Anda di halaman 1dari 9

A.

Peran Penting Keterampilan Komunikasi dalam Kesuksesan Karir Individu dan


Organisasi
Komunikasi merupakan suatu keterkaitan antara individu-individu dengan
organisasi. Kemampuan individu untuk memahami apa yang sedang terjadi sangat
tergantung pada kepekaan individu itu sendiri sebagai komunikator. Bila individu tahu
dinamika komunikasi, individu akan dapat membaca secara akurat apa yang sedang
terjadi dalam suatu organisasi. Pada saat yang sama, individu dapat menyesuaikan pesan-
pesannya sendiri, dengan menggunakan jaringan komunikasi untuk mendapatkan
manfaat yang terbaik.
Disamping itu, keterampilan komunikasi, kemampuan membaca, menulis,
mendengar, dan berbicara, adalah sangat penting dan diutamakan oleh para manajer
suatu perusahaan. Keterampilan individu dalam berkomunikasi akan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan individu dalam dunia bisnis. Beberapa keterampilan khusus yang
diperlukan dalam komunikasi bisnis adalah:
1) Membaca
2) Mendengarkan
3) Membuat percakapannya menarik
4) Melakukan wawancara
5) Berdiskusi dengan kelompok-kelompok kecil
6) Berpidato dan presentasi
7) Menulis surat, memo, dan laporan
Cara terbaik untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi adalah melalui
latihan-latihan atau praktik-praktik. Contohnya dalam kehidupan, banyak dijumpai
orang-orang yang tidak begitu menjadi penulis atau pembicara yang ulung. Mereka
menjadi orator ulung, penulis jempolan karena mereka melakukan latihan dan praktik
secara teratur dan terus-menerus. Seseorang yang telah menulis sepuluh buah laporan
biasanya lebih baik daripada mereka yang hanya menulis dua buah laporan. Dengan
belajar dari pengalaman, dan pelajaran yang paling penting dari pengalaman individu
tersebut adalah belajar dari kesalahan dan kegagalan yang pernah individu tersebut
lakukan atau dilakukan orang lain.
B. Pengertian Komunikasi Bisnis
Istilah komunikasi sesungguhnya berpangkal pada perkataan latin Communis
yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau

1
lebih. Komunikasi juga memiliki akar kata berbahasa latin Communico yang artinya
membagi (Stuart dalam Cangara , 2004:18).
Ilmu komunikasi merupakan suatu upaya yang sistematis untuk merumuskan
prinsip-prinsip secara tegas, dan atas dasar prinsip-prinsip tersebut disampaikan
informasi serta dibentuk pendapat dan sikap (Hovland dalam Cangara, 2004:17).
Kelompok sarjana komunikasi yang memfokuskan diri pada studi komunikasi
antarmanusia menyatakan bahwa “Komunikasi adalah suatu pertukaran, proses simbolik
yang menghendaki orang-orang agar mengatur lingkungannya (1) dengan membangun
hubungan antarsesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan
sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku
itu” (Book dalam Cangara, 2004:18).
Everett M. Rogers, seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika, membuat definisi
“Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau
melakukan pertukaran informasi terhadap satu sama lain, yang pada gilirannya akan tiba
kepada saling pengertian” (Rogers dan Kincaid dalam Cangara, 2004:19).
Ada pula yang mendefinisikan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide
dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka. Dalam makna yang sederhana, komunikasi adalah proses bertukar
pengertian.
Dari uraian atas beberapa pendapat tersebut, komunikasi pada dasarnya dapat
dipandang dari berbagai dimensi. Jika dipandang sebagai proses, komunikasi merupakan
kegiatan pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara dinamis. Secara
simbolik, komunikasi menggunakan berbagai lambing atau symbol yang dinyatakan
dalam bentuk nonverbal (isyarat, gerak, dan ekspresi) maupun verbal (bahasa lisan dan
tertulis). Sementara sebagai sistem, komunikasi terdiri atas unsur-unsur yang saling
bergantung dan merupakan satu kesatuan yang integratif.
Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan pihak lain
terangsang untuk berpikir atau melakukan sesuatu. Jadi, komunikasi dengan komunikasi
yang efektif bukanlah hal yang sama. Kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif
akan menambah keberhasilan individu maupun organisasi.
C. Bentuk Dasar Komunikasi
1. Komunikasi Nonverbal
Bentuk yang paling dasar dari komunikasi adalah komunikasi nonverbal.
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap,
2
dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-
kata (Bovee dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonverbal sering juga disebut bahasa
isyarat atau bahasa diam (silent language).
Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal
adalah:
a) Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
b) Menunjukkan perasaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata
(substitution)
c) Menunjukkan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
d) Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum
sempurna
Dari berbagai studi yang pernah dilakukan, komunikasi non verbal dapat
dikelompokkan dalam beberapa bentuk, yakni:
a) Kinesics
Ialah komunikasi non verbal yang ditunjukkan dengan gerakan tubuh. Gerakan
tubuh dibagi dalam lima kelompok, yaitu:
1. Emblems, yaitu isyarat yang memiliki arti langsung pada simbol yang dibuat
oleh gerakan badan.
2. Illustrators, yaitu gerakan badan untuk menjelaskan sesuatu.
3. Affect display, yaitu isyarat yang terjadi karena dorongan emosional.
4. Regulators, yaitu gerakan tubuh yang terjadi di daerah kepala.
5. Adaptory, yaitu gerakan badan yang dilakukan sebagai tanda kejengkelan.
b) Gerakan Mata (eye gaze)
Gerakan mata dapat mencerminkan isi hati seseorang.
c) Sentuhan (touching)
Ialah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan.
d) Paralanguage
Ialah isyarat yang ditimbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga penerima
dapat memahami sesuatu di balik apa yang diucapkannya.
e) Diam
Diam juga merupakan suatu komunikasi nonverbal yang memiliki arti. Sikap
diam sangat sulit diterka dan dapat menimbulkan keraguan. 
f) Postur Tubuh

3
Manusia lahir dengan berbagai bentuk tubuh. Masing-masing bentuk tubuh
dapat menggambarkan karakter orang yang bersangkutan.
g) Warna
Warna dapat memberi arti terhadap suatu objek.
h) Bunyi
Jika paralanguage dimaksudkan sebagai tekanan suara dari mulut, maka bunyi yang
dimaksudkan di sini adalah suara yang dikeluarkan dari berbagai benda.
i) Bau
Bau juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. Bau bisa dipergunakan untuk
melambangkan status.
2. Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan suatu bentuk komunikasi di mana pesan disampaikan
secara lisan atau tertulis menggunakan suatu bahasa. Bahasa didefinisikan sebagai
seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang
mengandung arti. Komunikasi verbal tidak hanya menyangkut komunikasi lisan atau oral
communication (berbicara dan mendengar), tetapi juga komunikasi tertulis atau written
communication (menulis dan membaca).
Berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi, bentuk komunikasi verbal
dibedakan menjadi dua, yaitu:
a) Berbicara dan menulis (speaking and writing)
Dalam menyampaikan pesan, berbicara pada umumnya lebih disukai daripada menulis
karena lebih nyaman dan praktis. Namun, tidak semua pesan bisa dengan tepat
disampaikan secara lisan. Pesan yang kompleks dan sangat penting umumnya
disampaikan menggunakan tulisan. Tulisan untuk tujuan bisnis bisa berupa surat dan
laporan.
b) Mendengar dan membaca (listening and reading)
Komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang terjadi dua arah. Namun, orang-
orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka memperoleh atau
mendapatkan informasi daripada menyampaikannya. Untuk itu, keterampilan
mendengar dan membaca sangat diperlukan.
