Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM PRODUKSI DOMBA DAN KAMBING

FEEDING

“Konsumsi Pakan Domba dan Palatabilitasnya”

Oleh :

Kelas: D

Kelompok 10

Nizar Moch Yusuf 200110100260

Gani Faikar Farhatani 200110100261

Astri Turnia Dewi 200110100263

Ajeng Utami N 200110100265

Andhika Ramadhan 200110100272

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2017
I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Domba termasuk hewan herbivora (pemakan tumbuhan) dan digolongkan

sebagai hewan ruminansia (memiliki rumen). Yang dimaksud dengan rumen

adalah alat pencernaan khas pada ruminansia yang memiliki mikroba kompleks

sehingga dapat membantu proses fermentasi pakan.

Pakan memiliki peranan penting bagi perkembangan ternak ruminansia

baik untuk memenuhi kebutuhan pokok (maintenance), pertumbuhan, maupun

untuk produksi (susu, anak dan daging) ataupun sebagai sumber tenaga. Oleh

karena itu pemberian pakan harus memenuhi standar kebutuhan zat-zat makanan

yang diperlukan baik secara kualitas maupun kuantitas. Setiap usaha peternakan

harus menyediakan pakan yang cukup bagi ternaknya, baik yang berasal dari

hijauan /rumput, maupun pakan konsentrat yang dibuat sendiri atau yang berasal

dari pabrik. Tersedianya pakan yang memenuhi standar kebutuhan, dapat

mendukung percepatan peningkatan produksi dan produktivitas serta populasi

ternak ruminansia.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dibuatnya laporan ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah

Praktikum Produksi Domba dan Kambing. Selain itu, tujuan yang diharapkan dari

penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui pemahaman hardskill mengenai

pakan domba dan palatabilitasnya.


1.3 Waktu dan Tempat

1.3.1 Waktu

Selasa, 17 April 2012 pukul 07.30-0.30 WIB

1.3.2 Tempat

Kandang Produksi Domba dan Kambing Fakultas Peternakan

Universitas Padjadjaran
II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Pakan

Pakan merupakan hal yang penting dalam sebuah kegiatan usaha

peternakan, bahkan pakan menempati porsi terbesar dalam biaya produksi sebuah

usaha peternakan. Pakan yang berkualitas tentunya akan menghasilkan ternak dan

produk hasil ternak yang berkualitas.

1. Pakan ternak domba terdiri dari pakan dasar yang berasal dari hijauan

(rumput, legum/kacang-kacangan dan hasil sampingan) serta pakan

konsentrat;

2. Pakan yang digunakan harus terjamin jumlah dan mutunya sesuai

standar/kebutuhan minimum yang berlaku;

3. Setiap usaha peternakan domba harus menyediakan pakan hijaun yang

cukup dan kontinu baik sebagian maupun seluruhnya berasal dari kebun

sendiri.

4. Penanaman pakan hijauan tersebut dapat dilaksanakan di dalam dan atau

di luar lokasi usaha peternakan;

5. Sediaan biologis, sediaan parmacetik, sediaan premix yang telah terdaftar

(beli di toko obat ternak atau poultry) dan sediaan obat alami dapat

digunakan pada usaha budidaya domba;

6. Dalam pemberian pakan domba yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan

zat-zat makanan berupa protein, energi, serat kasar dan vitamin;


2.2 Definisi Konsumsi

Menurut Tillman et al. (1999), konsumsi adalah jumlah pakan yang

dimakan oleh ternak yang akan digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup

pokok dan produksi. Aktifitas konsumsi meliputi proses mencari pakan, mengenal

dan mendekati pakan, proses bekerjanya indera ternak terhadap pakan, proses

memilih pakan dan proses menghentikan makan.

Parakkasi (1999) menegaskan bahwa tingkat konsumsi (Voluntary Feed

Intake) adalah jumah pakan yang dikonsumsi oleh ternak. Konsumsi pakan

merupakan factor esensial untuk mengetahui kebutuhatn pokok dan produksi.

