Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan investasi bagi setiap manusia dan memiliki kontribusi

yang besar untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Kesehatan Manusia.

Kesehatan sebagai Hak Asasi Manusia ternyata belum menjadi milik setiap warga

karena berbagai hal seperti kendala geografis, sosiologis, budaya. Kesehatan bagi

sebagian penduduk yang terbatas kemampuannya serta yang berpengetahuan dan

berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan secara terus menerus dengan

cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan memberdayakan kemampuan

mereka. Disamping itu, kesadaran masyarakat bahwa kesehatan merupakan

investasi bagi peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia juga (SDM) masih

harus terus dipromosikan melalui sosialisasi dan advokasi para pengambil

kebijakan dan pemangku kepentingan (stakeholders) di berbagai jenjang

administrasi. Berdasarkan kenyataan tersebut, diperlukan upaya terobosan yang

benar-benar memiliki daya tarik bagi masyarakat untuk meningkatkan derajat

kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia (Anonim, 2011).

Melihat banyaknya masalah kesehatan menjadikan manusia belum dapat

menjalankan kehidupannya dengan produktif. Hal ini dapat dilihat dari fenomena

kesehatan dunia (global health issues) yang terus meningkat.fenomena kesehatan

global merupakan gangguan fisik, mental, maupun kesejahteraan sosial meliputi

seluruh dunia. (Trisnohadi Harimurti, 2014)


Faktor-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan global antara lain: pola

hidup, status ekonomi, lingkungan sosial, sistem komunikasi dan informasi, serta

psikologis atau kejiwaan. Jumlah orang sakit dalam pendekatan dunia paling

banyak ada di Negara-negara berkembang, khususnya di Indonesia. Fenomena

kesehatan di Indonesia sangatlah beragam dan harus segera diatasi dengan

kerjasama yang kuat antara pemerintah dengan masyarakat itu sendiri. Masalah

kesehatan masyarakat yang sering terjadi terbagi menjadi beberapa kelompok,

antara lain: masalah perilaku kesehatan, lingkungan, genetik dan pelayanan

kesehatan yang akan meningkat ke masalah kesehatan ibu dan anak, masalah gizi

dan beragam penyakit baik menular atau tidak menular. Masalah kesehatan ini

bisa terjadi pada masyarakat umum atau kelompok rawan (bayi, balita dan ibu),

kelompok lanjut usia dan para pekerja. (Irpan Tongasa, 2014)

Era reformasi paradigma sehat digunakan sebagai landasan pembangunan

kesehatan yang berarti pembangunan kesehatan harus mengutamakan upaya

promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.

Pemerintah Indonesia telah menetapkan tujuan pembangunan kesehatan, yang

dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Dijelaskan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan memberdayakan

dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan

(Kemenkes RI, 2013).


Pemberdayaan Masyarakat Bidang Kesehatan, yang selanjutnya disebut

Pemberdayaan Masyarakat adalah proses untuk meningkatkan pengetahuan,

kesadaran dan kemampuan individu, keluarga serta masyarakat untuk berperan

aktif dalam upaya kesehatan yang dilaksanakan dengan cara fasilitasi proses

pemecahan masalah melalui pendekatan edukatif dan partisipatif serta

memperhatikan kebutuhan potensi dan sosial budaya setempat. (Permenkes RI,

2019)

Pemerintah pernah berhasil menggalang peran aktif dan memberdayakan

masyarakat di bidang kesehatan melalui gerakan Pembangunan Kesehatan

Masyarakat Desa (PKMD) pada dasawarsa 1970 – 1980. Kejayaan PKMD

diupayakan untuk dibangkitkan kembali dengan dikembangkannya sebuah

program dengan strategi pendekatan dan kebersamaan yang bertujuan untuk

kesiap-siagaan di tingkat desa yang disebut dengan desa siaga aktif. (Kemenkes

RI, 2010a)

Program Desa Siaga secara nyata memberikan dampak bagi masyarakat.

Banyaknya masyarakat yang ikut berpartisipasi membuat program ini semakin

mudah untuk dijalankan, karena masyarakat mulai dapat secara mandiri

menyelesaikan bersama permasalahan yang ada ditengah-tengah masyarakat.

Disisi lain, banyaknya desa siaga yang belum aktif terjadi karena masih

beragamnya pemikiran para pelaksana dilapangan termasuk stakeholders lainnya

tentang pengertian desa siaga. Bersama dengan itu, arah usaha ditunjukan agar

penyedia layanan yang lebih meluas dan lebih merata sehingga dapat terjangkau

oleh kemampuan rakyat.