D. Fungsi dan Bentuk Komunikasi Organisasi
Pencapaian tujuan suatu organisasi memerlukan proses komunikasi. Proses
komunikasi memungkinkan anggota organisasi bertukar informasi dengan menggunakan

4
suatu bahasa atau simbol-simbol yang biasa (umum) digunakan. Secara umum,
komunikasi mempunyai dua fungsi penting dalam organisasi:
1. Komunikasi memungkinkan orang-orang untuk saling bertukar informasi
2. Komunikasi membantu menghubungkan sekelompok anggota dalam organisasi yang
terpisah dari anggota lainnya.
Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi dengan berbagai pihak
dalam mencapai tujuannya, perlu diketahui bahwa pendekatan yang dipakai antara satu
organisasi dengan organisasi yang lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagi
perusahaan berskala kecil yang hanya memiliki beberapa karyawan, penyampaian
informasi dapat dilakukan secara langsung kepada karyawan tersebut. Lain halnya
dengan perusahaan besar yang memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian
informasi kepada mereka merupakan suatu pekerjaan yang cukup rumit.
Secara umum, bentuk komunikasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni:
1. Saluran Komunikasi Formal
Dalam struktur organisasi garis, fungsional, maupun matriks, akan tampak
berbagai macam posisi atau kedudukan masing-masing sesuai dengan batas tanggung
jawab dan wewenangnya. Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi
dari manajer kepada bawahan ataupun dari manajer ke karyawan, bentuk
transformasi informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas ke bawah,
komunikasi dari bawah ke atas, komunikasi horizontal, dan komunikasi diagonal.
2. Saluran Komunikasi Informal
Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada dalam suatu
organisasi, tanpa memedulikan jenjang hierarki, pangkat dan kedudukan/jabatan,
dapat berkomunikasi secara luas. Meskipun hal-hal yang mereka perbincangkan
biasanya bersifat umum, seperti mengobrol tentang humor yang baru didengar,
keluarga, anak-anak, dunia olahraga, musik, acara film, dan sinetron TV, kadang kala
mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan situasi kerja yang ada
dalam suatu organisasi.
E. Proses Komunikasi
Dengan melihat komunikasi sebagai proses, pengirim dapat mengidentifikasikan dan
mengembangkan kemampuan yang dibutuhkannya agar lebih berhasil.
1. Pengirim mempunyai ide
Pengirim menyusun ide dan ingin membagikan ide tersebut.
2. Pengirim menyandikan ide menjadi pesan
5
Ketika pengirim memasukkan idenya ke dalam pesan (kata, gambar, atau kombinasi
keduanya) yang akan dipahami oleh audiens, hal itu berarti bahwa pengirim
menyandikan (encoding) ide.
3. Pengirim menghasilkan pesan melalui media penyebaran
Dengan pesan yang cocok mengekspresikan ide pengirim, pengirim sekarang
membutuhkan beberapa cara untuk menyampaikan pesan ke audiens yang diinginkan.
Media untuk menyebarkan pesan dapat dibagi menjadi bentuk lisan, tertulis, visual,
dan berbagai bentuk elektronik dari ketiga kategori tersebut.
4. Pengirim menyebarkan pesan melalui saluran tertentu
sejalan dengan teknologi yang terus memperbanyak jumlah pilihan media sehingga
sesuai dengan keinginan pengirim, teknologi terus menyediakan saluran komunikasi
yang dapat pengirim gunakan untuk menyebarkan pesannya. Media sebagai bentuk
pesan yang dipilih dan saluran sebagai system yang digunakan untuk menyalurkan
pesan. Saluran tersebut bisa apa saja mulai dari percakapan empat mata hingga
internet, orang lain, atau bahkan perusahaan lain. Mengupayakan pesan masuk ke
saluran dapat menjadi tantangan, karena pengirim sering harus menghadapi berbagai
macam penghambat lingkungan yang dapat menghalangi atau membelokkan pesan
pengirim.
5. Audiens menerima pesan
Jika semuanya berjalan dengan lancar, pesan pengirim dapat mengalir melalui saluran
dan tiba ke audiensi yang diinginkan. Akan tetapi, kedatangan ini tidak menjamin
pesan pengirim akan diperhatikan atau dipahami secara benar.
