Anda di halaman 1dari 26

CRITICAL BOOK REPORT

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

OLEH:

NAREL FEBRINA

1183311073

PGSD EKS – H ‘18

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis
masih dapat membuat tugas Critical Book Report (CBR) ini tepat pada waktunya. CBR ini
membahas tentang “Strategi Belajar Mengajar”.
Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar. Penulis berharap CBR ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca
bila mana hendak membandingkan isi dua buku tentang materi Strategi Belajar Mengajar.

Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan supaya CBR
ini menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas
perhatiannya.

Medan, September 2019

Penyusun

2
Daftar Isi

Kata pengantar............................................................................................................2

Daftar isi.....................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan

Latar belakang................................................................................................4

Tujuan............................................................................................................4

Manfaat..........................................................................................................4

Identitas buku.................................................................................................5

BAB II Isi Buku

Ringkasan Buku............................................................................................6

BAB III Pembahasan

Keunggulan dan Kelemahan Buku..............................................................23

BAB IV Penutup

Kesimpulan..................................................................................................24

Rekomendasi................................................................................................24

Daftar Pustaka..........................................................................................................25

Lampiran..................................................................................................................26

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang
terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru. Semua unsur atau
komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi dan semuanya berfungsi dengan
berorientasi pada tujuan. Seperti telah kita ketahui bahwa tugas utama guru ialah mengajar
yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan
atau kompetensi itu telah dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman
pelaksanaan proses pembelajaran.

       Persoalan berikut ini adalah bagaimana melaksanakannya di dalam proses belajar
mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan tercapai.
Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan
menentukan strategi pembelajaran atau strategi belajar mengajar (SBM). Strategi belajar
mengajar menentukan jenis interaksi di dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran
yang di gunakan harus menimbulkan aktivitas belajar yang baik, aktif, kreatif, efektif dan
efesien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.

B. Tujuan Penulisan CBR


1. Penyelesaian tugas mata kuliah,
2. Mengulas isi sebuah buku,
3. Menambah gambaran, informasi, dan gagasan tentang karya yang dibuat,
4. Meningkatkan minat membaca dalam mencari informasi,
5. Menguatkan diri untuk berfikir kritis dalam mencari informasi dari buku utama dan
buku pembanding.
C. Manfaat CBR
1. Untuk menambah wawasan yang ada pada buku.
2. Untuk mengetahui Kelemahan dan Kelebihan yang ada dalam buku.
3. Agar mampu memberikan kritik dan saran menegenai buku tersebut.

4
Identitas buku

Judul Buku      : Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran

Penulis            : Donni Juni Priansa, S.Pd., S.E., M.M., QWP.

ISBN : 978-979-076-657-0

Penerbit           : Pustaka Setia

Tahun Terbit : 2016

Tebal               : 372 halaman

5
BAB II

Isi Buku

Ringkasan Buku

BAB 1

MEMAHAMI PESERTA DIDIK

Peserta didik merupakan individu yang memiliki sejumlah potensi, baik bersifat fisik
maupun psikis yang khas sehingga Ia merupakan insan manusia dengan pribadi yang unik.
Peserta didik merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan, baik berdasarkan
tahap kematangan usianya maupun sebagai respons terhadap lingkungan sekitarnya. Peserta
didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
sehingga Ia membutuhkan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan yang ada
disekitarnya. Adapun sekolah merupakan salah satu tempat yang formal untuk mendidik dan
mengajar.

Hubungan guru dan peserta didik dapat dikatakan baik jika hubungan tersebut
memiliki sifat-sifat memahami, saling terbuka, adanya komunikasi, kebebasan dan dukungan.
Tahapan perkembangan peserta didik dapat dipahami dengan menggunakan model tahap
perkembangan kognitif Vigotsky; tahap perkembangan sosial Erikson; tahap perkembangan
moral Kohlberg; tahap perkembangan yang berkaitan dengan agama. Terkait dengan proses
identifikasi peserta didik, yang perlu diperhatikan adalah tahap meminta perhatian, tahap
ingin berkuasa, tahap ingin membalas dendam, dan tahap ketidakmampuan. Empat pola
tingkah laku yang sering tampak dalam diri peserta didik secara individual adalah aktif-
konstruktif , aktif-destruktif, pasif-konstruktif, dan pasif-destruktif.

Seorang individu pada dasarnya memiliki kecerdasan ganda yang terdiri atas
kecerdasan ganda, yang terdiri atas kecerdasan bahasa, matematis atau logis, spasial,
kinestetik, musikal, interpersonal, interpersonal, dan naturalis. Tiga dimensi besar berkenaan
dengan minat peserta didik adalah minat personal, minat situasional dan minat psikologikal. 2
hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelompokan peserta didik adalah berkaitan
dengan fungsi integrasi dan fungsi perbedaan. Beberapa pertimbangan lainnya berkenaan
dengan pengelompokan berdasarkan pertemanan, prestasi, kemampuan dan bakat, perhatian
dan minat, serta kecerdasan.

