahan langsung + by upah langsung + by overhead variabel)
3. Harga pokok produksi model full costing Rp 16 (5+4+3+4) = b
bahan langsung+ by upah langsung + by overhead variabel + by
overhead tetap)
- Kapasitas normal 1.000 unit diproduksi dan dijual
- Kapasitas maksimum 1.500 unit, harga Rp30 per unit
- Produksi 1.200 unit, terjual 1.100 unit dengan harga Rp 30 per
unit
- Perusahaan dapat memenuhi order khusus 400 unit dengan
harga Rp 15 per unit agar kapasitas pabriknya bisa dipakai penuh
- Apakah order khusus diterima atau ditolak?
Jawabannya: relevan cost

Menerima Order Khusus 400 unit @Rp 15

Perhitungan laba Rugi dengan Full Costing

Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) + (400 x 15) 39.000
Harga pokok penjualan (1.500 x 16) 24.000
Laba kotor 15.000
Beban pemasaran (1.100 x 2) +3.000 5.200
Beban administrasi (1.100 x 1) +2.000 3.100
Laba operasi 6.700

Menolak Order Khusus 400 unit @Rp 15

Perhitungan laba Rugi dengan Full Costing

Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) 33.000
Harga pokok penjualan (1.100 x 16) 27.600
Laba kotor 15.400
Beban pemasaran (1.100 x 2) +3.000 5.200
Beban administrasi (1.100 x 1) +2.000 3.100
Laba operasi 7.100

Kesimpulan:
Terjadi penurunan laba operasi Rp 400 yaitu (Rp7.100 – Rp 6.700),
maka order khusus ditolak
1) Penurunan laba Rp 400 itu adalah berasal persediaan akhir barang
jadi 400 unit (Rp 15 – Rp16) = minus Rp400, dimana Rp12 adalah
harga pokok produksi menurut direct costing (by bahan langsung
+ by upah langsung + by overhead variabel = 5+4+3) dan Rp 16
menurut full costing (by bahan langsung + by upah langsung + by
overhead variabel + by overhead tetap)
2) Dengan menggunakan perhitungan full costing, maka
keputusannya adalah menolak order khusus, karena terjadi
penurunan laba Rp400

Menerima Order Khusus 400 unit @Rp 15

Perhitungan laba Rugi dengan Direct Costing

Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) + (400 x 15) 39.000
Harga pokok penjualan (1.500 x 12) 18.000
Marjin kontribusi kotor 21.000
Beban pemasaran (1.100 x 2) 2.200
Beban administrasi (1.100 x 1) 1.100
Marjin kontribusi 17.100
Biaya tetap 9.000
Laba operasi 8.700

Menolak Order Khusus 400 unit @Rp 15

Perhitungan laba Rugi dengan Direct Costing

Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) 33.000
Harga pokok penjualan (1.100 x 12) 13.200
Marjin kontribusi kotor 19.800
Beban pemasaran (1.100 x 2) 2.200
Beban administrasi (1.100 x 1) 1.100
Marjin kontribusi 16.500
Biaya tetap 9.000
Laba operasi 7.500

Kesimpulan:
Terjadi kenaikan laba operasi sebesar Rp1.200 ( Rp8.700 – Rp7.500)
Penjelasan menerima Order Khusus:
1) Dengan menggunakan perhitungan Direct costing, maka
keputusan: Menerima order khusus, karena terjadi kenaikan laba
Rp1.200. Laba tersebut adalah dari 400 x (15 – 12), dimana 12
adalah harga pokok produksi variabel.
2) Suatu perusahaan biasanya menerima order khusus dari
pelanggannya. Yang dimaksud order khusus adalah pesanan
dengan harga dibawah harga pasar
3) Order khusus bias dilayani bila:
(1)Harga order khusus diatas harga biaya produksi variabel
(2)Tidak merusak hubungan bisnis yang sudah terjalin
(3)Tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah
(4)Tidak berakibat meningkatkan biaya tetap dan biaya variabel
pemasaran & administrasi
(5)Kapasitas produksi masih mampu melayani
(6)Pemesan khusus harus pelanggan setia; jika pelanggan
merupakan pelanggan baru maka harus hati-hati karena bias
merusak harga pasar

TUGAS MAHASISWA:
1. MEMBUAT CONTOH SENDIRI TIDAK BOLEH SAMA DENGAN
TEMENNYA DENGAN MERUBAH KEPUTUSAN YANG SDH DIBAHAS
DIATAS
2. Berikan contoh soal yang berhubungan dengan keputusan
manajemen, cari di internet atau buku atau sember lain masukkan
alamat webnya, atau sumbernya
3. Cari contoh soal tentang CVP

Anda mungkin juga menyukai