6. Audiens mengartikan pesan
Jika audiens pengirim benar-benar menerima pesan tersebut, ia kemudian perlu
menyarikan ide pengirim dari pesan tersebut, hal itu disebut mengartikan (decoding).
7. Audiens merespon pesan
Dengan membuat pesan dengan cara yang menunjukkan manfaat membalas pesan
tersebut, pengirim dapat meningkatkan kesempatan bahwa audiens akan merespon
sesuai yang pengirim inginkan.
8. Audiens mengirimkan umpan balik
Terlepas dari mengartikan atau tidak mengartikan pesan pengirim, anggota audiens
juga dapat memberikan umpan balik yang memungkinkan pengirim mengevaluasi
efektivitas upaya komunikasi pengirim.
F. Komunikasi yang Efektif dalam Pekerjaan
6
Komunikasi akan efektif apabila terjadi pemahaman yang sama dan merangsang
pihak lain untuk berfikir atau melakukan sesuatu. Kemampuan untuk berkomunikasi
secara efektif akan menambah keberhasilan individu maupun organisasi. Komunikasi
yang efektif akan membantu mengantisipasi masalah-masalah, membuat keputusaan yang
tepat, mengoordinasikan aliran kerja, mengawasi orang lain, dan mengembangkan
berbagai hubungan.
Sehubung dengan komunikasi yang efektif, komunikasi dibedakan menjadi dua, yakni
komunikasi individu dan komunikasi massa. Dalam komunikasi individu, suatu
komunikasi dikatakan efektif apabila komunikan (audience) mampu memahami pesan
sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim atau komunikator. Dalam komunikasi massa,
komunikasi dikatakan efektif apabila mampu menjangkau komunikan secara lebih luas.
Secara sederhana, komunikasi terdiri atas tiga unsur, yaitu komunikator, pesan, dan
komunikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif adalah :
1. Kredibilitas dan daya tarik komunikator
Kredibilitas komunikator menunjukkan bahwa pesan yang disampaikannya
dianggap benar dan dapat dipercaya. Kepercayaan yang tinggi terhadap komunikator
akan menyebabkan kesediaan komunikan untuk menerima pesan dan mengubah sikap
sesuai keinginan komunikator. Buruknya kredibilitas komunikator bisa menimbulkan
ketidakpercayaan sehingga komunikan tidak bersedia melakukan perubahan sikap,
padahal pesan yang disampaikan komunikator sesungguhnya benar. Selain muncul
melalui kepercayaan, kredibilias juga bisa muncul melalui keahlian dan status sosial.
Seorang komunikator yang memiliki daya tarik akan dikagumi, disenangi, dan
komunikannya bersedia melakukan upaya perubahan sikap. Contoh komunikator yang
memiliki daya tarik adalah seorang artis. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan
apabila banyak organisasi melibatkan artis agar komunikasi menjadi lebih efektif.
2. Kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan
Suatu pesan akan menimbulkan reaksi dan umpan balik apabila memenuhi
kondisi berikut ini:
a) Menarik perhatian
Agar menarik perhatian, pesan dirancang dengan format yang baik. Pilihan kata
yang tepat, serta waktu dan media penyampaian yang tepat.
b) Menggunakan lambang atau bahas yang dipahami komunikan.
c) Mampu memahami kebutuhan pribadi komunikan.
3. Kemampuan komunikan untuk menerima dan memhami pesan
7
Komunikasi akan berlangsung efektif apabila komunikan memiliki
kemampuan untuk memahami pesan. Sadar akan kebutuhan dan kepentingannya,
mampu mengambil keputusan sesuai kebutuhan dan kepentingannya, serta secara fisik
dan mental mampu menerima pesan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Sutrisna. 2007. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET (Penerbit Andi).
Bovee, L Courtland dan John V. Thill. 2008. Komunikasi Bisnis Edisi Kesembilan. Pearson
Prentice Hall.
Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis. Surakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai