Anda di halaman 1dari 6

MANIFESTASI SIFILIS PADA RONGGA MULUT (ORAL SIFILIS)

Pengertian sifilis

Sifilis adalah Penyakit kelamin yang menular yang disebarkan oleh kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi mikroorganisme bernama Treponema pallidum.

Sifilis memiliki keterikatan yang penting untuk tim gigi dan mulut. Pertama,
sifilis dapat muncul dalam manifestasi oral, yaitu pada stadium pertama dan kedua yang
sangat menular. Kedua, penyakit ini dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan
lesi oral, air liur, dan darah. Ketiga, penyakit menular seksual lainnya (gonorrhea) dapat
muncul dan resiko infeksi dari HIV dapat meningkat. Akhirnya, tim gigi dan mulut
memiliki peran dalam menentukan diagnosis yang tepat dan dini serta merujuk pasien
untuk mendapatkan penatalaksanaan yang memadai.

Proses terjadinya sifilis

Pada stadium pertama biasanya timbul ulkus yang keras tetapi tidak nyeri,
disebut chancre, dan biasanya pada alat kelamin dan jika timbul di mulut clapat
menyerupai herpes hanya lebih gelap. Potensi menular melalui kontak. Potensi ini
menimbulkan lesi/luka yang dapat timbul dalam rongga pada tiap stadiumnya. Lesi
dalam rongga mulut yang timbul dalam stadium awal dapat sembuh dengan sendirinya
dalam waktu 3-8 minggu. Pada stadium 2 lesi berupa berak merah, bulat atau oval dan
timbul papula. Pada stadium akhir terdapat lesi yang timbul pada langit-langit rongga
mulut dan lidah mengalami atropi, berfisur juga sering terdapat lesi/luka.

Gejala Klinis

Perjalanan penyakit sifilis bervariasi dan biasanya dibagi menjadi sifilis stadium
dini dan lanjut pada orang dewasa dan sifilis kongenital pada bayi. Stadium dini lebih
infeksius dibandingkan dengan stadium lanjut. Sifilis stadium dini terbagi menjadi
sifilis primer, sekunder dan laten dini. Sifilis stadium lanjut termasuk sifilis tersier
(gumatous, sifilis kardio-vaskular, neurosifilis) dan sifilis laten lanjut sedangkan sifilis
kongenital dibagi menjadi sifilis kongenital dini dan sifilis kongenital lanjut.

a. Sifilis Primer
Manifestasi klinis awal sifilis adalah papul kecil soliter, kemudian dalam satu
sampai beberapa minggu, papul ini berkembang menjadi ulkus. Lesi klasik dari sifilis
primer disebut dengan chancre, ulkus yang keras dengan dasar yang bersih, tunggal,
tidak nyeri, merah dan berbatas tegas. Chancre dapat ditemukan dimana saja tetapi
paling sering di penis, serviks, dinding vagina, rektum dan anus. Dasar chancre banyak
mengandung kuman treponema yang dapat dilihat dengan mikroskop lapangan gelap
atau imunofluresen pada sediaan kerokan chancre. Ada juga morfologi lain dari variasi
lesi pada stadium primer yang menyebabkan kesulitan dalam mendiagnosis. Pada sifilis
primer sering dijumpai limfadenopati regional, tidak nyeri, dan muncul pada 80%
pasien dan sering berhubungan dengan lesi genital. Chancre ekstragenital paling sering
ditemukan di rongga mulut, jari tangan dan payudara. Masa inkubasi chancre bervariasi
dari 3-90 hari dan sembuh spontan dalam 4 sampai 6 minggu.

b. Sifilis Sekunder
Apabila tidak diobati, gejala sifilis sekunder akan mulai timbul dalam 2 sampai
6 bulan setelah pajanan, 2 sampai 8 minggu setelah chancre muncul. Sifilis sekunder
adalah penyakit sistemik dengan treponema yang menyebar dari chancre dan kelenjar
limfe ke dalam aliran darah dan ke seluruh tubuh, dan menimbulkan beragam gejala
yang jauh dari lokasi infeksi semula. Sistem yang paling sering terkena adalah kulit,
limfe, saluran cerna, tulang, ginjal, mata, dan susunan saraf pusat. Tanda tersering pada
sifilis sekunder adalah ruam kulit makulopapular yang terjadi pada 50% - 70% kasus.
Lesi biasanya simetris, tidak gatal dan dapat meluas. Treponema pallidum dapat
menginfeksi folikel rambut yang menyebabkan alopesia pada kulit kepala. Bersamaan
dengan munculnya lesi sekunder, sekitar 10% pasien mengidap kondiloma lata. Lesinya
berukuran besar, muncul di daerah yang hangat dan lembab termasuk di perineum dan
anus. Inflamasi lokal dapat terjadi di daerah membran mukosa mulut, lidah dan genital.
Pada kasus yang jarang bisa ditemukan sifilis sekunder disertai dengan kelainan
lambung, ginjal dan hepatitis. Treponema pallidum telah ditemukan pada sampel biopsi
hati yang diambil dari pasien dengan sifilis sekunder. Glomerulonefritis terjadi karena
kompleks antigen treponema-imunoglobulin yang berada pada glomeruli yang
menyebabkan kerusakan ginjal. Sekitar 5% pasien dengan sifilis sekunder
memperlihatkan gejala neurosifilis termasuk meningitis dan penyakit mata.

