NEUSENSORIS
DISUSUN OLEH :
:Jalan Mayjend Sungkono KM. 1, Kalikabong, Kalimanah, Blater, Jl. Mayjen Sungkono,
Kalikabong, Kalimanah, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah 53321
PENGKAJIAN SISTEM NEUROLOGIS
1. Latar Belakang
Karena perawat lebih banyak menghabiskan waktunya dengan pasien, observasi mereka
sangat penting dalam menilai perubahan status neurologis. Catatan dasar neurologis
sederhana memungkinkan perawat membandingkan perubahan neurologis yang terjadi.
Memastikan pasien stabil, memburuk atau membaik akan menentukan arah pengelolaan
pasien. Agar kosisten dalam membandingkan, dipakai format standar seperti GCS. Untuk
menilai pasien secara tepat, perawat harus memahami 4 komponen penilaian neurologis
praktis : tingkat kesadaran, fungsi motor, reaksi pupil, respirasi beserta tanda vital lainnya.
Tingkat kesadaran adalah indikator terpenting dari fungsi otak pasien dan biasanya
memberikan pertanda pertama bahwa kondisi pasien memburuk. Tingkat kesadaran
bervariasi dari sadar penuh, mengantuk, gelisah atau tidak bereaksi. Bila sadar penuh, pasien
dapat menjawab pertanyaan dengan benar dan bisa berorientasi atas waktu, tempat dan orang.
Pada pasien praverbal, gunakan GCS dengan modifikasi pada unsur verbal. Untuk menilai
kesadaran terhadap lingkungan dan refleks, refleks isap bisa membatu menetukan derajat
respons pasien. Tahap pertama perburukan diketahui bila anak menjadi gelisah, susah
dibangunkan dan bereaksi lambat atau tidak tepat terhadap pertanyaan. Bila perawat harus
memberikan rangsang nyeri untuk mendapatkan respons, keadaan pasien nyata telah
memburuk.
Gerak Refleks
Indikator kedua yang digunakan adalah fungsi motor. Apakah anak mampu
menggerakkan keempat anggotanya dengan kekuatan yang sama dan dengan terkontrol? Pada
bayi, periksa kemampuan memegang botol dan atau refleks memegang. Pada anak lebih besar
periksa kekuatan, ekualitas bilateral serta kemampuan melepas genggaman tangan. Untuk
memeriksa kelemahan yang sangat ringan, suruh anak merentangkan tangannya kedepan
sambil menyuruh menutup matanya. Bila ada kelemahan, anggota yang lemah akan bergerak
kebawah. Bila satu sisi menjadi lebih buruk, berarti pasien mengalami perburukan neurologis.
Periksa juga kesimetrisan wajah.
Indikator fungsi otak ketiga adalah mata (gerak bola mata dan respons pupil). Normalnya
pupil ukurannya sama dan bereaksi jelas terhadap sinar. Pupil yang melebar dan bereaksi
lambat merupakan masalah serius terutama bila bersama dengan penurunan derajat
kesadaran. Garak mata dicatat pada lembar pengamatan.
Indikator keempat adalah perubahan respirasi dan tanda-tanda vital lainnya. Respirasi
akan melambat bila tekanan intrakranial meningkat. Melebarnya tekanan nadi yaitu
bertambahnya selisih tekanan sistol dan diastol, serta bradikardia juga merupakan tanda lain
dari peninggian TIK. Perubahan tanda-tanda vital biasanya berakibat perubahan yang jelas
dari tingkat kesadaran pasien dan dokter harus segera diberitahu perburukan pasien tsb.
1. Pengertian system syaraf
Sistem saraf merupakan jaringan yang sangat penting dan berpengaruh
terhadap organ lainnya. Secara spesifik sistem saraf merupakan suatu sistem protektif
dari rangsangan yang membahayakan, dapat menghantarkan sinyal dari satu sel saraf
ke sel saraf lainnya untuk menghasilkan respon tubuh dan sebagai sistem komunikasi
untuk mengirimkan informasi ke otak. Pemeriksaan neurologik merupakan suatu
proses yang dibutuhkan bagi tenaga kesehatan untuk mendiagnosa kondisi kesehatan
neurologis pasien. Pemeriksaan ini membutuhkan ketelitian dan pengalaman, yang
terdiri dari sejumlah pemeriksaan yang spesifik.
Pemeriksaan neurologis dapat dilakukan dengan teliti dengan melihat riwayat
penyakit pasien dan kondisi fisiknya. Otak dan medula spinalis tidak dapat dilihat,
diiperkusi, dipalpasi ataupun diauskultasi seperti sistem lainnya dalam tubuh. Agar
pemeriksaan neurologis dapat memberikan informasi yang akurat, maka perlu di
usahakan kerja sama yang baik antara pemeriksa dan pasien dan pasien diminta untuk
kooperatif (Brunner, 2001).