Tingkat konsumsi dapat menggambarkan palatabiltas. Tomaszeska et al. (1993)

menyatakan bahwa jumlah konsumsi pakan merupakan factor penentu yang paling

penting dalam menentukan jumlah zat-zat makanan yang didapat oleh ternak.

Domba sebagai ternak hidup lainnya membutuhkan makanan setiap

harinya. Makan tersebut digunakan untuk:

- Kebutuhan harian agar dapat hidup

- Untuk produksi (agar dapat menjadi besar dan gemuk dan

mengahsilkan air susu yang banyak).

- Kebutuhan untuk berproduksi (kawin, bunting beranak dan menyusui)

2.3 Palatabilitas

Konsumsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal

dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam ternak itu sendiri, seperti

nafsu makan, kesehatan dan kondisi ternak. Sedangkan faktor eksternal berasal

dari pakan dan lingkungan sekitar dimana ternak tersebut hidup. Konsumsi pakan

dipengaruhi oleh palatabilitas. Palatabilitas pakan tergantung pada bau, rasa,


tekstur, dan temperature pakan yang diberikan (Pond et al., 1995). Siregar (1984)

menambahakan bahwa jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas dan lingkungan

seperti suhu lingkungan dan kelembaban udara juga mempengaruhi tingkat

konsumsi. Suhu udara yang tinggi menyebabkan kurangnya konsumsi pakan

karena konsumsi air minum yang tinggi mengakibatkan penurunan konsumsi

energi.

Palatabilitas merupakan hasil keseluruhan faktor-faktor yang menentukan

sampai tingkat mana suatu makanan menarik bagi hewan. Menurut MCILROY

(1976) palatabilitas sebagai penghubung antara hijauan pakan dengan hewan yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu hewan itu sendiri memilih makanan, fase

pertumbuhan, kondisi hijauan dan tatalaksana.

2.4 Bahan Pakan

Bahan pakan adalah segala sesuatu yang diberikan pada ternak (baik

berupa organik maupun anorganik) yang sebgaian atau seluruhnya dapat dicerna

tanpa mengganggu kesehatan ternak. Secara umum pakan dikenal berdasarkan

asalnya (nabati atau hewani), berdasarkan sifatnya (hijauan dan konsentrat) dan

berdasarkan sumber gizinya (sumber protein, mineral dan energi). Namun secara

internasional bahan pakan dibegi dalam 8 kelas antara lain; 1) pakan kasar/serat

kasar; 2) hijauan; 3) silase; 4) sumber energi; 5) sumber protein; 6) sumber

minerl; 7) sumber vitamin; 8) bahan additive.

2.4.1 Dedak

Dedak padi diperoleh dari penggilingan padi menjadi beras. Banyaknya

dedak yang dihasilkan tergantung pada cara pengolahan. Sebanyak 4% dedak


kasar dan 2.5% dedak halus dapat dihasilkan dari berat gabah kering. Dedak padi

cukup disenangi ternak namun harus dibatasi. Pembatasan pemberian dedak padi

dilakukan karena pemakaian dedak padi dalam jumlah besar dapat menyebabkan

susahnya pengosongan bowel karena adanya sifat pencahar pada dedak.

Pemakaian dedak padi dalam jumlah besar dalam campuran ransum dapat

memungkinkan ransum tersebut mudah mengalami ketengikan selama

penyimpanan.

Dedak padi tidak mempunyai anti nutrisi, tetapi penggunaannya perlu

dibatasi. Ada beberapa alasan tentang pembatasan penggunaan dedak padi dalam

pakan domba. Pertama karena dedak padi mempunyai sifat pencahar yang bila

dipergunakan berlebih akan menyebabkan gangguan pencernaan. Kedua karena

dedak mempunyai kadar lemak relatif tinggi apabila dipergunakan tinggi dalam

ransum akan membuat ransum tidak tahan untuk disimpan. Dedak padi

mempunyai sifat pencahar yang dapat menyebabkan susahnya penggosongan

perut.

