PENDAHULUAN
1
BAB II
ANALISIS TEMPAT KERJA
Keadaan tempat (medan) kerja di berbagai tambang memang sangat bervariasi, baik
keadaan fisik, prasarana (infrastructure) maupun sarana atau fasilitasnya. Oleh karena itu
untuk dapat membuat rencana kerja yang realistis, rapi dan teratur, maka keadaan lapangan
(tempat/medan) kerjanya harus dipelajari dan diamati dengan teliti. Komponen-komponen
tempat (medan) kerja yang perlu diperhatikan dan dicatat dalam rangka melakukan analisis
tempat kerja adalah :
ada ( Acc
2.1 Jalan dan Sarana Pengangkutan yang ada A cce
essibility
ssibility &
& Transportation )
Yang harus diamati dan dicatat di lapangan adalah berbagai alternatif cara
pengangkutan yang dapat diterapkan untuk mengangkut alat-alat mekanis dan logistik
( supply
supply) ke tempat kerja. Ada beberapa alternatif yaitu :
Tempat kerja dilalui atau dekat dengan jalan umum yang sudah ada.
Tempat kerja dilalui atau dekat jalur kereta api (KA) atau sungai besar.
Tempat kerja dekat dengan lapangan terbang atau pelabuhan.
Belum ada jalan umum ataupun jalur kereta api (KA) sehingga harus dibuat jalan
baru (pioneer road) ke jalan
jal an yang terdekat.
Tumbuh-tumbuhan (Vegetation)
2.2 Tumbuh-tumbuhan
Kondisi serta jenis tanaman atau pepohonan yang tumbuh di tempat kerja perlu
diteliti apakah terdiri dari hutan belukar, semak-semak, rawa-rawa, pohon-pohon besar
yang kuat akarnya, dan sebagainya. Jenis vegetasi di daerah kerja ini kemudian akan
menentukan alat-alat apa yang perlu dipakai, berapa jumlah, ukuran serta cara
membersihkannya. Selain itu perlu juga dihitung berapa lama waktu serta biaya yang
dikeluarkan untuk melakukan pekerjaan land clearing.
land clearing.
2.3 Jenis Material dan Perubahan Volume ( Kind of Material and its Change of
Volume)
Setiap jenis tanah atau batuan pada dasarnya memiliki sifat-sifat fisik dan
mineralogi yang berbeda-beda. Oleh karena itu jenis material yang terdapat di suatu daerah
harus dicatat dengan tepat dan teliti. Pada dasarnya pemindahan tanah merupakan suatu
pekerjaan untuk
u ntuk meratakan
meratak an suatu daerah, maka sebaiknya volume penggalian
peng galian sama dengan
2
volume penimbunan. Akan tetapi kebanyakan tanah atau batuan akan bertambah
volumenya kira-kira 30% apabila digali, dan akan berkurang kira-kira 10% apabila sudah
dipadatkan kembali pada tempat lain. Fakta tersebut perlu diperhatikan dalam pekerjaan
pemindahan tanah mekanis.
mekan is.
Karaktersistik dari suatu tanah sangat penting untuk diperhatikan tanah, seperti
kering atau basah, lengket atau tidak, keras atau lunak, dan sebagainya. Perbedaan
karakteristik suatu tanah akan memberikan perbedaan terhadap hasil kerja alat-alat yang
dipakai dan lamanya pekerjaan harus dilakukan. Tanah atau batuan yang keras akan lebih
sukar dikoyak (ripped ),
), digali (dug ) atau dikupas ( stripped
stripped ).
). Hal ini tentu akan
menurunkan produksi alat mekanis yang dipergunakan.
Nilai kekerasan tanah atau batuan biasanya diukur dengan menggunakan ripper
meter atau seismic test meter dimana satuannya adalah m/det, yaitu sesuai dengan satuan
untuk kecepatan gelombang seismik pada batuan. Tanah yang banyak mengandung humus
dan subur harus dipisahkan, sehingga di kemudian hari dapat dipakai untuk menutupi
tempat penimbunan agar daerah tersebut dapat segera ditanami dimana kegiatan ini dikenal
dengan istilah reklamasi.
Daya dukung material adalah kemampuan material untuk mendukung alat yang
terletak di atasnya. Apabila suatu alat berada di atas tanah atau batuan, maka alat tersebut
akan menyebabkan terjadinya daya tekan ground
(ground pressure
press ure), sedangkan tanah atau batuan
itu akan memberikan reaksi atau perlawanan yang disebut daya dukung material (bearing
capacity ). Bila daya tekan lebih besar daripada daya dukung materialnya, maka alat
tersebut akan terbenam. Nilai daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran
langsung di lapangan, Alat yang biasa digunakan untuk menentukan atau mengukur daya
dukung material disebut cone penetrometer .
Di Indonesia hanya dikenal dua musim, yaitu musim hujan dan musim kering.
Musim hujan seringkali menyebabkan pekerjaan terhambat dan hari kerja menjadi pendek.
Bila hujan sangat lebat maka tanah kebanyakan menjadi basah dan lengket, sehingga alat-
alat tidak dapat bekerja dengan baik (terhambat) dan perlu dibuatkan sistem penirisan
(drainage system) yang baik. Sebaliknya pada musim panas (kemarau) akan timbul banyak
3
debu. Selain itu, suhu panas atau dingin yang berlebihan juga akan mengurangi efisiensi
masin-mesin yang dipergunakan.
Keadaan jalan yang akan dilalui sangat mempengaruhi daya angkut alat-alat angkut
yang dipakai. Bila jalur jalan baik, kapasitas angkut dapat besar karena alat-alat angkut
dapat bergerak lebih cepat. Kemiringan dan jarak harus diukur dengan teliti, karena hal
tersebut akan menentukan waktu yang diperlukan untuk pengangkutan material tersebut
(cycle time). Kecerobohan dalam menentukan kemiringan, jarak dan kondisi jalan (lebar
dan kekuatannya) akan menurunkan jumlah material yang dapat diangkut dan menambah
ongkos pengangkutan.
Pekerja atau mesin tidak mungkin bekerja penuh selama 60 menit dalam satu jam,
karena hambatan-hambatan kecil akan selalu terjadi, misalnya : menunggu alat,
pemeliharaan dan pelumasan mesin-mesin service
(service & adjustment ),
), dll. Hambatan-
hambatan ini perlu dibedakan dari hambatan-hambatan karena kerusakan alat-alat atau
pengaruh iklim. Efisiensi kerja adalah perbandingan antara waktu produktif dengan waktu
kerja yang tersedia. Menurut pengalaman di lapangan, efisiensi kerja jarang-jarang dapat
mencapai lebih dari 83%.
4
2.10 Syarat-syarat Penimbunan ( F ill Specifications)
Timbunan mungkin perlu diratakan dan dipadatkan dengan alat-alat khusus dan
harus dilakukan pada kelembaban tertentu agar tidak mudah terjadi amblesan ( surface
subsidence) serta kemantapan lerengnya ( slope stability) terjamin. Mungkin juga timbunan
itu diminta harus rapih dan dapat segera ditanami serta diberi pagar di tempat-tempat
tertentu, atau harus memiliki kemiringan tertentu. Hal ini akan menambah waktu kerja,
peralatan dan ongkos, oleh karena itu harus pula diperhitungkan dengan teliti.
5
BAB III
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI ALAT
Tahanan gali adalah tahanan yang dialami oleh alat gali saat melakukan penggalian.
7
Gambar III.6 Contoh Performance Chart
14
Tabel III.6 Faktor Kecepatan
Jarak yang ditempuh, ft. Faktor Kecepatan
500 – 1.000 0,46 – 0,78
1.000 – 1.500 0,59 – 0,82
1.500 – 2.000 0,65 – 0,82
2.000 – 2.500 0,69 – 0,83
2.500 – 3.000 0,73 – 0,83
3.000 – 3.500 0,75 – 0,84
3.500 – 4.000 0,77 – 0,85
Yang dimaksud ketinggian disini adalah lokasi atau tempat bekerjanya alat
terhadap permukaan air laut. Ketinggian letak suatu daerah berpengaruh terhadap hasil
kerja mesin-mesin, karena pengaruh tekanan dan temperatur udara luar. Pada umumnya
semakin rendah tekanan udaranya, jumlah oksigen semakin sedikit. Berarti mesin-mesin
itu kurang sempurna bekerjanya. Dari pengalaman ternyata bahwa untuk mesin-mesin 4-
tak ( four cycle engines ), maka kemerosotan tenaga karena berkurangnya tekanan, rata-rata
adalah ± 3% dari HP di atas permukaan air-laut untuk setiap kenaikan tinggi 1000 ft
kecuali 1000 ft yang pertama. Untuk yang 2-tak, kemerosotan itu lebih kecil, yaitu sebesar
± 1% dari HP di permukaan air-laut untuk setiap kenaikan tinggi 1.000 ft yang pertama.
Akan tetapi semakin tinggi letak suatu tempat, maka temperature akan semakin
rendah, dan hal ini akan membantu mesin menaikkan hasil kerja mesin-mesin baker (mesin
diesel dan bensin). Untuk menghitung pengaruh temperature ini biasanya dihitung dengan
suatu rumus dimana sudah diperhitungkan pengaruh tekanannya pula, yaitu :
P s T o
Hc H o
Po T s
dimana :
Hc = HP yang harus dikoreksi dari pengaruh ketinggian, yaitu ketinggian 0 ft.
