Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“GEOMETRIK JALAN”

OLEH:

EKO KURNIAWAN

189 613 028

PDD POLITEKNIK NEGERI NUNUKAN

TEKNIK SIPIL INFRASTRUKTUR PERKOTAAN

NUNUKAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang “Geometrik Jalan”. Makalah ini telah saya susun
dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini.Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata saya berharap
semoga makalah tentang sampah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat
memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Nunukan, 12 April 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI .......................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3

2.1 Geometrik Jalan ...................................................................................3

2.3 Elemen – elemen utama perancangan geometri jalan...........................4

BAB III PENUTUP ............................................................................................6

3.1 Kesimpulan ...........................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dengan melihat besarnya jumlah kecelakaan yang ada di Indonesia
keselamatan jalan harus dipandang secara komprehensif dari semua aspek
perencanaan, pekerjaan pembuatan suatu jalan. Perencanaan Geometrik
jalan merupakan salah satu persyaratan dari perencanaan jalan yang
merupakan rancangan arah dan visualisasi dari trase jalan agar jalan
memenuhi persyaratan selamat, aman, nyaman, efisien. Tidak selalu
persyaratan itu bisa terpenuhi karena adanya faktor – faktor yang harus
menjadi bahan pertimbangan antara lain keadaan lokasi, topografi, geologis,
tata guna lahan dan lingkungan. Semua faktor ini bisa berpengaruh terhadap
penetapan trase jalan karena akan mempengaruhi penetapan Alinyemen
Horisontal, Alinyemen Vertikal dan penampang melintang sebagai bentuk
efisiensi dalam batas persyaratan yang berlaku.
Berbagai penelitian tentang pengaruh geometrik terhadap keamanan
berkendara telah dilakukan di beberapa Negara namun menghasilkan
kesimpulan yang berbeda sehingga mendorong peneliti untuk mengetahui
lebih jauh hubungan geometri jalan dan keamanan berkendara beserta
karakteristiknya yang terjadi di Indonesia. Dalam makalah ini kami akan
coba mengangkat tema “ Tinjauan Alinyemen Horisontal pada Pertigaan
Jalan Brigjen Sudiarto –  Terminal Bus Pucang Gading Surabaya“.
1.2     Rumusan Masalah
Kecelakaan bisa diakibatkan oleh beberapa faktor yang
mempengaruhi. Geometrik bisa menjadi faktor penyebab terjadinya
kecelakaan. Sejauh mana pengaruh keadaan geometrik jalan  terhadap
terjadinya kecelakaan, maka untuk kepentingan penanggulangannya
diperlukan adanya suatu pola yang dapat menggambarkan karakteristik
suatu jalan raya.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini antara lain :
1. Memahami pengertian Geometrik jalan
2. Memahami pengertian alinyemen horisontal
3. Memahami contoh perhitungan keamanan alinyemen horisontal
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Geometrik Jalan
Geometrik jalan adalah suatu bangun jalan raya yang
menggambarkan tentang bentuk/ukuran jalan raya baik yang menyangkut
penampang melintang, memanjang, maupun aspek lain yang terkait dengan
bentuk fisik jalan. Secara filosofis, dalam perencanaan (perancangan)
bentuk geometrik jalan raya harus ditetapkan sedemikian rupa sehingga
jalan dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai
dengan fungsinya.
Geometrik jalan raya mencakup berbagai hal / ketentuan yang telah
ditetapkan diantaranya tentang Alinemen Vertikal jalan, Alinemen
Horizontal jalan, Klasifikasi jalan, bagian-bagian jalan serta hal-hal yang