c. Sifilis Laten
Sifilis laten atau asimtomatik adalah periode hilangnya gejala klinis sifilis
sekunder sampai diberikan terapi atau gejala klinik tersier muncul. Sifilis laten dibagi
lagi menjadi dua bagian yaitu sifilis laten dini dan lanjut. Sifilis laten dini terjadi kurang
satu tahun setelah infeksi sedangkan sifilis laten lanjut setelah satu tahun dari infeksi.
d. Sifilis Tersier
Sifilis tersier dapat muncul sekitar 3-15 tahun setelah infeksi awal dan dapat
dibagi dalam tiga bentuk yaitu; sifilis gumatous sebanyak 15%, neurosifilis lanjut
(6,5%) dan sifilis kardiovaskular sebanyak 10%. Karakteristik pada stadium ini ditandai
dengan adanya guma kronik, lembut, seperti tumor yang inflamasi dengan ukuran yang
berbeda-beda. Guma ini biasanya mengenai kulit, tulang dan hati tetapi dapat juga
muncul dibagian lain.

e. Sifilis Kongenital
Sifilis kongenital dibagi menjadi sifilis kongenital dini dan sifilis kongenital
lanjut. Sifilis kongenital dini terjadi dalam 2 tahun awal dengan manifestasi tersering
berupa ruam, rhinitis hemorragik, limfadenopati generalisata, hepatosplenomegaly,
kelainan tulang, kondiloma lata, fisura perioral, glomerulonephritis, serta kelainan
neurologis serta mata. Sifilis kongenital lanjut terjadi pada bayi diatas 2 tahun dengan
tanda yang terbentuk sebagai hasil inflamasi kronis dan persisten menyerupai guma
pada orang dewasa, Stigma dari kelainan kongenital berupa keratitis interstitial, sendi
clutton, gigi Hutchinson, dan molar mulberi, tuli sensorineural, deformitas saddlenose,
serta keterlibatan neurologis.

Tanda-tanda khusus yang patut diperhatikan personil kesehatan gigi

1. timbulnya papula di sudut mulut;


2. bercak putih keabu-abuan basah, pada lidah, atap mulut, tonsil, atau permukaan
dalam bibir (potensi penularannya besar),
3. ruam seperti pada penyakit campak, pustula seprti cacar, clan rontok¬nya rambut.
Stadium ketiga disebut juga sifilis laten, biasanya fatal, dan timbul setelah penyakit ini
mengendap selama sekitar 20 tahun. Pada stadium keempat, terbentuk nodulus gumma
pada palatum atau lidah. Kadang-kadang terjadi perforasi palatum.
Rekomendasi Pengobatan Pada Sifilis

Terdapat beberapa rekomendasi regimen untuk pengobatan sifilis. Pengobatan ini


berdasarkan atas gejala klinis maupun hasil tes laboratorium pasien.

a) Sifilis Stadium Primer, Sekunder dan Laten Dini

1) Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuskular, dosis tunggal

Terapi Alternatif

1) Prokain Penisilin G 600.000 unit, intramuskular setiap hari selama 10 hari.

2) Doksisiklin 100 mg peroral dua kali sehari selama 14 hari,30 hari

3) Tetrasiklin 500 mg peroral empat kali sehari selama 14 hari

4) Ceftriaxone 500 mg intramuscular setiap hari selama 10 hari (apabila tidak


terdapat reaksi anafilaksis dengan penisilin)

5) Amoxicillin 500 mg peroral empat kali sehari ditambah Probenesid 500 mg


empat kali sehari selama 14 hari

6) Azitromisin 2 gram peroral atau Azitromisin 500 mg setiap hari selama 10


hari

7) Eritromisin 500 mg peroral empat kali sehari selama 14 hari

b) Sifilis Laten Lanjut, Sifilis Kardiovaskuler, Sifilis Gumamatosa

1) Benzatin Penisilin 2,4 juta unit, intramuskular, setiap minggu (tiga dosis)

