Anda di halaman 1dari 15

Satuan Acara Penyuluhan Pengenalan Tanda Bahaya Pada Masa Post

Partum

Topik : Pengenalan tanda bahaya pada masa post partum


Sub Topik : Definisi masa nifas, infeksi masa nifas, faktor predisposisi infeksi
masa nifas, terjadinya infeksi masa nifas, tanda bahaya kala nifas
Tempat : Rumah Sakit Ibu dan Anak
Hari/tanggal : Kamia, 29 Oktober 2015. Jam 09.00-09.40.
Waktu : 40 menit

A. Latar Belakang

Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil, bersalin dan nifas adalah masalah

besar di negara berkembang. Di negara miskin sekitar 25-30% kematian wanita usia subur

disebabkan oleh kehamilan persalinan dan nifas. Kematian saat melahirkan biasanya

menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Tahun

1996 WHO memperkirakan lebih dari 585.000 ibu pertahunnya meninggal saat hamil

bersalin dan nifas. Di Asia Selatan wanita kemungkinan 1:18 meninggal akibat kehamilan,

persalinan dan nifas. Di negara Afrika 1:14, sedangkan di Amerika Utara hanya 1:6.366.

Lebih dari 50% kematian di negara berkembang sebenarnya dapat dicegah dengan

teknologi yang ada serta biaya relatif rendah (Prawirohardjo, 2002).

Pada wanita atau ibu nifas penjelasan mengenai tanda-tanda bahaya masa nifas

sangat penting dan perlu, oleh karena masih banyak ibu atau wanita yang sedang hamil

atau pada masa nifas belum mengetahui tentang tanda-tanda bahaya masa nifas, baik yang

diakibatkan masuknya kuman kedalam alat kandungan seperti eksogen (kuman datang dari

luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh) dan endogen (dari jalan lahir

sendiri) (Rustam Mochtar, 1998).

Hingga saat ini penyebab infeksi nifas diantaranya adalah persalinan berlangsung

lama sampai terjadi persalinan terlantar, tindakan operasi persalinan, tertinggalnya


plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah, ketuban pecah dini atau pada pembukaan

masih kecil melebihi 6 jam, keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum yaitu

perdarahan antepartum dan post partum, anemia pada sat kehamilan, malnutrisi, kelelahan,

dan ibu hamil dengan penyakit infeksi (Manuaba, 1998).

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama 40 menit, Ibu-Ibu mampu

mengetahui tentang tanda-tanda bahaya pada masa nifas di Desa Bojong.

b. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan pada Ibu nifas diharapkan klien mampu:

1) Klien dapat menjelaskan defenisi dari Masa Nifas dengan Tepat

2) Klien dapat memahami apa itu Infeksi Masa Nifas dengan Tepat

3) Klien dapat menyebutkan 3 dari 5 Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas

dengan Tepat

4) Klien dapat memahami 5 dari 9 Tanda Bahaya Kala Nifas dengan Tepat

C. Materi (Terlampir)

1. Definisi Masa Nifas

2. Infeksi Masa Nifas

3. Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas

4. Terjadinya Infeksi Masa Nifas

5. Tanda Bahaya Kala Nifas

D. Metode

1. Ceramah
2. Tanya Jawab

E. Media

1. Leafleat

2. Power Point (PPT) Presentation

F. Kegiatan Penyuluhan

TAHAP/ KEGIATAN
WAKTU PENGAJAR PESERTA
Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
5 menit  Memperkenalkan diri  Memperhatikan dan
 Menjelaskan TIU dan TIK mendengarkan
 Menjelaskan judul materi dan
tujuan yang ingin dicapai oleh
peserta.
Isi  Menjelaskan definisi masa nifas  Mendengarkan dan
(Penyampaian  Menjelaskan tentang infeksi yang memperhatikan penjelasan
materi) 20 terjadi pada masa nifas
Menit  Menjelaskan tentang faktor
predisposisi infeksi yang terjadi
pada masa nifas
  Menjelaskan tentangterjadinya
infeksi masa nifas
 Menjelaskan tentang tanda
bahaya kala nifas
Penutup 15Memberikan kesempatan peserta Bertanya
menit untuk bertanya.  Mendengarkan
Memberikan kesimpulan materi Menjawab pertanyaan yang
yang sudah diberikan diberikan
Evaluasi  Menjawab salam.
Menutup dengan mengucapkan
salam

G. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Klien bersedia diberi penyuluhan (100%)

b. Persiapan materi yang disampaikan

c. Persiapan media yang akan disampaikan

d. Persiapan klien yang akan diberi penyuluhan

e. Kontrak waktu dengan klien sebelumnya

2. Evaluasi Proses

a. klien antusias terhadap materi yang diberikan

b. klien tidak meninggalkan tempat penyuluhan sebelum acara selesai.