Ho = HP yang dicatat pada ketinggian tertentu.
Ps = Tekanan barometer baku (standard), 29,92 inch Hg (76 cm Hg)
Po = Tekanan barometer pada ketinggian tertentu, inch Hg
Ts = Temperatur absolut di keadaan baku, (460o + 60o F) = 520o F = 273o C
To = Temperatur absolut pada ketinggian tertentu, dalam oF (460o + temp)
15
Untuk mesin-mesin 4-tak ada cara lain yang lebih sederhana dalam menentukan HP
efektif pada suatu ketinggian tertentu, yaitu HP pada keadaan baku dikalikan dengan faktor
koreksi (correction factor ). Besarnya faktor koreksi tersebut dipengaruhi oleh ketinggian
dari permukaan air laut dan temperature (Tabel III. 7.)
Tabel III.7 Faktor Koreksi Untuk Bernacam-macam Ketinggian dan Temperatur
Ketinggian Temperatur, oF
(ft) 110 90 70 60 50 40 20 0 -20
0 0,954 0,971 0,991 1,000 1,008 1,018 1,039 1,062 1,085
1.000 0,920 0,937 0,955 0,964 0,974 0,984 1,003 1,025 1,048
2.000 0,887 0,904 0,921 0,930 0,938 0,949 0,968 0,988 1,010
3.000 0,885 0,872 0,888 0,896 0,905 0,914 0,933 0,952 0,974
4.000 0,825 0,840 0,856 0,865 0,873 0,882 0,859 0,918 0,938
5.000 0,795 0,809 0,825 0,833 0,842 0,849 0,867 0,885 0,904
6.000 0,767 0,781 0,795 0,893 0,811 0,823 0,836 0,853 0,872
7.000 0,738 0,752 0,767 0,775 0,782 0,790 0,806 0,823 0,840
8.000 0,712 0,725 0,739 0,746 0,754 0,762 0,776 0,793 0,811
9.000 0,686 0,699 0,713 0,720 0,727 0,734 0,748 0,764 0,782
10.000 0,675 0,682 0,687 0,699 0,707 0,717 0,722 0,737 0,752
Merupakan faktor manusia yang menggerakkan alat-alat yang sangat sukar untuk
ditentukan effisiensinya secara tepat, karena selalu berubah-ubah dari hari ke hari bahkan
dari jam ke jam, tergantung keadaan cuaca, keadaan alat yang dikemudikan, suasana kerja,
dll. Kadang-kadang suatu perangsang dalam bentuk upah tambahan (incentive) dapat
mempertinggi effisiensi operator.
Sebenarnya effisiensi operator tidak hanya disebabkan karena kemalasan pekerjaan
itu, tetapi juga karena kelambatan-kelambatan dan hambatan-hambatan yang. tak mungkin
dihindari, seperti, melumasi kendaraan, mengganti yang aus, membersihkan bagian-bagian
terpenting sesudah sekian jam dipakai, memindahkan ke tempat lain, tidak adanya
keseimbangan antara alat-alat angkut dan alat-alat muat, menunggu peledakan disuatu
daerah yang akan dilalui, perbaikan jalan, dll. Karena hal-hal tersebut di area, jarang-jarang
selama satu jam itu operator betul-betul dapat bekerja selama 60 menit. Berdasarkan
pengalaman, maka bila operator dapat bekerja selama 50 menit dalam satu jam, ini berarti
16
Efektivitas Peralatan secara keseluruhan terkait erat dengan ukuran return on asset ,
dan memberikan kita dengan indikasi seberapa baik kita menggunakan investasi kami di
Pabrik dan Peralatan. Jika ketersediaan, pemanfaatan dan efisiensi produksi semua sama
dengan 90%, kita mungkin tergoda untuk berpikir bahwa kita sedang melakukan pekerjaan
yang cukup baik, namun pada kenyataannya, efektivitas peralatan keseluruhan untuk
contoh ini hanya sama dengan 73%. Ini berarti kita hanya mendapatkan 73% dari total
potensi output dari peralatan ini. Peningkatan angka ini akan berarti bahwa kita dapat
menghasilkan lebih dengan peralatan yang sama, atau berpotensi, bisa menghasilkan
jumlah yang sama dengan peralatan yang kurang.
Contoh (3.1)
1) Dari pengoperasian sebuah power shovel dalam sebulan dapat dicatat data sbb.
Jumlah jam kerja (working hours) = W = 300
Jumlah jam untuk perbaikan (repair hours) = R = 100
Jumlah jam siap tunggu(hours on standby) = S = 200
Jumlah jam yang dijadwalkan ( scheduled hours or total hours) = T = 600
Maka,
300
A.I x100% 75%
300 100
300 200
P. A x100% 83%
600
300
U.A x100% 60%
300 200
300
E.U x100% 50%
600
Contoh (3.2)
2) Dalam keadaan lain datanya adalah sbb :
W = 450
R = 150
S = 0, berarti alat tersebut tak pernah menunggu (standby).
W+R+S = 600
Maka,
450
A.I x100% 75%
450 100
450 0
P. A x100% 75%
450 150 0
20
450
U .A x100% 100%
450 0
450
E.U x100% 75%
600
Terlihat bahwa operasi alat pada contoh kedua lebih effisien dari pada operasi alat pada
contoh pertama.
Material di alam diketemukan dalam keadaan padat dan terkonsolidasi dengan baik,
sehingga hanya sedikit bagian-bagian yang kosong atau ruangan-ruangan yang terisi udara
(voids) diantara butir-butirnya, lebih-lebih kalau butir-butir itu halus sekali. Akan tetapi
bila material tersebut digali dari tempat aslinya maka akan terjadi pengembangan atau
pemuaian volume ( swell ). Jadi 1,00 cu yd tanah liat di alam bila telah digali dapat memiliki
volume kira-kira 1.25 cu yd. Ini berarti terjadi penambahan volume 25%, dan dikatakan
material tersebut mempunyai faktor pengembangan (swell factor ) sebesar 0,80 atau 80 %.
Faktor pengembangan tersebut perlu diketahui karena volume material yang
diperhitungkan pada waktu penggalian selalu apa yang disebut pay yard atau bank yard
atau volume aslinya di alam. Sedangkan apa yang harus diangkut adalah material yang
telah mengembang karena digali. Dan alat-angkut itu sanggup membawa material tersebut
sebesar kapasitas munjung (heaped capacity)-nya. Jadi kalau kapasitas munjung dikalikan
dengan faktor pengembangan material yang diangkutnya akan diperoleh pay yard capacity-
nya.
Contoh (3.3)
Sebuah power scraper yang memiliki kapasitas munjung 15 cu yd akan
mengangkut tanah liat basah dengan faktor pengembangan 80%, maka alat itu sebenarnya
hanya mengangkut = 80% x 15 cu yd = 12 cu pay yard ; atau bank cu-yd, atau insitu cu-yd.
Sebaliknya bila bank yard itu dipindahkan lalu dipadatkan di tempat lain dan
dengan alat-alat gilas (roller ) mungkin volumenya berkurang, karena betul-betul padat
sehingga menjadi kurang dari 1,00 cu yd; tanah sesudah dipadatkan hanya memiliki
volume 0,90 cu yd, ini berarti susut 10%, dan dikatakan shringkage factor-nya 10 %.Untuk
manghitung faktor-faktor tersebut di atas dipakai rumus-rumus :
V loose
Percent Swell 1 x100%
V
undisturbed
21
V Undisturbed
Swell Factor x100%
V Loose
V Compacted
Shringkage Factor 1 x100%
V
undisturbed
Kalau angka untuk shrinkage factor tidak ada, biasanya dianggap sama dengan
percent swell . Kalau ingin mendapat angka-angka yang lebih tepat, maka dapat melakukan
percobaan langsung pada tanah yang akan diteliti. Tetapi untuk perhitungan perkiraan
(estimation) cukup dipakai angka rata-ratanya saja.
Disamping itu ada beberapa istilah lain yang ada sangkut pautnya dengan
kemampuan penggalian, yaitu :
faktor bilah (blade factor ), yaitu perbandingan antara volume material yang mampu
ditampung oleh bilah terhadap kemampuan tampung bilah secara teoritis.
faktor mangkuk (bucket factor ), yaitu perbandingan antara volume material yang dapat
ditampung oleh mangkuk terhadap kemampuan tampung mangkuk secara teoritis.
faktor muatan ( payload factor ), yaitu perbandingan antara volume material yang dapat
ditampung oleh bak alat-angkut terhadap kemampuan bak alat-angkut menurut spesifikasi
teknisnya.
faktor pengisian ( fill factor ), yaitu perbandingan antara volume material tertampung oleh
bak alat-angkut terhadap kemampuan bak alat-angkut menurut spesifikasi teknisnya.