6
Prestasi belajar adalah perubahan perilaku peserta didik sehingga ia memperoleh
perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari dan sebagainya. Perubahan perilaku
sebagai hasil pembelajaran atau prestasi belajar adalah perilaku secara keseluruhan yang
mencakup aspek kognitif, afektif, konatif dan motorik. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh
faktor internal (keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik), faktor eksternal
(kondisi lingkungan sekitar peserta didik), dan faktor pendekatan belajar.

Teknik tes merupakan usaha untuk memahami peserta didik melalui pemanfaatan
alat-alat yang bersifat mengukur peserta didik secara langsung. Beberapa kelompok tes yang
dapat digunakan untuk mengukur peserta didik adalah tes kecerdasan, tes bakat dan tes
prestasi belajar. Teknik non tes merupakan prosedur pengumpulan data yang dirancang untuk
memahami pribadi peserta didik, yang pada umumnya bersifat kualitatif. Teknik ini terdiri
atas beberapa jenis, yaitu observasi atau pengamatan, wawancara, angket, catatan anekdot,
autobiografi atau catatan harian, sosiometri, studi kasus, konferensi kasus, kunjungan rumah,
studi dokumentasi dan analisis hasil pekerjaan.

BAB 2

BELAJAR

Belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian manusia sebagai hasil dari
pengalaman atau interaksi antara individu dan lingkungan. Perubahan tersebut ditempatkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan
kemampuan lain. Perubahan perilaku inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan proses
belajar yang dialami oleh peserta didik. Gaya belajar peserta didik merupakan kombinasi dari
cara ia menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Gaya belajar peserta didik adalah
visual, auditorial, kinestetik, dan digital auditori/pembelajar logis.

Penggolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar peserta didik terdiri atas 3 ranah,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ciri-ciri perubahan perilaku dalam
belajar yang dialami oleh peserta didik, antara lain perubahan secara sadar, perubahan
berkelanjutan, perubahan bersifat positif, perubahan hasil belajar bersifat tetap, perubahan
sesuai tujuan, dan perubahan perilaku individual.

7
Teori Behaviorisme memandang bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh berbagai
kejadian yang ada di lingkungannya, yang memberikan berbagai pengalaman. Kognitifisme
merupakan salah satu teori belajar yang sering disebut dengan model kognitif atau model
perseptual. Menurut teori kognitivisme, tingkah laku individu ditentukan oleh persepsi atau
pemahaman nya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Psikologi sosial
memandang bahwa belajar pada hakikatnya merupakan proses yang alamiah. Setiap individu
memiliki keinginan untuk belajar tanpa dapat dibendung oleh orang lain karena memiliki rasa
keingintahuan, keinginan menyerap informasi, mengambil keputusan, memecahkan masalah,
dan berbagai keinginan lainnya yang berhubungan dengan pengembangan dirinya. Teori
belajar yang disusun oleh Gagne merupakan perpaduan behaviorisme dengan kognitivisme
yang berpangkal pada teori pengolahan informasi. Menurut Gagne, cara berpikir individu
bergantung pada keterampilan yang telah dimilikinya dan keterampilan serta hierarki yang
diperlukan untuk mempelajari suatu tugas.

Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki peserta didik. Beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses
belajar peserta didik, yaitu ciri khas/karakteristik peserta didik, sikap terhadap belajar,
motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar, rasa
percaya diri, dan kebiasaan belajar. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar
peserta didik, yaitu guru, lingkungan sosial, kurikulum, sarana dan prasarana.

Pakar psikolog pada umumnya menggunakan pendekatan penelitian atau metode


penelitian yang berbeda untuk memahami teori-teori tentang belajar. Metode penelitian
tersebut dapat berupa metode eksperimen, observasi naturalis, studi kausal-komparatif, studi
korelasi, survei dan tes psikologi, serta sejarah kasus klinikal.

BAB 3

STRATEGI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan yang sistematis dengan


memanfaatkan berbagai metode untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Strategi tersebut disusun dengan pertimbangan berbagai kondisi nyata yang dihadapi dalam
proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta didik.

8
Dua strategi utama yang perlu dipahami oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran
yang efektif adalah berkaitan dengan pengetahuan dan keahlian profesional serta komitmen,
motivasi dan kesabaran. Guru yang efektif memiliki kriteria dalam penguasaan materi
pembelajaran; strategi pembelajaran; penetapan tujuan dan keahlian perencanaan
instruksional; keahlian manajemen kelas; keterampilan inspirational dan motivational;
keterampilan komunikasi; pemahaman atas keberagaman peserta didik; keterampilan
memanfaatkan teknologi.

