LP Ppok Ruang Gardenia
LP Ppok Ruang Gardenia
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
7. Membrana mukosa
Laring sebagian besar dilapisi oleh epitel respiratorius, terdiri dari
sel-sel silinder yang bersilia. Plica vocalis dilapisi oleh epitel
skuamosa.
8. Plica vokalis
Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak
di atas ligamenturn vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara
bagian dalam cartilago thyroidea di bagian depan dan cartilago
arytenoidea di bagian belakang.
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas
plica vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat dalarn produksi suara.
9. Otot
Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea,
dan thyroidea, yang dengan kontraksi dan relaksasi dapat
mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. Otot-otot tersebut
diinervasi oleh nervus cranialis X (vagus).
10. Respirasi
Selama respirasi tenang, plica vocalis ditahan agak berjauhan
sehingga udara dapat keluar-masuk. Selama respirasi kuat, plica
vocalis terpisah lebar.
11. Fonasi
Suara dihasilkan olch vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara
yang dihasilkan dimodifikasi oleh gerakan palaturn molle, pipi, lidah,
dan bibir, dan resonansi tertentu oleh sinus udara cranialis.
12. Trachea atau batang tenggorok
Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar
2,5 cm. trachea berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian
depan leher dan dibelakang manubrium sterni, berakhir setinggi
angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus sterni) atau sampai
kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini
bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16
- 20 lingkaran tak- lengkap yang berupan cincin tulang rawan yang
9
6. Jenis kelamin
7. Ras
8. Defisiensi alfa-1 antitripsin
9. Defisiensi anti oksidan
2.1.4 Klasifikasi
klasifikasi penyakit paru obstruksi kronik menurut jackson (2014)
adalah
1. Asma
2. bronkotos kronik
3. emfisema
1. Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
Hal ini menjadi penyebab utama hipoksemia atau menurunnya
oksigenasi dalam darah. Keseimbangan normal antara ventilasi
alveolar dan perfusi aliran darah kapiler pulmo menjadi terganggu.
Peningkatan keduanya terjadi ketika penyakit yang semakin berat
sehingga menyebabkan kerusakan pada alveoli dan dan kehilangan
bed kapiler. Dalam kondisi seperti ini, perfusi menurun dan ventilasi
sama. Ventilasi dan perfusi yang menurun bias dilihat pada pasien
PPOK, dimana saluran pernafasan nya terhalang oleh mukus kental
atau bronchospasma. Di sini penurunan ventilasi akan terjadi, akan
tetapi perfusi akan sama, atau berkurang sedikit. Banyak di diantara
12
2.1.7 Komplikasi
PPOK adalah salah satu penyakit yang berisiko menimbulkan
komplikasi. Terdapat beberapa komplikasi yang mungkin saja berisiko Anda
dapatkan jika memiliki PPOK, antara lain:
1. Masalah jantung
PPOK dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur dan mengalami
perubahan. Kondisi ini disebut dengan aritmia. Masalah jantung lain yang
juga mungkin berisiko pada orang dengan PPOK adalah gagal jantung
2. Tekanan Darah Tinggi
3. PPOK dapat menyebabkan tekanan darah tinggi pada pembuluh darah
yang memasok darah ke paru-paru. Kondisi ini disebut dengan hipertensi
paru.
4. Infeksi Pernafasan
15
Ketika memiliki PPOK, Anda mungkin akan lebih sering untuk terkena
pilek, flu, atau bahkan pneumonia (infeksi paru serius yang disebabkan
oleh virus atau jamur). Infeksi ini dapat membuat gejala Anda memburuk
atau menyebabkan kerusakan paru lebih lanjut. Itu sebabnya, penting bagi
penderita PPOK untuk menerima vaksin flu setiap tahunnya.
Konsultasikan pula kepada dokter mengenai kebutuhan untuk
mendapatkan vaksin pneumonia. Kemungkinan Anda untuk terkena flu
atau pneumonia akan berkurang jika Anda mendapatkan vaksinasi ini.
5. Barrel chest?
6. Apakah tampak sianosis?
7. Apakah ada batuk?
8. Apakah ada edema perifer?
9. Apakah vena leher tampak membesar?
10. Apa warna, jumlah dan konsistensi sputum pasien?
11. Bagaimana status sensorium pasien?
12. Apakah terdapat peningkatan stupor? Kegelisahan?
Palpasi:
1. Palpasi pengurangan pengembangan dada?
2. Adakah fremitus taktil menurun?
Perkusi:
1. Adakah hiperesonansi pada perkusi?
2. Diafragma bergerak hanya sedikit?
Auskultasi:
1. Adakah suara wheezing yang nyaring?
2. Adakah suara ronkhi?
3. Vokal fremitus nomal atau menurun?
2. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan napas pendek, mukus,
bronkokontriksi dan iritan jalan napas.