c. klien bertanya dan menjawab pertanyaan dengan benar

d. klien dapat menerapkan materi yang telah didapatkan

3. Evaluasi hasil

a. Klien dapat menjelaskan defenisi dari Masa Nifas

b. klien dapat memahami bagaimana Infeksi Masa Nifas

c. klien dapat menyebutkan 3 dari 5 Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas

d. klien dapat memahami 5 dari 9 Tanda Bahaya Kala Nifas


MATERI

TANDA BAHAYA PADA IBU NIFAS

A. Definisi Masa Nifas

Masa nifas adalah pulih kembali, mulai dari partus selesai sampai alat-alat

kandungan kembali sebelum hamil, lamanya 6-8 minggu masa nifas (puerperium) dimulai

setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6 minggu.

Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa post partum oleh karena itu

sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda

bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis, ibu juga perlu

mengetahui kemana ia mencari bantuan tersebut.

Beritahulah ibu jika mengetahui adanya masalah-masalah berikut, maka ia perlu segera

menemui bidan:

1. Perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak (lebih dari

perdarahan haid biasa atau bila memerlukan penggantian pembalut dua kali dalam

setengah jam)

2. Pengeluaran vagina yang baunya menusuk

3. Rasa sakit dibagian bawah abdomen atau punggung

4. Sakit kepala yang terus-menerus, nyeri ulu hati atau masalah penglihatan.

5. Pembengkakkan diwajah atau di tangan.

6. Demam, muntah, rasa sakit pada waktu buang air kecil atau jika merasa tidak enak

badan.

7. Payudara yang berubah menjadi merah, panas dan atau terasa sakit.

8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.

9. Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakkan dikaki.


10. Merasa sangat sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya atau diri sendiri.

B. Infeksi Masa Nifas

Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin

meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan

beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu

badan sekitar 0,5°C yang bukan merupakan keadaan patologis atau menyimpang pada hari

pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman kedalam tubuh,

sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi

peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan

ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38°C tanpa menghitung hari pertama dan

berturut-turut selama dua hari.

Gambaran Klinis Infeksi Umum dapat dalam bentuk :

1.      Infeksi Lokal

a.       Pembengkakan luka episiotomi.

b.      Perubahan warna lokal.

c.       Pengeluaran lochia bercampur nanah.

d.      Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.

e.       Temperatur badan dapat meningkat.

2.      Infeksi General

a.       Tampak Sakit dan Lemah

b.      Temperatur meningkat diatas 39°C.

3.      Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.

4.      Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.

5.      Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.


6.      Terjadi gangguan involusi uterus.

7.      Lochia : berbau, bernanah serta kotor.

C.    Faktor Predisposisi Infeksi Masa Nifas

1.      Persalinan berlangsung lama sampai terjadi Persalinan Terlantar

2.      Tindakan Operasi Persalinan

3.      Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.

4.      Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.

5.      Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan antepartum dan post

partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi, kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit

infeksi.

D.    Keadaan abnormal pada Rahim

Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :

1.      Sub involusi uteri

Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga proses pengecilan

rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi uteri adalah terjadinya infeksi pada

endometrium, terdapat sisa plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.

2.      Pendarahan masa nifas sekunder

Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya adalah terjadinya infeksi

pada endometrium dan terdapat sisa plasenta dan selaputnya.

3.      Flegmansia alba dolens

Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai pembuluh darah vena

femoralis. Gejala kliniknya adalah :


a.       Terjadi pembengkakan pada tungkai.

b.      Berwarna putih.

c.       Terasa sangat nyeri.

d.      Tampak bendungan pembuluh darah.

e.       Temperatur badan dapat meningkat

E.     Keadaan Abnormal pada Payudara

Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :

1.      Bendungan ASI

Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae bengkak, keras, dan terasa

panas sampai suhu badan meningkat.

2.      Mastitis dan Abses Mamae

Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan mamae dan terjadi

perubahan warna kulit mamae.

F.     Tanda-tanda bahaya masa nifas adalah sebagai berikut:

1.      Perdarahan pasca persalinan (post partum)

Pengertian :

Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan yang melebihi 500 – 600 ml

setelah bayi lahir (Eny, 2009). Menurut waktu terjadinya dibagi atas dua bagian yaitu :

a.    Perdarahan   post   partum   primer   (Early   post   partum hemorrhage) yang terjadi dalam

24 jam setelah anak lahir.  Penyebab utama adalah atonia uteri, retensio placenta, sisa

plasenta dan robekan jalan lahir.


b.    Perdarahan   post   partum   sekunder   (Late   post   partum hemorrhage) yang terjadi setelah

24 jam. Penyebab utamanya adalah sub involusi, infeksi nifas dan sisa plasenta. Menurut

Manuaba (2005), perdarahan post partum merupakan penyebab penting kematian maternal.