Pendekatan yang digunakan dalam mengimplementasikan strategi belajar dan


pembelajaran sangat beragam. Sejumlah pendekatan yang sering digunakan dalam
mengimplementasikan strategi belajar dan pembelajaran adalah pendekatan konstruktivisme;
kontekstual; tematik; pendekatan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan
menyenangkan (PAIKEM). Berdasarkan teori kognitif dan pemrosesan informasi, strategi
belajar dan pembelajaran yang dapat dikembangkan adalah strategi mengulang, strategi
elaborasi, strategi organisasi dan strategi metakognitif.

Teacher Centered merupakan pembelajaran di kelas yang perencanaan dan


pelaksanaan proses pembelajarannya berpusat pada guru. Peran guru dalam strategi ini sangat
dominan. Tiga kegiatan penting dalam perencanaan strategi belajar dan pembelajaran yang
berfokus pada guru adalah mengubah perilaku dan sasaran perilaku spesifik, menganalisis
tugas alat lain, serta menyusun taksonomi instruksional. Metode pembelajaran kelompok
besar atau massal relatif cocok digunakan dalam strategi pembelajaran yang berpusat pada
guru. Berbagai teknik yang digunakan dalam pendekatan ini adalah ceramah atau kuliah,
tanya jawab, ceramah bervariasi, demonstrasi proses atau demonstrasi hasil, dan teknik
lainnya yang berkaitan dengan teknik pembelajaran melalui media massa. Strategi belajar dan
pembelajaran berfokus pada peserta didik sering disebut juga dengan student center learning
merupakan instruksi dan perencanaan kelas yang menekankan pembelajaran yang didominasi
oleh keaktifan peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik Pada dasarnya dapat diterapkan pada semua
metode pembelajaran, yaitu metode pembelajaran perseorangan, metode pembelajaran
kelompok, dan metode pembelajaran komunitas atau massal. Akan tetapi penggunaan strategi
pembelajaran ini akan lebih efektif dalam metode pembelajaran kelompok, seperti yang
sering dilakukan pada satuan pendidikan sekolah dan satuan pendidikan luar sekolah, seperti
kelompok belajar, kursus, dan Panti pelatihan. Teknik-teknik pembelajaran, seperti teknik
diskusi, demonstrasi, studi kasus, pemecahan masalah kritis, dan kunjungan lapangan cocok

9
diterapkan dalam metode pembelajaran kelompok melalui strategi pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik.

BAB 4

MOTIVASI PESERTA DIDIK

Motivasi belajar adalah perilaku dan faktor yang mempengaruhi peserta didik untuk
berperilaku terhadap proses belajar yang dialaminya. Motivasi belajar menunjukkan
intensitas peserta didik dalam mencapai arah dan tujuan proses belajar. Motivasi merupakan
keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar
yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar serta memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan pembelajaran yang dikehendaki oleh peserta didik dapat tercapai. Motivasi
yang menyebabkan siswa melakukan kegiatan belajar dapat timbul dari dalam dirinya sendiri
ataupun dari luar dirinya.

Teori motivasi yang lazim digunakan untuk menjelaskan sumber motivasi peserta
didik bisa digolongkan menjadi dua yaitu sumber motivasi dari dalam diri dan sumber
motivasi dari luar.

Empat fungsi motivasi bagi peserta didik adalah mendorong berbuat, menentukan
arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, dan mendorong usaha dan pencapaian prestasi. 3
macam karakteristik dasar dari motivasi yang berkenaan dengan peserta didik yaitu, usaha,
ketekunan dan arah.

Teori-teori yang berhubungan dengan motivasi belajar peserta didik, antara lain teori
motivasi Abraham Maslow (1943 - 1970), yang dinamakan a theory of human motivation;
teori kebutuhan berprestasi McClelland; teori "ERG" Clayton Alderfer; teori dua faktor
Herzberg atau disebut juga dengan teori dua faktor; teori penguatan dan modifikasi perilaku;
teori imbalan dan prestasi.

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memotivasi peserta didik, antara
lain memberi nilai, hadiah, kompetisi, ujian dan hukuman. Motivasi merupakan pendorong
tingkah laku peserta didik. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi peserta didik adalah
keluarga, konsep diri, jenis kelamin, pengakuan, cita-cita, kemampuan belajar, kondisi

10
peserta didik, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar, serta upaya guru
memotivasi peserta didik.