menyangkut teknis jalan lainnya didasarkan pada UU No. 38/2004 tentang
Jalan.
Perencanaan geometrik jalan merupakan bagian dari perencanaan
jalan yang dititik beratkan pada perencanaan bentuk fisik sehingga dapat
memenuhi fungsi dasar dari jalan yaitu memberikan pelayanan yang
optimum pada arus lalu lintas dan sebagai akses ke rumah-rumah. Dalam
lingkup perencanaan geometrik tidak termasuk perencanaan tebal
perkerasan jalan, walaupun dimensi dari perkerasan merupakan bagian
perencanaan geometrik sebagai bagian dari perencanaan jalan seutuhnya.
Demikain pula dengan drainase jalan. Jadi tujuan dari perencanaan
geometrik jalan adalah menghasilkan infra struktur yang aman, efisiensi
pelayanan arus lalu lintas dan memaksimalkan rasio tingkat penggunaan /
biaya pelaksanaan. Ruang, bentuk dan ukuran jalan dikatakan baik, jika
dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada pemakai jalan.
Yang menjadi dasar perencanaan geometrik adalah sifat gerakan dan
ukuran kendaraan, sifat pengemudi dalam mengendalikan gerak
kendaraannya, dan karakteristik arus lalu lintas. Hal-hal tersebut haruslah
menjadi bahan pertimbangan perencana sehingga dihasilkan bentuk dan
kuran jalan, serta ruang gerak kendaraan yang memenuhi tingkat
kenyamanan dan kemanan yang diharapkan.
Tujuan utama perancangan geometri adalah untuk menghasilkan
jalan yang dapat melayani lalu lintas dengan nyaman, efisien serta aman.
Kapasitas suatu jalan merupakan suatu faktor pada jalan – jalan , dengan
keselamatan merupakan suatu faktor yang dominan untuk jalan , yang
mempunyai kecepatan tinggi.
2.3 Elemen – elemen utama perancangan geometri jalan adalah :
a. Alinyemen Horisontal
Alinyemen Horisontal terutama dititik beratkan pada perencanaan sumbu
jalan dimana akan terlihat jalan tersebut merupakan jalan lurus,
menikung ke kiri, atau ke kanan. Sumbu jalan terdiri dari serangkaian
garis lurus, lengkung berbentuk lingkaran dan lengkung peralihan dari
bentuk garis lurus kebentuk kebentuk lingkaran. Perencanaan geometrik
jalan memfokuskan pada pemilihan letak dan panjang dari bagian ini ,
sesuai dengan kondisi medan.
Besarnya radius lengkung horizontal dipengaruhi oleh nilai
kecepatan rencana, elevasi dan gaya gesek jalannya, hindarkan
merencanakan alinyemen horizontal jalan dengan mempergunakan radius
minimum karena akan menghasilkan lengkung yang paling tajam pada
ruas jalan tersebut sehingga pengemudi merasa tidak nyaman dengan
kondisi ini. Besar kecilnya radius lengkung horizontal disesuaikan
dengan kecepatan rencana pada ruas jalan tersebut, tabel dibawah ini
menunjukkan besarnya radius lengkung Horizontal dengan kecepatan
rencananya.
b. Alinyemen Vertikal
Alinyemen Vertikal atau penampang memanjang jalan disini akan
terlihat apakah jalan tersebut tanpa kelandaian, mendaki atau menurun.
Pada perencanaan alinyemen Vertikal ini mempertimbangkan bagaimana
meletakkan sumbu jalan sesuai kondisi medan dengan memperhatikan
sifat operasi kendaraan, keamanan, jarak pandang, dan fungsi jalan.
Pada jalan – jalan berlandai dan volume yang tinggi, seringkali
kendaraan – kendaraan berat yang bergerak dengan kecepatan di bawah
kecepatan rencana menjadi penghalang kendaraan lain yang bergerak
dengan kecepatan sekitar kecepatan rencana, jenis kendaran yang sering
menjadi penghalang adalah jenis truk. Dalam perencanaan jalan
prosentase turunan / kelandaian yang disarankan menggunakan landai
datar untuk jalan – jalan diatas tanah timbunan yang tidak mempunyai
kereb. Lereng melintang jalan dianggap cukup untuk mengalirkan air di
atas badan jalan dan kemudian ke lereng jalan. Landai 15 % dianjurkan
