OLEH:
NAREL FEBRINA
1183311073
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena penulis
masih dapat membuat tugas Critical Book Report (CBR) ini tepat pada waktunya. CBR ini
membahas tentang “Strategi Belajar Mengajar”.
Adapun tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar. Penulis berharap CBR ini menjadi salah satu referensi bagi pembaca
bila mana hendak membandingkan isi dua buku tentang materi Strategi Belajar Mengajar.
Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan supaya CBR
ini menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca atas
perhatiannya.
Penyusun
2
Daftar Isi
Kata pengantar............................................................................................................2
Daftar isi.....................................................................................................................3
BAB I Pendahuluan
Latar belakang................................................................................................4
Tujuan............................................................................................................4
Manfaat..........................................................................................................4
Identitas buku.................................................................................................5
Ringkasan Buku............................................................................................6
BAB IV Penutup
Kesimpulan..................................................................................................24
Rekomendasi................................................................................................24
Daftar Pustaka..........................................................................................................25
Lampiran..................................................................................................................26
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu sistem yang
terdiri dari unsur tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa dan guru. Semua unsur atau
komponen tersebut saling berkaitan, saling mempengaruhi dan semuanya berfungsi dengan
berorientasi pada tujuan. Seperti telah kita ketahui bahwa tugas utama guru ialah mengajar
yang berarti membelajarkan siswa untuk mencapai tujuan tertentu atau kompetensi. Tujuan
atau kompetensi itu telah dirumuskan dalam kurikulum yang berfungsi sebagai pedoman
pelaksanaan proses pembelajaran.
Persoalan berikut ini adalah bagaimana melaksanakannya di dalam proses belajar
mengajar atau proses pembelajaran agar tujuan atau kompetensi yang diharapkan tercapai.
Dalam proses pembelajaran yang menjadi persoalan pokok ialah bagaimana memilih dan
menentukan strategi pembelajaran atau strategi belajar mengajar (SBM). Strategi belajar
mengajar menentukan jenis interaksi di dalam proses pembelajaran. Strategi pembelajaran
yang di gunakan harus menimbulkan aktivitas belajar yang baik, aktif, kreatif, efektif dan
efesien, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal.
4
Identitas buku
ISBN : 978-979-076-657-0
5
BAB II
Isi Buku
Ringkasan Buku
BAB 1
Peserta didik merupakan individu yang memiliki sejumlah potensi, baik bersifat fisik
maupun psikis yang khas sehingga Ia merupakan insan manusia dengan pribadi yang unik.
Peserta didik merupakan individu yang sedang mengalami perkembangan, baik berdasarkan
tahap kematangan usianya maupun sebagai respons terhadap lingkungan sekitarnya. Peserta
didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi
sehingga Ia membutuhkan untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan yang ada
disekitarnya. Adapun sekolah merupakan salah satu tempat yang formal untuk mendidik dan
mengajar.
Hubungan guru dan peserta didik dapat dikatakan baik jika hubungan tersebut
memiliki sifat-sifat memahami, saling terbuka, adanya komunikasi, kebebasan dan dukungan.
Tahapan perkembangan peserta didik dapat dipahami dengan menggunakan model tahap
perkembangan kognitif Vigotsky; tahap perkembangan sosial Erikson; tahap perkembangan
moral Kohlberg; tahap perkembangan yang berkaitan dengan agama. Terkait dengan proses
identifikasi peserta didik, yang perlu diperhatikan adalah tahap meminta perhatian, tahap
ingin berkuasa, tahap ingin membalas dendam, dan tahap ketidakmampuan. Empat pola
tingkah laku yang sering tampak dalam diri peserta didik secara individual adalah aktif-
konstruktif , aktif-destruktif, pasif-konstruktif, dan pasif-destruktif.