BAB 5

MEDIA PEMBELAJARAN

Istilah media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
"medium". Secara harfiah, media dapat dipahami sebagai tengah, perantara, atau pengantar
yaitu media merupakan perantara untuk menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru kepada peserta
didik, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian peserta didik agar
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Media pembelajaran juga dipahami
sebagai alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan perhatian antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.

3 kelebihan media pembelajaran adalah kemampuan fiksatif, kemampuan manipulatif


dan kemampuan distributif. Manfaat penggunaan media pembelajaran adalah mengatasi
perbedaan pengalaman; mengkonkretkan konsep-konsep yang abstrak; mengatasi
keterbatasan; interaksi langsung; menghasilkan keseragaman pengamatan menanamkan
konsep dasar yang benar, konkrit dan realistis; merangsang dan membangkitkan motivasi
untuk belajar; membangkitkan keinginan dan minat guru; memberikan pengalaman integral.

Landasan pemanfaatan media pembelajaran terdiri atas empat perspektif utama, yaitu
landasan psikologis, teknologis, empiris dan filosofis. Sejumlah kriteria yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran adalah kemudahan untuk mengakses
dan menggunakannya; biaya; fasilitas yang tersedia; media interaktif; dukungan organisasi.
Pertimbangan dalam memilih media pembelajaran adalah perbedaan individu; motivasi;
emosi; partisipasi; penguatan.

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi media visual; media audio; media
audio visual; media cetak; media model; media realita; belajar benda sebenarnya melalui
spesimen; komputer; multimedia; internet.

11
BAB 6

KOMUNIKASI DALAM PEMBELAJARAN

Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih
sehingga mengasilkan pemahaman yang sama. Komunikasi dapat dipahami sebagai proses
penyampaian informasi, proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain, dan
proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Fungsi komunikasi
adalah sebagai sarana pengendalian, motivasi, pengungkap emosi, informasi, bahan diskusi,
sosialisasi, hiburan, integrasi, pendidikan, dan kebudayaan.

Beberapa model komunikasi yang dapat diadaptasi dalam pembelajaran adalah model
komunikasi Aristoteles, model komunikasi David K. Berlo, model komunikasi Bovee dan
Thill, serta model komunikasi teori informasi. Bentuk dasar komunikasi dapat dibagi menjadi
2 macam, yaitu komunikai verbal dan komunikasi nonverbal. Bentuk komunikasi verbal,
antara lain berbicara, menulis, mendengar, dan berbicara. Bentuk komunikasi nonverbal,
antara lain gerakan tubuh, gerakan/perilaku mata, sentuhan, tekanan dan irama suara, diam,
postur tubuh, warna,bunyi,bau, dan ruang.

Elemen yang terlibat dalam komunikasi dalam pembelajaran adalah pengirim,


pengodean, pesan, saluran, penafsiran kode, penerima, gangguan, dan umpan balik.
Komunikasi dalam pembelajaran dapat berlangsung secara vertikal ataupun horizontal. Lima
aspek yang perlu dipahami dalam membangun komunikasi yang efektif dalam pembelajaran,
yaitu kejelasan, ketepatan, konteks, alur, dan budaya. Guru harus memiliki keterampilan
komunikasi antarpribadi sehingga komunikasi yang dilaksanakannya bisa berlangsung secara
efektif. Keterampilan komunikasi antarpribadi bisa dipahami dari tiga kelompok besar, yaitu
kemampuan untuk mengungkapkan perasaan, menjelaskan perasaan, dan mendorong peserta
didik untuk memilih alternatif perilaku.

Hambatan dalam komunikasi meliputi kendala dalam penerimaan; kendala dalam


penyambutan; komunikator menggunakan bahasa yang sukar dipahami; perbedaan persepsi
akibat latar belakang yang berbeda; terjemahan yang keliru; kegaduhan; gangguan fisik;
semantik (pesan bermakna ganda); budaya baca, tulis dan diam; kecurigaan; teknik bertanya
yang buruk; teknik menjawab yang buruk; tidak jujur; tertutup; destruktif; kurang dewasa;
kurang respek; kurang menguasai materi; kurang persiapan; kebiasaan sebagai pembicara dan
pendengar.

12
Quantum teaching merupakan salah satu metode pembelajaran di SuperCamp.
Strategi mengajar ini diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti accelerated
learning, multiple intelligences, neuro-linguistic programming, experiential learning,
sociatic inquiry, cooperative learning, dan elements of effective instrucion. Teori-teori
pendidikan tersebut menawarkan model pembelajaran mutakhir dan mulai meninggalkan
model pembelajaran konvensional. Quantum teaching memiliki beberapa prinsip, yaitu
segalanya berbicara; segalanya bertujuan; pengalaman sebelum pemberian nama; akui setiap
usaha; layak dipelajari maka layak dirayakan. Quantum teaching memberikan 4 prinsip
komunikasi ampuh, yaitu munculkan kesan, arahkan fokus, inklusif, dan spesifik.

