Keterangan:
1. AVC = average variable cost; AFC = average fixed cost; TFC = Total
fixed cost
2. Harga pokok produksi model direct costing Rp12 per unit (5+4+3)=
biaya bahan langsung + by upah langsung + by overhead variabel)
3. Harga pokok produksi model full costing Rp 16 (5+4+3+4) = b
bahan langsung+ by upah langsung + by overhead variabel + by
overhead tetap)
- Kapasitas normal 1.000 unit diproduksi dan dijual
- Kapasitas maksimum 1.500 unit, harga Rp30 per unit
- Produksi 1.200 unit, terjual 1.100 unit dengan harga Rp 30 per
unit
- Perusahaan dapat memenuhi order khusus 400 unit dengan
harga Rp 15 per unit agar kapasitas pabriknya bisa dipakai penuh
- Apakah order khusus diterima atau ditolak?
Jawabannya: relevan cost
Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) + (400 x 15) 39.000
Harga pokok penjualan (1.500 x 16) 24.000
Laba kotor 15.000
Beban pemasaran (1.100 x 2) +3.000 5.200
Beban administrasi (1.100 x 1) +2.000 3.100
Laba operasi 6.700
Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) 33.000
Harga pokok penjualan (1.100 x 16) 27.600
Laba kotor 15.400
Beban pemasaran (1.100 x 2) +3.000 5.200
Beban administrasi (1.100 x 1) +2.000 3.100
Laba operasi 7.100
Kesimpulan:
Terjadi penurunan laba operasi Rp 400 yaitu (Rp7.100 – Rp 6.700),
maka order khusus ditolak
1) Penurunan laba Rp 400 itu adalah berasal persediaan akhir barang
jadi 400 unit (Rp 15 – Rp16) = minus Rp400, dimana Rp12 adalah
harga pokok produksi menurut direct costing (by bahan langsung
+ by upah langsung + by overhead variabel = 5+4+3) dan Rp 16
menurut full costing (by bahan langsung + by upah langsung + by
overhead variabel + by overhead tetap)
2) Dengan menggunakan perhitungan full costing, maka
keputusannya adalah menolak order khusus, karena terjadi
penurunan laba Rp400
Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) + (400 x 15) 39.000
Harga pokok penjualan (1.500 x 12) 18.000
Marjin kontribusi kotor 21.000
Beban pemasaran (1.100 x 2) 2.200
Beban administrasi (1.100 x 1) 1.100
Marjin kontribusi 17.100
Biaya tetap 9.000
Laba operasi 8.700
Keterangan Rp
Penjualan (1.100 x 30) 33.000
Harga pokok penjualan (1.100 x 12) 13.200
Marjin kontribusi kotor 19.800
Beban pemasaran (1.100 x 2) 2.200
Beban administrasi (1.100 x 1) 1.100
Marjin kontribusi 16.500
Biaya tetap 9.000
Laba operasi 7.500
Kesimpulan:
Terjadi kenaikan laba operasi sebesar Rp1.200 ( Rp8.700 – Rp7.500)
Penjelasan menerima Order Khusus:
1) Dengan menggunakan perhitungan Direct costing, maka
keputusan: Menerima order khusus, karena terjadi kenaikan laba
Rp1.200. Laba tersebut adalah dari 400 x (15 – 12), dimana 12
adalah harga pokok produksi variabel.
2) Suatu perusahaan biasanya menerima order khusus dari
pelanggannya. Yang dimaksud order khusus adalah pesanan
dengan harga dibawah harga pasar
3) Order khusus bias dilayani bila:
(1)Harga order khusus diatas harga biaya produksi variabel
(2)Tidak merusak hubungan bisnis yang sudah terjalin
(3)Tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah
(4)Tidak berakibat meningkatkan biaya tetap dan biaya variabel
pemasaran & administrasi
(5)Kapasitas produksi masih mampu melayani
(6)Pemesan khusus harus pelanggan setia; jika pelanggan
merupakan pelanggan baru maka harus hati-hati karena bias
merusak harga pasar
TUGAS MAHASISWA:
1. MEMBUAT CONTOH SENDIRI TIDAK BOLEH SAMA DENGAN
TEMENNYA DENGAN MERUBAH KEPUTUSAN YANG SDH DIBAHAS
DIATAS
2. Berikan contoh soal yang berhubungan dengan keputusan
manajemen, cari di internet atau buku atau sember lain masukkan
alamat webnya, atau sumbernya
3. Cari contoh soal tentang CVP