TAXN6023
Taxation
Week 3
Income Tax Article 21
TAXN6032 – Taxation
LEARNING OUTCOMES
TAXN6032 – Taxation
ISI MATERI
a. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris;
b. pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model,
TAXN6032 – Taxation
peragawan/peragawati,pemain drama, penari, pemahat, pelukis dan seniman
lainnya;
c. olahragawan;
d. penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator,
e. pengarang, peneliti, dan penerjemah;
f. pemberi jasa dalam segala bidang, termasuk teknik, computer dan system
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial, serta
pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;
g. agen iklan;
h. pengawas atau pengelola proyek;
i. pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi
perantara;
j. petugas penjaja barang dagangan;
k. petugas dinas luar asuransi;
l. distributor multilevel marketing atau direct selling;dan kegiatan sejenisnya.
4. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan
keikutsertaanya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi :
a. peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olah raga,
seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya;
b. peserta rapat, konferensi, siding, pertemuan, atau kunjungan kerja;
c. peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan
tertentu;
d. peserta pendidikan, pelatihan, dan magang;
e. peserta kegiatan lainnya.
TAXN6032 – Taxation
b. di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan
atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan
perlakuan timbal balik;
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri
Keuangan sepanjang bukan Warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha
atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.
TAXN6032 – Taxation
Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan yang
dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed
profit).
3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan dan iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua
kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan
sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja;
4. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil
zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah;
5. Beasiswa yang diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari Wajib Pajak
pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formal/nonformal yang
terstruktur baik di dalam negeri maupun luar negeri.
TAXN6032 – Taxation
• Rp 54.000.000,- untuk diri Wajib Pajak orang pribadi
• Rp 4.500.000,- tambahan untuk Wajib Pajak yang kawin
• Rp 54.000.000 untuk istri yang penghasilannya digabung dengan penghasilan
suami.
• Rp 4.500.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga
semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 rang untuk setiap keluarga.
Perhitungan Perubahan PTKP Terbaru Tahun 2016 :
TAXN6032 – Taxation
• TK : Tidak Kawin
• K : Kawin
• K/I : Kawin dan penghasilan pasangan digabung
CONTOH PERHITUNGAN
Janeva adalah karyawati pada perusahaan PT. Binus Komunika dengan status menikah dan
mempunyai tiga anak. Suami Janeva merupakan pegawai negeri sipil di Kementrian
Komunikasi & Informatika. Janeva menerima gaji Rp 6.000.000,- per bulan.
PT. Binus Komunika mengikuti program pensiun dan BPJS Kesehatan. Perusahaan
membayarkan iuran pensiun dari BPJS sebesar 1% dari perhitungan gaji, yakni sebesar Rp
30.000,- per bulan. Di samping itu perusahaan membayarkan iuran Jaminan Hari Tua (JHT)
karyawannya setiap bulan sebesar 3,70% dari gaji, sedangkan Janeva membayar iuran
Jaminan Hari Tua setiap bulan sebesar 2,00% dari gaji. Premi Jaminan Kecelakaan Kerja
(JKK) dan Jaminan Kematian (JK) dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing
sebesar 1,00% dan 0,30% dari gaji.
Pada bulan Juli 2016 di samping menerima pembayaran gaji, Janeva juga menerima uang
lembur (overtime) sebesar Rp 2.000.000,-.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
*Berlaku bagi WP dengan NPWP, tanpa NPWP maka perlu dikalikan 120% : Rp 147.538,00
x 120% = Rp 177.046,00
Penjelasan :
Diasumsikan gaji pokok sebesar Rp 6.000.000,-.
(i) Tunjangan lainnya seperti tunjangan transportasi, uang lembur, akomodasi, komunikasi,
dan tunjangan tidak tetap lainnya. Umumnya tunjangan tersebut dapat diberikan oleh
perusahaan atau tidak, tergantung dari kebijakan perusahaan itu sendiri.
(ii) Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) berkisar antara 0.24% - 1.74% sesuai kelompok
jenis usaha seperti yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2007. Di
OnlinePajak, tarif iuran JPP yang diterapkan adalah tarif JKK yang paling umum dipakai
perusahaan-perusahaan yaitu 0.24%.