BAB 7

MODEL PEMBELAJARAN

Model pembelajaran dapat dipahami sebagai kerangka konseptual yang melukiskan


prosedur yang sistematis dan terencana dalam mengorganisasikan proses pembelajaran
peserta didik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif. Model pembelajaran
juga dapat dipahami sebagai blueprint guru dalam mempersiapkan dan melaksanakan proses
pembelajaran.

Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan oleh guru dalam pemilihan model
pembelajaran adalah berkaitan dengan orientasi pembelajaran: outcom, content, atau process.
Kelompok model pembelajaran, antara lain model klasik, implementasi teknologi, personal,
interaksi, pengembangan, proses kelompok, pengembangan kognitif, modifikasi perilaku, dan
fundamental.

Berbagai model pembelajaran yang termasuk ke dalam model interaksi sosial adalah
model investigasi kelompok, bermain peran, penelitian yurisprudensial, latihan laboratoris,
dan penelitian ilmu sosial.

Beberapa model pembelajaran yang termasuk dalam model pengolahan informasi,


antara lain model pembelajaran berpikir induktif, pencapaian konsep, memorisasi, pengelola
kemajuan dan penelitian ilmiah.

Beberapa model pembelajaran yang termasuk ke dalam kelompok model


pembelajaran personal adalah model pembelajaran tanpa arahan dan model pembelajaran

13
yang berfokus pada pengembangan kepercayaan diri. Beberapa model pembelajaran yang
termasuk dalam model sistem perilaku, antara lain belajar tuntas, pengajaran langsung,
simulasi, dan belajar sosial.

BAB 8

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK

Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan dalam implementasi kurikulum 2013. Pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek adalah menyajikan
tugas-tugas yang kompleks bagi peserta didik yang mampu membangkitkan minat belajar
peserta didik, merangsang kemampuan dalam memecahkan masalah, membuat keputusan,
melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja secara mandiri.

Pembelajaran berbasis proyek dilandasi oleh teori-teori pendahulu yang menjadi


rujukan dalam membentuk konstruk pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis
proyek memilki sejumlah manfaat yang penting bagi peserta didik, yaitu merangsang
keaktifan peserta didik; mendorong pembelajaran interaktif; berfokus pada peserta didik.
Adapun guru merupakan fasilitator; mendorong peserta didik lebih berpikir kritis;
pengetahuan lebih mendalam. Pembelajaran berbasis proyek memiliki 5 karakteristik yang
membedakannya dengan model pembelajaran lainnya, yaitu terpusat, dikendalikan
pertanyaan, investigasi konstruktif, otonomi, serta realistis/nyata.

Penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dapat memberikan sejumlah


kelebihan bagi peserta didik, guru, dan perkembangan kualitas sekolah, yaitumempersiapkan
peserta didik menghadapi kehidupan nyata yang terus berkembang; meningkatkan motivasi
peserta didik untuk belajar, dan mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting; menghubungkan pelajaran sekolah dengan dunia nyata; membentuk sikap kerja
peserta didik; meningkatkan kemampuan komunikasi dan sosial peserta didik; meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi;
meningkatkan keterampilan peserta didik untuk menggunakan informasi dengan beberapa

14
disiplin ilmu yang dimiliki; meningkatkan kepercayaan diri peserta didik; meningkatkan
kemampuan peserta didik menggunakan teknologi dalam belajar.

Pembelajaran berbasis proyek dapat dioptimalkan jika disusun berdasarkan desain


yang tepat. Desain yang dapat dirancang dalam pembelajaran berbasis proyek adalah
berkenaan dengan keaslian; perilaku akademis; pembelajaran aplikatif; keaktifan eksplorasi;
kematangan; penilaian. Pembelajaran berbasis proyek dimulai dengan pertanyaan esensial;
mendesain rencana proyek; membuat jadwal; memonitor peserta didik dan memantau
perkembangan proyek; menilai hasil; mengevaluasi pengalaman.

Selain bekerja sendiri, peserta didik dalampembelajaran berbasis proyek


diikutsertakan dalamkegiatan kelompok. Selanjutnya, aktivitas individu dalam pembelajaran
berbasis proyek dikelompokkan menjadi 3 kategori, yaitu aktivitas individu, kelompok, dan
antarkelompok. Pembelajaran berbasis proyek memberikan hasil belajar berupapengetahuan,
keterampilan,dan sikap. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan evaluasi yang mampu
mengukur ketiga hasil belajar tersebut.