Tujuan: Perbaikan pola pernapasan klien
Intervensi:
a. Ajarkan klien latihan bernapas diafragmatik dan pernapasan bibir dirapatkan.
b. Berikan dorongan untuk menyelingi aktivitas dengan periode istirahat.
Biarkan pasien membuat keputusan tentang perawatannya berdasarkan
tingkat toleransi pasien.
c. Berikan dorongan penggunaan latihan otot-otot pernapasan jika diharuskan.
5. Risiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
dispnea, kelamahan, efek samping obat, produksi sputum dan anoreksia, mual
muntah.
Tujuan: Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi.
Intervensi keperawatan:
a. Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kesulitan
makan. Evaluasi berat badan dan ukuran tubuh.
b. Auskultasi bunyi usus
c. Berikan perawatan oral sering, buang sekret.
d. Dorong periode istirahat I jam sebelum dan sesudah makan.
e. Pesankan diet lunak, porsi kecil sering, tidak perlu dikunyah lama.
f. Hindari makanan yang diperkirakan dapat menghasilkan gas.
g. Timbang berat badan tiap hari sesuai indikasi.
21
9. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas,
depresi, tingkat aktivitas rendah dan ketidakmampuan untuk bekerja.
Tujuan: Pencapaian tingkat koping yang optimal.
Intervensi keperawatan:
a. Mengadopsi sikap yang penuh harapan dan memberikan semangat yang
ditujukan pada pasien.
b. Dorong aktivitas sampai tingkat toleransi gejala
c. Ajarkan teknik relaksasi atau berikan rekaman untuk relaksasi bagi
pasien.
d. Daftarkan pasien pada program rehabilitasi pulmonari bila tersedia.
e. Tingkatkan harga diri klien.
f. Rencanakan terapi kelompok untuk menghilangkan kekesalan yang sangat
menumpuk.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 PENGKAJIAN
3.1.1 IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.R
Umur : 47 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku/Bangsa : Dayak/Indoenesia
Agama : Kristen Protestan
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : Swasta
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Kereng Bangkirai
Tgl MRS : 24 Maret 2019
Diagnosa Medis : PPOK
Klien mengatakan penyakit sebelumnya ada riwayat penyakit maag dan tidak
pernah di operasi
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan tidak adariwayat penyakit keluarga
GENOGRAM KELUARGA :
Keterangan :
= Meninggal
= Laki-laki
= Wanita
= Pasien
= Tinggal Serumah
3. Tanda-tanda Vital :
a. Suhu/T : 36,5℃ Axilla
b. Nadi/HR : 80 x/mt
c. Pernapasan/RR : 25 x/mt
d. Tekanan Darah/BP : 120/80 mm Hg
4. Pernapasan (Breathing)
Bentuk Dada : Simetris
Kebiasaan Merokok : Tidak Ada
Batuk : pada awal masuk RS 08 maret 2019
Batuk darah : Tidak Ada
Sputum : Tidak Ada
Sianosis : Tidak Ada
Nyeri Dada : Tidak Ada
Dyspnea nyeri dada Orthopnea Lainnya: Tidak Ada
Sesak Nafas Saat inspirasi Saat aktivitas Saat istirahat
Type Pernapasan : Dada Perut Dada dan Perut
Kusmaul Cheyne-stokes Biot
Lainnya: Tidak Ada
Irama Pernapasan : Teratur Tidak Teratur
Suara Napas : Vesikuler Bronchovesikuler
Bronchial Trakeal
Suara Napas Tambahan : Wheezing Ronchi kering
Ronchi basah Lainnya: Tidak Ada
27
5. Cardiovasculer (Bleeding)
Nyeri dada Kram kaki Pucat
Pusing/sinkop Clubing finger Sianosis
Sakit kepala Palpitasi Pingsan
Capillary refill time > 2 detik < 2 detik
Oedema: Wajah Ekstrimitas atas
Anasarka Ekstrimitas bawah
Asites
Ictus Cordis Terlihat Tidak Terlihat
Vena Jugularis Tidak Meningkat Meningkat
Suara Jantung Normal, S2 > S1: Lub-Dub
Ada Kelainan
Keluhan Lainnya: Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Nyeri akut
6. Persyarafan (Brain)