22
Tabel IV.2 Pengaruh Kedalaman dan Sudut Putar Power Shovel (faktor konversi)
Dalam penggalian, Sudut putar, derajat
persen optimum 45 60 75 90 120 150 180
40 0,93 0,89 0,85 0,80 0,72 0,65 0,59
60 1,10 1,03 0,96 0,91 0,81 0,73 0,66
80 1,22 1,12 1,04 0,98 0,86 0,77 0,69
100 1,26 1,16 1,07 1,00 0,86 0,79 0,71
120 1,20 1,11 1,03 0,97 0,86 0,77 0,70
140 1,12 1,04 0,97 0,91 0,81 0,73 0,66
160 1,03 0,96 0,90 0,85 0,75 0,67 0,62
Contoh (4.2)
Cara lain untuk menghitung produksi power shovel adalah dengan rumus :
IH
PE
C
P = produksi (ton/jam)
E = Efisiensi kerja
I = In bank correction factor
C = Waktu daur (hr)
28
Sebuah power shovel yang mempunyai sekop (dipper) berukuran 2,5 cu yd dipakai untuk
menggali batubara dengan bank weight = 1.934 lb/cu yd dan in bank correction factor =
0,52 (52%). Sedangkan working efficiency-nya = 83% dan waktu daur (cycle time)-nya =
6,1+ 10,1 + 5,2 + 9,4 = 30,8 detik.
Maka produksinya adalah :
12612
, x 1,934
= 2.000
= 121, 96 ton/jam
29
tempat yang lain. Pada penggalian parit, letak track excavator harus sedemikian rupa
sehingga arahnya sejajar dengan arah memanjang parit, kemudian backhoe berjalan
mundur. Kemampuan jangkauan backhoe keluaran Caterpillar dan Komatsu dapat dilihat
pada tabel IV.4 dan tabel IV.5
30
Kemampuan BWE antara lain adalah menggali lapisan tanah penutup stripping
(stripping of
overburden) pada endapan-endapan luas yang mendatar. Menambang endapan-endapan
mineral yang relatif lunak secara menerus (continuous mining ) sehingga produksinya
besar. Endapan-endapan mineral yang pernah ditambang
dita mbang dengan BWE antara lain adalah
ad alah :
Lignit
Batubara
Pasir minyak (oil sand )
Serpih minyak (oil shale)
Serpih uranium (uranium shale )
Untuk kesempurnaan hasil kerjanya, maka BWE biasanya dilengkapi dengan peralatan
bantu, sebagai berikut
beriku t :
Belt Wagon yang berguna untuk memperpanjang jangkauan penumpahan hasil
galian BWE (lihat gambar IV.12)
Hopper car untuk
untuk menampung penumpahan dari belt wagon
Sistem belt conveyor untuk
untuk mengangkut hasil galian BWE ke tempat penimbunan
Spreader dipergunakan sebagai penimbun atau penghampar hasil galian BWE
dengan maksud agar penyebaran timbunan dapat lebih menyebar ke tempat-tempat
yang diinginkan
Gambar IV.12 Belt Wagon
Belt Wagon Dilihat dari Atas
4.4.1 Contoh Kegiatan B ucke
uck et Wheel
Wheel E xcavato
xcavator
r di P.T. Bukit Asam
Sistem penambangan yang digunakan di tambang batubara milik P.T. Bukit Asam
berupa kombinasi alat penggali tanah yang berbentuk mangkok penggali putar (bucket-
46
wheel excavator ) dengan dibantu alat pengangkut ban berjalan (belt conveyor ) dan pada
akhirnya alat penyebar tanah buangan ( belt spreader ).
).
Peralatan ini merupakan satu kesatuan mulai alat penggalinya, alat angkutnya dan
alat penyebar/pembuang tanah penutup bekerja bersama-sama dan terus menerus; karena
itu sistem ini dinamakan sistem penambangan kontinyu. Sistem penambangan ini tidak
menggunakan truk-truk dan semua pengangkutan bahn galian dilayani ban berjalan; oleh
sebab itu sistim ban berjalan sangat vital untuk cara penambangan ini, dan di Tambang
Batubara Bukit Asam mencapai kepanjangan 30 km. Sistem penambangan dengan cara
terus menerus yang diterapkan Tambang Batubara Bukit Asam, Sumatera Selatan adalah
sebagai berikut:
Lapisan tanah penutup batubara digali secara berjenjang (teras), lapis (bench) demi
lapis dengan ketebalan tertentu, sesuai dengan ukuran dan kapasitas alat penggali tanah
yang dip[akai, yaitu alat penggali mangkok putar yang dikenal dengan nama bucket-wheel
excavator (BWE).
(BWE). Mangkok putar di Tambang Batubara Bukit Asam ini mempunyai garis
tengah 9 meter dan mempunyai 14 buah mangkok (bucket ) dengan kapasitas efektif sekitar
1050 meter kubik gali setiap jamnya. Tanah yang siudah digali dengan alat tersebut
selanjutnya diteruskan dengan alat pengangkut berupa ban yang berada di antara alat
penggali tanah dan ban berjalan yang disebtu kereta ban atau belt wagon. Dari sini tanah
yang digali alat penggali tanah tersebut diangkut denagn memakai ban berjalan ke tempat
pembuangan tanah lapisan penutup
penutu p batubara dengan
den gan melalui alat yang disebut spreader. DI
Tambang Air Laya digunakan sebanyak 5 buah BWE dan dengan sendirinya juga 5 buah
wagon, dan seterusnya melalui ban berjalan menuju ke ―titik pembagi‖ ban berjalan.
belt wagon,
Di tempat ini hasil galian yang berasal dari tanah penutup akan diarahkan ke ban berjalan
yang menuju ke tempat pembuangan tanah, dan bila beruapa batubara akan diarahkan
menuju ban berjalan yang membawanya ke tempat penimbunan batubara stockpile
(stockpile). Pada
setiap jenjang (teras) akan terdapat satu unit alat penggali berupa mangkok putar atau
bucket wheel excavator yang dapat menggali tanah dengan ketinggian lapisan (bench)
sampai 12 meter, tetapi bila letak ketinggian dari BWE dan belt wagon berbeda elevasinya
maka BWE dapat menggali sampai ketinggian 30 meter. Dengan demikian dapat dibuat
lapisan tanah gali (bench) sampai dengan tinggi 30 meter. Penggalian denagn memakai
BWE dapat dilakukan pada tanah diatas permukaan yaitu high cut , atau dapat pula
menggali tanah di bawah pemukaan tanah, yaitu deep cut . Pada akhir penambangan akan
diperoleh kedalaman tambnaglebih kurang 130 metyer dengan jumlah tanah penutup
batubara yang harus dibuang sebanyak 340 juta BCM. Sedangkan Tempat pembuangan
47
tanah penutup (dumping disposal ) hanya dapat menampung tanah buangan sebanyak 260
juta BCM. Masalah ini akan diatasi dengan cara back filling , dimana sebagian tanah
penutup batubatra
batu batra tersebut
terseb ut akan di buang ke
k e dalam daerah
d aerah penambanagn
penambana gn yang batubaranya
sudah ditambang. Produk batubara sesudah melaui titik pembagi ban berjalan akan
diangkut ke tempat tumpukan ( stockpile
stockpile) batubara yang berkapasitas 250 ribu ton.
Sebuah stacker/reclamimer menimbun dan menyusun batubara ditumpukan batubara tadi
dan kemudian mengambilnya kembali dan diangkut lewat ban berjalan ke stasiun
pemuatan kereta api untuk dimasukkan ke gerbong kereta api yang mengangkutnya ke
terminal Tarahan.
4.5 Dragline
Alat ini hanya dipakai untuk batuan-batuan yang relatif lunak atau sudah lepas
(loose material ),
), jadi tidak untuk batuan keras dan kompak. Dipakai untuk menggali
material yang berada di bawah tempat alat tersebut berdiri (lihat gambar IV. 11.).
Gambar IV. 14
Bentuk Mangkuk ( Bucket
Bucket ) Dragline
51
Tabel IV.12 Faktor Koreksi Swing dan % dalam Gali Optimal Produksi Dragline
Sudut putar ( swing ) ,derajat
% Tinggi Optimal
30 45 60 75 90 120 150 180
20 1.06 0.99 0.94 0.9 0.87 0.81 0.75 0.7
40 1.17 1.08 1.02 0.97 0.93 0.85 0.78 0.72
60 1.24 1.13 1.06 1.01 0.97 0.88 0.8 0.74
80 1.29 1.17 1.09 1.04 0.99 0.9 0.82 0.76
100 1.32 1.19 1.11 1.05 1.00 0.91 0.83 0.77
120 1.29 1.17 1.09 1.03 0.98 0.9 0.82 0.76
140 1.25 1.14 1.06 1.00 0.96 0.88 0.81 0.75
160 1.2 1.1 1.02 0.97 0.93 0.85 0.79 0.73
180 1.15 1.05 0.98 0.94 0.90 0.82 0.76 0.71
200 1.10 1.00 0.94 0.90 0.87 0.79 0.73 0.69
Tabel IV.13 Produksi Ideal Dragline Boom Pendek dan Dalam Gali Optimal
Ukuran Power shovel ( cu-yd )
Jenis Tanah
3/8 0.5 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00 2.50
Lempung 5.0 5.5 6.0 6.6 7.0 7.4 7.7 8.0 8.5
berpasir, basah 70 95 130 160 195 220 245 265 300
5.0 5.5 6.0 6.6 7.0 7.4 7.7 8.0 8.5
Pasir dan kerikil
65 90 125 155 185 210 235 255 295
6.0 6.7 7.4 8.0 8.5 9.0 9.5 9.9 10.5
Tanah biasa, baik
55 75 105 135 165 190 210 230 265
7.3 8.0 8.7 9.3 10.0 10.7 11.3 11.8 12.3
Lempung keras
35 55 90 110 135 160 180 195 230
Lempung lekat, 7.3 8.0 8.7 9.3 10.0 10.7 11.3 11.8 12.3
basah 20 30 55 75 95 110 130 145 175
52
Roda penggeraknya adalah roda-roda depan dan belakang (four wheel
drive), sehingga daya dorongnya lebih besar. Oleh sebab itu truk jenis
ini banyak dipakai pada jalur-jalur jalan yang becek dan lembek.
