Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS SWOT DI LKP YETTY

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Program PLS

Dosen Pengampu : Dr. H. M. Syadeli Hanafi, M.Pd

Disusun oleh:

Rika Musdalilah (2221180086)

PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya penulis tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas untuk memenuhi mata kuliah “Manajemen Program PLS”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.


Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Penulis

Rika Musdalilah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Arah Konsep Pembangunan ..................................................................... 2


2.2 Strategi Pengembangan ........................................................................... 5
2.3 Tujuan pemberdayaan Masyarakat ……………………………………... 7
2.4 Bentuk-bentuk Pemberdayaan Masyarakat ……………….…………… 13
2.5 Aktor Pemberdayaan Masyarakat ……………………………………… 16

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 22
3.2 Saran ………………………………………………………………… 22

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 23
LAMPIRAN..................................................................................................................... 1

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Salah satu tujuan bangsa Indonesia adalah terciptanya masyarakat yang sejahtera baik dari
segi ekonomi, politik maupun budaya untuk menjembatani tujuan tersebut maka pendidikan
merupakan salah satu cara dalam mencapainya. Menurut UU Sisdiknas no 20 tahun 2003
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan dalam Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang


menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang
dan jenis pendidikan.

Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan


pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan
formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. (2) Pendidikan nonformal
berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian
profesional. (3) Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak
usia dini,pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan
keaksaraan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta
pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa profil LKP Yetty?

1
2. Apa saja Kekuatan,kelemahan, peluang, ancaman di LKP YETTY?
3. Bagaimana matriks SWOT dari LKP Yetty?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui profil LKP Yetty
2. Untuk mengetahui Kekuatan,kelemahan, peluang, ancaman di LKP Yetty
3. Untuk mengetahui matriks SWOT dari LKP Yetty

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pendidikan Non Formal


1. Sejarah LKP Yetty
LKP Yetty merupakan salah satu lembaga kursus yang berada di daerah kota serang
tepatnya di JL. Kegungan, No. 7A, Lontar Baru, Kec. Serang, Kota Serang, Banten. Nama
LKP Yetty diambil dari pendirinya yaitu HJ. Yetty Fueda, S. Pd. Yang merupakan pribumi
asli dari daerah tersebut setelah melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan lulus dari
salah satu universitas swasta ibu Yetty selaku ketua yayasan LKP ini mengikuti kegiatan
pelatihan di beberapa LKP yang ada di kota serang dan ketika sudah memiliki kemampuan
yang cukup fibidang kursus kecantikan ibu Yetty menyalurkan kemampuannya dengan

2
menjadi tutor di beberapa LKP seperti LKP GEA, LKP OKTARIA yang pernah menjadi
tempat belajarnya.
Kondisi di tempat tinggal ibu Yetty yang dinilai masih kurang produktif , maka muncul
gagasan untuk memberdayakan masyarakat yang ada disekitarnya dengan softskill yang
dimilki ibu Yetty maka didirikanlah LKP Yetty pada tahun 2 Mei 2007,

masyarakat yang ingin bergabung.

Kepemilikan PKBM Pondok Belajar ini milik pribadi atas nama ibu Yetty selaku pendiri LKP
yang sekaligus merupakan pimpinan LKP ini pun memiliki struktur organisasi yang terdiri
dari: Pimpinan, sekertaris, bendahara, dan lima instruktur atau tenaga pendidik program
kesetaraan, program keaksaraan, program kewirausahaan, program TBM, dan progam paud,
untuk lebih jelas nya lihat gambar berikut:

2. Visi dan misi

Visi

Menciptakan sumber daya manusia di bidang keterampilan dan mampu mengikuti


perkembangan, sehingga berhasil dan berguna bagi masyarakat.

Misi

1. Memberikan pendidikan dan keterampilan kepada peserta didik sehingga berhasil,


bermanfaat, dan Mandiri.

2. Menciptakan sumber data Manusia di bidang bermacam-macam keterampilan, sehingga


dapat mengembangkan ilmunya bagi seluruh masyarakat.