Faktor-faktor  penyebab perdarahan post partum adalah:

a.       Paritas lebih dari 5

b.      Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun

c.       Persalinan yang dilakukan dengan tindakan yaitu pertolongan kala uri sebelum waktunya,

pertolongan persalinan oleh dukun, persalinan dengan tindakan paksa (Notoatmodjo, 2008).

Penanganan :

Untuk mengatasi kondisi ini dilakukan penanganan umum dengan perbaikan keadaan umum

dengan pemasangan infuse, transfuse darah, pemberian antibiotic, dan pemberian uterotonika.

Pada kegawatdaruratan dilakukan rujukan ke rumah sakit (Manuaba, 2008).

2.      Lochea yang berbau busuk

Pengertian :

Lochea adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa nifas.

Sedangkan lochea yang berbau busuk adalah sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina

dalam masa nifas yang berupa cairan seperti nanah yang berbau busuk (Prawirohardjo, 2007).

Faktor penyebab:

Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest merupakan bentuk

perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih

dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat

berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat pembukaan dan

masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi dan

menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).

Penanganan :
Tindakan penanganan meliputi pemasangan infus profilaksis, pemberian antibiotik adekuat,

pemberian uterotonika (oksitosin atau metergin), dan tindakan definitif dengan kuretase dan

dilakukan pemeriksaan patologi-anatomik (Notoatmodjo, 2008).

3.      Pengecilan rahim terganggu (Sub involusi uterus)

Pengertian :

Involusi adalah keadaan uterus mengecil oleh kontraksi rahim dimana berat rahim dari

1000 gram saat setelah bersalin menjadi 40-60 gram 6 minggu kemudian. Bila pengecilan ini

kurang baik atau terganggu disebut sub involusi (Eny, 2009).

Faktor penyebab:

Ini terjadi karena infeksi dan komplikasi plasenta rest. Plasenta rest merupakan bentuk

perdarahan pasca partus berkepanjangan sehingga pengeluaran lochea disertai darah lebih

dari 7 – 10 hari. Dapat terjadi perdarahan baru setelah pengeluaran lochea normal, dan dapat

berbau akibat infeksi plasenta rest. Pada evaluasi pemeriksaan dalam terdapat pembukaan dan

masih dapat diraba sisa plasenta atau membrannya. Subinvolusi uteri karena infeksi dan

menimbulkan perdarahan terlambat (Manuaba, 2008).

Penanganan :

Pengobatan dilakukan dengan memberikan injeksi methergin setiap hari ditambah ergometrin

per oral. Bila ada sisa plasenta lakukan kuretase. Berikan antibiotika sebagai pelindung

infeksi (Prawirohardjo, 2005).

4.      Nyeri pada perut dan pelvis

Pengertian :

Tanda-tanda   nyeri   perut   dan   pelvis   dapat   menyebabkan komplikasi nifas seperti

peritonitis. Peritonitis adalah peradangan pada peritonium.

Faktor penyebab:
Peritonitis nifas bias terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan

bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika. Selanjutnya pada

kemungkinan bahwa abses pada sellulitis mengeluarkan nanahnya ke rongga paritonium dan

menyebabkan peritonitis (Prawirihardjo, 2007). Gejala klinik peritonoitis dibagi 2 yaitu :

1)      Peritonitis terbatas pada daerah pelvis

Gejala-gejalanya tidak seberapa berat seperti padaperitonitis umum. Penderita demam, perut

bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Pada pelvio peritonitisbisa terdapat

pertumbuhan abses (Prawirohardjo, 2007).

2)      Peritonitis umum

Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan merupakan penyakit

berat.Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada

defense musculaire. Muka penderita yang mula-mula kemerahan menjadi pucat, mata

cekung, kulit muka dingin, terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica. Mortalitas

peritonitis umum tinggi (Prawirohardjo, 2007).

Penanganan :

Pengobatan dilakukan dengan pengisapan nasogastrik, pasang infuse intravena, berikan

kombinasi antibiotic sampai ibu tidak demam selama 48 jam ( ampisilin 2 g melalui intravena

setiap 6 jam, ditambah gentamisin 5 mg/kg berat badan melalui intravena setiap 24 jam,

ditambah metronidazol 500 mg melalui intravena setiap 8 jam) (Pamilih, 2006).

5.      Pusing dan lemas yang berlebihan

Menurut  Manuba (2005), pusing merupakan tanda-tanda bahaya pada masa nifas, pusing

bisa disebabkan oleh karena darah tinggi (sistol >140 mmHg dan diastole >110 mmHg).

Lemas yang berlebihan juga merupakan tanda-tanda bahaya, dimana keadaan lemas

disebabkan oleh kurangnya istirahat dan kurangnya asupan kalori sehingga ibu kelihatan
pucat, tekanan darah rendah (sistol <100 mmHg diastole <60 mmHg). Penanganan gejala

tersebut adalah :

  Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.