Dedak padi umumnya tidak tahan disimpan dan cepat menjadi tengik. Hal

ini disebabkan oleh tingginya kandungan lemak. Ketengikan ini dapat diakibatkan

oleh enzim lipase yang dihasilkan oleh bahan itu senditri maupun oleh

mikroorganisme (jamur). Selain itu reaksi dedak dengan oksigen juga dapat

mengakibatkan ketengikan. Ketengikan akan mengakibatkan kehilangan vitamin-

vitamin yang larut dalam lemak khususnya vitamin A. Melalui pengeringan dan

pemanasan pada penggilingan dapat memperpanjang waktu daya simpan.

Pemanasan dan pengeringan serta pelarutan lemak dedak padi merupakan

pengolahan yang sering dilakukan untuk memperpanjang daya tahan dedak padi

selama penyimpanan. 
Manfaat dedak padi untuk ternak domba yaitu sebagai sumber energi

dengan kandungan dedak padi yang berkualitas baik mempunyai protein rata-rata

dalam bahan kering adalah 12.4%, lemak 13.6%, dan serat kasar 11.6%. Dedak

padi menyediakan protein yang lebih berkualitas dibandingkan dengan jagung.

Dedak padi kaya akan thiamin dan sangat tinggi dalam niacin. 

Kandungan gizi yang baik membuat dedak menjadi bahan pangan

fungsional yang penting, yang mengurangi resiko terjangkitnya penyakit dan

meningkatkan status kesehatan tubuh. Dedak juga merupakan bahan bersifat hipo

alergenik dan sumber serat makanan (dietary fiber) yang baik untuk ternak

domba.

2.4.2 Konsentrat

Konsentrat : berupa campuran bahan pakan. Sumber tenaga : dedak,

bekatul, tetes, onggok, kelapa pohon, gaplek, dan lain sebagainya. Sumber protein

: bungkil kelapa, kleci, bungkil kacang tanah, bungkil kedelai, bungkil biji kapuk,

dan lain sebagainya. Konsentrat yang baik adalah dalam bentuk kering, dan

apalagi digenggam dan kemudian dilepaskan, tidak menggumpal. Penggunaan

pakan (missal : ampas tahu, ampas ketela) dalam keadaan basah dapat dilakukan,

namun harus segera dimakan habis, sehingga tidak terjadi pembusukan yang dapat

mengganggu kesehatan ternak.

Konsentrat merupakan makanan ternak penguat yang kaya karbohidrat dan

protein seperti jagung, bekatul dan bungkil-bungkilan. Pakan konsentrat bisa

dibeli dalam bentuk jadi maupun dapat dibeli dalam bentuk bahan makanan

misalnya dedak, bekatul, jagung dll. Konsentrat digunakan terutama pada saat

pertumbuhan, pada masa kebuntingan maupun saat menyusui bagi induknya.


Konsentrat untuk ternak domba memiliki kandungan serat kurang dari 18% dan

mudah dicerna. Para peternak memberikan pakan hijauan bersama dengan pakan

konsentrat supaya semua zat-zat makan yang diperlukan untuk pertumbuhan

produksi dan reproduksi dapat terpenuhi.

Konsentrat juga mengandung serat kasar rendah tetapi kandungan zat-zat

makanan yang dapat dicerna sebagai sumber utama zat makanan seperti

karbohidrat, lemak dan protein tinggi. Apabila konsentrat untuk domba sulit

didapatkan, maka dapat diganti dengan konsentrat untuk sapi.