3
2.2 Analisis SWOT di LKP Yetty
1. Strength

Kepemilikan PKBM Pondok Belajar ini milik pribadi atas nama Tubagus Mahfud yang
merupakan direktur PKBM Pondok Belajar. PKBM ini pun memiliki struktur organisasi yang
terdiri dari: Direktur PKBM, sekretaris, bendahara, program kesetaraan, program keaksaraan,
program kewirausahaan, program TBM, dan progam paud, untuk lebih jelas nya lihat gambar
berikut:

Penetapan kelas di PKBM Pondok Belajar ini tidak dibedakan antara jenis usia maupun jenis
kelamin, usia warga belajarnya pun tidak dibatasi sesuai dengan tingkatan kebutuhan warga
belajar seperti paket A, paket B, dan paket C. Untuk jumlah warga belajarnya pada tahun ini
sebanyak 103 warga belajar secara keseluruhan. Paket A terdiri dari 1 warga belajar, paket B
terdiri dari 45 warga belajar, paket C terdiri dari 57 warga belajar. Kurikulum yang digunakan
yaitu kurikulum KTSP 2006, tetapi kurikulum tersebut tahun ini sudah habis masa berlakunya,
dan pada tahun ajaran baru nanti sudah berganti memakai kurikulum 2013. Yang menjadikan ciri
khas PKBM Pondok Belajar ini adalah memiliki keterampilan komputer. Warga belajar
diajarkan bagaimana caranya menggunakan komputer agar warga belajar tersebut tidak tertinggal
oleh perkembangan teknologi yang ada pada saat ini. PKBM Pondok Belajar juga mempunyai
visi dan misi, visinya yaitu: Mewujudkan pusat kegiatan belajar masyarakat percontohan Kota
Serang yang mampu menyiapkan dan mengembangkan masyarakat yang terampil dan juga
berpendidikan. Misinya yaitu: PKBM Pondok Belajar dapat mengembangkan potensi
pembangunan berbasis pada SDM dan SDA di wilayah pedesaan dan perkotaan melalui
pembangunan Pendidikan, pelatihan dan wirausaha.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh PKBM Pondok Belajar ini diantaranya: komputer,
mesin jahit, 2 ruang kelas untuk proses pembelajaran yang terdapat papan tulis, meja, bangku di
dalam kelas tersebut. Mata pelajaran di PKBM ini berjumlah 8 mata pelajaran seperti ekonomi,

4
sosiologi, matematika, Bahasa Indonesia, Pendidikan kewarganegaraan, geografi, agama, dan
Bahasa inggris. Untuk mata pelajaran yang diujikan hanya berjumlah 6 mata pelajaran untuk
paket C.

Prestasi dari warga belajar ataupun dari PKBM Pondok Belajar yaitu mengikuti lomba tenaga
lapangan dikmas pada tahun 2010 dan mendapatkan juara 3 lalu ada dari bidang keaksaraan pada
tahun 2012 warga belajar yang mengikuti lomba memasak, selain warga belajarnya ada juga
tutor yang mengikuti lomba membuat makalah dan makalah tersebut di presentasikan atau bisa
juga disebut lomba apresiasi keaksaraan. PKBM ini juga mengikuti lomba Jambore Tingkat Kota
Serang tahun 2012 dan mendapatkan juara 3.

Tata tertib yang diberlakukan di PKBM Pondok Belajar ini yaitu apabila warga belajar
selama 3 bulan berturut-turut tidak hadir mengikuti proses pembelajaran, maka dianggap warga
belajar tersebut telah mengundurkan diri. Peraturan tersebut diberlakukan karena takut terjadi
kecemburuan sosial pada warga belajar lainnya yang selalu hadir mengikuti proses pembelajaran.
Tata tertib lainnya yaitu memberikan sanksi terhadap warga belajar yang terlambat, walaupun
peraturan ini kurang diterapkan dan pada warga belajar yang terus mengulang keterlambatannya
maka akan diberikan tugas individu untuk warga belajar tersebut. PKBM Pondok Belajar pun
memberikan pengertian kepada warga belajar yang memiliki keperluan mendadak pada saat jam
pembelajaran berlangsung.

2. Weaknes

3. Opportunity
4. Tearts

2.3 Matriks SWOT

5
Peran Tiga Aktor dalam Pemberdayaan Masyarakat

Faktor Strength Weaknes

Internal/eksternal Formulasi Kebijakan :Politik, Umum,


dan Penetapan Khusus/Departemen/Sektoral
Policy, Penganggaran, Juknis dan
Implementasi Juklak, penetapan indikator
Monitoring dan keberhasilan Peraturan hukum,
evaluasi penyelesaian sengketa.
Mediasi
Swasta Kontribusi Konsultasi & Rekomendasi
pada formulasi, kebijakan, tindakan dan
implementasi, langkah/policy action
monitoring dan implementasi, donatur, private
evaluasi investment pemeliharaan
Masyarakat Partisispasi Saran, input, kritik,
dalam rekomendasi, keberatan,
formulasi, dukungan dalam formulasi
implementasi, kebijakan. Policy action, dana
monitoring dan swadaya Menjadi objek,
evaluasi partisipan, pelaku utama/subyek
Menghidupkan fungsi soial
control

