Anda di halaman 1dari 3

Nama : Harris Adyttya

NIM : 331610031

Kelas : TL.18.F4

TUGAS LABORATORIUM LINGKUNGAN

Soal
1. Pada Jurnal 1, metode sampling apa yang di pilih oleh penulis? Metode tersebut
termasuk dalam probabilitas sampling atau non probabilitas sampling, jelaskan
alasannya.

2. Pada jurnal 1, terdapat 3 titik pantau yaitu: hulu, tengah dan hilir. Menurut anda apa
alasan dibagi 3 titik pantau tersebut? apakah titik pantau tersebut sudah mewakili secara
keseluruhan?

3. Pada jurnal 1, terdapat analisa parameter air. Seperti yang sudah di pelajari pada materi
sebelumnya terdapat pengujian secara langsung di lokasi dan pengujian di laboratorium.
Apa syarat parameter tersebut dapat di uji di langsung maupun harus di laboratorium?

4. Pada jurnal 1, terdapat analisa 11 parameter terhadap 3 titik pantau. Tentukan


parameter mana saja yang melebihi/tidak sesuai dengan kriteria mutu air kelas 2?
(jelaskan di setiap titik pantau), dan mengapa kualitas air pada titik pantau 2 dan 3 lebih
tercemar daripada titik pantau 1?

5. Jelaskan secara singkat langkah-langkah penelitian apa saja yang dilakukan pada jurnal
tersebut dari awal!

Jawaban

1. Metode Sampling yang digunakan oleh penulis adalah Metode Purposif Sampling. Metode ini
termasuk ke dalam jenis Non Probabilitas Sampling karena metode ini dilakukan dengan cara
menentukan target dari elemen populasi yang diperkirakan paling cocok untuk dikumpulkan
datanya. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan tidak memilih secara acak. Unsur
populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan karena kebetulan atau faktor lain yang
sudah direncanakan oleh peneliti.

2. Menurut saya, ketiga titik tersebut sudah dapat mewakili dari populasi sampel. Titik sampel
dibagi menjadi tiga yaitu hulu, tengah, dan hilir tujuannya adalah agar sampel yang diambil
diharapkan sudah dapat mewakili dari seluruh populasi sampel.
3. Sampel yang sudah diambil kemudian diuji di laboratorium. Sebelum dilakukan pengujian di
laboratorium, terlebih dahulu dilakukan pengawetan terhadap sampel agar tidak terjadi
perubahan fisika, kimia maupun mikrobiologi. Namun untuk sampel yang memiliki sifat dapat
berubah dengan cepat, maka harus dilakukan pengujian secara langsung setelah pengambilan
sampel. Unsur-unsur tersebut antara lain pH, suhu, daya hantar listrik, alkaliniti, asiditi, dan
oksigen terlarut.

4. Parameter yang melebihi atau tidak sesuai dengan kriteria mutu air kelas 2 yaitu parameter
BOD dari hulu ke hilir yaitu pada titik pantau 1, 2, 3 dan parameter TSS di hilir pada titik pantau
3. Status mutu air sungai pada titik pantau 1 menunjukkan status mutu airnya dalam kondisi
baik, sedangkan pada titik pantau 2 dan 3 menunjukkan telah tercemar ringan. Kualitas air pada
titik pantau 2 dan 3 lebih tercemar daripada titik pantau 1 disebabkan karena adanya
pembuangan limbah domestik yang tidak terkendali dari aktivitas pembangunan di sepanjang
sungai pada titik pantau 2 dan 3 sehingga tidak sesuai dengan daya dukung sungai. Hal tersebut
juga ditunjukkan dari hasil analisa di laboratorium dimana nilai BOD dan TSS pada titik 2 dan 3
melebihi atau tidak sesuai dengan kriteria mutu air kelas 2.

5. Langkah-langkah penelitian pada Jurnal :

Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang


menggambarkan kondisi kualitas air sungai Metro dengan Panjang sungai kurang lebih 15,49
km di Kota Kepanjen Kabupaten Malang.
Penelitian kualitas air dilakukan di tiga titik pantau sebagai titik pengambilan sampel air sungai
menggunakan Metode Purposif Sampling.
Titik pantau 1 terletak di Desa Kedung Monggo Kecamatan Pakisajii. Lokasi ini ditetapkan sebagai
daerah bagian Hulu dari Sungai Metro yang melalui Kecamatan Kepanjen.
Titik pantau 2 terletak di Desa Talangagung Kota Kepanjen. Lokasi ini berada di dekat Hutan
Metro yang berada di tengah Sungai Metro melalui Kecamatan Kepanjen.
Titik pantau 3 terletak di Dusun Mangir Desa Mangunrejo Kota Kepanjen. Lokasi ini berada
di bagian Hilir dari Sungai Metro yang melalui Kota Kepanjen.

Metode pengambilan sampel air sungai dilakukan secara langsung menggunakan Metode Grab
Sampling dengan menggunakan alat Water Sampler.

Kemudian dilakukan pengawetan sampel sebelum dibawa ke laboratorium. Pengawetan ini


dilakukan dengan tujuan agar sampel yang telah diambil tidak mengalami perubahan fisika,
kimia maupun biologi.

Sampel dianalisa di Laboratorium Perum Jasa Tirta I Malang. Metode Analisa dilakukan sesuai
dengan standart Laboratorium SNI. Analisis kualitas air Sungai Metro menggunakan kriteria
mutu air berdasarkan kelas II pada lampiran Perda Provinsi Jatim Nomor 2 Tahun 2008.
Sedangkan status mutu air menggunakan metode pollution index (IP) berdasarkan
Kementrian Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003.

Kemudian dilakukan Teknik Pengumpulan Data yaitu Observasi, Interview, dan Dokumentasi.

Observasi dilakukan dengan mengamati secara langsung aktivitas masyarakat, petani, dan
industri dan menganalisis kondisi wilayah penelitian yang meliputi pengukuran dan
pencatatan debit air. Pengambilan sampel untuk pengukuran kualitas air sungai yang
meliputi kondisi fisik, kimia, dan biologi.

Wawancara dilakukan di Kepala Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pencemaran Air dan
Kepala Bidang Analisa Pencegahan Dampak Lingkungan Hidup pada Badan Lingkungan
Hidup Kabupaten Malang dengan menggunakan kuesioner.

Dokumentasi dilakukan untuk menggambarkan kondisi lokasi penelitian, penggunaan lahan dan
aktivitas yang berada di Sungai Metro. Dokumentasi ini juga dilakukan untuk mengumpulkan
data berupa literatur, laporan yang berkaitan dengan kondisi kualitas air, profil Sungai Metro,
data kependudukan, geografi, geologi, curah hujan, dan lain sebagainya dari beberapa instansi
terkait, publikasi ilmiah serta media informasi elektronik.

Anda mungkin juga menyukai