BAB 9

MODEL PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH

Pemecahan masalah sering disebut dengan metode eksperimen, metode reflektif, dan
metode ilmiah. Pembelajaran pemecahan masalah merupakan pendekatan yang sangat efektif
untuk mengajarkan proses proses berpikir tingkat tinggi, membantu peserta didik memproses
informasi yang telah dimilikinya, dan membangun peserta didik membangun sendiri
pengetahuannya tentang dunia sosial dan fisik di sekelilingnya.

Manfaat penggunaan metode pembelajaran pemecahan masalah dikembangkan agar


pembelajaran menjadi lebih optimal. Beberapa manfaat khusus pembelajaran pemecahan
masalah adalah mengembangkan sikap keterampilan peserta didik dalam memecahkan
permasalahan; mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik; kemampuan berpikir
tersebut mampu diproses dalam situasi atau keadaan yang benar-benar dihayati; membina
pengembangan sikap perasaan dan cara berpikir objektif-mandiri, krisis-analisis, baik secara
individual maupun kelompok.

15
Beberapa tahapan sederhana dari pemecahan masalah terdiri atas memahami
masalahnya, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian tersebut,
dan memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan. Selain itu terdapat pula
tahapan mendefinisikan masalah, mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif strategi,
menentukan dan menerapkan strategi, serta mengevaluasi keberhasilan strategi.

Kemampuan pemecahan masalah dapat dinilai dengan melakukan evaluasi terhadap


kegiatan pemecahan masalah, yang terdiri atas pengamatan, jurnal metakognisi, paragraf
ringkas , tes dan portofolio.

BAB 10

MODEL PEMBELAJARAN SOSIODRAMA

Pembelajaran sosiodrama dapat dipahami sebagai cara menyajikan bahan pelajaran


dengan cara mempertunjukkan dan mempertontonkan atau mendramatisasikan tingkah laku
dalam hubungan sosial. Dengan demikian sosiodrama adalah model mengajar yang teramati
saksikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu problem, agar peserta didik dapat
memecahkan masalah yang muncul dari suatu situasi sosial. Model pembelajaran bermain
peran bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena
sosial.

Pembelajaran sosiodrama memiliki banyak tujuan, seperti pelatihan, memotivasi dan


memupuk keberanian, memupuk daya cipta, menyatakan pendapat, menghargai peserta didik
lain, menilai kemampuan peserta didik lain, mendalami masalah sosial, dan menyajikan
alternatif solusi. Tujuan lainnya adalah belajar dengan berbuat, belajar melalui peniruan,
belajar melalui umpan balik, belajar melalui pengkajian, penilaian dan pengulangan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi model sosiodrama, diantaranya guru, peserta


didik, dan bahan. Pembelajaran sosiodrama memiliki banyak kelebihan, yaitu memberikan
kesan mendalam, menumbuhkan antusiasme, menumbuhkan optimisme, serta
kesetiakawanan, mudah menghayati, dan memupuk kemampuan profesional.

16
BAB 11

MODEL PEMBELAJARANPENEMUAN

Pembelajaran penemuan merupakan model pembelajaran yang mengatur sedemikian


rupa cara peserta didik memperoleh pengetahuan yang belum diketahuinya dengan cara yang
penuh kemandirian. Dalam pembelajaran penemuan, peserta didik diberi keleluasaan dalam
menyusun kegiatan, menyusun strategi pencapaian nya, dan mengatasi masalah, sehingga
peserta didik akan menemukan jawabannya sendiri, dan guru berperan untuk memberikan
atas temuan temuan yang dihasilkan oleh peserta didik.

Metode pembelajaran penemuan terdiri atas tiga jenis yaitu penemuan bebas,
penemuan terbimbing, dan penemuan laboratori. Langkah-langkah umum dalam metode
pembelajaran penemuan terbimbing terdiri atas stimulus, pernyataan masalah, pengumpulan
data, pemprosesan data, verifikasi dan generalisasi. Guru sangat berperan dalam
pembelajaran penemuan, yaitu merencanakan pelajaran; menyajikan materi pelajaran yang
diperlukan; memperhatikan cara penyajian yang aktif, ikonik dan simbolik; berperan sebagai
seorang pembimbing atau tutor; menilai hasil belajar peserta didik. Secara garis besar, tujuan
belajar penemuan adalah mempelajari generalisasi-generalisasi dengan menemukan
generalisasi-generalisasi tersebut.

BAB 12

MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang dapat memberikan


dukungan dan penguatan Pemahaman konsep peserta didik dalam menyerap sejumlah materi
pembelajaran serta mampu memperoleh makna dari hal-hal yang mereka pelajari dan mampu
menghubungkannya dengan kenyataan hidup sehari-hari. Pembelajaran kontekstual bertujuan
untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik melalui peningkatan Pemahaman konsep
makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan antara materi yang dipelajari
dan konteks kehidupan mereka, keluarganya, sebagai warga negara, dan calon Pegawai kelak
pada masa yang akan datang.