Berdasarkan pemetaan tiga aktor dalam tabel diatas, pemerintah lebih banyak
berperan pada penentuan rambu-rambu dan aturan main secara umum. Peran
pemerintah yang paling menonjol sesungguhnya terletak pada peran pengambilan
keputusan dan pendanaan. Namun, mengingat adanya kemungkinan terjadi sangketa
di dalam perjalanan pembangunan tersebut maka diperlukan mediasi, terutama

6
untuk mengontrol peran swasta supaya berjalan wajar tidak merugikan
masyarakat. hal ini harus di perhitungkan dan dibuat langkah antisipasi,
karena seringkali setelah implementasi kebijakan pembangunan, swasta dapat
berbelok, dengan berpihak pada kepentingan profitabilitas ketimbang
kemaslahatan. Jika kondisi semacam ini sangat dominan, berarti betuk
kemitraan yang dijalin telah tercemar, dan harus dilakukan langkah perbaikan.

Apabila proses mediasi ini tidak berhasil, pemerintah dapat mencabut atau
mengalihkan peran swasta pada badan swasta lainnya, atau bahkan dengan
memberikan sanksi tertentu. Megingat bentuk peran pemerintah sebagaimana
tersebut diatas maka fasilitasi yang diberikan oleh pemerintah adalah berupa
fasilitasi kebijakan pendanaan.fasilitasi pendanaan biasanya berupa investasi
publik (publik investment), penyediaan sistem informasi yang baik dan program
edukasi masyarakat yang tepat. Untuk mejaga kualitas hasil, pemerintah
sebaiknya juga menetapkan pola monitoring dan evaluasi yang jelas, dan
berkelanjutan. Program yang sudah dilakukan oleh pemerintah periode sebelumya
hendaknya dapat dipelihara, dimonitor oleh pemerintah berikutnya. Dengan
demikian tanggung renteng akan berjalan terus, tanpa mempedulikan telah berapa
kali penggantian kepemimpinan berlangsung. Menurut pengalaman program-program
pembangunan hanya berumur pendek yaitu sesuai dengan umur proyek. Apabila
proyek selesai maka hasil pembangunan tidak pernah dipantau dan diurusi.
Sebenarnya disinilah kekeliruan yang telah banyak dilakukan dalam sistem
pembangunan. Semestinya transisi kepemimpinaan selalu mengagendakan pelimpahan
tanggung renteng, atas program-program yang telah dilakukan. Dengan demikian
program tersebut tetap hidup dan memberi kemaslahatan yang semakin besar
secara generatif.

Dalam rangka memudahkan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan, menjaga


kualitas dan tanggung jawab bermitra hendaknya pemerintah menyusun dan
menetapkan kriteria evaluasi, pada setiap program pembangunan. Dan kriteria
yang dibangun tersebut di konsultasukan , didiskusikan dengan pihak masyarakat
yang memiliki kompetensi atau profesi relevan. Swasta mengambil peran lebih

7
banyak pada implementasi penentuan langkah atau policy action bersama
masyarakat. peran demikian perlu ditekankan, supaya terjadi variasi analisis
berdasarkan kondisi khusus dan bersifat kasuistik di tingkat daerah. Dengan
demikian pemberdayaan yang dilakukan akan lebih mendekati kebutuhan lokal.
Peran swasta dalam implementasi kebijakan pemberdayaan juga ,mencakup
kontribusi dana melalui investasi swsta yang bermanfaat untuk mendukung proses
pemberdayaan masyarakat. sedangkan dalam monitoring dan evalusi pihak swasta
juga memberi andil dalam pemeliharaan hasil-hasil yang diperoleh melalui
proyek-proyek pemberdayaan masyarakat dari sebagian keuntungan investasi
swasta yang telah beroperasi. Dengan demikian bentuk fasilitasi akan berupa
penerjunan tenaga ahli dan sangat terampil serta teknologi yang memadai.