Roda penggeraknya adalah semua roda-roda belakang (double rear
wheel drive). Pada umumnya roda penggerak jenis ini dipakai untuk
truk-truk yang berkapasitas besar dan dipakai untuk jalur jalan yang
daya dukungnya rendah.
b. Berdasarkan cara mengosongkan muatannya
Ada tiga macam cara truk jungkit mengosongkan muatannya (dumping ), yaitu :
End dump or rear dump , atau mengosongkan muatan ke belakang
Side dump, atau mengosongkan muatan ke samping
Bottom dump, atau mengosongkan muatan ke bawah
Pemilihan macam pengosongan truk tergantung keadaan tempat kerja, artinya tergantung
dari keadaan dan letak tempat pembuangan material (dump site). Kerangka (body) bak-nya
pada umumnya terbuat dari baja yang kuat dan tahan abrasi. Pada saat ini sudah ada
kerangka bak yang terbuat dari paduan (i) alumunium sehingga lebih ringan, tetapi tetap
kuat dan tahan abrasi.
c. Berdasarkan ukurannya
Pada umumnya ukuran truk jungkit dibagi menjadi tiga golongan, yaitu :
Ukuran kecil, yaitu truk-truk yang mempunyai kapasitas sampai 25 ton
Ukuran sedang, yaitu mempunyai kapasitas antara 25 – 100 ton
Ukuran besar, yaitu yang memiliki kapasitas di atas 100 ton
Mengenai cara pemilihan ukuran truk memang agak sukar menentukannya. Akan tetapi sebagai
pegangan (rule of thumb) dapat dikatakan bahwa kapasitas minimum dari truk kira-kira 4 -5 kali
58
kapasitas alat galian ( power shovel atau dragline). Keuntungan memakai truk yang kecil
kapasitasnya adalah :
Lebih mudah menggerakkan ke kanan dan ke kiri, atau lebih lincah dan gesit
Lebih cepat dan ringan, sehingga tak lekas merusak ban dan jalan
Kalau kebetulan ada yang macet atau rusak, kemerosotan produksinya hanya kecil
Lebih mudah untuk disesuaikan atau diselaraskan dengan kapasitas alat-galinya
Kerugian memakai truk kecil antara lain :
Agak sukar mengisinya karena kecil, sehingga lebih lama spotting timenya
Diperlukan lebih banyak pengemudi, waktu perawatan (maintenance), macamnya
suku cadang ( spare parts) untuk sasaran produksi yang sama
Mesinnya sering memakai bahan bakar yang mahal
Pengaruh ukuran truk dan ukuran alat-gali terhadap ongkos pengangkutan untuk sasaran
produksi tertentu dapat dicari optimasinya (lihat tabel V.2)
59
---------------------------------------> bermuatan
1.600 ft, 0%
A B 1.200 ft, 9%
D
C 600 ft, 6%
Tempat kerja dekat permukaan air-laut.
Keadaan jalur jalannya bagus dengan RR = 70 lb per ton dan CT = 60%.
Yang diangkut adalah tanah biasa dengan faktor pengembangan ( swell factor = S.F.) =80%
dan kerapatan atau bobot isi (density) = 2.300 lb per cu yd.
Effisiensi kerja = 83%
Cara Menghitungnya
(1) Waktu tetap ( fixed time) yang terdiri dari waktu menggali dan mengisi (digging and
loading time ), mengosongkan (dumping time), membelok (turning ) dan mencapai
kecepatan maksimum.
Diketahui pula lebar galian = 8 ft, kedalamannya = 4 inchi, sedang tebal tanah
buangan = 9 inchi tiap pengosongan power scraper .
60
Jika digunakan truk kapasitas 6 cu-yd, jumlah truk 3.15 (digunakan 3 truk)
Produksi =
cu-yd/jam
= Rp. 363.7
Dari tabel V.2 dapat diketahui bahwa biaya angkut per cu-yd material yang paling murah
adalah 3 truk dengan kapasitas 6 cu-yd.
66
BAB VI
ALAT GALI, DORONG, & GARU (PADA TAMBANG TERBUKA)
6.1. B ulldo
ulldoze
zer
r
Alat ini merupakan alat gali (excavator ) dan alat dorong atau alat gusur (dozer )
yang kuat. Ditinjau dari segi penggeraknya ada 2 macam bulldozer, yaitu rubber tired
bulldozer or wheel dozers dan track type bulldozers or crawler dozer .
6.1.1 Buldoser yang Memakai Roda-roda Karet ( R ubbe
ubber T i r ed Bulldo
B ulldozzer s or
or Wheel
Wheel
Dozers)
Gerakannya lebih gesit dan lincah, tetapi hanya cocok untuk daerah-daerah yang
kering dan landasannya keras. Untuk daerah-daerah yang becek dan landasannya
landasann ya lunak,
maka bulldozer tipe ini akan kehilangan kekuatannya karena sering selip. Untuk bekerja di
daerah yang banyak terdapat batuan yang tajam juga tidak cocok, kecuali kalau ban-bannya
―dibungkus‖ dengan anyaman rantai baja.
Gambar VI.1 Bulldozer dan
dan nama-nama bagiannya
67
Gambar VI.2 Bulldozer ban
ban (Beroda) Karet
Gambar VI.3 Bulldozer Yang
Yang memakai Rantai
68
Tabel VI.1 Perbandingan antara Bulldozer Roda
Roda Rantai (Crawler ) dan Roda Karet (Wheel )
Crawler Dozer Wheel Dozer
Daya dorong besar, terutama pada tanah Daya dorong pada tanah lunak kecil
lunak
Dapat bekerja pada tanah berlumpur Tidak dapat bekerja pada medan yang jelek
(lembek/becek)
Dapat bekerja pada tanah berbatu yang Dapat bekerja pada tanah berbatu tajam
tajam, tanpa cepat merusak rantai namun cepat merusak ban
Kecepatan rendah, jarak angkut pendek Kecepatan lebih besar, jarak angkut jauh
Daya apung ( floating
floating ) besar Daya apung ( floating
floating ) kecil
Perlu alat angkut ke lokasi, karena dapat Tidak perlu alat angkut ke lokasi, karena
merusak jalan yang dilalui dapat merusak jalan yang dilalui
Ditinjau dari segi penggerak bilahnya (blade control ) ada 2 macam bulldozers, yaitu :
Bulldozers yang bilahnya digerakkan dengan kabel (cable controlled blade )
Bulldozers yang bilahnya digerakkan dengan tenaga hidraulik (hydraulic controlled
blade)
Bulldozers yang modern memakai tenaga hydraulik untuk menggerakkan bilahnya naik
turun (lihat gambar VI.4) Disamping itu ada bulldozers yang dibuat untuk tugas-tugas
khusus, yaitu :
Bulldozer listrik (electric drived bulldozer ),
), yaitu bulldozer yang digerakkan
dengan tenaga listrik langsung.
Bulldozer rawa ( swamp
swamp bulldozer ),
), yaitu bulldozer yang dilengkapi dengan rantai
(track ) khusus sehingga cocok untuk dipergunakan di daerah rawa atau daerah yang
selalu becek atau digenangi air
Bulldozer amfibi (amphibious bulldozers ), yaitu bulldozer yang
yang dapat bekerja baik
di darat maupun di bawah air. Alat ini tidak mempunyai operator, tetapi digerakkan
secara ―remote
―remote control ‖ atau ―radio
―radio control ‖.
‖.
69
Gambar VI.4 Bulldozer Yang Memakai Rantai dengan bilah Bertenaga Hidraulik dan Dapat
Dimiringkan (Tilting )
70
Bilah jenis ini dapat dipergunakan untuk pemuatan power scraper dengan cara
mendorong ( pusher loading ). Untuk mengurangi pengaruh benturan dapat dilakukan
dengan pemasangan karet pelindung.
Power angle and tilt blade (PAT-blade)
Bilah tipe ini dirancang untuk pekerjaan penyebaran dan perataan tanah, pengisian
kembali material, landscaping , dan pembersihan tanah. Bilah jenis ini dapat diatur
pemakaiannya dengan melakukan pengangkatan (tilting) maupun memiringkannya ke
kanan atau ke kiri.
AEM U-blade ( H eavy duty U )
Bilah jenis ini merupakan pengembangan dari bilah tipe universal , sehingga dapat
dipergunakan untuk memindahkan material dengan volume yang lebih besar untuk
material-material yang kohesif seperti tanah liat dan lempung pasiran. Dapat juga dipakai
untuk menggusur napal, batubara, serpihan-serpihan kayu, pekerjaan-pekerjaan
penimbunan dan reklamasi.