7 asas penting dalam pembelajaran kontekstual adalah konstruktivisme, inkuiri,


bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian nyata. 8 komponen utama

17
dalam pembelajaran kontekstual adalah terkait dengan melakukan hubungan bermakna;
melakukan kegiatan yang signifikan; belajar yang diatur sendiri; bekerja sama; berpikir kritis
dan kreatif; mengasuh atau memelihara pribadi peserta didik; mencapai standar yang tinggi;
menggunakan penilaian yang autentik. Pembelajaran kontekstual memiliki tiga prinsip utama,
yaitu prinsip saling ketergantungan, diferensiasi dan organisasi. Urutan kegiatan
pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran pendahuluan, penyampaian materi
pembelajaran, pemancingan penampilan peserta didik, pemberian umpan balik, dan kegiatan
tindak lanjut.

Kelebihan pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran lebih bermakna dan real


serta pembelajaran lebih produktif. Adapun kekurangan yang dimiliki oleh pembelajaran
kontekstual adalah guru lebih intensif dalam membimbing dan guru mendorong ide dan
mengembangkan strategi untuk belajar.

BAB 13

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Pembelajaran kooperatif merupakan metode pembelajaran yang menyajikan ide


bahwa peserta didik harus mampu melaksanakan kerjasama antar satu dan lainnya, melalui
sebuah tim dalam proses pembelajaran yang lebih bertanggung jawab. Setiap peserta didik
yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda dan memiliki
latar belakang beragam. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran.

Tujuan umum dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi yang


menentukan atau mempengaruhi keberhasilan individu, yaitu keberhasilan kelompoknya.
Tujuan khusus pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik; pengakuan adanya
keragaman; pengembangan keterampilan sosial.

Langkah-langkah penggunaan model pembelajaran kooperatif adalah merancang


rencana Program pembelajaran; merancang lembar observasi yang akan digunakan untuk
mengobservasi kegiatan peserta didik dalam belajar secara bersama-sama dalam kelompok-
kelompok kecil; mengarahkan dan membimbing peserta didik, baik secara individual maupun

18
kelompok, baik dalam memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku peserta didik
selama kegiatan belajar berlangsung; memberikan kesempatan kepada peserta didik dari tiap-
tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya; evaluasi. Pada saat presentasi peserta
didik berakhir, guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi diri terhadap proses
jalannya pembelajaran dengan tujuan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada atau
sikap serta perilaku menyimpang yang dilakukan selama pembelajaran.

BAB 14

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT merupakan pembelajaran kooperatif yang


mengandung unsur formasi, instruksi dan lembar tugas. Pada saat proses diskusi, anggota
dalam satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan
mempelajari atau mengerjakan lembar kegiatan peserta didik, serta saling menjelaskan
berbagai masalah yang satu dengan yang lainny, tetapi ketika peserta didik sedang bermain
dalam turnamen, teman kelompoknya tidak boleh membantu.

Keunggulan pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah memperluas wawasan peserta


didik; mengembangkan sikap dan perilaku menghargai orang lain; keterlibatan aktif peserta
didik dalam belajar mengajar; peserta didik menjadi bersemangat dalam belajar; pengetahuan
yang diperoleh peserta didik tidak semata-mata dari guru, tetapi juga melalui konstruksi oleh
peserta didik itu sendiri; dapat menumbuhkan sikap positif dalam diri sendiri, seperti
kerjasama, toleransi, serta bisa menerima pendapat orang lain; hadiah dan penghargaan yang
diberikan akan memberikan dorongan bagi peserta didik untuk mencapai hasil yang lebih
tinggi; pembentukan kelompok kecil dapat mempermudah guru untuk memonitor peserta
didik dalam belajar dan bekerja sama.

BAB 15

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah mengubah perilaku belajar
peserta didik dari individualistik menjadi kerjasama kelompok yang mendorong peserta didik

19
untuk saling membantu satu dengan yang lainnya. Selain itu tujuan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab, baik kelompok maupun
individu sehingga memperoleh hasil yang memuaskan untuk mendapatkan penghargaan
kelompok.

Peran guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah menyampaikan semua
tujuan pembelajaran; menyajikan informasi kepada peserta didik; baik dengan peragaan
maupun teks; menjelaskan cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan perubahan yang efisien; membimbing kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas; mengetes materi pelajaran atau kelompok Menyajikan hasil hasil
pekerjaan mereka; memberikan cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.