Seorang individu pada dasarnya memiliki kecerdasan ganda yang terdiri atas
kecerdasan ganda, yang terdiri atas kecerdasan bahasa, matematis atau logis, spasial,
kinestetik, musikal, interpersonal, interpersonal, dan naturalis. Tiga dimensi besar berkenaan
dengan minat peserta didik adalah minat personal, minat situasional dan minat psikologikal. 2
hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengelompokan peserta didik adalah berkaitan
dengan fungsi integrasi dan fungsi perbedaan. Beberapa pertimbangan lainnya berkenaan
dengan pengelompokan berdasarkan pertemanan, prestasi, kemampuan dan bakat, perhatian
dan minat, serta kecerdasan.
6
Prestasi belajar adalah perubahan perilaku peserta didik sehingga ia memperoleh
perilaku yang baru, menetap, fungsional, positif, disadari dan sebagainya. Perubahan perilaku
sebagai hasil pembelajaran atau prestasi belajar adalah perilaku secara keseluruhan yang
mencakup aspek kognitif, afektif, konatif dan motorik. Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh
faktor internal (keadaan atau kondisi jasmani dan rohani peserta didik), faktor eksternal
(kondisi lingkungan sekitar peserta didik), dan faktor pendekatan belajar.
Teknik tes merupakan usaha untuk memahami peserta didik melalui pemanfaatan
alat-alat yang bersifat mengukur peserta didik secara langsung. Beberapa kelompok tes yang
dapat digunakan untuk mengukur peserta didik adalah tes kecerdasan, tes bakat dan tes
prestasi belajar. Teknik non tes merupakan prosedur pengumpulan data yang dirancang untuk
memahami pribadi peserta didik, yang pada umumnya bersifat kualitatif. Teknik ini terdiri
atas beberapa jenis, yaitu observasi atau pengamatan, wawancara, angket, catatan anekdot,
autobiografi atau catatan harian, sosiometri, studi kasus, konferensi kasus, kunjungan rumah,
studi dokumentasi dan analisis hasil pekerjaan.
BAB 2
BELAJAR
Belajar merupakan proses perubahan di dalam kepribadian manusia sebagai hasil dari
pengalaman atau interaksi antara individu dan lingkungan. Perubahan tersebut ditempatkan
dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan
kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir dan
kemampuan lain. Perubahan perilaku inilah yang menjadi tolak ukur keberhasilan proses
belajar yang dialami oleh peserta didik. Gaya belajar peserta didik merupakan kombinasi dari
cara ia menyerap, mengatur, dan mengolah informasi. Gaya belajar peserta didik adalah
visual, auditorial, kinestetik, dan digital auditori/pembelajar logis.
Penggolongan atau tingkatan jenis perilaku belajar peserta didik terdiri atas 3 ranah,
yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor. Ciri-ciri perubahan perilaku dalam
belajar yang dialami oleh peserta didik, antara lain perubahan secara sadar, perubahan
berkelanjutan, perubahan bersifat positif, perubahan hasil belajar bersifat tetap, perubahan
sesuai tujuan, dan perubahan perilaku individual.
7
Teori Behaviorisme memandang bahwa manusia sangat dipengaruhi oleh berbagai
kejadian yang ada di lingkungannya, yang memberikan berbagai pengalaman. Kognitifisme
merupakan salah satu teori belajar yang sering disebut dengan model kognitif atau model
perseptual. Menurut teori kognitivisme, tingkah laku individu ditentukan oleh persepsi atau
pemahaman nya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan. Psikologi sosial
memandang bahwa belajar pada hakikatnya merupakan proses yang alamiah. Setiap individu
memiliki keinginan untuk belajar tanpa dapat dibendung oleh orang lain karena memiliki rasa
keingintahuan, keinginan menyerap informasi, mengambil keputusan, memecahkan masalah,
dan berbagai keinginan lainnya yang berhubungan dengan pengembangan dirinya. Teori
belajar yang disusun oleh Gagne merupakan perpaduan behaviorisme dengan kognitivisme
yang berpangkal pada teori pengolahan informasi. Menurut Gagne, cara berpikir individu
bergantung pada keterampilan yang telah dimilikinya dan keterampilan serta hierarki yang
diperlukan untuk mempelajari suatu tugas.
Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan potensial atau
kapasitas yang dimiliki peserta didik. Beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses
belajar peserta didik, yaitu ciri khas/karakteristik peserta didik, sikap terhadap belajar,
motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, menggali hasil belajar, rasa
percaya diri, dan kebiasaan belajar. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar
peserta didik, yaitu guru, lingkungan sosial, kurikulum, sarana dan prasarana.
BAB 3
8
Dua strategi utama yang perlu dipahami oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran
yang efektif adalah berkaitan dengan pengetahuan dan keahlian profesional serta komitmen,
motivasi dan kesabaran. Guru yang efektif memiliki kriteria dalam penguasaan materi
pembelajaran; strategi pembelajaran; penetapan tujuan dan keahlian perencanaan
instruksional; keahlian manajemen kelas; keterampilan inspirational dan motivational;
keterampilan komunikasi; pemahaman atas keberagaman peserta didik; keterampilan
memanfaatkan teknologi.
9
diterapkan dalam metode pembelajaran kelompok melalui strategi pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik.
BAB 4
Motivasi belajar adalah perilaku dan faktor yang mempengaruhi peserta didik untuk
berperilaku terhadap proses belajar yang dialaminya. Motivasi belajar menunjukkan
intensitas peserta didik dalam mencapai arah dan tujuan proses belajar. Motivasi merupakan
keseluruhan daya penggerak di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar
yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar serta memberikan arah pada kegiatan belajar,
sehingga tujuan pembelajaran yang dikehendaki oleh peserta didik dapat tercapai. Motivasi
yang menyebabkan siswa melakukan kegiatan belajar dapat timbul dari dalam dirinya sendiri
ataupun dari luar dirinya.
Teori motivasi yang lazim digunakan untuk menjelaskan sumber motivasi peserta
didik bisa digolongkan menjadi dua yaitu sumber motivasi dari dalam diri dan sumber
motivasi dari luar.
Empat fungsi motivasi bagi peserta didik adalah mendorong berbuat, menentukan
arah perbuatan, menyeleksi perbuatan, dan mendorong usaha dan pencapaian prestasi. 3
macam karakteristik dasar dari motivasi yang berkenaan dengan peserta didik yaitu, usaha,
ketekunan dan arah.
Teori-teori yang berhubungan dengan motivasi belajar peserta didik, antara lain teori
motivasi Abraham Maslow (1943 - 1970), yang dinamakan a theory of human motivation;
teori kebutuhan berprestasi McClelland; teori "ERG" Clayton Alderfer; teori dua faktor
Herzberg atau disebut juga dengan teori dua faktor; teori penguatan dan modifikasi perilaku;
teori imbalan dan prestasi.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk memotivasi peserta didik, antara
lain memberi nilai, hadiah, kompetisi, ujian dan hukuman. Motivasi merupakan pendorong
tingkah laku peserta didik. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi peserta didik adalah
keluarga, konsep diri, jenis kelamin, pengakuan, cita-cita, kemampuan belajar, kondisi
10
peserta didik, kondisi lingkungan, unsur-unsur dinamis dalam belajar, serta upaya guru
memotivasi peserta didik.
BAB 5
MEDIA PEMBELAJARAN
Istilah media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
"medium". Secara harfiah, media dapat dipahami sebagai tengah, perantara, atau pengantar
yaitu media merupakan perantara untuk menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari guru kepada peserta
didik, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, minat, serta perhatian peserta didik agar
proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Media pembelajaran juga dipahami
sebagai alat, metode dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan
komunikasi dan perhatian antara guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Landasan pemanfaatan media pembelajaran terdiri atas empat perspektif utama, yaitu
landasan psikologis, teknologis, empiris dan filosofis. Sejumlah kriteria yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran adalah kemudahan untuk mengakses
dan menggunakannya; biaya; fasilitas yang tersedia; media interaktif; dukungan organisasi.
