Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1.1 Latar BelakangFraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang atau tulang
rawan
Fraktur atau patah tulang adalahh terputusnya tulang atau tuang rawan umumnya
dikarenakan ruda paksa (Mansjoer, 2008). Fraktur biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak
sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau tidak lengkap
(Mansjoer, 2008).
Badan kesehatan dunia (WHO) mencatat tahun 2011 terdapat lebih dari 5,6 juta orang
meninggal dikarenakan insiden kecelakaan dan sekitar 1,3 juta orang mengalami kecacatan
fisik. Salah satu insiden kecelakaan yang memiliki prevalensi cukup tinggi yaitu fraktur
ekstremitas bawah sekitar 40% dari insiden kecelakaan yang terjadi. Sekitar 25% fraktur
pada distal radius merupakan fraktur yang palingsering terjadi pada orang dewasa
karea posisi jatuh dengan peregangan pergelangan tangan dan karena adanya
faktor osteoporosis yang sering diderita wanita usia tua. Fraktur ini juga terhitung
merupakan fraktur ekstremitas atas yang diperkirakan 16% dari semua fraktur yang ada di
unit gawat darurat dan75% dari fraktur region antebrachii. Pada anak-anak fraktur radius ulna
terhitung10-45% dari semua fraktur pada pediatrik dan fraktur radius distal terhitung 75%-
84% dari fraktur lengan bawah .
Beberapa penyebab fraktur diantaranya cidera atau benturan, fakor patologik, dan
yang lainnya karena faktor beban. Selain itu fraktur akan bertambah dengan adanya
komplikasi yang berlanjut diantaranya syok, syndrome emboli lemak, syndrome
kompartement, kerusakan arteri, infeksi, dan avaskuler nekrosis. Komplikasi lain dalam
waktu yang lama akan terjadi mal union, delay union, non union atau bahkan pendarahan
(price, 2005)

Trauma arteri brakhialis adalah trauma pada pembuluh darah arteri yang bisa
disebabkan oleh trauma tembus atau trauma tumpul terhadap ekstremitas yang jika tidak
diketahui dan tidak dilakukan tindakan sedini mungkin akan mengakibatkan hilangnya atau
matinya ekstremitas tersebut atau bahkan bisa menyebabkan kematian bagi pasien. Akhir
akhir ini kejadian trauma vaskuler meningkat, hal ini disebabkan oleh kecelakaan lalulintas,
kekerasan dan penggunaan kateterisasi intra vaskuler. Perkembangan yang pesat dari sektor
transportasi saat ini memberikan kontribusi yang sangat besar untuk timbulnya trauma
vaskuler. Di Eropa dan diberbagai tempat lain , penyebab terbanyak dari cedera vaskuler
adalah akibat senjata api (Levy RM,2008).
Cedera vaskuler pada ekstremitas atas merupakan sekitar 30-50% dari keseluruhan
trauma vaskuler. Lebih dari 80% disebabkan oleh trauma tembus. Yang paling sering
dilaporkan adalah cedera pada arteri brachialis. Cedera ini saja memberikan kontribusi sekitar
15-30% dari semua cedera vaskuler, trauma pada arteri axilaris memberikan kontribusi
sekitar 5-10% dan arteri radialis serta ulnaris menyumbang sekitar 5 – 30 % (Fields C E,
2002). Kematian dan kesakitan pada pasien biasanya disebabkan oleh trauma penyerta
lainnya. Penyebab terbanyak dari kesakitan adalah cedera saraf bersamaan demikian juga
cedera pada tulang dan vena. Cedera pada saraf adalah penyebab terbanyak dari gangguan
fungsi ekstremitas atas (35% - 45%) (Levy RM, 2008).
Berbagai tindakan bisa dilakukan diantaranya rekognisi, reduksi, dan rehabilitasi.
Meskipun demikian masalah pasien fraktur tidak bisa berhenti sampai itu saja dan akan
berlanjut sampai tindakan setelah atau post operasi. Peran perawat sangat penting
dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien fraktur artikulasi cubitii dengan trauma
pada arteri brakhialis, sehingga sebagai seorang perawat ia perlu mengetahui bagaimana
penatalaksanaan fraktur artikulasi cubitii dengan trauma pada arteri brakhialis serta
pemberian asuhan keperawatan kepada pasien dengan fraktur artikulasi cubitii dengan trauma
pada arteri brakhialis.

B. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan pada klien
dengan fraktur artikulasi cubiti.
C. Tujuan Khusus
1. Memahami anatomi fisiologi tulang
2. Memahami definisi dari fraktur artikulasi cubiti
3. Memahami etiologi terjadinya fraktur artikulasi cubiti
4. Memahami patofisologi dari fraktur artikulasi cubiti
5. Memahami web of caution terjadinya fraktur artikulasi cubiti
6. Memahami manifestasi klinis yang muncul pada kloien fraktur artikulasi cubiti
7. Memahami komplikasi yang muncul pada klien yang fraktur artikulasi cubiti
8. Memahami pemeriksaan diagnostic yang dilakukan untuk mendiaknosa fraktur
artikulasi cubiti
9. Menjelaskan penatalaksanaan pada kliendengan fraktur artikulasi cubiti
10. Menjelaskan proses asuhan keperawatan pada klien dengan fraktur artikulasi
`
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi dan Fisiologi Sendi Siku

1. Tulang pembentuk sendi siku


Elbow atau siku dibentuk oleh tiga tulang yaitu distal humeri, proximal ulna dan
proximal radius (Helmi, 2012).
a) Os humeru
Merupakan tulang terpanjang pada anggota gerak atas. Ujung atas os humerus
terdiri dari sebuah caput humeri yang membuat persendian dengan rongga glenoidalis
scapula dan merupakan bagian dari persendian bahu. Di bagian bawah caput
terdapat bagian yang ramping di sebut collum anatomicum dan di sebelah luar
terdapat tuberositas mayor serta bagian dalam terdapat tuberositas minor. Di antara
kedua tuberositas terdapat celah, yaitu sulcus intertubercularis.
Pada Batang os humerus terdapat tuberositas deltoid, yaitu tempat melekatnya
insersio otot deltoideus. Disebelah dorsal dari tuberositas deltoid terdapat sulcus yang
membelit disebut sulcus nerve radialis.
Ujung bawah os humerus terdapat permukaan sendi yang berhubungan dengan
tulang lengan bawah. Trochlear yang terletak di sebelah sisi dalam tempat persendian
os ulna dan sisi luar terdapat caspitulum yang bersendian dengan os radius. Pada
kedua sisi persendian ujung bawah os humerus terdapat dua epicondylus, yaitu
epicondilus lateral dan medial.
b) Os Radius

Tulang radius terletak di sisi lateral pada lengan bawah. Merupakan tulang yang
lebih pendek di bandingkan dengan os ulna. Mempunyai sebuah batang dan dua ujung
atas, yaitu caput yang berbentuk kancing. Dibawah terdapat sebuah tuberositas radi.
d). Os Ulna
Tulang ulna terletak di sisi medial pada lengan bawah yang terdiri atas sebuah
batang dan dua ujung. Ujung os ulna masuk dalam persendian siku yang disebut
processus olecranon. Processus ini menonjol keatas di sebelah posterior dan masuk
ke dalam fosa olecrani os humerus. Processus coronoideus os ulna menonjol di
depannya dan tempat masuk di dalam fosa coronoid os humerus, bila siku di
bengkokkan. Batang os ulna semakin ke bawah semakin mengecil dan memberi
kaitan pada otot yang mengendalikan gerak sendi pergelangan tangan dan jari-jari.
Ujung bawah os ulna terdiri dari caput ulna yang bersendian dengan os radius dan
processus styloideus yang menonjol ke bawah.
1. Ligamentum Sendi Siku
Untuk menghubungkan tulang humerus dengan tulang ulna dan radius, maka
diperkuat oleh ligamentum-ligamentum yang terletak pada sendi siku. Ligamen-ligamen
itu terdiri dari :
A. Ligamen collateral radial yaaitu ligament yang terbentang dari epicondylus
medial humerus dan memperkuat sendi humeroulnaris di sisi medial.
B. Ligamen collateral radial yaitu ligament yang terbentang dari epicondylus lateral
humeri ke ligamen anular radii menuju os ulna. Memperkuat sendi humeroradial
di sisi lateral.
C. Ligament anular radii yaitu ligament yang bersama dengan ligament collateral
radial menahan capitulum humeri pada tempatnya
2. Sistem Vaskularisasi

