Anda di halaman 1dari 4

Relung (niche) apa bedanya dengan bioma ?? .

Dalam ekologi
merujuk pada posisi unik yang ditempati oleh
suatu spesies tertentu berdasarkan rentang fisik yang
ditempati dan peranan yang dilakukan di dalam
komunitasnya. Konsep ini menjelaskan suatu cara yang tepat
dari suatu organisme untuk menyelaraskan diri dengan
lingkungannya.Habitat adalah pemaparan tempat
suatu organisme dapat ditemukan, sedangkan relung adalah
pertelaan lengkap bagaimana suatu organisme berhubungan
dengan lingkungan fisik dan biologisnya.Ekologi dari suatu
individu mencakup variabel biotik (makhluk hidup seperti
tumbuhan, hewan, manusia, baik yg mikro maupun yg makro)
dan abiotik (benda tidak hidup). Relung menentukan
bagaimana spesies memberi tanggapan terhadap ketersediaan
sumberdaya hidup dan keberadaan pesaing dan pemangsa
dalam suatu ekosistem.
Relung (niche), dalam ekologi merujuk pada posisi unik yang ditempati oleh suatu spesies tertentu
berdasarkan rentang fisik yang ditempati dan peranan yang dilakukan di dalam komunitasnya.[1]
[2]
 Konsep ini menjelaskan suatu cara yang tepat dari suatu organisme untuk menyelaraskan diri
dengan lingkungannya.[3] Habitat adalah pemaparan tempat suatu organisme dapat ditemukan,
sedangkan relung adalah pertelaan lengkap bagaimana suatu organisme berhubungan dengan
lingkungan fisik dan biologisnya.[3] Ekologi dari suatu individu mencakup variabel biotik (makhluk
hidup seperti tumbuhan, hewan, manusia, baik yg mikro maupun yg makro) dan abiotik (benda tidak
hidup).[4] Relung menentukan bagaimana spesies memberi tanggapan terhadap ketersediaan
sumberdaya hidup dan keberadaan pesaing dan pemangsa dalam suatu ekosistem.[5]

Daftar isi

 1Terminologi
 2Dimensi relung
 3Klasifikasi
 4Lihat Pula
 5Referensi

Terminologi[sunting | sunting sumber]
Kata "relung" mulai mendapat arti ilmiah pada tahun 1933 oleh tulisan Charles Sutherland Elton,
seorang ahli ekologi yang mempelajari ekologi komunitas dan populasi, lewat pernyataannya,
"relung suatu organisme adalah mode dari kehidupan organisme tersebut dalam hal peran atau
profesinya dalam suatu komunitas manusia."[6] Konsep modern dari relung dicetuskan oleh G.
Evelyn Hutchinson, seorang ahli zoologi, pada tahun 1957, yang berpendapat bahwa relung adalah
cara-cara di mana toleransi dan kebutuhan berinteraksi untuk mendefinisikan kondisi dan sumber
daya alam yang dibutuhkan oleh suatu individu atau suatu spesies untuk menjalankan
kehidupannya.[6]

Dimensi relung[sunting | sunting sumber]


Dimensi relung adalah toleransi terhadap kondisi-kondisi yang bervariasi (kelembapan, pH,
temperatur, kecepatan angin, aliran air, dan sebagainya) dan kebutuhannya akan sumber daya alam
yang bervariasi.[6] Di alam, dimensi relung suatu spesies bersifat multidimensi.[6] Relung dua dimensi
contohnya adalah hubungan temperatur dan salinitas sebagai bagian dari relung kerang di pasir.
[6]
 Untuk relung tiga dimensi, contohnya adalah hubungan temperatur, pH, dan ketersediaan
makanan sebagai bagian dari relung suatu organisme.[6]