Nilai GCS : E : 4 (Membuka mata secara spontan)
V : 5 (Komunikasi verbal baik)
M : 6 (memenuhi perintah)
Total Nilai GCS : 15
Kesadaran: Compos Menthis Somnolent Delirium
Apatis Soporus Coma
Pupil : Isokor Anisokor
Midriasis Meiosis
Reflek Cahaya: Kanan Positif Negatif
Kiri Positif Negatif
Nyeri, lokasi
Vertigo Gelisah Aphasia Kesemutan
Bingung Disarthria Kejang Tremor
28
Pelo
Uji Syaraf Kranial:
Nervus Kranial I : Pasien dapat membedakan bau-bauan
Nervus Kranial II : Pasien dapat melihat dengan jelas
Nervus Kranial III : Pasien dapat membuka kelopak mata
Nervus Kranial IV : Pasien dapat menggerakkan kedua matanya
Nervus Kranial V : Pasien dapat membuka mulutnya
Nervus Kranial VI : Pasien dapat menggerakkan kedua matanya ke kiri
dan ke kanan
Nervus Kranial VII : Pasien dapat tersenyum
Nervus Kranial VIII : Pasien mempunyai respon saat dipanggil
Nervus Kranial IX : Pasien dapat menelan
Nervus Kranial X : Pasien dapat menunjukkan reflek
Nervus Kranial XI : Pasien dapat menggerakkan bahu
Nervus Kranial XII : Pasien dapat menjulurkan lidah
Uji Koordinasi:
Ekstrimitas Atas : Jari ke jari Positif Negatif
Jari ke hidung Positif Negatif
Ekstrimitas Bawah : Tumit ke jempol kaki Positif Negatif
Uji Kestabilan Tubuh : Positif Negatif
Refleks:
Bisep : Kanan Skala: +1 Kiri Skala: +2
Trisep : Kanan Skala: +1 Kiri Skala: +2
Brakioradialis :
Patella : Kanan Skala: +1 Kiri Skala: +2
Akhiles : Kanan Skala: +1 Kiri Skala: +2
Babinski : Kanan Skala: +1 Kiri Skala: +2
Refleks Lainnya: Tidak Ada
Keluhan Lainya : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak ada
Ekstrimitas bawah
Deformitas tulang, lokasi : Tidak Ada
Peradangan, lokasi : Tidak Ada
Perlukaan, lokasi : Tidak Ada
Patah tulang, lokasi : Tidak Ada
Tulang belakang: Normal Skoliosis
Kifosis Lordosis
Labis
Uretra
Kebersihan : Baik Cukup Kurang
Kehamilan :
Tafsiran Partus :
Keluhan Lain: Tidak Ada
Payudara :
Simetris Asimetris
Sear Lesi
Pembengkakan Nyeri tekan
Puting :
Menonjol Datar Lecet Mastitis
Warna Aerola
ASI Lancar Sedikit Tidak keluar
Keluhan Lain : Tidak Ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah Keperawatan
Mual
Muntah............kali/hari
Kesukaran menelan Ya Tidak
Rasa haus
Keluhan Lainnya: Tidak Ada
Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit
Jenis makanan Nasi, sayur, lauk, buah Nasi, sayur, lauk, buah
4. Kognitif:
Klien dan keluarga sudah mengetahui penyakitnya setelah diberikan penjelasan
dari dokter dan tenaga medis lainnya.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
35
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran):
Gambaran diri : Klien selalu menyukai semua yang ada pada dirinya
Ideal diri : Klien berharap cepat sembuh
Identitas diri : Klien mengatakan saya seorang ayah
Harga diri : Klien tidak malu dengan keadaan sekarang
Peran diri : Klien mengatakan saya seorang suami
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
6. Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit klien dapat beraktivitas secara mandiri, namun sesudah sakit
sebagian aktivitas klien dibantu oleh keluarga.
Masalah Keperawatan: Tidak Ada Masalah Keperawatan
Baik. Klien dapat bekerja sama dengan perawat dalam pemberian tindakan
keperawatan. Hubungan dengan teman dan orang lain juga baik.
5. Orang berarti/terdekat
Istri, anak dan keluarga.
6. Kebiasaan menggunakan waktu luang
Sebelum sakit, klien bekerja dan meluangkan waktu untuk keluarga.
Sesudah sakit, klien hanya berbaring ditempat tidur.
7. Kegiatan beribadah
Sebelum sakit, klien selalu menjalankan ibadah yaitu beribadah setiap hari
minggu di Gereja.