a) Arteri barchialis
Arteri brachialis adalah pemasok arteri utama untuk lengan atas. Arteri brachialis
adalah lanjutan dari arteri axillaris, dimana arah perjalanan sesuai dengan satu garis
pemukaan ulnaris. Bagian proximal arteri brachialis di sebelah medial dan otot-otot
coracobrachialis serta cabang-cabangnya member nutrisi pada otot-otot di sekitarny.
b) Vena cephalica
Vena melintasi ke proksimal pada fescia superficialis, mengikuti tepi lateral
pergelangan tangan dan pada permukaan antero lateral lengan bawah dan lengan
atas. Disebelah proksimal vena cephalica melintasi antara musculus deltoideus dan
musculus pectoralis dan memasuki trigonum delto pectrole, lalu bergabung dengan
vena axilaris.
c) Vena Basilica
Vena yang melintasi pada fascia superficialis disisi medialis lengan bawah dan
bagian distal lengan atas. Vena basilica lalu menembus fascia superficialis dan
melintasi ke dalam dan ke proksimal sampai lekuk ketiak untuk bergabung dengan
vena brachialis, membentuk vena axilaris.
d). Vena Media cubiti
Vena ini merupakan pembuluh penghubung antara vena basilica dan vena
cephalica sebelah depan daerah fossacubiti.
4. Biomekanik Sendi Siiku
Sendi siku terdiri atas 3 sendi yaitu: artikulasio humeroradial, artikulasio humeroulnar
dan artikulasio radioulnar.
a) Artikulasio Humeroradialis
Persendian ini di bentuk oleh capitulum humeri dan fovea capitulum radii.
Gerakan yang terjadi adalah fleksi dan ekstensi sendi bidang gerak sagital dengan
axisnya frontal, serta mempunyai lingkup gerak sendi 0-145°.
b). Artikulasio Humeroulnar
Artikulasio Humeroulnar merupakan sendi berbentuk hinge ( engsel ) dengan
trochlea humeri yang ovular bersendi dengan fossa trochlearis ulna.Permukaan
trochlea humeri menghadap kearah anterior dan bawah membentuk sudut dari
shaft humeri. Fossa trochlearis ulna menghadap ke atas dan anterior membentuk sudut
45° dari ulna.
c). Artikulasio Radioulnar
3. Artikulasio Radioulnar
Persendian ini dibentuk oleh head of radius dengan ulna. Sendi ini bergerak
secara simultan dengan proksimal radioulnar joint. Saat gerak pronasi-supinasi, fossa
ulnaris radii yang konkaf bergerak slide dalam arah yang sama dengan gerak tulang.
3. Definisi
a). Fraktur Artikulasio Cubiti
Fraktur Artikulasio Cubiti adalah suatu kondisi terputusnya hubungan tulang
yang terdapat pada siku, baik intraartikuler maupun ekstraartikular, termasuk fraktur
interkondiler, suprakondiler, epikondiler, fraktur olekranon, dan fraktur kondiler.
Sementara fraktur intra artikuler termasuk fraktur troklea, dan kapitelium, kepala
radius, dan proksimal ulna (olekranon) ( Zairin,2012).
b). Fraktur interkondiler
Fraktur interkondiler terjadi apabila tulang kondiler terpisah. Mekanisme
trauma yaitu pada saat tekanan pada siku posterior seperti jatuh dengan siku tertekuk,
mendorong olekranon terhadap permukaan artikuler humeri sehingga memisahkan
tulang kondilus (Helmi, 2012).
2. Fraktur Suprakondiler

Anda mungkin juga menyukai