Pertimbangan dalam memilih media pembelajaran adalah perbedaan individu; motivasi;
emosi; partisipasi; penguatan.
Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi media visual; media audio; media
audio visual; media cetak; media model; media realita; belajar benda sebenarnya melalui
spesimen; komputer; multimedia; internet.
11
BAB 6
Komunikasi merupakan proses pertukaran informasi antara dua orang atau lebih
sehingga mengasilkan pemahaman yang sama. Komunikasi dapat dipahami sebagai proses
penyampaian informasi, proses penyampaian gagasan dari seseorang kepada orang lain, dan
proses penciptaan arti terhadap gagasan atau ide yang disampaikan. Fungsi komunikasi
adalah sebagai sarana pengendalian, motivasi, pengungkap emosi, informasi, bahan diskusi,
sosialisasi, hiburan, integrasi, pendidikan, dan kebudayaan.
Beberapa model komunikasi yang dapat diadaptasi dalam pembelajaran adalah model
komunikasi Aristoteles, model komunikasi David K. Berlo, model komunikasi Bovee dan
Thill, serta model komunikasi teori informasi. Bentuk dasar komunikasi dapat dibagi menjadi
2 macam, yaitu komunikai verbal dan komunikasi nonverbal. Bentuk komunikasi verbal,
antara lain berbicara, menulis, mendengar, dan berbicara. Bentuk komunikasi nonverbal,
antara lain gerakan tubuh, gerakan/perilaku mata, sentuhan, tekanan dan irama suara, diam,
postur tubuh, warna,bunyi,bau, dan ruang.
12
Quantum teaching merupakan salah satu metode pembelajaran di SuperCamp.
Strategi mengajar ini diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti accelerated
learning, multiple intelligences, neuro-linguistic programming, experiential learning,
sociatic inquiry, cooperative learning, dan elements of effective instrucion. Teori-teori
pendidikan tersebut menawarkan model pembelajaran mutakhir dan mulai meninggalkan
model pembelajaran konvensional. Quantum teaching memiliki beberapa prinsip, yaitu
segalanya berbicara; segalanya bertujuan; pengalaman sebelum pemberian nama; akui setiap
usaha; layak dipelajari maka layak dirayakan. Quantum teaching memberikan 4 prinsip
komunikasi ampuh, yaitu munculkan kesan, arahkan fokus, inklusif, dan spesifik.
BAB 7
MODEL PEMBELAJARAN
Beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan oleh guru dalam pemilihan model
pembelajaran adalah berkaitan dengan orientasi pembelajaran: outcom, content, atau process.
Kelompok model pembelajaran, antara lain model klasik, implementasi teknologi, personal,
interaksi, pengembangan, proses kelompok, pengembangan kognitif, modifikasi perilaku, dan
fundamental.
Berbagai model pembelajaran yang termasuk ke dalam model interaksi sosial adalah
model investigasi kelompok, bermain peran, penelitian yurisprudensial, latihan laboratoris,
dan penelitian ilmu sosial.
13
yang berfokus pada pengembangan kepercayaan diri. Beberapa model pembelajaran yang
termasuk dalam model sistem perilaku, antara lain belajar tuntas, pengajaran langsung,
simulasi, dan belajar sosial.
BAB 8
Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat
dimanfaatkan dalam implementasi kurikulum 2013. Pembelajaran berbasis proyek
merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek adalah menyajikan
tugas-tugas yang kompleks bagi peserta didik yang mampu membangkitkan minat belajar
peserta didik, merangsang kemampuan dalam memecahkan masalah, membuat keputusan,
melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja secara mandiri.
14
disiplin ilmu yang dimiliki; meningkatkan kepercayaan diri peserta didik; meningkatkan
kemampuan peserta didik menggunakan teknologi dalam belajar.