3. Hbs Ag (-)
negative
produksi asam
lambung
sehingga dapat
mengurangi rasa
nyeri uluhati
Mahasiswa,
39
Elinaria
TTV :
Pola nafas tidak efektif
1. TD = 140/70
2. N = 90
3. RR = 30
4. S= 36,5 C
P : Saat inspirasi
Edema dan inflamasi
Q : Nyeri seperti ditusuk
DO : Klien tampak
berbaring menahan nyeri
Merangsang reseptor nyeri
-Skala ekspresi wajah pada bronkus
klien 3 = Sedikit lebih
nyeri
TTV :
1. TD = 140/70
2. N = 90
3.RR= 30
4. S= 36,5 C
DS : Klien mengatakan
Kurang mampu mengingat
tidak tahu apa yang
diderita dan
Defisit pengetahuan
pencegahannya
Ketidaktahuan
menemukan sumber
informasi
DO : 1.Klien tidak tahu
alasan/ penyebab
terkenan penyakit batu
Kecemasan
42
empedu
Kurang pengetahuan
DS : - Perubahan metabolisme
yang disebabkan oleh
DO : Klien ada riwayat Risiko infeksi
perubahan susunan
terkena penyakit
empedu
- Cholelithiasis (Batu
empedu)
RR : 29 x/m
Kolesterol mengedap
S : 36,5 o C dalam kandung empedu
PLT = 30 x 10˄3/ul
Statis empedu
X
x
43
PRIORITAS MASALAH
44
S= 36,5 – 37,5 C
2. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi keadaan umum dan TTV 1. Dengan mengovservasi
dengan bronkus tertutup keperawatan 3 x 7 jam 2. Atur posisi klien senyaman mungkin keadaan umum dan TTV dapat
oleh dinding bronkus diharapakan nyeri akut klien semi fowler mengetahui kondisi umum dan
dapat berkurang dengan - Kaji skala nyeri TTV klien.
kriteria hasil : 3. Ajarkan teknik distraksi 2. Mengetahui intensitas nyeri
1. Skala nyeri dapat berkurang 4. Kolaborasi dengan tim medis lain 3. Mengurangi nyeri dada klien
menjadi 1-2 untuk pemberian analgetik
2.Nyeri dada klien tidak ada
3. Skala nyeri wajah klien
menjadi 1-2
4. TTV : TD = 120-80-140/70
N= 60-100 x/menit
S= 36,5-37,5 C
RR = 16-24 x/menit
3. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan perawatan 3 1. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan 1. Edukasi pada klien
48
4. Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi adanya tanda-tanda infeksi 1. Mengetahui tanda-tanda
keperawatan 3 x 7 jam seperti rubor, kalor, edema. adanya infeksi
diharapkan risiko infeksi klien -Kaji tanda-tanda infeksi suhu tubuh, 2. Meminimalkan terjadinya
dapat berkurang dengan nyeri , pendarahan, dan pemeriksaan kontaminasi bakteri
kriteria hasil : laboratorium. 3. Mengetahui risiko infeksi
1. Mengenalai tanda dan gejala 2. Lakukan tindakan antiseptic sebeleum
yang mengindikasikan risiko kontak dengan pasien
penyebaran infeksi 3. Monitor tanda dan gejala infeksi
49
mungkin
-Berikan terapi O2 nasal canula 3 L/m
3. Ajarkan klien untuk melakukan
nafas dalam
4. Lanjutkan kolaborasi dengan tim
medis lain untuk pemberian obat
melalui nebulizier ( Combivent 2,5 Elinaria
mg dan Pulmicort 0,5 mg)
Diagnosa nyeri , pendarahan, dan pemeriksaan O : Klien sudah tampak nyaman dan
Risiko infeksi laboratorium. sehat , tidak ada tanda-tanda infeksi ,
2. Melakukan tindakan antiseptic suhu tubuh normal , tidak nyeri, dan
sebeleum kontak dengan pasien tidak ada perdarahan.
3. Memonitor tanda dan gejala infeksi A : Masalah teratasi sebagian
4. Berkolaborasi dengan dokter dalam P : Lanjutkan intervensi Elinaria
pemberian obat infeksi , dan obat 1. Observasi adanya tanda-tanda
antibiotic infeksi seperti rubor, kalor, edema.
-Kaji tanda-tanda infeksi suhu tubuh,
nyeri , pendarahan, dan pemeriksaan
laboratorium.
2. Lakukan tindakan antiseptic
sebeleum kontak dengan pasien
3. Monitor tanda dan gejala infeksi
4. Kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat infeksi , dan obat
antibiotic
55
CATATAN PERKEMBANGAN
56
Nama pasien : Tn R
Ruang rawat : Gardenia G.6
1. Rabu,6 Maret 2019 1. Mengobservasi keadaan S : Klien mengatakan masih Pola nafas tidak efektif
umum dan TTV sesak nafas
analgetik