Klasifikasi[sunting | sunting sumber]
Suatu spesies biasanya memiliki relung yang lebih besar pada saat
ketidakhadiran predator dan kompetitor. [7] Dengan kata lain, ada beberapa kombinasi tertentu dari
kondisi dan sumber daya alam yang dapat membuat suatu spesies
mempertahankan viabilitas (kehidupan) populasinya, hanya bila tidak sedang diberi pengaruh
merugikan oleh musuh-musuhnya.[7] Atas dasar ini, Hutchinson membedakan antara relung
fundamental dengan relung realitas.[7] Relung fundamental adalah gambaran dari potensi
keseluruhan suatu spesies.[7] Sementara relung realitas menggambarkan spektrum yang lebih
terbatas akan kondisi-kondisi dan sumber daya alam yang dibutuhkan untuk bertahan, bahkan
dengan kehadiran kompetitor dan predator.[7]

A. Pengertian Habitat dan Relung

Habitat dan relung adalah dua istilah tentang kehidupan organisme, yang memerlukan
pemahaman yang  mantap agar pemakaian kedua istilah itu tidak keliru. Habitat adalah tempat
suatu organisme hidup; kalau kita ingin mencari suatu organisme tertentu, maka kita harus tahu
tempat hidupnya; ke tempat itulah kita pergi. Jadi habitat suatu organisme dapat disebut "alamat"
organisme itu. Relung (nische) adalah posisi atau status suatu
organisme dalam suatu komunitas dan ekosistem tertentu, yang merupakan adaptasi struktural,
tanggap fisiologis serta perilaku spesifik organisme itu. Jadi relung suatu organsime bukan hanya
ditentukan oleh tempat organisme itu hidup, tetapi juga oleh berbagai fungsi yang dikerjakannya.
Boleh juga dikatakan, bahwa secara biologis, relung adalah profesi organisme dalam lingkungan
hidupnya.
Pertelakan relung organisme sangat perlu sebagai landasan untuk memahami berfungsinya suatu
komunitas dan ekosistem dalam habitat utama. Untuk dapat membedakan relung suatu
organisme, maka perlu diketahui tentang kepadatan populasi, metabolisme secara kolektif,
pengaruh faktor abiotik terhadap organisme, pengaruh organisme terhadap lingkungan abiotik,
dan interaksi antara organisme yang satu dengan terhadap yang lainnya. Pada umumnya suatu
relung tidak mudah dipertelakan. Jenis organisme yang sama seringkali menempati relung yang
berbeda bila berada di kawasan yang berbeda, dan ini tergantung pada organisasi komunitas
setempat. Dalam suatu kelompok taksonomi yang sama, tetapi jenis-jenis itu tidak akan pernah
menempati relung yang sama bila berada dalam suatu habitat yang sama,  (Resosoedarmo dkk,
1985: 14-16).

B. Keragaman Relung

Berdasarkan keragaman makanannya, relung ada yang bersifat umum (generalis) dan yang
khas (spesialis). Sebagai contoh suatu organisme selain memakan cacing lumpur, tetapi juga
memakan ikan kecil atau udang, serangga air atau biji-bijian tumbuhan air. Organisme yang
demikian disebut polifag. Untuk yang memakan sedikit jenis disebut oligofag, sedangkan yang
memakan sejenis saja disebut monofag.

Spesialisasi terjadi sebagai akibat kompetisi interspesifik (antarspesies). Akan tetapi bila


populasi menjadi terlalu besar akan terjadi pula kompetisi intraspesifik (antar individu dalam
satu spesies). dalam kompetisi semacam ini, sebagian individu terdesak ke bagian relung yang
marjinal. Akibatnya relung menjadi semakin lebar, sehingga spesies tersebut makin generalis.
Dengan demikian makin spesialis suatu spesies, maka makin rentan populasinya.Contoh hama
wereng yang monofag sangat tergantung pada tanaman padi. Populasinya membesar pada saat
musim tanam dan menurun setelah pascapanen, sehingga menanggung resiko kepunahan.
Sebaliknya populasi spesies organisme yang generalis tidak banyak berfluktasi, karena mereka
dapat beralih dari satu jenis makanan ke jenis makanan yang lain, (Achmad dan Jalmo, 2002:
84).

Anda mungkin juga menyukai