Anda di halaman 1dari 10

Stirrings of the

Russian Spring
Copyright c 2013 by Author Name.

All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, distributed


or transmitted in any form or by any means, including photocopying, recording,
or other electronic or mechanical methods, without the prior written permission
of the publisher, except in the case of brief quotations embodied in
critical reviews and certain other noncommercial uses permitted by copyright
law. For permission requests, write to the publisher, addressed “Attention: Permissions
Coordinator,” at the address below.

Author/Publishing Company Name


Street Address
City, State/Province Postal-Code
www.website-url.com

Book Layout c2013 BookDesignTemplates.com

Ordering Information:
Quantity sales. Special discounts are available on quantity purchases by corporations,
associations, and others. For details, contact the “Special Sales Department”
at the address above.

Book Title/ Author Name. —1st ed.


ISBN 978-0-0000000-0-0
iii
Stirrings of the
Russian Spring
THE END OF THE PROLETARIAT RISING

Peter D. Popsicle

Publishing House Name


CITY, STATE
Persembahan untuk

Malam yang terang


Daftar Isi

Dreams Have a Meaning..................................................................1

The Three Tendencies.......................................................................2

Elements of the Dream.....................................................................6

The Surprising and Enduring Role of Ordinary Spinach.............9

The Conclusion................................................................................11

Numbered List.................................................................................15

Bullet Points.....................................................................................15

Table..................................................................................................15

Bibliography.....................................................................................17

Index.................................................................................................19
Kau lemah, karena kebencianmu kurang
- Masashi kishimoto
Nama Penulis

CHAPTER ONE

Dreams Have a Meaning

S
ebelum istriku menjadi vegetarian, aku selalu menganggapnya sangat biasa dalam segala hal. Jujur, per-
tama kali aku bertemu dengannya aku bahkan tidak tertarik padanya. Tinggi menengah; potongan ram-
butnya tidak panjang tidak juga pendek; kulitnya seperti orang yang punya penyakit kuning; tulang pipi
agak menonjol; sikap malu-malunya, juga betapa pucatnya dia sudah cukup mengatakan semua yang perlu
kutahu. Saat ia datang ke meja tempatku menunggu, aku tidak bisa apa-apa selain melihat sepatunya—sepatu
hitam sederhana yang sangat biasa. Serta cara berjalannya—tidak cepat juga tidak lambat, tidak dengan lang-
kah panjang juga tidak pendek yang tergesa.

Namun, meski tidak ada keistimewaan menarik apapun, juga karena tidak ada kekurangan tertentu
yang berarti, oleh sebab ini tidak ada alasan untuk kami berdua untuk tidak menikah. Kepribadian pasif
wanita yang bisa kudeteksi ini bukan karena kekurangajaran bukan juga untuk menampilkan pesona tertentu,
atau apapun yang menawan, begitu cocok denganku. Tidak perlu susah-susah menampilkan kecerdasan in-
telektual untuk memenangkan hatinya, atau khawatir bahwa ia bakal membandingkanku dengan para lelaki
cemerlang yang berpose di majalah mode, dan dia tidak peduli jika aku kebetulan terlambat saat kami janjian
bertemu. Perut buncit yang mulai muncul di pertengahan usia dua puluhan, kaki dan lengan kerempeng yang
menolak untuk membesar sehebat apapun aku berupaya, serta rasa rendah diri akan ukuran penisku—aku
bisa yakin bahwa aku tak harus terlalu khawatir tentang hal-hal tersebut jika aku bersamanya.

Aku cenderung selalu memilih jalan tengah dalam hidup. Saat sekolah aku memilih untuk main per-
intah di sekitar mereka yang dua atau tiga angkatan di bawahku, dan dengan siapa aku bisa bertindak sebagai
pemimpinnya, ketimbang mengambil kesempatanku dengan orang-orang seusiaku sendiri, dan kemudian
aku memilih jurusan kuliah berdasarkan peluang paling besar aku bisa memperoleh beasiswa untuk kebutu-
hanku. Pada akhirnya, aku mendapat pekerjaan di mana aku diberi gaji bulanan yang layak sebagai imbalan
atas tugas-tugas yang kuselesaikan secara disiplin, bekerja di sebuah perusahaan yang ukurannya menengah
berarti mereka akan menghargai kemampuan biasa-biasaku.