BAB 9
Pemecahan masalah sering disebut dengan metode eksperimen, metode reflektif, dan
metode ilmiah. Pembelajaran pemecahan masalah merupakan pendekatan yang sangat efektif
untuk mengajarkan proses proses berpikir tingkat tinggi, membantu peserta didik memproses
informasi yang telah dimilikinya, dan membangun peserta didik membangun sendiri
pengetahuannya tentang dunia sosial dan fisik di sekelilingnya.
15
Beberapa tahapan sederhana dari pemecahan masalah terdiri atas memahami
masalahnya, menyusun rencana penyelesaian, melaksanakan rencana penyelesaian tersebut,
dan memeriksa kembali penyelesaian yang telah dilaksanakan. Selain itu terdapat pula
tahapan mendefinisikan masalah, mendiagnosis masalah, merumuskan alternatif strategi,
menentukan dan menerapkan strategi, serta mengevaluasi keberhasilan strategi.
BAB 10
16
BAB 11
MODEL PEMBELAJARANPENEMUAN
Metode pembelajaran penemuan terdiri atas tiga jenis yaitu penemuan bebas,
penemuan terbimbing, dan penemuan laboratori. Langkah-langkah umum dalam metode
pembelajaran penemuan terbimbing terdiri atas stimulus, pernyataan masalah, pengumpulan
data, pemprosesan data, verifikasi dan generalisasi. Guru sangat berperan dalam
pembelajaran penemuan, yaitu merencanakan pelajaran; menyajikan materi pelajaran yang
diperlukan; memperhatikan cara penyajian yang aktif, ikonik dan simbolik; berperan sebagai
seorang pembimbing atau tutor; menilai hasil belajar peserta didik. Secara garis besar, tujuan
belajar penemuan adalah mempelajari generalisasi-generalisasi dengan menemukan
generalisasi-generalisasi tersebut.
BAB 12
17
dalam pembelajaran kontekstual adalah terkait dengan melakukan hubungan bermakna;
melakukan kegiatan yang signifikan; belajar yang diatur sendiri; bekerja sama; berpikir kritis
dan kreatif; mengasuh atau memelihara pribadi peserta didik; mencapai standar yang tinggi;
menggunakan penilaian yang autentik. Pembelajaran kontekstual memiliki tiga prinsip utama,
yaitu prinsip saling ketergantungan, diferensiasi dan organisasi. Urutan kegiatan
pembelajaran kontekstual adalah pembelajaran pendahuluan, penyampaian materi
pembelajaran, pemancingan penampilan peserta didik, pemberian umpan balik, dan kegiatan
tindak lanjut.
BAB 13
18
kelompok, baik dalam memahami materi maupun mengenai sikap dan perilaku peserta didik
selama kegiatan belajar berlangsung; memberikan kesempatan kepada peserta didik dari tiap-
tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya; evaluasi. Pada saat presentasi peserta
didik berakhir, guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi diri terhadap proses
jalannya pembelajaran dengan tujuan memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada atau
sikap serta perilaku menyimpang yang dilakukan selama pembelajaran.
BAB 14
BAB 15
Tujuan model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah mengubah perilaku belajar
peserta didik dari individualistik menjadi kerjasama kelompok yang mendorong peserta didik
19
untuk saling membantu satu dengan yang lainnya. Selain itu tujuan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD adalah menumbuhkan rasa tanggung jawab, baik kelompok maupun
individu sehingga memperoleh hasil yang memuaskan untuk mendapatkan penghargaan
kelompok.
Peran guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah menyampaikan semua
tujuan pembelajaran; menyajikan informasi kepada peserta didik; baik dengan peragaan
maupun teks; menjelaskan cara membentuk kelompok belajar dan membantu setiap
kelompok agar melakukan perubahan yang efisien; membimbing kelompok belajar pada saat
mereka mengerjakan tugas; mengetes materi pelajaran atau kelompok Menyajikan hasil hasil
pekerjaan mereka; memberikan cara untuk menghargai, baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.