Terapi Alternatif

1) Doksisiklin 100 mg peroral dua kali sehari selama 28 hari,30 hari

2) Amoxicillin 2 gram peroral tiga kali sehari ditambah probenesid 500 mg


empat kali sehari selama 28 hari

c) Neurosifilis termasuk Keterlibatan Neuro-oftalmologis pada Sifilis Primer

1) Aqueus crystalline penisilin 18-24 juta unit perhari diberikan dengan cara
pemberian 3-4 juta unit, intravena setiap 4 jam atau diinfus, pemberian selama
10-14 hari

2) Prokain Penisilin 2,4 juta unit, intaramuskular sekali sehari ditambah


probenesid 500 mg peroral empat kali sehari selama 14 hari

3) Benzil Penisilin 10,8-14,4 gram setiap hari dengan cara pemberian 1,82,4
gram intravena setiap empat jam selama 14 hari
Terapi Alternatif

1) Doksisiklin 200 mg peroral dua kali sehari selama 28 hari

2) Amoxicillin 2 gram peroral tiga kali sehari ditambahkan Probenesid 500 mg


peroral empat kali sehari selama 28 hari

3) Ceftriaxone 2 gram, intramuscular atau intravena selama 10-14 hari

d) Sifilis Stadium Dini pada Kehamilan

1) Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuscular dosis tunggal (Trismester


satu dan dua (termasuk umur kehamilan 27 minggu 6 hari)

2) Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuscular, pada hari pertama dan
kedelapan

Terapi Alternatif (Ketiga Trismester)

1) Prokain Penisilin G 600.000 unit, intramuscular setiap hari selama 10 hari

2) Amoxicillin 500 mg peroral, empat kali sehari ditambahkan Probenesid 500


mg peroral empat kali sehari selama 14 hari

e) Sifilis Stadium Lanjut pada Kehamilan

1) Benzatin Penisilin G 2,4 juta unit, intramuscular pada hari ke 1, 8, dan 15


(tiga dosis ) (Sifilis Laten Lanjut, Sifilis Kardiovaskular dan Sifilis Gummatosa)

Terapi Alternatif

1) Prokain Penisilin G 600.000 unit, intramuscular sekali sehari selama 14 hari


2) Amoxicillin 2 gram peroral tiga kali sehari ditambah Probenesid 500 mg
empat kali sehari selama 28 hari

f) Neurosifilis pada Kehamilan

1) Prokain Penisilin G 2,4 juta unit, intramuscular, sekali sehari ditambahkan


Probenesid 500 mg peroral empat kali sehari selama 14 hari

2) Benzil Penisilin 10,8-14,4 gram setiap hari dengan cara pemberian 1,82,4
gram intravena setiap 4 jam selama 14 hari

3) Aqueus crystalline penisilin 18-24 juta unit perhari diberikan dengan cara
pemberian 3-4 juta unit, intravena setiap 4 jam atau diinfus, pemberian selama
10 -14 hari
Terapi Alternatif

1) Amoxicillin 2 gram peroral tiga kali sehari ditambah Probenesid 500 mg


peroral empat kali sehari selama 28 hari

2) Ceftriaxone 2 gram, intramuskular (dengan lidokain sebagai pengencer) atau


intravena (dengan aquadest sebagai pengencer bukan lidokain) selama 10-14
hari (jika tidak terdapat reaksi anafilaksis terhadap penisilin)

g) Sifilis pada Pasien dengan HIV Positif

1) Pengobatan pasien dengan HIV positif diberikan pengobatan yang sama


dengan pasien HIV negative

h) Sifilis Kongenital

1) Aqueus crystalline penisilin G 100.000-150.000 unit/kg/hari, diberikan


dengan pemberian 50.000 unit/kg/dosis setiap 12 jam selama 7 hari pertama
kehidupan dan setiap 8 jam kemudian untuk total dari 10 hari.

Terapi Alternatif

1) Prokain Penisilin 50.000 mikro/KgBB intramuskular setiap hari selama 10


hari

Sampai saat ini penisilin masih merupakan antibiotika yang paling efektif untuk
mengobati sifilis, dari beberapa literature belum terdapat laporan adanya resistensi
terhadap penisilin tetapi sudah terdapat beberapa laporan resistensi terhadap pengobatan
dengan makrolida. Apabila regimen pengobatan utama tidak dapat diberikan, dapat
diberikan terapi alternatif sebagai pengganti terapi utama.

Anda mungkin juga menyukai