  Makan dengan diit berimbang untuk mandapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup.

  Minum sedikitnya 3 liter setiap hari.

  Pil  zat  besi  harus  diminum  untuk  menambah  zat  setidaknya selama 40 hari pasca

bersalin.

  Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan kadar vitaminnya pada

bayinya.

  Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.

6.      Suhu tubuh ibu > 380C

Dalam beberapa hari setelah melahirkan suhu badan ibu sedikit baik antara 37,20C-

37,80C oleh karena reabsorbsi benda-benda dalam rahim dan mulainya laktasi, dalam hal ini

disebut demam reabsorbsi. Hal itu adalah normal.

Namun apabila terjadi peningkatan melebihi 380C beturut-turut selama 2 hari

kemungkinan terjadi infeksi. Infeksi nifas adalah keadaan yang mencakup semua peradangan

alat-alat genetalia dalam masa nifas (Mochtar, 2002). Penanganan umum bila terjadi demam :

a)  Istirahat baring.

b)  Rehidrasi peroral atau infuse.

c)  Kompres atau kipas untuk menurunkan suhu.

d)  Jika ada syok segera beri pengobatan, sekalipun tidak jelas gejala syok harus waspada untuk

menilai berkala karena kondisi ini dapat memburuk dengan cepat (Prawirohardjo, 2002).

7.      Payudara berubah menjadi merah, panas, dan terasa sakit


Pada masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan parenkim kelenjar payudara

(mastitis). Mastitis bernanah dapat terjadi setelah minggu pertama pascasalin, tetapi biasanya

tidak sampai melewati minggu ke 3 atau ke 4 (Prawirohardjo, 2008).

Gejala awal mastitis adalah demam yang disertai menggigil, nyeri dan takikardia. Pada

pemeriksaan payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas,

dan disertai rasa nyeri (Prawirohardjo, 2008). Penanganan utama mastitis adalah :

a.    Memulihkan keadaan dan mencegah terjadinya komplikasi yaitu bernanah (abses)

dan sepsis yang dapat terjadi bila penanganan terlambat, tidak cepat, atau kurang efektif.

b.    Susukan bayi sesering mungkin.

c.    Pemberian cairan yang cukup, anti nyeri dan anti inflamasi.

d.    Pemberian antibiotic 500 mg/6 jam selama 10 hari.

e.    Bila terjadi abses payudara dapat dilakukan sayatan (insisi) untuk mengeluarkan nanah dan

dilanjutkan dengan drainase dengan pipa agar nanah dapat keluar terus.

8.      Perasaan sedih yang berkaitan dengan bayinya (baby blues)

Ada  kalanya  ibu  mengalami  parasaan  sedih  yang berkaitan dengan bayinya. Keadaan

ini disebut baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamil

sehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Perubahan perasaan ini merupakan respon alami

terhadap rasa lelah yang dirasakan, selain itu juga karena perubahan fisik dan emosional

selama beberapa bulan kehamilan (Eny, 2009). Gejala-gejala baby blues antara lain :

a)      Menangis.

b)      Mengalami perubahan perasaan.

c)      Cemas.

d)     Kesepian.

e)      Khawatir mengenai sang bayi.

f)       Penurunan gairah sex, dan kurang percaya diri terhadap kemampuan menjadi seorang ibu.
Penanganan bila terjadi baby blues yaitu hilang tanpa pengobatan, pengobatan

psikologis dan antidepresan, konsultasi psikiatrik untuk pengobatan lebih lanjut (tiga bulan)

(Manuaba, 2008).

9.      Depresi masa nifas (depresi postpartum)

Depresi masa nifas adalah keadaan yang amat serius. Hal ini disebabkan oleh

kesibukannya yang mengurusi anak-anak sebelum kelahiran anaknya ini. Ibu yang tidak

mengurus dirinya sendiri, seorang ibu cepat murung, mudah marah-marah (Eny, 2009).

Gejala-gejala depresi masa nifas adalah :

a)      Sulit tidur bahkan ketika bayi sudah tidur.

b)      Nafsu makan hilang.

c)      Perasaan tidak berdaya atau kehilangan kontrol.

d)     Terlalu cemas atau tidak perhatian sama sekali pada bayi.

e)      Tidak menyukai atau takut menyentuh bayi.

f)       Pikiran yang menakutkan mengenai bayi

g)      Sedikit atau tidak ada perhatian terhadap penampilan pribadi.

h)      Gejala fisik seperti banyak wanita sulit bernafas atau perasaan berdebar-debar.
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra CendikiaPress.

Eny. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Mitra Cendikia Press.

Pamilih, Ns. 2006. Manajemen Komplikasi Kehamilan dan Persalinan. Jakarta :EGC.

Prawirohardjo, S. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saleha Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai