Anda di halaman 1dari 3

BAB VIII

PEMBAHASAN UMUM

Lumpur pemboran adalah fluida yang digunakan untuk membantu proses


pemboran. Dalam komposisi pembuatannya lumpur terdapat 3 (tiga) fraksi, antara
lain fraksi cairan, fraksi padatan, dan fraksi additive. Adapu nmacam-macam
fungsi lumpur pemboran, antara lain mengangkat cutting kepermukaan,
mengontrol tekanan formasi, mendinginkan dan melumasi bit dan drillstring,
membersihkan dasar lubang bor, membantu stabilitas formasi, melindungi formasi
produktif, membantudalamevaluasiformasi.
Lumpur memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan
suatu operasi pemboran sehingga perlu diperhatikan sifat-sifat dari lumpur
tersebut seperti densitas, viskositas, gel strength ataupun filtration loss. Densitas
lumpur berhubungan langsung dengan fungsi lumpur bor sebagai penahan tekanan
formasi. Dengan densitas lumpur pemboran yang terlalu besar akan menyebabkan
lumpur hilang ke formasi (lost circulation), sedangkan apabila densitas lumpur
pemboran terlalu kecil akan menyebabkan kick (masuknya fluida formasi ke
dalam lubang sumur). Tercampurnya serpihan-serpihan formasi (cutting) ke
dalam lumpur pemboran akan membawa pengaruh pada operasi pemboran.
Serpihan-serpihan pemboran yang biasanya berupa pasir akan dapat
mempengaruhi karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan
menambah beban pada mud pump. Kandungan minyak adalah banyaknya minyak
yang terkandung dalam lumpur emulsi dimana air sebagaibahandasarnya. Lumpur
emulsi yang baik adalah lumpur pemboran dengan kadar minyak maksimal
sebesar ± 15 – 20 %. Kadar minyak dalam lumpur emulsi mempunyai pengaruh
yang cukup besar terhadap laju pemboran karena minyak akan memberikan
pelumasan sehingga pahat lebih awet, mengurangi pembesaran lubang bor dan
mengurangi penggesekan pipa bor dengan formasi serta mengurangi kemungkinan
terjadinya jepitan terhadap pahat. Akan tetapi setelah melewatikan dungan minyak
optimum tersebut, kenaikan kadar minyak akan menyebabkan penurunan lajup

96
97

emboran, hal ini tejadi pada permukaan bit yang lebih licin saat kontak dengan
batuan formasi karena adanya pelumasan yang berlebihan.
Viskositas dan gel strength merupakan bagian yang pokok dalam sifat-sifat
rheologi fluida pemboran. Viskositas lumpur adalah kemampuan lumpur untuk
mengalir dalam suatu media.Sifat gel pada lumpur juga penting pada saat round
trip sehingga dapat mencegah cutting mengendap didasar sumur yang dapat
menyebabkan masalah pemboran selanjutnya.. Gel strength erupakan salah satu
indicator baik atau tidaknya lumpu rpemboran. Gel strength merupakan ukuran
gaya tarik menarik partikel lumpur yang statik. Viskositas dan gel strength
merupakan sebagian dari indikator baik tidaknya suatu lumpur.

Ketika terjadi kontak antara lumpur pemboran dengan batuan poros, batuan
tersebut akan bertindak sebagai saringan yang memungkinkan fluida dan partikel-
partikel kecil melewatinya. Fluida yang hilang kedalam batuan disebut filtrat.
Karena terjadi proses filtrasi maka dapat terbentuk mud cake. Mud cake adalah
padatan lumpur yang menempel pada dinding lubang bor. Mud cake yang tipis
akan merupakan bantalan yang baik antara pipa pemboran dan permukaan lubang
bor. Mud cake yang tebal akan menjepit pipa pemboran sehingga sulit diputar dan
diangkat. Filtrat yang terlalu banyak menyusup ke pori-pori batuan dapat
menimbulkan kerusakan pada formasi. Peralatan untuk mendiagnosis filtration
loss dan mud cake adalah HPHT (High Pressure High Temperature).
Dalam operasi pemboran, pengontrol kualitas lumpur pemboran harus terus
menerus dilakukan sehingga lumpur pemboran tetap berfungsi dengan kondisi
yang ada. Perubahan kandungan ion–ion tertentu dalam lumpur pemboran akan
berpengaruh terhadap sifat–sifat fisik lumpur pemboran, oleh karena itu kita perlu
melakukan analisa kimia untuk mengontrol kandungan (analisis kimia alkalinitas,
analisis kesadahan total, analisis kandungan ion chlor, ion kalsium, ion besi serta
pH lumpur bor (dalam hal ini filtratnya). ion–ion tersebut untuk kemudian
dilakukan tindakan–tindakan yang perlu dalam penanggulangannya.

Salah satu penyebab berubahnya sifat fisik lumpur pemboran adalah adanya
98

material-material yang tidak diinginkan (kontaminan) yang masuk kedalam


lumpur pada saat operasi pemboran sedang berjalan. Kontaminasi yang sering
terjadi antara lain kontaminasi sodium chloride, kontaminasi gypsum, kontaminasi
semen, kontaminasi hard water, kontaminasi carbon dioxide, kontaminasi
hydrogen sulfide, kontaminasi oxygen.Setelah mengetahui jenis-jenis kontaminasi
pada lumpur pemboran, maka dapat ditentukan langkah-langkah untuk
mengatasinya sesuai kontaminasi yang terjadi.
Shale adalah batuan sedimen yang terbentuk dari endapan-endapan lempung
(clay).Lempung (clay) merupakan batuan sedimen klastik yang berasal dari
pelapukan batuan beku atau metamorf.Methylene blue test (MBT) digunakan
untuk mengukur harga kapasitas tukar kation (KTK) dari suatu sistem clay.
Reaksi pertukaran kation kadang-kadang bersamaan dengan terjadinya sweeling,
dimana swelling adalah peristiwa pengembangan volume clay karena terjadi
kontak terhadap air. Swelling itu mempunyai pengaruh terhadap pertukaran kation
yaitu apabila semakin cepat pertukaran kation maka semakin cepat pula swelling
akan terjadi, begitu juga sebaliknya. Apabila semakin lambat pertukaran katio
nmaka semakin lambat pula swelling akan terjadi.

Anda mungkin juga menyukai