Secara umum peran masyarakat diberikan dalam bentuk partisipasi baik pada
level formulasi implementasi, monitoring maupun evaluasi. Tinggi rendahnya
partisipasi yang diberikan akan berdasarkan pada tingkat keberdayaan yang
dimiliki oleh masyarakat, dan kemampuan pemahaman pada setiap level dalam
proses kebijakan publik. Tidak semua masyarakat sudah mampu untuk memberikan
input, saran, kritik pada level formulasi kebijakan. Dalam rangka
memberdayakan masyarakat agar berkemampuan untuk memberikan saran, ide,
kritik, dsb perlu dilakukan proses edukasi masyarakat. bertolak dari kondisi
demikian ini, maka bagian dalam proses pemberdayaan dibidang pengambilan
keputusan, pemerintah sebaiknya memberikan fasilitas sistem edukasi
masyarakat, dengan cara :

1. Memberikan ruang yang lebar kepada masyarakat untuk menyampaikan ide,


masukan, kritik, rasa keberatan, pemerintah dsb, tanpa diberi sanksi dan
ancaman.
2. Memberikan informasi secara transparan dan aksesibel keapada masyarakat,
yang menyangkut berbagai aspek pembangunan lokal maupun nasional.
3. Pelibatan masyarakat dalam formulasi kebijakan dengan melihat
profesionalisme, kompetensi di samping nilai kepentingan masyarakat terhadap
program pemberdayaan.

8
Peran lain masyarakat yang dapat digali dan dikembangkan adalah pendanaan.
Partisipasi di bidang pendanaan, merupakan potensi internal yang dimiliki oleh
masyarakat. pada setiap penyelenggaraan pembangunan dalam rangka pemberdayaan
masyarakat biasanya mempertanyakan bagaimana kondisi potensi masyarakat yang
akan diintervensi oleh sebuah kebijakan. Pengerahan dana masyarakat sering
terjadi untuk pembangunan yang dilakukan, dana tersebut lebih populer dengan
sebutan swadaya masyarakat. peran masyarakat yang lain dan memiliki posisi
yang sangat penting adalah pada pemeliharaan kontrol sosial dalam rangka
pelestarian dan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan. Dianatara masyarakat
sendiri hedaknya tumbuh dan megembangkan sistem kontrol yang sehat dalam
masyarakat. Setiap orang akan melakukan aktivitas yang tidak merugikan suatu
proses pemberdayaan.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemberdayaan masyarakat merupakan proses untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat
agar mampu menempatkan diri secara proporsional dan menjadi pelaku utama dalam
memanfaatkan lingkungan strategisnya untuk mencapai suatu keberlanjutan dalam jangka
panjang. Dalam strategi pemberdayaan masyarakat diperlukan keterlibatan banyak ahli yang

9
bekerja secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dan tujuannya sebagai
upaya untuk memberikan daya (empowerment) atau penguatan (strengthening) kepada
masyarakat. Pemberdayaan masyarakat juga diartikan sebagai kemampuan individu yang
bersenyawa dengan masyarakat dalam membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan
sehingga bertujuan untuk menemukan alternatif-alternatif baru dalam pembangunan masyarakat.
Pemberdayaan harus dilakukan secara terus-menerus, komprehensif, dan simultan
sampai ambang batas tercapainya keseimbangan yang dinamis antara pemerintah dan semua
segmen yang diperintah.

Secara umum peran masyarakat diberikan dalam bentuk partisipasi baik pada
level formulasi implementasi, monitoring maupun evaluasi. Tinggi rendahnya
partisipasi yang diberikan akan berdasarkan pada tingkat keberdayaan yang
dimiliki oleh masyarakat, dan kemampuan pemahaman pada setiap level dalam
proses kebijakan publik.

3.2Saran

Dalam rangka memudahkan pemeliharaan hasil-hasil pembangunan, menjaga


kualitas dan tanggung jawab bermitra hendaknya pemerintah menyusun dan
menetapkan kriteria evaluasi, pada setiap program pembangunan. Dan kriteria
yang dibangun tersebut di konsultasukan , didiskusikan dengan pihak masyarakat
yang memiliki kompetensi atau profesi relevan.

DAFTAR PUSTAKA

Aziz Moh. Ali, Dkk. 2005. Dakwah Pemberdayaan Masyarakat Paradigma Aksi Metodologi.
Yogyakarta: Pustaka Pesantren.

10
Jamaludin N.A. 2016 .Sosiologi Pembangunan. Bandung : CV Pustaka Setia.

Noor Munawar. 2011. Pemberdayaan masyarakat. Jurnal Ilmiah CIVIS, Volume I, No 2.

11

Anda mungkin juga menyukai