untuk jalan – jalan diatas tanah timbunan dengan medan datar dan
menggunakan kereb. Kelandaian ini cukup membantu mengalirkan air
hujan ke inlet atau saluran pembuangan. Landai minimum sebesar 3 – 5
% dianjurkan dipergunakan untuk jalan – jalan di daerah galian atau jalan
yang memakai kereb. Lereng melintang hanya cukup untuk mengalirkan
air hujan yang jatuh diatas badan jalan, sedangkan landai jalan
dibutuhkan untuk membuat kemiringan dasar saluran
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan lebar jalan, alinyemen horisontal dan vertikal serta jarak
pandang dasarnya memberikan efek besar pada keamanan berkendara.
Umumnya lebih peka bila mempertimbangkan faktor – faktor ini bersama –
sama karena mempunyai efek psikologis pada para pengemudi dan
mempengaruhi pilihannya pada kecepatan gerak. Misalnya memperlebar
alinyemen jalan yang tadinya sempit dan tidak memenuhi persyaratan akan
dapat mengurangi kecelakaan bila kecepatan tetap sama setelah perbaikan
jalan. Akan tetapi, kecepatan biasanya semakin besar karena adanya rasa
aman, sehingga laju kecelakaanpun meningkat. Perbaikan superelevasi dan
perbaikan permukaan jalan serta alinyemen yang dilaksanakan secara
terisolasi juga mempunyai kecenderungan yang sama untuk memperbesar
laju kecelakaan. Dari pertimbangan keselamatan, sebaiknya dilakukan
penilaian kondisi kecepatan yang mungkin terjadi setelah setiap jenis
perbaikan jalan dan mengecek lebar jalur, jarak pandang dan permukaan
jalan semuanya memuaskan untuk menaikkan kecepatan yang
diperkirakan.
Pemilihan bahan untuk lapisan jalan yang sesuai dengan kebutuhan
lalu lintas dan menghindari kecelakaan selip tidak kurang pentingnya
dibanding pemilihan untuk tujuan – tujuan konstruksi. Tempat – tempat
yang mempunyai permukaan dengan bagian tepi yang rendah koefisien
gayanya beberapa kali lipat akan mudah mengalami kecelakaan selip
dibanding lokasi – lokasi lain yang sejenis yang mempunyai nilai – nilai
yang tinggi. Hal ini penting bila pengereman atau pembelokan sering
terjadi , misalnya pada bundaran jalan melengkung dan persimpangan pada
saat mendekati tempat pemberhentian bis, penyeberang dan pada jalan
jalan miring, maka perlu diberi permukaan jalan yang cocok.
Dalam menganalisis sebaiknya dilakukan secara bersamaan antara
pengaruh Lengkung Horisontal dan Naik Serta Turun Vertikal, sehingga
pengaruh terhadap angka kecelakaan bisa didapatkan suatu hubungan yang
signifikan / dapat ditekan seminimal mungkin.
Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pola hubungan
Angka Kecelakaan dengan berbagai karakteristik kecelakaan yang ada.
Untuk memperkaya studi empiris perlu diadakan studi sejenis pada wilayah
yang berbeda.
3.2 Saran
Sebagai seorang calon tenaga ahli teknik sipil yang professional,
harus dipahami bahwamenata suatu konstruksi ruas jalan dibutuhkan
berbagai perhitungan yang matang, akurat danketelitian yang tinggi agar
faktor-faktor yang dipersyaratkan dalam perencanaan pembangunan
maupun peningkatan jalan serta pelaksananaan pekerjaan dapat terpenuhi.
Halini untuk menjaga kualitas jalan dan faktor keselamatan sesuai dengan
standard yang telahditetapkan.
DAFTAR PUSTAKA
1.      Direktorat Jenderal Bina Marga, Peraturan Perencanaan Geometrik untuk Jalan
Antar Kota No 038/T/BM/1997.
2.      Sukirman, S., (1994), Dasar Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Nova,
Bandung.
3.      Fachrurrozy.(2001), Keselamatan Lalu Lintas ( Traffic Safety ), Universitas
Gadjah Mada,Yogyakarta.

4.      Hamirhan Saodang ., (2004), Geometrik Jalan, Nova, Bandung.


Diposkan oleh Yudi Wahyudin di 05.09

Anda mungkin juga menyukai