Pemeriksaan neurologis yang terdiri atas anamnesis, rangkuman gejala pasien,
dan pembahasan mengenai keluhan yang terkait pada anggota keluarga pasien, akan
memfokuskan pemikiran pemeriksa, mengarahkan pemeriksaan fisik dan menjadi
kunci pemeriksaan diagnostik. Hubungan erat antara gejala neurologik dan gejala
penyakit medis lainnya memerlukan evaluasi medis yang lengkap dan akurat.
Pengaturan pemeriksaan neurologis sangat penting dalam mengikuti suatu urutan
pemeriksaan tertentu sehingga tenaga medis dapat mengevaluasi informasi yang ada
dan langsung memeriksa segmen selanjutnya yang belum diperiksa (Price dan
Wilson, 2006)
Salah satu cara untuk mengukur tingkat kesadaran dengan hasil subjektif mungkin adalah
menggunakan GCS (Glasgow Coma Scale). GCS dipakai untuk menentukan derajat cidera
kepala. Reflek membuka mata, respon verbal, dan motorik diukur dan hasil pengukuran
dijumlahkan jika kurang dari 13, makan dikatakan seseorang mengalami cidera kepala, yang
menunjukan adanya penurunan kesadaran.
Respon pasien yang perlu diperhatikan mencakup 3 hal yaitu reaksi membuka
mata (Eye), bicara (Verbal) dan gerakan (Motorik). Hasil pemeriksaan dinyatakan
dalam derajat (score) dengan rentang angka 1 – 6 tergantung responnya.
Namun, hasil pemeriksaan GCS pada orang dewasa dan bayi jelas berbeda, karena
perbedaan respon antara orang dewasa dan bayi saat diberi rangsangan..
1. Pada orang Dewasa
c) Motorik (Gerakan) :
(6) : mengikuti perintah
(5) : melokalisir nyeri (menjangkau & menjauhkan stimulus saat diberi
rangsang nyeri)
(4) : withdraws (menghindar / menarik extremitas atau tubuh menjauhi
stimulus saat diberi rangsang nyeri)
(3) : flexi abnormal (tangan satu atau keduanya posisi kaku diatas dada & kaki
extensi saat diberi rangsang nyeri).
(2) : extensi abnormal (tangan satu atau keduanya extensi di sisi tubuh, dengan
jari mengepal & kaki extensi saat diberi rangsang nyeri).
(1) : tidak ada respon
2. Pada Anak/Bayi
· a). Eye (Respon membuka Mata)
(4) : spontan
(3) : Patuh pada perintah/suara
(2) : dengan rangsangan nyeri
(1) : tidak ada respon
· b). Verbal (bicara)
(5) : mengoceh
(4) : menangis lemah
(3) : menangis (karena diberi rangsangan nyeri)
(2) : merintih (karena diberi rangsangan nyeri)
(1) : tidak ada respon
· c).Motorik (gerakan)
(6) : spontan
(5) : menarik (karena sentuhan)
(4) : menarik (karena rangsangan nyeri)
(3) : fleksi abnormal
(2) : ekstensi abnormal
(1) : tidak ada respon
Hasil pemeriksaan tingkat kesadaran berdasarkan GCS disajikan dalam
simbol E…V…M… Selanjutnya nilai-nilai dijumlahkan. Nilai GCS yang
tertinggi adalah 15 yaitu E4V5M6 dan terendah adalah 3 yaitu E1V1M1.
Kesimpulan :
1. Composmentis : 15-14
2. Apatis : 13-12
3. Delirium : 11-10
4. Somnolen : 9-7
5. Stupor : 6-4
6. Coma : 3
C. Orientasi
Orientasi ini meliputi kemampuan klien untuk mengetahui : waktu, tempat
dan orang dengan membrikan pertanyan – pertanyaan yang bijaksana. Hal – hal
yang dapat ditanyakan oleh perawat kepada klien adalah : kota atau tempat
tinggal , jam , tanggal, nama-nama hari dalam 1 minggu, lamanya sakit, nama,
nama anggota keluarga
D. Memory
Ada 3 memory yang dapat dikaji :
a) Immediate recall
Minta klien untuk mengulangi menyebutkan 3 seri angka ( mis : 7-4-3 )
dengan perlahan
Minta klien untuk mengulangi menyebutkan seri angka yang lebih banyak
lagi sampai klien tidak mampu mengulangi seri yang benar ( mis : 7-4-3-5,
7-4-3-5-6, 7-4-3-5-6-2 , dst )
Mulai lagi dengan 3 angka tapi pada saat klien akan mengulangi lagi minta
klien untuk membelakangi perawat. Rata – rata seseorang dapat
mengulangi kembali 3 – 8 digit seri angka dan 4 – 6 digit seri angka secara
tebalik.
b) Recent memory
Minta klien untuk meyebutkan kejadian-kejadian yang dialami pada hari
itu
Minta klien untuk mengulangi informasi yang baru disampaikan, misalnya:
nama Perawat.
Berikan klien 3 benda yang dapat disebutkan lagi, mis : warna , benda,
alamat ) atau 3 seri angka dan kemudia minta klien untuk mengulanginya,
dan pada saat interview selanjutnya minta lagi klien untuk menyebutkan ke
3 hal tadi.