(iii) Biaya Jabatan sebesar 5% dari Penghasilan Bruto, setinggi-tingginya Rp 500.000,-
sebulan, atau Rp 6.000.000,- setahun
TAXN6032 – Taxation
(iv) Jaminan atau Iuran Pensiun ditentukan oleh lembaga keuangan yang pendiriannya
disahkan dalam Peraturan Menteri Keuangan dan ditunjuk oleh perusahaan. Jumlah
persentase yang diterapkan di sini adalah 1%.
(v) Penghasilan Neto: Jika pegawai merupakan pegawai lama (lebih dari satu tahun) atau
pegawai baru yang mulai bekerja pada bulan Januari tahun itu, maka penghasilan neto
dikalikan 12 untuk memperoleh nilai penghasilan neto setahun, namun jika pegawai
merupakan pegawai baru yang mulai bekerja pada bulan Mei misalkan, maka penghasilan
neto setahun dikalikan 8 (diperoleh dari penghitungan bulan dalam setahun: Mei-Desember =
8 bulan). Pada contoh ini diasumsikan pegawai merupakan pegawai baru yang mulai bekerja
pada bulan Januari.
(vi) Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) berfungsi untuk mengurangi penghasilan bruto,
agar diperoleh nilai Penghasilan Kena Pajak yang akan dihitung sebagai objek pajak
penghasilan milik wajib pajak.
Pada contoh ini WP sudah menikah dan memiliki 3 tanggungan anak, namun karena suami
WP menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya PTKP WP Janeva adalah PTKP untuk
dirinya sendiri (TK/0).
(vii) Penghasilan Kena Pajak harus dibulatkan ke bawah hingga nominal ribuan penuh, atau 3
angka di belakang (ratusan rupiah) adalah 0. Contoh: 56.901.200,00 menjadi 56.901.000,00.
TAXN6032 – Taxation
PENGHASILAN TIDAK KE NA PAJAK (PTKP) PEGAWAI TIDAK
TETAP ATAU TENAGA KERJA LEPAS
Pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas yang penghasilannya tidak dibayar secara bulanan
atau jumlah kumulatifnya dalam 1 (satu) bulan kalender belum melebihi Rp 4.500.000,-,
maka berlaku ketentuan berikut ini:
1. Tidak dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika penghasilan sehari belum melebihi
Rp 450.000,-
2. Dilakukan pemotongan PPh Pasal 21, jika penghasilan sehari sebesar atau melebihi
Rp 450.000,- tersebut merupakan jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan
bruto;
3. Bila pegawai tidak tetap memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) bulan
kalender melebihi Rp 4.500.000,- maka jumlah tersebut dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto;
4. Rata-rata penghasilan sehari adalah rata-rata upah mingguan, upah satuan, atau upah
borongan untuk setiap hari kerja yang digunakan.
5. PTKP sebenarnya adalah sebesar PTKP untuk jumlah hari kerja yang sebenarnya.
6. PTKP sehari sebagai dasar untuk menetapkan PTKP yang sebenarnya adalah sebesar
PTKP per tahun Rp 54.000.000,- dibagi 360 hari.
7. Bila pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas tersebut mengikuti program jaminan
atau tunjangan hari tua, maka iuran yang dibayar sendiri dapat dikurangkan dari
penghasilan bruto.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 102/ PMK.010/2016 tentang Penetapan
Bagian Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta
Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan:
1. Penghasilan yang kurang dari 450.000,- per hari tidak dikenakan pemotongan pajak
penghasilan.
2. Ketentuan penghasilan tidak kena pajak itu tidak berlaku dalam hal:
A. Penghasilan bruto dimaksud jumlahnya melebihi Rp 4.500.000,- sebulan; atau
B. Penghasilan dimaksud dibayar secara bulanan
Ketentuan pada pasal 1 dan 2 tersebut tidak berlaku atas:
C. Penghasilan berupa honorarium
TAXN6032 – Taxation
D. Komisi yang dibayarkan kepada penjaja barang dan petugas dinas luar
asuransi.
PENGHASILAN KENA PAJ AK / PEGAWAI T IDAK T ETAP
Perhitungan PPh 21 pegawai tidak tetap dihitung berdasarkan penghasilan bruto dikurangi
PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak).