K/G blade
Bilah tipe ini khusus dipergunakan untuk pekerjaan pembersihan lahan, seperti
untuk membabat semak-semak, menebas pepohonan, menimbun pohon-pohon sisa
penebasan, membuat saluran penyaliran, dan juga mampu untuk memadamkan kebakaran
pada timbunan kayu-kayu kering.
Landfill blade
Bilah tipe ini lihat dirancang untuk menangani material buangan (waste) dan
material lapisan penutup seperti halnya pada pengisian dan penyebaran material. Bagian
atas bilah ini dilengkapi dengan ―saringan‖ untuk melindungi radiator mesinnya.
Bentuknya yang melengkung menyebabkan material yang didorong akan menyebar lebih
merata.
V-Tree Cutter blade ( Reclamations)
Bilah tipe ini berbentuk huruf ―V‖ dengan ujung pemotong (cutting edge) bergerigi
menyerupai gergaji ; dirancang khusus untuk memotong semak belukar, pepohonan dan
sisa-sisa tangggul agar rata dengan tanah.
Rake blade ( Multy Applications)
Bilah tipe ini bentuknya mirip dengan alat garu yang bergerigi rapat digunakan
untuk mencabut semak-semak, akar pepohonan, dan memisahkan bongkah-bongkah
batuan, dll.
71
K/G Blade
72
Tabel VI.2 Cara Pemilihan Macam Bilah ( Blade) Buldozer
Penggunaan khusus
) )
l n r e e
Kemampuan kerja : h a e
l o e d d d
s
e
t i z a
g s
r g h o a
l l a
l k
i e n s d B B a
a v A l B
E = baik sekali r
t i u
w
" "
R
n C U G
S
( U o " K V
"
( B l
G = baik S n a
i e o
U o r m c
s e
t o e
l
F = sedang r a F
e R
d
l M
a t
B h
g
i
L
n
o
s
r
e
d
l
a
B
Pendorongan (dozing)
Timbunan ringan G E G E E
Material biasa E G F F G G
Material liat G F F F
Perataan timbunan E E F E
Pembuatan kemiringan E G E G
Pembuatan saluran G G E G G
Pembuatan jenjang E E E E
Pengangkutan batu G F G F F
Perintisan (pioneering)
Pembuatan tempat kerja G G G G F F
Pembuatan jalan G G G G G
Pembersihan stump G G F G E G G
Pembersihan batu G F F F F
Pembersihan lapangan
Pembersihan semak E F G F E E
Pembersihan pohon E F F F E E
Penumpukan (stacking) F F F F G E
73
6.1.4 Kegiatan Bulldozer
Kemampuan bulldozers sangat beraneka ragam, antara lain dapat dipergunakan
untik melakukan kegiatan land clearing, pioneering, dan gali angkut jarak pendek:
6.1.4.1 Pembabatan atau Penebasan ( Clearing)
Yaitu semua pekerjaan pembersihan tempat kerja dari semak-semak, pohon-pohon
besar maupun kecil, sisa pohon yang sudah ditebang, kemuadian membuang bagian tanah
atau batuan yang menghalangi pekerjaan-pekerjaan selanjutnya. Seluruh pekerjaan itu
dapat dikerjakan sebelum pemindahan tanah itu dikerjakan senidiri, atau dikerjakan
bersama-sama, artinya bagian yang tela dibersihkan dapat segera dilakukan pemindahan
tanah, sementara pekerjaan pembabatan, penebasan, dan pembersihan terus dilakukan di
tempat lain.
Cara-cara pembabatan atau penebasan dan pembersihan lahan itu ada bermacam-
macam cara tergantung dari keadaan lapangannya, misalnya :
Bila di daerah itu hanya ditumbuhi semak-semak dan pohon kecil yang diantaranya
< 10 cm cukup langsung didorong. Tanah yang berhumus dikumpulkan untuk
dipakai lagi nanti pada waktu reklamasi.
Kalau pohon-pohonnya berdiamater agak kasar (10 cm<D<25 cm) dan akar-
akarnya kokoh, maka maka pembabatan dapat dilakukan dengan cara mendorong
beberapa kali dengan pelan-pelan untuk menjatuhkan dahan-dahan atau cabang-
cabang yang sudah tua dan kering lalu didorong sekaligus secara mendadak dengan
sedikit mengangkat bilah (blade) nya sampai pohon itu roboh dengan dua buah
bulldozers yang menarik rantai baja
Gambar VI.6
Cara-Cara Melakukan Pembabatan
Bila gagal juga baru batang pohon itu digergaji, kemudian tunggulnya diangkat dengan
cara peledakan.
75
6.1.4.3 Gali Angkut Jarak Pendek ( Short H aul E xcavation)
Yaitu menggali mendorong tanah galian itu ke suatu tempat tertentu, misalnya pada
pembuatan jalan raya, kanal atau membersihkan suatu tempat penggalian pada tambang
terbuka agar ―loading units‖ bisa lebih mudah memuat material tersebut. Bila keadaan
lapangan tidak licin biasanya dengan ―rubber-tired dozer ‖ pekerjaan ini da pat dikerjakan
lebih efisien daripada dengan ―track type dozer ‖. Cara gali angkut jarak pendek demikian
itu tidak selalu lebih ekonomis daripada cara pemindahan tanah yang lainnya. Hanya dalam
keadaan istimewa cara di atas bisa sangat baik, yaitu bila:
Jar ak dorongnya tidak lebih dari 200 ft, untuk yang ―track type‖ atau 400 ft untuk
yang ―rubber tired type‖
Material yang dipindahkan tidak banyak, yaitu tidak lebih dari 500 m3 kalau
volumenya banyak lebih baik dipakai ― power scrapper ‖
Dipakai cara-cara kerja yang baik dan effsien dimana alat-alat lain tak dapat
melakukannya, misalnya selalu mendorong kearah bawah , jadi gaya gravitasi untuk
menambah tenaga dan kecepatan. Cara kerja ini disebut : ―down hill dozing ‖
Menggali beberapa kali dikumpulkan jadi satu lalu didorong dengan hati-hati ke lereng
yang curam. Sebelum seluruh tanah habis meluncur ke lereng, harus segera direm agar
tidak ikut terjungir ke lereng. Cara kerja ini dinamakan : ―high wall or float dozing ‖.
Menggali melalui suatu jalan yang sama akan menyebabkan terbentuknya semacam
dinding dikiri kanan bilah yang disebut ― spillages‖, sehingga pada pendorongan-
pendorongan tanah berikutnya tidak ada tanah yang keluar atau tercecer ke samping bilah
(blade). Cara pendorongan ini dikenal sebagai : ―trench or slot dozing ‖
77
Menggali dan menggusur material yang dilakukan dengan dua bilah bulldozer yang
bergerak berdampingan akan mengurangi atau menghindari kehilangan material di kiri
kanan bilah ( spillage). Cara penggusuran ini disebut : ― side by side dozing ‖. Tetapi cara
kerja ini membutuhkan operator yang berpengalaman agar bilah kedua bulldozer itu tidak
terlalu sering bersentuhan.
Pusher loading , yaitu membantu ―conventional ( standard ) power scrapper dalam mengisi
muatannya. Bantuan bulldozer itu diperlukan untuk menambah tenaga agar ―bowl dapat
terisi penuh (heaped load ). Cara demikian ternyata lebih ekonomis daripada ― power
scrapper ‖ itu dipaksa menyebarkan material ( spreading ), maksudnya ,menyebarkan
material (tanah) ke tempat-tempat tertentu dengan ketebalan yang dikehendaki. Misalnya
material yang ditumpuk di suatu tempat oleh truk atau alat angkut (hauling units) lainnya,
kecuali ― power scrapper ‖, harus diratakan kesegala jurusan dengan tebal tertentu sebelum
dipadatkan, maka bulldozer itu tinggal mendorong material tersebut ke segala arah dengan
bilah (blade)-nya diangkat pada ketebalan yang dikehendaki.
Menimbun kembali (backfilling ), yaitu pekerjaan penimbunan kembali terhadap
bekas lubang-lubang galian, seperti menutupi saluran air (gorong-gorong) di bawah tanah,
menimbun lubang fundasi atau tiang penyangga bangunan-bangunan besar (jembatan,
menara dari beton, dsb), dan menutupi kembali pipa minyak, gas alam atau air minum yang
sudah selesai dipasang. Cara penimbunan ini harus betul-betul padat dan rapih sehingga
alat-alat mekanis lainnya tidak akan dapat melakukannya, baik dipandang dari segi praktis
maupun ekonomis.
Trimming dan sloping , yaitu pekerjaan pembuatan kemiringan tertentu pada suatu
tempat, seperti : tanggul, dam, kanal-kanal besar, tepi jalan raya, dsb. Pekerjaan ini hanya
dapat dilakukan oleh pengemudi yang berpengalaman dan terlatih, terutama kalau
kemiringannya besar. Hal ini disebabkan oleh adanya kemungkinan bulldozer itu
tergelincir ke bawah. Untuk menghindarinya, maka penggalian dilakukan miring ke arah
atas, lalu mendorong tanah hasil galiannya ke arah bawah. Tetapi pekerjaan yang demikian
itu lebih baik kalau dikerjakan oleh grader .