BAB 16

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT, peserta didik harus memiliki
keterampilan dalam berkomunikasi antara yang satu dan yang lain. Tujuan model
pembelajaran NHT adalah memperkuat kerjasama antar peserta didik dan untuk memastikan
bahwa semua peserta didik mampu untuk menyelesaikan tugasnya secara mandiri.

Model pembelajaran kooperatif tipe NHT terdiri atas sejumlah kegiatan. Model
pembelajaran kooperatif tipe nht terdiri atas tiga langkah, yaitu pembentukan kelompok,
diskusi masalah dan tukar jawaban antar kelompok.

Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah setiap peserta didik
menjadi siap semua; dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; peserta didik yang
pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang pandai; tidak ada peserta didik yang
mendominasi dalam kelompok.

20
BAB 17

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat digunakan untuk materi-materi yang tidak
banyak memuat rumus atau persamaan, tetapi lebih banyak memuat teori. Langkah-langkah
dalam penerapan teknik jigsaw adalah guru membagi Suatu kelas menjadi beberapa
kelompok, dan setiap kelompok terdiri atas 4 sampai 6 peserta didik dengan kemampuan
yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal
disesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari peserta didik sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; presentasi tiap-tiap kelompok atau dilakukan
pengundian salah satu kelompok untuk Menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah
dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah
didiskusikan; guru memberikan kuis untuk peserta didik secara Individual; guru memberikan
penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya; materi sebaiknya
secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran; dipersiapkan suatu
tuntunan dan isi materi yang runtut dan cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah mengembangkan


hubungan antar pribadi positif di antara peserta didik yang memiliki kemampuan belajar yang
berbeda; menerapkan bimbingan sesama teman; rasa harga diri peserta didik yang lebih
tinggi; memperbaiki kehadiran; penerimaan terhadap perbedaan individu lebih besar; sikap
apatis berkurang; pemahaman materi lebih mendalam; meningkatkan motivasi belajar.

BAB 18

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI

Model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki banyak manfaat, yaitu mengurangi
peran guru untuk melakukan evaluasi secara langsung, evaluasi jangka pendek sering
dilakukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, misalnya pada saat ulangan;
mendorong guru untuk lebih kreatif dalam memberikan pendidikan dan pengajaran pada
kelompok-kelompok kecil peserta didik yang memiliki karakteristik heterogen; memudahkan
peserta didik untuk melaksanakan kegiatan proses pembelajaran yang sederhana tetapi

21
bermakna; memotivasi peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran dengan cepat;
memungkinkan tumbuhnya sifat saling memperhatikan dan positif di antara peserta didik
Pada saat melaksanakan kegiatan evaluasi.

Pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki berbagai keunggulan, yaitu


meminimalisasi keterkaitan guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin; guru
menghabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil; operasional
program sedemikian sederhana sehingga para peserta didik kelas 3 ke atas dapat
melakukannya; peserta didik mampu melakukan pengecekan satu sama lain sekalipun peserta
didik yang mengecek kemampuannya berada di bawah peserta didik yang dicek dalam
rangkaian pengajaran, dan prosedur pengecekan cukup sederhana dan tidak mengganggu
pengecek; programnya mudah dipelajari, baik oleh guru maupun peserta didik, tidak mahal,
fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru. Dengan membuat para
peserta didik bekerja dalam kelompok kelompok kooperatif, dengan status sejajar, program
ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap sikap positif terhadap peserta peserta
didik mainstream yang cacat secara akademik dan di antara para peserta didik dari latar
belakang ras atau etnik berbeda.

22
BAB III

Pembahasan

Keunggulan dan kelemahan

1. Dilihat dari aspek face value buku yang direview diambil kesimpulan bahwa buku
dalam kondisi bagus (buku keluaran terbaru)
2. Dilihat dari aspek layout dan tata letak,serta tata tulis penggunaan font buku masih
ada beberapa yang berantakan dan tidak rapi.
3. Dilihat dari aspek isi buku dari Kata Pengantar, Daftar isi, dan BAB sudah bagus.
4. Dilihat dari aspek Bahasa dan tata letak buku menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh pembaca.

23
BAB IV

Penutup

Kesimpulan

Dari buku yang telah saya bahas , saya menyimpulkan bahwa dalam buku yang sudah
saya kritisi bagus atau baik untuk dibaca sebagai penambah wawasan, buku ini juga memiliki
banyak keunggulan termasuk bahasa yang mudah di pahami.

Rekomendasi

Untuk sebagai wawasan membaca sekaligus untuk referensi mengerjakan tugas, saya
merekomendasikan buku ini.

24
Daftar Pustaka

Priansa. 2016. Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia

25
Lampiran

Cover Buku

26

Anda mungkin juga menyukai