Stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa
disebabkan oleh berbagai tuntutan, misalnya ketika manusia menghadapi tantangan
yang penting, ketika dihadapkan pada ancaman, atau ketika harus berusaha
mengatasi harapan-harapan yang tidak realistis dari lingkungannya (sunaryo, 2004).
Menurut Rasmun (2004) stres adalah suatu proses yang menilai suatu peristiwa
sebagai sesuatu yang mengancam, ataupun membahayakan dan individu merespon
peristiwa itu pada level fisiologis, emosional, kognitif dan perilaku. Peristiwa yang
memunculkan stres dapat saja positif (misalnya merencanakan perkawinan) atau
negatif (contoh : kematian keluarga). Sesuatu didefinisikan sebagai peristiwa yang
menekan (stressful event) atau tidak, bergantung pada respon yang diberikan oleh
individu terhadapnya.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
stress adalah keadaan yang disebabkan oleh adanya tuntutan internal maupun
eksternal yang dapat membahayakan, tidak terkendali atau melebihi kemampuan
individu akan bereaksi baik secara fisiologis maupun secara psikologis (respon) dan
melakukan usaha-usaha penyesuaian diri terhadap situasi tersebut.
2. Klasifikasi Stres
Brunner dan Suddart (2010) mengklasifikasikan tingkat stres menjadi 3, yaitu:
a) Stres ringan
Pada tingkat stres ini sering terjadi pada kehidupan sehari-hari dan kondisi ini
dapat membantu individu menjadi waspada dan bagaimana mencegah berbagai
kemungkinan yang akan terjadi.
b) Stres sedang
Pada stres tingkat ini individu lebih memfokuskan hal penting saat ini dan
mengesampingkan yang lain sehingga mempersempit lahan persepsinya.
c) Stres berat
Pada tingkat ini lahan persepsi individu sangat menurun dan cenderung
memusatkan perhatian pada hal-hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi stres. Individu tersebut mencoba memusatkan perhatian pada lahan
lain dan memerlukan banyak pengarahan.
DAFTAR PUSTAKA