2.4.3 Leguminosa

Leguminosa adalah sekelompok tanaman pakan pentingdisamping rumput

terutama untuk meningkatkan nilai gizi pastura dan pakan ternak. Salah satu cara

untukmeningkatkan produktivitas padang rumput alam dan perbaikan pakan

ternak yang berkualitas, salah satunya adalah melalui introduksi tanaman legume.

jenis Leguminosa :

1. Gamal ( Gliricidia maculate )

Gamal berasal dari Amerika Tengah dan Brazilia yang beriklim

kering. Ditemukan mulai dari permukaan laut hingga ketinggian 1200

meter. Gamal mengandung nilai gizi yang tinggi. Protein kasar berada

diantara 18-30% dan nilai ketercernaan 50-65%.

2. Kaliandra (Calliandra calothrysus)

Manfaat kaliandra pada makanan ternak adalah sebagai bank protein.

Penanaman kaliandra pada tanah-tanah yang kurang produktif dapat

menekan pertumbuhan gulma. Selain itu tanaman ini dapat digunakan

sebagai tanaman penahan erosi dan penyubur tanah. Daun kaliandra


mudah dikeringkan dan dapat dibuat sebagai tepung makanan ternak

domba.

3. Lamtoro Gung (Leucaena leucocephala)

Lamtoro dapat digunakan sebagai tanaman makanan ternak, tanaman

pelindung, mempertahankan kesuburan tanah dan mencegah

erosi.Jarak tanam:180-240 cm.pemotongan pertama dapat dilakukan

pada waktu tanam berumur 6 – 9 bulan kemudian pemotongan dapat

diulangi 4 bulan sekali.

4. Turi

Sifat khusus dari tanaman turi adalah pertumbuhannya yang begitu

cepat, tinggi tanaman bisa mencapai 10 meter, dan bunga berbentuk

seperti kupu-kupu berwarna merah muda atau putih. Turi dapat

beradaptasi pada tanah asam yang tidak subur, kadang-kadang juga

tumuh subur pada tanah yang tergenang air. Daun turi merupakan

hijauan makanan ternak yang potensial.

2.4.4 Hijauan

Pakan hijauan biasanya mengandung serat kasar di atas 18 %,

sedangkan konsentrat mengandung serat kasar kurang dari 18 % (Crampton dan

Harris, 1969). Jumlah pakan hijauan segar yang diberikan pada domba dewasa,

rata-rata adalah 10% dari berat badan atau sekitar 4-5 kg/ekor/hari. Pakan ini

diberikan 2-3 kali sehari (pada pagi dan sore hari). Pakan konsentrat diberikan

sebelum pakan hijauan. Hal tersebut dilakukan agar semua zat makanan yang

diperlukan untuk pertumbuhan, produksi, dan reproduksi dapat terpenuhi. Rumput

gajah memiliki nilai gizi yang tinggi bagi ternak domba dan sapi atau ternak
lainnya. Bagian yang bisa dimakan adalah daun dan batangnya. Pakan hijauan

merupakan makanan utama bagi domba yang tidak hanya berfungsi sebagai

pengisi perut tetapi juga sebagai sumber protein, vitamin dan mineral selain itu

domba juga menyukainya itu terlihat dari jumlah hijauan menjadi pakan yang

paling banyak di makan oleh ternak pada saat praktikum kemarin. Selain rumput

gajah ada beberapa hijauan lain yang di sukai dan dapat dijadikan sebagai bahan

pakan untuk domba diantaranya :

 Rumput Raja atau King Grass, mempunyai karakteristik tumbuh tegak

berumpun-rumpun, ketinggian dapat mencapai kurang lebih 4 m, batang

tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang pada

daun helaian dekat liguna. Permukaan daun luas dan tidak berbunga

kecuali jika di tanam di daerah yang dingin. Rumput raja dapat di tanam di

daeah yang subur di dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan curah

hujan tahunan lebih dari 1.000 mm.

 Rumput Setaria, sering juga disebut sebagai rumput setaria Lampung.

Rumput setaria tumbuh tegak, berumpun lebat, tinggi dapat mencapai 2 m,

berdaun halus dan lebar berwarna hijau gelap, berbatang lunak dengan

warna merah keungu-unguan, pangkal batang pipih, dan pelepah daun

pada pangkal batang tersusun seperti kipas.