Dan sangat alamiah jika aku akan menikah dengan wanita paling biasa di dunia. Adapun wanita yang
cantik, cerdas, memikat secara sensual, anak dari keluarga kaya—mereka hanya akan hadir untuk meng-
ganggu ketentraman eksistensiku. Sesuai dengan ekpektasiku, dia benar-benar istri biasa yang berlaku tanpa

9
Judul buku

perlu hal-hal tidak menyenangkan. Setiap pagi dia bangun pukul enam pagi untuk mempersiapkan nasi dan
sup, biasanya ditambah ikan. Sejak masih remaja ia memberikan kontribusi untuk pendapatan keluarganya
melalui berbagai pekerjaan paruh waktu. Dia mendapat pekerjaan sebagai asisten instruktur di kursus kom-
puter grafis yang dia ikuti selama satu tahun, serta dikontrak oleh penerbit manhwa untuk bekerja menulisi
percakapan pada balon bicara, yang bisa dia kerjakan dari rumah.

Dia seorang wanita yang irit bicara. Sangat jarang baginya untuk menuntut apa-apa dariku, dan setelat
apapun aku pulang dia tidak pernah meributkannya. Bahkan ketika ada hari libur kami yang terjadi berte-
patan, dia tidak akan menyarankan agar kami pergi berlibur ke suatu tempat bersama-sama. Sementara aku
malas-malasan saat siang hari, dengan remote TV di tangan, dia akan mengurung diri di kamarnya. Kemung-
kinan besar dia akan menghabiskan waktu dengan membaca, satu-satunya hobi yang ia punya. Untuk beber-
apa alasan, membaca adalah sesuatu yang bisa benar-benar membenamkan dirinya—membaca buku-buku
yang tampak begitu membosankan yang bahkan aku tidak bakal tahan hanya dari melihat sampulnya saja.
Hanya pada waktu makan dia akan membuka pintu dan diam-diam muncul untuk menyiapkan makanan.
Yang pasti, dengan istri semacam itu, dengan gaya hidup semacam itu, bukan berarti bahwa aku tidak mung-
kin bisa mendapat hari yang begitu bergairah. Di sisi lain, jika aku punya istri yang ponselnya terus berder-
ing sepanjang hari karena panggilan dari teman atau rekan kerjanya, atau istri yang suka mengomel bahkan
cekcok hingga berteriak dengan suaminya, aku akan bersyukur ketika istri semacam itu capek sendiri.

Satu-satunya yang membuatku segan pada istriku adalah bahwa dia tidak suka pakai bra. Ketika aku
masih muda yang baru saja keluar dari masa remaja, saat istriku dan aku kencan, aku kebetulan meletakkan
tanganku di punggungnya dan mendapati bahwa aku tidak bisa merasakan tali bra di balik sweaternya, dan
ketika aku menyadarinya aku menjadi cukup terangsang. Dalam rangka untuk menilai apakah dia mungkin
bakal mencoba untuk mengatakan sesuatu, aku menunggu satu dua menit memandangnya dengan tatapan
berbeda, mempelajari sikapnya. Hasil dari pengamatanku adalah bahwa pada kenyataannya dia tidak men-
coba untuk mengirim isyarat apa pun. Jadi jika bukan karena bentuk kemalasan, apakah itu hanya kurangnya
perhatian belaka? Aku tidak bisa mendapat kepastian. Yang pasti, itu bukan karena dia punya payudara indah
yang mungkin “enak dilihat tanpa bra.” Aku lebih suka agar dia pergi keluar mengenakan bra yang tebal serta
empuk, sehingga aku bisa menyelamatkan muka di depan kenalanku.

10

Anda mungkin juga menyukai