1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Untuk mengetahui proses kristalisasi
2. Untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap proses kristalisasi
3. Untuk mengetahui persen berat kristal
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
1. Pembentukan Inti
Inti kristal adalah partikel-partikel kecil bahkan sangat kecil yang dapat
terbentuk secara cara memperkecil kristal-kristal yang ada dalam alat kristalisasi
atau dengan menambahkan benih kristal ke dalam larutan lewat jenuh.
2. Pertumbuhan Kristal
Pertumbuhan kristal merupakan gabungan dari dua proses yaitu,
transportasi molekul-molekul atau (ion-ion dari bahan yang akan di
kristalisasikan) dalam larutan kepermukaan kristal dengan cara difusi. Proses ini
berlangsung semakin cepat jika derajat lewat jenuh dalam larutan semakin
besar.Penempatan molekul-molekul atau ion-ion pada kisi kristal. Semakin luas
total permukaan kristal, semakin banyak bahan yang di tempatkan pada kisi kristal
persatuan waktu.
(Setyopratomo, 2003).
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kristalisasi
Menurut Handojo (1995), faktor yang nempengaruhi kecepatan
pembentukan kristalisasi adalah:
a. Kondisi lewat dingin larutan
Semakin dingin larutan waktu induksi (waktu yg diperlukan sampai inti
kristal terbentuk) akan semakin pendek.
b. Suhu Penurunan
Suhu akan menginduksi pembentukan kristal secara cepat.
c. Sumber inti kristal Inti yg terbentuk pada pembentukan tipe heterogen
memiliki kecendrungan mempercepat kristalisasi.
d. Viskositas Ketika
Viskositas meningkat akibat menurunnya suhu dan meningkatnya konsentrasi
larutan, proses pembentukan inti kristal akan terbatasi. Hal ini disebabkan
berkurangnya pergerakan molekul pembentuk inti kristal dan terhambatnya
pindah panas sebagai energi pembetukkan inti kristal.
e. Kecepatan Pendinginan
Pendingingan yang cepat akan menghasilkan inti kristal yg lebih banyak
dibandingkan pendinginan lambat.
f. Kecepatan agitasi
Proses agitasi mampu meningkatkan laju pembentukan inti kristal. Agitasi
menyebabkan pindah massa dan pindah panas berjalan lebih efisien.
g. Bahan tambahan dan pengotor
Bahan-bahan tambahan dapat berperan untuk membantu atau menghambat
pembentukan inti kristal.
h. Densitas massa kristal
Jumlah kristal yg terdapat dalam satu unit volume yg terdapat dalam larutan
akan berpengaruh pada tingkat pertumbuhan setiap kristal.
2.3.2 Garam
Secara fisik, garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk kristal
yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium Chlorida
(>80%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat,
Calsium Chlorida, dan lain-lain. Garam mempunyai sifat / karakteristik
higroskopis yang berarti mudah menyerap air, bulk density (tingkat kepadatan)
sebesar 0,8 - 0,9 dan titik lebur pada tingkat suhu 8010 C ( Burhanuddin, 2001).
Garam Natrium klorida untuk keperluan masak dan biasanya diperkaya
dengan unsur iodin (dengan menambahkan 5 g NaI per kg NaCl). Digunakan
terutama sebagai bumbu penting untuk makanan, bahan baku pembuatan logam
Na dan NaOH ( bahan untuk pembuatan keramik, kaca, dan pupuk ), sebagai zat
pengawet ( Mulyono, 2009).
Tabel 1. Komposisi zat gizi gula per 100 gram bahan
Kandungan Jumlah
Klorida 55 %
Natrium 31 %
Sulfat 8%
Magnesium 4%
Kalsium 1%
Potasium 1%
Sumber: Horne (1969)
3.1.2 Bahan
1. Gula
2. Garam
3.2 Skema Kerja dan Fungsi Perlakuan
3.2.1 Skema Kerja
3.2.2 Fungsi Perlakuan
Gula 181
Pada praktikum gr, garam 19
ini disiapkan gr, dan
bahan BG garam
berupa 250 mldan gula yang akan di
kristalisasikan. Gula dan garam ditimbang dengan berat tertentu sebagai berat
awal bahan. Kemudian gelas beker ditimbang untuk mengetahui berat wadahnya.
Setelah itu dimasukkan air sebanyak 50 ml sebagai volume pelarut. Setelah itu
dipanaskan dengan hotplate untuk meningkatkan suhu pelarut. Kemudian bahan
Penimbangan bahan
dimasukkan dan diaduk hingga larut sambil dipanaskan agar larutan dapat
tercampur dan pelarutnya menguap. Setelah itu pada larutan gula didingankan dan
Penimbangan BG sebagai
diaduk dengan cepat agar membentuk kristal gula, sedangkan pada garam terus
pemanasan
dilakukan pemanasan hingga pelarutnya habis menguap dan terbentuk kristal
garam. Kemudian dilakukan penimbangan kristal gula dan garam untuk
Air 50 ml Pemasukan
mengetahui beratnya. Setelah itu dilakukan air
perhitungan % berat larutan dan % zat
terlarutnya untuk mengetahui nilainya.
Pemanasan dengan hotplate
Pemasukan bahan
Kristal gula/garam
Penimbangan
Dari praktikum yang dilakukan dibutuhkan bahan berupa gula dan garam.
Pada bahan gula didapatkan nilai data yaitu berat awal bahan 181 g, jumlah air 50
ml, dan berat kristal 218 g. Dari data tersebut didapatkan nilai data yaitu % berat
larutan 78,35%, dan % berat kristal 94,37%. Pada bahan garam didapatkan nilai
data yaitu barat awal bahan 19 g, jumlah air 50 ml, dan berat kristal 19,4 g. Dari
data tersebut didapatkan nilai data yaitu % berat lautan 27,5% dan % berat kristal
35,51%.
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa :
6.2 Saran
Sebaiknya praktikan saat melakukan praktikum
DAFTAR PUSTAKA
Gula
Diketahui =
- BG = 162 gram
- Air = 50 ml
- Gula = 181 gram
- Gram larutan = gula + air = 231 gram
- Kristal = 380 gram
- Gram kristal = kristal-BG = 218 gram
Garam
Diketahui =
- BG = 67,1 gram
- Air = 50 ml
- Gula = 19 gram
- Gram larutan = gula + air = 69 gram
- Kristal = 86, 5 gram
- Gram kristal = kristal-BG = 19,4 gram
% berat larutan
gram zat terlarut
x 100%
gramlarutan
19 gram
¿ x 100%
19 gram+50 ml
19
¿ x 100%
69
¿ 27,5 %
% berat kristal
gram kristal
x 100%
gram larutan
19,4
¿ x 100%
69
¿ 28,12 %