III

ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Baskom 2 buah

- Timbangan

- Stopwatch

- Buku catatan dan alat tulis

3.1.2 Bahan

- Dedak 200 gram

- Konsentrat 200 gram

- Legum jenis Kaliandra 250 gram

- Hijauan jenis rumput gajah 250 gram

3.2 Prosedur Kerja

1. Timbang dedak 200 gram, konsenrat 200 gram, kaliandra 250 gram, dan

rumput gajah 250 gram.

2. Letakkan bahan pakan dalam masing-masing baskom.

3. Berikan pada seekor domba, mula-mula berikan baskom yang berisi bahan

pakan tersebut untuk diciumi oleh domba.

4. Nyalakan stopwatch, mulai penghitungan hitungan hingga 5 menit.

5. Amati pakan yang pertama di makan domba.

6. Catat waktunya hingga domba berpindah pada pakan yang lain.

7. Hentikan stopwatch pada menit ke tiga.


8. Rubahlah susunan pakan, kemudian amati pakan mana yang menjadi

kesukaan domba.

9. Catat waktunya hingga menit ke lima.


IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Pengamatan I

 Susunan pakan yang diberikan:

- Konsentrat

- Indigofera

- Daun singkong

 Tabel waku pada 5 menit pertama

Waktu
Urutan Konsumsi
Mulai Berhenti

Konsentrat 00:40:00 01:00:00

Legum (Indigofera) 01:00:00 00:40:00

Daun singkong 00:51:08 00:01:00

 Keterangan: Domba lebih banyak mengkonsumsi konsentrat

4.1.1 Pengamatan II

 Susunan pakan yang diberikan:

- Daun singkong

- Konsentrat

- Indigofera

 Tabel waku pada 5 menit kedua

Waktu
Jenis Pakan
Mulai Berhenti
Konsentrat 00:35:00 01:48:00

Legum (indigofera) 01:48:00 00.03.30

Daun singkong 01:00:00 02.54.00

 Keterangan: Domba tidak mengkonsumsi konsentrat tapi palabitas nya

lebih ke daun singkong

 Sisa Pakan:

Berat Awal:

- Konsentrat 200 gram

- Hijauan 250 gram

- Legum 250 gram

Berat Akhir

- Konsentrat 75 gram

- Daun singkong 200 gram

- Legum 200 gram

4.2 Pembahasan

Pada praktikum dari empat jenis makanan yang diberikan pada domba

yaitu hijauan, leguminosa dan konsentrat terlihat domba memakan semua jenis

bahan pakan yaitu hijauan, leguminosa dan konsetrat, hal ini membuktikan bahwa

palatabilitas yang tinggi berada pada konsentrat untuk ternak domba. Domba pada

umumnya di kandang sering di berikan konsentrat, jadi palatabilitas yang ada

pada domba yaitu pada konsentrat

Ada baiknya sewaktu pemberian makanan kepada ternak di berikan secara

campur. Hal ini bertujuan agar kandungan yang berada di dalam masing-masing

tanaman dapat saling melengkapi, sehingga domba akan merasa tercukupi


kandungan gizi maupun proteinnya. Selain itu juga akan meminimalkan kambing

merasa bosan makan apabila di sajikan dalam satu jenis tanaman saja secara

berulang-ulang.

Domba akan memilih daun yang dia paling sukai terlebih dahulu, setelah

daunan yang disukainya habis, maka domba baru akan menyantap rumputan jenis

yang lain.

Dugaan domba ridak megkonsumsi dedak atau konsentrat:

- Kualitas dedak atau konsentrat rendah.

- Domba tidak menyukai dedak atau konsentrat karena biasa

diberikan sebagai pakan tambahan, sedangkan rumput dan legum

menjadi pakan utama.

 Palatabilitas Ransum

Palatabilitas merupakan sifat performansi bahan bahan pakan sebagai

akibat dari keadaan fisik dan kimiawi yang dimiliki oleh bahan-bahan pakan yang

dicerminkan oleh organoleptiknya seperti:

- Penampakan,

- Bau, rasa (hambar,asin, manis, pahit),

- tekstur dan temperaturnya.

Ternak ruminansia lebih menyukai pakan bentuk butiran (hijauan yang

dibuat pellet atau dipotong) daripada hijauan yang diberikan seutuhnya. Oleh

karena itu, rumput yang diberikan sebaiknya dipotong-potong menjadi partikel

yang lebih kecil dengan ukuran 3-5 cm. Hewan akan merumput terus menerus

pada hijauan yang disukai pada suatu padang penggembalaan walaupun jumlah

hijauan tersebut kurang. Penciuman dapat menyebabkan ternak ruminansia untuk

menolak suatu pakan sebelum mengkonsumsinya. Pastora yang berbau feses tidak
akan disukai oleh ternak untuk merumput. Ruminan besar (sapi dan kerbau)

menggunkan jenis/bagian hijauan yang relatif lebih kasar. Kambing lebih

menyukai merambam (browsing) daun-daunan yang biasanya tidak disukai

domba.
V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Domba lebih menyukai konsentrat di banding leguminosa dan hijauan, hal

ini di sebabkan karna domba sering di berikan konsentrat terus menerus

2. Domba kurang menyukai hijauan daun singkong karna palatabilitas yang

ada pada domba yaitu konsentrat

3. Dugaan domba tidak menyukai bahan pakan leguminosa dan hijauan karna

pada saat melaksanakan praktikum, domba sudah di berikan pakan terlebih

dahulu

5.2 Saran

1. Pada saat praktikum, domba sudah di berikan pakan terlebih dahulu, jadi

pada saat pemberian pakan domba tidak mau memakan nya.


DAFTAR PUSTAKA

Anggorodi, R. 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Jakarta: PT Gramedia.

(Dikutip Jumat, 7 April 2017 pukul 12.20 WIB)

http://chalikchadit.blogspot.com/2009/12/nafsu-makan-dan-palatabilitas-

ternak.html (Dikutip Jumat, 7 April 2017 pukul 12.35 WIB)

http://cijayantifarm.wordpress.com/2011/09/21/pakan-tambahan-konsentrat-

untuk-kambing-dan-domba/ (Dikutip Jumat, 7 April 2017 pukul 12.17 WIB)

http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/pakan-untuk-domba (Dikutip Minggu, 9

April 2017 pukul 13.22 WIB)

http://darsonoww.blogspot.com/2011/01/mengenal-dedak-sebagai-bahan-baku-

pakan.html (Dikutip Jumat, 7 April 2017 pukul 12.19 WIB)

http://duniasapi.com/id/edufarming/964-dedak-padi-pakan-sapi.html

(Dikutip Minggu, 9 April 2017 pukul 12.22 WIB)

http://jauzanoey.wordpress.com/2011/01/17/konsumsi-pakan-domba/ (Dikutip

Minggu, 9 April 2017 pukul 13.08 WIB)

http://my.opera.com/dadoz/blog/2010/10/13/tata-laksana-pemberian-pakan-

domba-untuk-hewan-qurban (Dikutip Minggu, 9 April 2017 pukul 13.00

WIB)

http://student-

research.umm.ac.id/index.php/deptofanimalhusbandry/article/view/2939

(Dikutip Minggu, 9 April 2017 pukul 12.58 WIB)

Manajemen Pakan.pdf (Dikutip Minggu, 9 April 2017 pukul 13.37 WIB)

pro07-121.pdf (Dikutip Minggu, 9 April 2017 pukul 12.44 WIB)


Sunarso, S. 1980. Pengaruh Tingkat Pemberian Bekatul dalam Ransum terhadap

Berat Karkas Domba Lokal Jantan. Bogor: P3T Ciawi-Bogor. (Dikutip

Minggu, 9 April 2017 pukul 12.21 WIB)

Anda mungkin juga menyukai