BAB 16
Pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT, peserta didik harus memiliki
keterampilan dalam berkomunikasi antara yang satu dan yang lain. Tujuan model
pembelajaran NHT adalah memperkuat kerjasama antar peserta didik dan untuk memastikan
bahwa semua peserta didik mampu untuk menyelesaikan tugasnya secara mandiri.
Model pembelajaran kooperatif tipe NHT terdiri atas sejumlah kegiatan. Model
pembelajaran kooperatif tipe nht terdiri atas tiga langkah, yaitu pembentukan kelompok,
diskusi masalah dan tukar jawaban antar kelompok.
Keunggulan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah setiap peserta didik
menjadi siap semua; dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; peserta didik yang
pandai dapat mengajari peserta didik yang kurang pandai; tidak ada peserta didik yang
mendominasi dalam kelompok.
20
BAB 17
Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat digunakan untuk materi-materi yang tidak
banyak memuat rumus atau persamaan, tetapi lebih banyak memuat teori. Langkah-langkah
dalam penerapan teknik jigsaw adalah guru membagi Suatu kelas menjadi beberapa
kelompok, dan setiap kelompok terdiri atas 4 sampai 6 peserta didik dengan kemampuan
yang berbeda. Kelompok ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal
disesuaikan dengan jumlah bagian materi pelajaran yang akan dipelajari peserta didik sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai; presentasi tiap-tiap kelompok atau dilakukan
pengundian salah satu kelompok untuk Menyajikan hasil diskusi kelompok yang telah
dilakukan agar guru dapat menyamakan persepsi pada materi pembelajaran yang telah
didiskusikan; guru memberikan kuis untuk peserta didik secara Individual; guru memberikan
penghargaan pada kelompok melalui skor penghargaan berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya; materi sebaiknya
secara alami dapat dibagi menjadi beberapa bagian materi pembelajaran; dipersiapkan suatu
tuntunan dan isi materi yang runtut dan cukup sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
BAB 18
Model pembelajaran kooperatif tipe TAI memiliki banyak manfaat, yaitu mengurangi
peran guru untuk melakukan evaluasi secara langsung, evaluasi jangka pendek sering
dilakukan dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, misalnya pada saat ulangan;
mendorong guru untuk lebih kreatif dalam memberikan pendidikan dan pengajaran pada
kelompok-kelompok kecil peserta didik yang memiliki karakteristik heterogen; memudahkan
peserta didik untuk melaksanakan kegiatan proses pembelajaran yang sederhana tetapi
21
bermakna; memotivasi peserta didik untuk mempelajari materi pelajaran dengan cepat;
memungkinkan tumbuhnya sifat saling memperhatikan dan positif di antara peserta didik
Pada saat melaksanakan kegiatan evaluasi.
22
BAB III
Pembahasan
1. Dilihat dari aspek face value buku yang direview diambil kesimpulan bahwa buku
dalam kondisi bagus (buku keluaran terbaru)
2. Dilihat dari aspek layout dan tata letak,serta tata tulis penggunaan font buku masih
ada beberapa yang berantakan dan tidak rapi.
3. Dilihat dari aspek isi buku dari Kata Pengantar, Daftar isi, dan BAB sudah bagus.
4. Dilihat dari aspek Bahasa dan tata letak buku menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh pembaca.
23
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Dari buku yang telah saya bahas , saya menyimpulkan bahwa dalam buku yang sudah
saya kritisi bagus atau baik untuk dibaca sebagai penambah wawasan, buku ini juga memiliki
banyak keunggulan termasuk bahasa yang mudah di pahami.
Rekomendasi
Untuk sebagai wawasan membaca sekaligus untuk referensi mengerjakan tugas, saya
merekomendasikan buku ini.
24
Daftar Pustaka
Priansa. 2016. Pengembangan Strategi & Model Pembelajaran. Bandung: Pustaka Setia
25
Lampiran
Cover Buku
26