NPM : 24012219091 Hari/Tanggal : Sabtu, 11 April 2020 JAWABAN 1. A. Hukum Perdata :Pada dasarnya hukum perdata adalah serangkaian hukum yang mengatur tentang hubungan antara individu satu dengan individu yang lain. Hukum perdata berisi aturan yang mengatur hubungan antar masyarakat yang menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan. Hukum perdata ditafsirkan secara autentik, artinya adalah hukum ini hanya dapat ditafsirkan dengan satu arti menurut kata yang terdapat dalam undang – undang. Hukum perdata dijatuhkan oleh pengadilan tanpa adanya gugatan ciri2 hukum perdata itu : Hukum Keluarga, Hukum Kekayaan, Hukum Waris, Hukum Perikatan dan Hukum Benda. Mengenai keadaan hukum perdata ini di Indonesia dapat kita katakan masih bersifat majemuk yaitu masih beraneka warna. Penyebab dari keanekaragaman ini ada 2 faktor yaitu : * Faktor Ethnis, disebabkan keanekaragaman hukum adat bangsa Indonesia karena Negara Indonesia ini terdiri dari beberapa suku bangsa. * Faktor Hostia Yuridis yang dapat kita lihat, yang pada pasal 163.I.S. yang membagi penduduk Indonesia dalam tiga golongan, yaitu : - Golongan Eropa dan yang dipersamakan. - Golongan Bumi Putera ( pribumi / Bangsa Indonesia asli ) dan yang dipersamakan. - Golongan Timur Asing ( Bangsa Cina, India, Arab ) namun pada kenyataannya dilapangan masih banyak warga masayarakat di Indonesia yang tidak tahu dan mengenali hukum perdata apa itu hukum perdata dan masih banyak sekali warga masyarakat yang mengacuhkan tentang hukum perdata hal itu disebabkan karena berbagai faktor diantaramnya karena di Indonesia itu Beraneka Ragam Budaya, Suku, Agama dll. B. Hukum Pidana : Hukum pidana adalah serangkaian kaidah hukum tertulis yang mengatur tentang perbuatan – perbuatan yang tidak boleh dilakukan atau dilarang, dengan adanya ancaman sanksi tertentu. Hukum pidana berisi tentang hak – hak dan kepentingan individu dalam masyarakat. Hukum pidana dapat ditafsirkan dengan berbagai macam penafsiran hukum perdata. Hukum pidana dijatuhkan setelah adanya gugatan. Dalam hukum pidana dikenal dengan 2 jenis perbuatan, yaitu : 1. Pelanggaran Pelanggaran adalah perbuatan yang hanya dilarang oleh peraturan perundang – undangan. Namun tidak memberikan efek yang tidak berpengaruh secara langsung kepada orang lain. Seperti tidak menggunakan sabuk pengaman saat mengendarai mobil dan tidak menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor, serta masih banyak lagi yang lainnya. 2, Kejahatan Kejahatan adalah perbuatan yang dilarang oleh peraturan perundang – undangan dan bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan pada masyarakat. Pelaku yang melakukan kejahatan akan mendapat hukuman atau sanksi berupa pemidanaan. Seperti pencurian, pemerkosaan, pembunuhan, dan lain sebagainya. Dan di Indonesia Hukum Pidana sudah banyak dikenalai olah warga masyarakat banyak teori klo menurut saya belum sesuai karena pada kenyataannya dilapangan peradilan Hukum Pidana masih banyak kekurangan contoh kecil perbedaan hukumuman antara Koruptor dan kejahatan Maling Ayam, seperti di bantuan hukum pun berbeda koruptor dikarenakan terdiri dari orang-orang berduit bisa mengambil ato menyewa pengacara sedangkan kalo orang di kelas bawah tidak sangggup menyewa pengacara sebagai bantuan hukum. Jadi kesimpulannya Hukum Pidana di Indonesia hanya berlaku /melihat bagi warga masyarakat dari kelaas menengah kebawah sedangkan warga masyarakat kelas atas hukum pidana buta. 2. Perbedaan Hukum Perdata dan Hukum Pidana :
Perbedaan Hukum Acara Perdata Hukum Acara Pidana
Hukum Acara Perdata mengatur Hukum Acara Pidana mengatur cara-cara mengadili perkara cara-cara mengadili perkara 1. Mengadili perdata di muka pengadilan pidana di muka pengadilan pidana perdata oleh Hakim perdata. oleh Hakim pidana. 2. Pelaksanaan Pada Acara Perdata inisiatif Pada Acara Pidana ini inisiatifnya datang dari pihak yang itu datang dari penuntut umum berkepentingan yang dirugikan. (Jaksa). dalam Acara Perdata, yang Dalam Acara Pidana, Jaksa menuntut si tergugat adalah pihak menjadi penuntut terhadap si yang dirugikan. Penggugat tetdakwa. Jaksa sebagai penuntut 3. Penuntutan berhadapan dengan tergugat. Jadi umum yang mewakili negara, tidak terdapat penuntut umum berhadapan dengan si terdakwa. atau Jaksa. Jadi disini terdapat seorang Jaksa. Dalam Acara Perdata sumpah Dalam Acara Pidana ada 5 alat merupakan alat pembuktian bukti (kecuali sumpah) yaitu : terdapat 5 alat bukti yaitu : a. keterangan saksi; a. tulisan, b. keterangan ahli; 4. Alat-alat Bukti b. saksi, c. surat; c. persangkaan, d. petunjuk; d. pengakuan dan e. keterangan terdakwa. e. sumpah. Dalam Acara Perdata, sebelum Dalam Acara Pidana, tidak dapat ada putusan Hakim, pihak-pihak ditarik kembali. Ketentuan Pasal yang bersangkutan boleh menarik 75 KUHP tidak bisa diterapkan kembali perkaranya. untuk kejahatan-kejahatan biasa, yang menyebabkan bila pengaduan dicabut tidak bisa 5. Penarikan menghentikan proses hukum yang Kembali Suatu sedang berjalan. Selain itu yang Perkara harus diperhatikan adalah batas waktu 3 bulan setelah pengaduan diajukan bila pengaduan ditarik setelah 3 bulan, maka pengaduan tersebut tidak dapat dicabut kembali. Dalam Acara Perdata, pihak- Dalam Acara Pidana, Jaksa pihak mempunyai kedudukan kedudukannya lebih tinggi dari 6. Kedudukan yang sama. Hakim bertindak terdakwa. Hakim juga turut aktif. Para Pihak hanya sebagai wasit, dan bersifat pasif. alam Acara Perdata, putusan Dalam Acara Pidana, putusan 7. Dasar Hakim itu cukup dengan Hakim harus mencari kebenaran Keputusan mendasarkan diri kepada material (menurut keyakinan, Hakim kebenaran formal saja (akta perasaan keadilan hakim sendiri). tertulis). Dalam Acara Perdata, tergugat Dalam Acara Pidana, terdakwa yang terbukti kesalahannya maka yang terbukti kesalahannya maka akan di hukum denda, atau di pidana mati, penjara, kurungan 8. Macamnya hukuman kurungan sebagai atau denda, mungkin ditambah Hukuman pengganti denda. dengan pidana tambahan seperti ; dicabut hal-hak tertentu dan lain- lain.