TARIF PPH 21 PEGAWAI T IDAK TETAP / TENAG A KERJA LEPAS
Tarif PPh 21 pegawai tidak tetap / tenaga kerja lepas atas penghasilan berupa upah harian,
upah mingguan, upah satuan, upah borongan, dan uang saku harian, sepanjang penghasilan
tidak dibayarkan secara bulanan, tarif lapisan pertama Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-
Undang Pajak Penghasilan diterapkan atas:
A. Jumlah penghasilan bruto sehari yang melebihi Rp 450.000,- atau
B. Jumlah penghasilan bruto dikurangi PTKP yang sebenarnya, dalam hal jumlah
penghasilan kumulatif dalam 1 bulan kalender telah melebihi Rp 4.500.000,-.
Perhitungan PPh 21 pegawai tidak tetap / tenaga kerja lepas dengan jumlah penghasilan
kumulatif dalam satu bulan kalender telah melebihi Rp 8.200.000,-, PPh Pasal 21 dihitung
dengan menerapkan Pasal 17 ayat 1 huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan atas jumlah
Penghasilan Kena Pajak yang disetahunkan.
TAXN6032 – Taxation
Peserta Penarikan dana Pasal 17 ayat (1) huruf a Jumlah penghasilan bruto
program pension dari dana UU PPh
pension yang pension yang
masih berstatus disahkan oleh
sebagai Menteri Keuangan
pegawai
Bukan pegawai Imbalan jasa Pasal 17 ayat (1) huruf a PKP = 50 % x
berkesinambungan UU PPh (Penghasilan Bruto –
PTKP per bulan).
Penerapan di dasarkan
pada jumlah PKP
kumulatif.
Bukan pegawai Imbalan yang tidak Pasal 17 ayat (1) huruf a 50 % x Penghasilan bruto
bersifat UU PPh per pembayaran.
berkesinambungan
Peserta Imbalan(uang saku, Pasal 17 ayat (1) huruf a Jumlah penghasilan bruto
kegiatan uang rapat, UU PPh per pembayaran dan tidak
honorarium, hadiah, dipecah - pecah
penghargaan
Pejabat PNS, Honorarium atau 0% = PNS gol 1 dan II Jumlah bruto penghasilan
anggota imbalan yang 5 % = PNS gol III
TNI/Polri bersumber dari 15 % = PNS gol IV
APBN/APBD
Penerima uang Uang pesangon 0% = sampai dengan 50 Penghasilan bruto (uang
pension, diterima sekaligus juta pesangon)
manfaat 5% = diatas 50 juta-100
pension, juta
tunjangan hari 15 % = diatas 100 juta –
tua atau 500 juta
jaminan hari 25 % = diatas 500 juta
tua sekaligus
TAXN6032 – Taxation
Uang manfaat 0% = sampai dengan 50 Penghasilan bruto ( uang
pensin, JHT juta manfaat pension, JHT)
sekaligus 5 % = diatas 50 juta
Subjek pajak Honorarium, 20 % atau sesuai P3B Penghasilan bruto
luar negeri imbalan lain
TAXN6032 – Taxation
SIMPULAN
1. Dalam Undang – Undang Pajak Penghasilan menjelaskan yang termasuk subjek pajak
dan objek pajak supaya dapat mengindentifikasi yang memenuhi kriteria sebagai
wajib pajak.
2. Deductible Expense dan Non Deductible Expense menurut aturan perpajakan harus
dianalisa untuk menentukan biaya yang harus direkonsiliasi untuk perhitungan pajak.
3. Perhitungan Pajak Penghasilan dibagi dua yaitu perhitungan untuk Pajak Penghasilan
untuk Subjek Pajak Pribadi dan Subjek Pajak Badan
4. Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,
honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa,
dan kegiatan.
TAXN6032 – Taxation
DAFTAR PUSTAKA
1. Siti Resmi. (2014). Perpajakan : Teori dan Kasus (Buku 1). Edisi
8. Salemba. Jakarta. ISBN: 978-979-061-529-8.
2. Undang – Undang no 28 tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.
3. http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-subjek-pajak-penghasilan
4. www.pajak.go.id/content/seri-kup-penetapan-dan-ketetapan-pajak
5. http://www.pajak.go.id/content/seri-pph-pajak-penghasilan-pasal-21
TAXN6032 – Taxation