Ditching , yaitu kegiatan menggali saluran atau selokan atau kanal yang berbentuk
V atau U. pada penggalian saluran air yang berbentuk V dapat dilakukan dengan menggali
beberapa kali tegak lurus terhadap arah saluran atau kanal, kemudian menggali ke arah
saluran dengan seluruh bagian bulldozer ikut miring. Kalau saluran yang harus digali
78
cukup lebar untuk bulldozer itu, maka dapat langsung digali searah dengan arah saluran
tersebut.
Menarik (winching ), yaitu pekerjaan untuk menarik benda-benda berat atau
peralatan mekanis yang sedang rusak agar dapat dipindahkan ke tempat yang diinginkan.
Cara Menghitung
Waktu tetap (memindah gigi dan berhenti) = 0,320 menit.
100
Mendorong muatan, 100 ft pada kecepatan 1,5 mph = = 0,758 menit
15
, x 88
100
Kembali ke belakang, 100 ft pada kecepatan 3,5 mph = = 0,327 menit
3,5 x 88
Contoh (6.3)
Sebuah bulldozer Cat D7G bertenaga 200 HP dipakai untuk merobohkan pepohonan di
suatu lapangan seluas 2 acres. Jumlah pepohonan yang berdiameter antara 1 - 2 ft ada 10
batang, yang berdiameter 2 - 3 ft ada 5 batang, sedangkan yang berdiameter 6,5 ft ada 4
batang. Waktu untuk menjelajahi lapangan seluas 2 acres adalah 20 menit tanpa
merobohkan pohon. Waktu untuk merobohkan pepohonan yang berdiameter 1-2 ft adalah
0,3 menit ; yang berdiameter 3-4 ft adalah 2,5 menit ; yang berdiameter 4-6 ft adalah 7,0
80
menit; sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk merobohkan per ft diameter pepohonan
yang mempunyai diameter lebih dari 6 ft rata-rata diperkirakan 2,0 menit.
Dengan persamaan di atas akan dihitung waktu yang diperlukan oleh buldoser untuk
membabat pepohonan tersebut :
81
Gambar VI.10 Alat Garu ( Rooter or Ripper )
82
Disamping itu sekarang diketahui bahwa ada hubungan antara sifat mudah digaru dengan
kecepatan rambat gelombang siesmik. Pada umumnya bila batuan memiliki kecepatan
rambat gelombang seismic dibawah 2000 m/sekon, maka batuan tersebut dapat digaru
(Lihat Tabel VI.2.)
Pada tabel VI.2 terlihat bahwa granite dengankecepatan rambat antara 3000 – 5000 ft/s
dapat dibajak, sedangkan granite dengan kecepatan rambat antara 5000 – 6000 ft/s
merupakan batas kemampuan ripper alat tersebut. kecepatan rambat suara ini dihitung
berdasarkan penyelidikan di lapangan pada jenis material yang akan dikerjakan. Tabel VI.2
tidak mutlak memberikan kepastian dapat tidaknya material dibajak, karena material dapat
dibajak tanpa memperhatikan kecepatan rambat suara, terutama untuk material homogen.
Sebaliknya kecepatan rambat suara yang rendah belum tentu menjamin dapat dibajaknya
material karena joint fracture yang ada tidak memungkinkan untuk penetrasi gigi ripper .
Untuk batuan konglomerat dan beberapa jenis batuan yang lain kadang-kadang diperlukan
bantuan dengan peledakan. Namun, tabel VI.2 dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan awal dalam menentukan pemakaian alat garu dalam kegiatan pemindahan
tanah mekanis. Produksi dari suatu alat garu dapat diestimasikan sebagai berikut :
contoh (6.2)
Sebuah ripper dengan single shank yang ditarik traktor dengan keterangan sebagai berikut:
jarak ripping = 0.915 m
kedalaman ripping = 0.610 m
panjang ripping = 90 m
kecepatan ripping = 1.6 km/hr atau 26.6 m/ mnt
waktu kembali = 0.25 menit
efisiensi kerja = 50 menit/hr
cycle time :
waktu membajak =
waktu kembali = 0.25 menit
T = 3.67 menit
84
Tabel VI.4 Hubungan Kemudahan Penggaruan dengan Kecepatan Gelombang Seismik
Pada Berbagai Batuan
85
BAB VII
ALAT BANTU PRODUKSI (PADA TAMBANG TERBUKA)
86
7.1.1 Sheep F oot Rollers
Alat ini berbentuk sebuah silinder baja yang dibagian luarnya dipasang ―kaki-kaki
kambing ( sheep foot ) atau gigi-gigi. Pada ujung kaki-kaki ini terjadi tekanan yang tinggi
terhadap lapisan material atau tanah yang dipadatkan, sehingga kaki-kaki ini masuk ke
dalam material dan memberikan pemadatan pada bagian bawah (lihat gambar VII.1.).
Panjang gigi-gigi berkisar antara 7,0-9,5 inchi dengan kerapatan 3 gigi untuk setiap 2 sq ft.
sedangkan bentuk kaki atau giginya dapat bulat, segi enam atau persegi empat tidak
sempurna (hampir segi delapan). Ukuran silindernya bermacam-macam yaitu panjangnya
antara 4,0 – 7,5 dan diameternya antara 40-75 inci.
Mesin pemadat ini ada dua macam pula, yaitu:
―towed sheep foot roller ‖ yang harus ditarik oleh traktor atau bulldozer .
― self propelled sheep foot roller ‖ yang mempunyai tenaga penggerak ( prime
mover ) sendiri.
Untuk pemadatan lapisan material yang tebal, maka roda silinder baja alat ini dapat
diperberat dengan memasukkan air atau pasir, sehingga dapat memberikan tekanan 600
samapai 1000 psi atau lebih. Sedangkan ketebalan lapisan material yang mengalami
pemadatan tergantung pada panjang kaku atau gigi dengan bulldozer (towed type)
silindernya dapat dijajarkan dua atau empat, kemudian ditarik bersama-sama. Kecepatan
gerak yang umum dipergunakan sekitar 4 km per jam.
Alat jenis ini sangat cocok untuk dipergunakan pada tanah atau material yang relatif
plastis, dan pada pemadatan taraf awak. Hasil pekerjaan pemadatan dengan alat jenis ini
selalu mengakibatkan permukaan material sedalam 2 -5 inchi tidak rata karena adanya gigi-
gigi pada roda silindernya, sehingga dibutuhkan alat lain untuk meratakannya (finishing
work ), misalnya bulldozer , ― pneumatic tired roller ‖ atau ― smooth steel wheel roller ‖.
87
Gambar VII.1 ―Sheep Foot Rollers‖
Merupakan pemadat yang relatif baru dan sebenarnya merupakan suatu kompromi
antara ― sheep foot type‖ dengan ― smooth steel wheel type‖. Ukuran silinder bajanya
sama dengan silinder sheep foot roller , tetapi tinggi ― grid ‖nya hanya sekitar 3 – 4
inci. Sedangkan bentuk ― grid ‖nya segi empat. Kemampuannya belum diketahui,
karena relatif masih baru. Tetapi yang jelas ini merupakan suatu usaha perbaikan
terhadap alat-alat yang kini telah ada. Walaupun demikian sampai saat ini ― grid
type roller ‖ belum begitu banyak dipakai seperti sheep foot roller .
105
E = Energi, ft-lb per min
L = panjang belt , fft
S = Kecepatan belt , fpm
C = Faktor gesekan idler (lihat tabel VIII.6)
Q = berat bagian-bagian yang berputar per ft belt-conveyor
Persamaan (8.1) di atas bila dibagi dengan 33.000, maka E berubah menjadi P yang
satuannya P menjadi HP, sehingga :
L S C Q
P (8.2)
33.000
Persamaan (8.2) di atas dapat dituliskan dalam bentuk tabel kalau beberapa data telah
dimasukkan ke persamaan (8.2), misalnya data panjang belt , lebar belt , kecepatan belt dan
diameter ―idler ‖ .
Persamaan (8.3) ini satuan muatan yang diangkutnya dapat dinyatakan dalam ton/jam, ji ka :
T = material yang diangkut (digerakkan), ton/jam
SW = material yang diangkut, lb/min
60 SW = material yang diangkut, lb/jam
106
Maka :
60SW 3 SW
T
2.000 100
100T
Atau SW (8.4)
3
Sehingga :
100 L C T L C T
P
3 33.000 990 (8.5)
107
Tabel VIII.8
HP yang Diperlukan untuk Menggerakkan Belt Conveyor Kosong pada Kecepatan 100 FPM
dengan Diameter Idler 5‖ **)
Panjang
Belt (ft)
50 0,05 0,06 0,07 0,08 0,11 0,14 0,35 0,25 0,35 0,54 0,63
100 0,11 0,13 0,15 0,17 0,23 0,28 0,36 0,51 0,70 1,14 1,25
150 0,16 0,19 0,22 0,25 0,34 0,42 0,53 0,76 1,05 1,71 1,88
200 0,22 0,25 0,30 0,33 0,45 0,56 0,71 1,01 1,40 2,28 2,50
250 0,27 0,32 0,37 0,42 0,56 0,70 0,89 1,27 1,75 2,85 3,13
300 0,33 0,38 0,45 0,50 0,68 0,84 1,07 1,52 2,10 3,42 3,76
400 0,60 0,66 0,90 1,12 1,43 2,03 2,80 4,56 5,01
500 0,83 1,13 1,40 1,79 2,53 3,50 5,70 6,26
600 1,00 1,35 1,68 2,14 3,04 4,20 6,84 7,51
800 1,80 2,25 2,86 4,05 5,60 9,12 10,00
1000 2,26 2,81 3,57 5,07 7,00 11,40 12,50
1200 3,37 4,29 6,08 8,40 13,70 15,00
1400 3,93 5,00 7,09 9,80 16,00 17,90
1600 4,49 5,72 8,10 11,20 18,30 20,10
1800 5,05 6,43 9,12 12,60 20,50 22,60
2000 5,62 7,15 10,10 14,00 22,80 24,90
2200 7,68 11,10 15,40 25,10 27,60
2400 8,58 12,20 16,80 27,40 30,10
2600 9,29 13,20 18,20 29,60 32,60
2800 10,00 14,20 19,60 31,90 35,00
3000 10,70 15,20 21,00 34,20 37,60
Tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan muatan secara mendatar dapat dituliskan
dalam bentuk tabel kalau beberapa data telah dimasukkan ke persamaan (5), misalnya data
panjang belt , muatan yang diangkut oleh belt dan diameter idler yang dipakai (lihat tabel
VIII.13)
108
8.1.3.3 Tenaga yang Diperlukan untuk Menggerakkan ke atas pada Belt Conveyor
yang Miring
Tenaga yang diperlukan terdiri dari dua macam yaitu :
1. Tenaga yang diperlukan untuk menggerakkan muatan secara mendatar
yang ditentukan dengan menggunakan persamaan (8.5).