Melihat dari permasalahan global hingga upaya pemerintah dalam mengatasi

masalah dibidang kesehatan. Masalah kesehatan juga terjadi di Desa Sukamaju,

Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang. Kondisi kesehatan di Desa

Sukamaju diantaranya masih adanya sebagian warga Desa Sukamaju yang belum

memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan, seperti penerapan pola hidup

sehat ataupun faktor lain yang mempengaruhi masalah kesehatan. Masalah

spesifik seperti belum memiliki jamban keluarga, kurang tersedianya SPAL

(Saluran Pembuangan Air Limbah) baik limbah keluarga maupun limbah

produksi, kemudian belum adanya penerapan teknologi pengolahan limbah

kotoran ternak, dan berbagai masalah kesehatan lainnya, sehingga mendorong

pemerintah Desa Sukamaju dalam membangun program desa siaga.

Berbagai upaya dalam mengatasi masalah kesehatan di Desa Sukamaju selama

ini masih bertumpu pada upaya pemerintah. Walaupun sudah dikembangkannya

program Desa Siaga, tetapi belum optimal dan belum terkoordinasi dengan baik.

Program desa Siaga masih kurang mendapat perhatian masyarakat dan berbagai

pihak pemangku kepentingan yang ada di Desa Sukamaju. Program desa siaga

dan pemangku kepentingan ditingkat desa masih menganggap bahwa desa siaga

merupakan tanggung jawab dari sektor kesehatan, padahal semua kegiatan dalam

pelaksanaan program desa siaga pada prinsipnya yaitu keikutsertaan masyarakat

yang berlandaskan dari masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat.

Berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan

tersebut, peranan tokoh masyarakat baik formal maupun non formal sangat

penting, terutama dalam mempengaruhi, memberi contoh,dan menggerakkan


keterlibatan seluruh warga masyarakat dilingkungan untuk mendukung

keberhasilan kegiatan program desa siaga.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian tentang “Peran Program Desa Siaga terhadap

Peningkatan Kesehatan di Desa Sukamaju”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti merumuskan masalahnya

yaitu, “Bagaimana peran program desa siaga terhadap peningkatan kesehatan di

Desa Sukamaju”

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian yang penulis lakukan adalah untuk memperoleh

data dan informasi mengenai sejauh mana peran program Desa Siaga

terhadap peningkatan kesehatan, sebagai bahan penyusunan skripsi untuk

memenuhi persyaratan menempuh ujian sarjana jurusan Ilmu Kesehatan

Masyarakat.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1.3.2.1 Tujuan Umum


Menganalisis faktor kendala dalam melaksanakan peran

program desa siaga terhadap upaya peningkatan kesehatan di

Desa Sukamaju

1.3.2.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui peran program desa siaga terhadap

peningkatan kesehatan di Desa Sukamaju

2. Mengetahui kendala apa saja yang terjadi dalam

pelaksanaan program desa siaga di Desa Sukamaju

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan uraian diatas tentang peran program desa siaga terhadap

peningkatan Kesehatan di Desa Sukamaju ini diharapkan dapat memberikan

manfaat dan kegunaan baik secara teoritis maupun praktis:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

berupa saran atau masukan kepada Desa Siaga atau masyarakat Desa

Sukamaju dalam upaya meningkatkan kesehatan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini semoga dapat membantu meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam program desa siaga agar lebih baik, dalam arti

mendorong masyarakat agar sadar, mau da n mampu serta peduli dalam

mencegah dan mengatasi berbagai macam ancaman terhadap kesehatan.


1.5 Ruang Lingkup Penelitians

Karena luasnya masalah kesehatan serta terbatasnya waktu peneliti dalam

proses penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah agar tidak keluar dari

lingkup yang telah ditentukan, diantaranya:

1. Menguraikan peran program desa siaga terhadap peningkatan kesehatan.

2. Menguraikan faktor kendala yang terjadi dalam pelaksanaan program desa

siaga.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.6.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di lingkungan Desa Sukamaju, Kecamatan

Rancakalong, Kabupaten Sumedang,Provinsi Jawa Barat, Kode Pos 45361.

1.6.2 Waktu Penelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian tentang peran program desa

terhadap peningkatan kesehatan di desa Sukamaju adalah dari bulan maret

2020 sampai bulan … 2020

Anda mungkin juga menyukai