2. Tenaga untuk mengangkut muatan secara miring, ini ditentukan sebagai
berikut :
Bila H = jarak angkut tegak atau perbedaan tingi ujung-ujung belt , ft.
T = berat material yang diangkut, ton/ jam
Dari persamaan (8.4) akan diperoleh :
100 T
= berat material yang diangkut, lb/min
3
100 TH
= energi yang diperlukan, ft lb/min
3
100 T H TH
P
3 x 33.000 990
Maka (8.6)
109
Tabel VIII.9 HP yang diperlukan Untuk Menggerakkan Muatan Secara Mendatar
Jika muatan diangkut ke atas oleh belt conveyor yang miring, maka tenaganya diambil
dari motor penggerak, tetapi jika muatan tenaganya diambil dari motor penggerak. Tetapi
jika muatan diangkut di ke bawah, maka muatan membantu tenaga motor penggerak, oleh
sebab itu diperlukan suatu alat untuk mengerem atau menyerap tenaga berlebih yang
timbut tersebut.
Jika data mengenai tinggi pengangkatan muatan dan besarnya muatan yang
diangkut oleh belt dimasukkan ke dalam persamaan (8.6), maka dapat dibuat tabel untuk
menentukan besarnya HP yang diperlukan untuk berbagai keadaan tertentu.
110
11.7 Lay Length
Lay length adalah jarak yang diukur sepanjang garis pusat rope antara titik puncak
sampai ke paling bawah dalam satu strand . Lay length sangat penting karena harus
disesuaikan dengan kegunaannya. Misalnya pada pengangkutan, lay length berkisar antara
5,5 – 8 kali diameter rope. Semakin pendek lay length, maka rope akan semakin fleksibel
dan elastik serta meningkatkan ketahanan terhadap abrasi. Lay length yang pendek ini
biasanya digunakan dalam cranes, shovels, peralatan penggalian dan pemindahan tanah
mekanis, dimana sering terjadi beban kejut ataupun gesekan pada saat penggulungan.
Semakin panjang lay length, maka akan semakin tinggi kuat tarik rope. Ukuran yang
bisa digunakan pada sistem pengangkutan adalah 6,25 – 6,5 diameter rope. Pada shaft yang
sangat dalam misalnya di South Africa, lay length mencapai 14 kali diameter rope. Lay
length juga berpengaruh pada effisiensi tarikan.
Lay Length 6.25 kali diameter : efisiensi 85%
Lay length 7.00 kali diameter : efisiensi 88.5%
Lay length 8.00 diameter : effisiensi 90.25%
11.8 Pelumasan
Ketika rope beroperasi melalui drum dan sheave, strands dan wire akan bergerak
relatif satu terhadap yang lain. Untuk mengurangi terjadinya gesekan antar rope, atau
gesekan antara rope dengan drum atau sheave, maka perlu dilakukan pelumasan.
Pelumasan ini juga berfungsi untuk menghindari korosi. Pelumasan yang tinggi diberikan
kepada rope bagian dalam dan inti strand , sedangkan pelumasan yang ringan diberikan
pada bagian luar wire rope.
Pelapisan plastik dilakukan pada beberapa produk rope dan strand , untuk
menghasilkan rope yang mempunyai ketahanan terhadap korosi. Biasanya produk rope
yang dilapisi oleh plastic mempunyai konstruksi :
6 x 7 dan 7 x 7 sampai 8 mm Galvanised
6 x 19 dan 7 x 19 sampai 12 mm Galvanised
6 x 24 sampai 12 mm Galvanised
148
Biasanya diaplikasikan pada rigging lines, hand rails, steering lines, dan holding lines
dalam perkapalan dan industry perikanan. Plastic coated biasanya terbuat dari PVC dan
polyethylene.
Toleransi panjang wire rope adalah 2.5 % lebih panjang dari kebutuhannya dan
tidak boleh kurang. Untuk menghitung panjang rope perlu diperhatikan beberapa
pertimbangan agar penggunaan wire rope dapat berjalan efektif. Dalam beberapa kasus,
beberapa peraturan pertambangan mengharuskan panjang rope harus dipotong sesuai
dengan kebutuhan. Panjang total harus sama dengan panjang rope untuk operasi + 2.5
keliling drum (untuk pengikatan). Juga disarankan untuk menambah panjang rope sebagai
cadangan jika harus dilakukan pemotongan selama masa pemeliharaan
Pada beberapa penerapannya, peralatan dan perlengkapan lainnya harus
ditempatkan sepanjang rope. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari umur
rope karena dengan kondisi ini penambahan rope akan mudah dilakukan. Pertimbangan ini
biasanya dilakukan pada peralatan pemindahan tanah mekanis dan rigs pengeboran sumur
minyak. Rope yang pendek dengan konstruksi yang khusus, jika dalam jumlah yang kecil
akan sangat mahal. Oleh karena itu, akan lebih ekonomis bila pemesanan dilakukan dalam
satu waktu untuk keperluan selama umur proyek.
Pada peralatan yang tidak bergerak, ukuran rope disesuaikan dengan ukuran sheave
dan drum. Rope yang besar tidak pernah digunakan tanpa alur drum dan sheave. Satu hal
yang harus diperhatikan bahwa rope dibuat dengan toleransi diameter – 1 % sampai + 4 %,
kecuali untuk konstruksi wire rope 6 x 24 mempunyai toleransi -1% sampai + 6 %.
149
Kerusakan pelat antara sheaves dan drums harus selalu diperiksa. Fleet
o o o
angle minimum rope adalah 0 – 30 , fleet angle diatas 1 30‘ pada multi-
layer drums akan menyebabkan kekusutan rope
Fleet angle yang tinggi dapat menyebabkan lapisan lilitan yang buruk
Kopeling dan rem harus diperbaiki dan diatur untuk menghilangkan impact
loads pada rope
Penjepit, seperti baji, soket, dan pengait drum, harus diperiksa.
Socket
Ro e
Tail unit
150
Gambar XI.8 Open and Close type socket
151
b. Lingkungan Kerja
Korosi:
Pemeriksaan korosi harus dilakukan khususnya untuk jenis WRC. Efek
korosi dapat dihindari dengan menggunakan rope yang sudah di
Galvanisasi.
Temperatur :
Temperatur yang tinggi dapat menyebabkan kerusakan pada inti rope dapat
menyebabkan rope menjadi fatigue
c. Pemeliharaan peralatan
Pemeliharaan rope
152
Catatan tabel XI.2 :
G1770 (Galvanised 1880 MPa) adalah grade yang lebih baik digunakan untuk rope
galvanisasi daripada ropes multiple operation yang mempunyai konstruksi 6 x 7, 6 x 19, 6 x 24 dan
6 x 37. Selain kuat tarik yang terdapat dalam tabel, tersedia juga harga yang lain, yaitu : 1220 MPa,
1420 MPa, 1970 MPa, 2070 MPa, dan 2250 MPa. Kuat tarik rope sesuai dengan kemampuannya
untuk mengerek beban.
Pada umumnya, kualitas wire rope adalah 1770 Grade. Nilai tersebut mempunyai
pengertian kuat tarik minimum wire 1770 MPa. Rope yang telah digalvanisasi biasanya
menggunakan 1570 Grade. Rope pada elevator menggunakan dua kombinasi kualitas yaitu 1420
Grade pada bagian luar dengan 1770 Grade pada bagian dalam, serta 1570 Grade bagian luar
dengan 1770 grade bagian dalam. Rope khusus pada shovel dan dragline serta semua elevator
adalah menggunakan prefix SEQ (special Excavator/ elevator quality). Breaking force dari rope
dengan grade selain 1770 dapat dihitung dengan mengalikan 1770 Grade dengan perbandingan
nilai grade. Grade 2070 adalah grade dengan kuat tarik yang tinggi, sedangkan 1970 Grade
digunakan untuk keperluan khusus.
Breaking force minimum dipengaruhi oleh besarnya faktor keamanan. Contoh data
diameter nominal, berat, dan breaking force suatu wire rope dapat dilihat pada tabel 2.4. pada
single supporting rope dimana berat rope diabaikan, breaking force sama dengan gaya gravitasi
dikalikan faktor keamanan.
Min. breaking force (kN) = mass (Tonnes) per bagian rope x faktor keamanan x 9,81.
Contoh :
12 mm 6 x 7 fibre F1570 Grade
= 75 kN = 75/9,81 = 7.65 tonnes
Dalam perhitungan praktis, menggunakan g = 10 m/s2
Dalam memilih wire rope, syarat-syarat yang harus diperhatikan :
Kebutuhan ( strength) cukup untuk melayani muatan maksimum dengan
faktor keamanan yang sesuai
Ketahanan terhadap bending
Ketahanan terhadap gesekan
Ketahanan terhadap sentakan (distorsion)
Safety factor (faktor keamanan) tergantung pada jenis layanan. Untuk cage
(mengangkut manusia) SF> daripada skip (mengangkut bijih). Selain itu SF juga
bergantung pada kedalaman shaft. Untuk shaft dalam SF lebih besar karena kecepatan
angkutnya besar sehingga kemungkinan terjadi distorsion besar. Pada tabel XI-4. terlihat
faktor keamanan untuk hoisting rope pada shaft
153
breaking strength
SF
working
working load
load
Working load =
= W + Wr, kondisi statis akan menjadi dinamik pada saat pengerekan, maka F = m.a.
Kecepatan juga perlu diperhatikan sesuai dengan faktor keamanan yang digunakan
Tabel I.4 Kecepatan Maksimum terhadap Panjang Rope dalam Shaft
Panjang rope dalam shaft (m) Kecepatan Maksimum (m/menit)
150 400
150 – 300 530
300 – 500 670
500 – 670 670
670 – 835 750
835 – 1000 830
1000 – 1167 916
1167 – 1300 1000
1300 – 1500 1083
1500 – 1650 1167
154
lilitan bidang kontak antara wire dengan sheave hoist . Lang’s lay lebih
tahan karena bidang kontaknya lebih besar karena lilitan memanjang pada
strand nya.
nya.
Suatu rope bila ditarik lalu disentak (pada saat masuk skip/cage lalu berhenti secara
terus menerus, lama-kelamaan akan putus. Selain itu, gesekan antar kawat di dalam tali
dalam periode yang lama dapat menyebabkan kawat putus. Lang’s lay rope lebih tahan
menghadapi kondisi demikian karena lebih lentur.
155
Tabel XI.5 Desain Berbagai Konstruksi Wire Rope
156
Contoh :
Berat rope = panjang rope (L) x berat tali per satuan panjang (dari catalog pabrik)
Pada umumnya rule of thumb yang dipakai adalah sebagai berikut :
Tabel XI.6 Jenis dan Kategori Perhitungan Rope
Jenis Berat (lb/yd) Breaking Strength (tons)
Ordinary lay 1
C 2 4C 2
Lang‘s lay 2
1 1
Flattened strand C 2 4 C 2
2 2
3 1 1
Locked Coil C 2 5 6 C 2
4 4 4
Catatan : C = Keliling
Contoh soal :
Carilah ukuran dan berat dari suatu winding rope yang akan melayani suatu shaft sedalam 500
yard . Berat cage 5 ton, membawa 2 mine car , berat satu mine car 1
1 ton dan berat muatan mine car
2 ton. Cage mencapai kecepatan 48 ft/dt dalam 12 detik dari keadaan berhenti. Berat rantai dan
sambungan-sambungan
sambungan-sambungan 2 ton, jenis wire rope yang dipakai adalah lang’s lay dengan FK 8.
Jawab :
V=a.t
V = 48 ft/s, t = 12 s
a = 4 ft/s2
Beban statik = Berat (cage + mine cars + muatan rantai dan sambungan rope)
1 2
500 x C
= [5 + 2(1 + 2) + 2] + 2
2240
a
Beban dinamik = beban static x
g
1 2
500 x C
2 a
= [5 + 2(1 + 2) + 2] + x
2240 g
4
Beban total = (13 + 0.1116 C2) (1 + )
32
= (13 + 0.1116 C2) (1.125)
Breaking strength
strength Lang‘slay = 4C2
Faktor keamanan =8
157
4C 2
Beban kerja = Breaking strength
strength/Faktor keamanan =
8
Beban kerja = beban total
4C 2
= (13 + 0.1116 C2) (1.125)
8
0.5C2 = 14.625 + 0.1256C2
0.3744C2 = 14.625
C2 = 39.0625
maka
C = 6.25 = πd
d = 1.98 inci
diameter wire rope yang dipilih 2 inci
menurut katalog wire rope Lang‘s lay 2 inci mempunyai berat = 20 lb/yd
Breaking strength = 4 ton
4C2 = y dari katalog = 4 ton
11.13.1. R ope
ope H aulag
aulag e
Jenis-jenis rope haulage :
Main direct rope haulage
Endless rope haulage
158
Main & tail rope haulage
haulage
Gambar XI.10
Endless Rope
Rope Haulage
11.13.2. E ndless
ndless Ro
R ope H aulage
Pada endless rope haulage , di loading point , lori yang telah diisi dikaitkan dengan
wire rope, sedangkan lori yang kosong dilepas. Dititik penumpahan muatan, lori yang terisi
dilepas, lori yang kosong dikaitkan. Beberapa hal penting yang perlu diketahui antara lain :
Tahanan tikungan didefinisikan sebagai CR
1000 gauge
gauge ( ft )
CR (lb / ton )
radi
radian
anss of curve ( ft )
curve
Percepatan
= w x 0.0455 lb
Jika diketahui berat = w (ton), a = 0,1 miles/jam/detik
Maka, F = w x 2240 x 0.0455 x 0,1
= w x 10.192 lb atau 10.2 lb/ton
0, 6 lbs
lbs / ton
ton
Percepatan putaran
10, 8 lbs
lbs / ton
ton
159
Contoh (11.1)
Suatu tambang dengan produksi 500 ton/ shift
shift , jarak kerek angkut 800 yard dengan kemiringan 1,6.
Berat muatan lori = 2 ton. Berat lori kosong = 1 ton. Tahanan gesekan lori = 12 lbs/ton. Tahanan
wire rope = 1/10. Kecepatan pengangkutan = 10 mil/jam. Temukan ukuran wire rope dalam sistem
direct/main rope haulage tersebut serta HP motor yang diperlukan untuk menarik rope tersebut?
Jawab :
1 shift = 7 jam efektif
Produksi/jam =
ton/hr
Produksi puncak =
x = 115 ton
kelebihan 60% untuk mengantisipasi terjadinya losses, maka kapasitas alat harus lebih besar,
namun biasanya dilebihkan 10.25 %
Jarak angkut pp = 2 x 800 = 1,600 yd
Kecepatan = 10 mph
Waktu edar =
= 5½ menit – (hanging
(hanging set decking time) = 4 menit
Bila tiap lori berisi 2 ton muatan, maka jumlah lori per trip 9 buah
Wire rope yang dipakai Lang’lay
2
strength = 4C ton
Breaking strength
Berat = ½C2(lb/yd)
Faktor keamanan = 6
160
11.390 x 10 x 5.280
Daya = = 357 hp = 266,322 kw
33.000 x 85%
Bila lokasinya tidak mendatar, maka grade resistance lori isi dan lori kosong saling menghilangkan
karena yang satu naik dan yang satu lagi turun.
Contoh (11.2)
Suatu sistem pengangkutan dengan rope haulage jarak angkut 2400 yd. Tanjakan I dalam 16,
dalam jarak 800 yd, 600 yd datar, 1000 yd tanjakan I dalam 10. Output yang diinginkan 1000
ton/shift. Kapasitas lori tambang 3 ton. Berat kosong 1,5 ton rolling resistance 10 lbs/ton.
Koefisien gesek 1 . Kecepatan 1,5 mil/jam. Cari ukuran wire rope dan tenaga yang dipakai ?
20
Jawab :
1 shift = 7 jam efektif
1000 160
208 2400
Jumlah lori yang diperlukan adalah = 70 dengan spasi antar lori = 34 yd
3 70
Jarak Kemiringan Tinggi
800 yd 1 dalam 16 50 yd
600 yd Datar 0
1000 yd 1 dalam 10 100 yd
150
2400 yd = 1 dalam 16 overall grade 150 yd
2400
Dipakai wire rope flattened strand type, Breaking strength = 4.5 C2 (lb/yd), Faktor keamanan 4
1.0714 C2 = 15
C2 = 14
161
C = 3.742 = πd
d = 1.192 inci
Berat wire rope = 7 lbs/yd
Bila effisiensi 75 % maka,
1
35.280 x 1 x 5.280
2 100
Daya = x = 188 hp = 140.245 kw
33.000 x 60 75
162
Gambar XI.11 Skema Mine Hoist : (1) hoisting machine, (2) hoist cables, (3) skips, (4) sheaves,
(5) headframe, (6) loading chute, (7) bin
Gambar XI.12 Skema Hoisting Machine dengan drum silinder: (1) winding drum, (2) brake, (3)
reduction gears, (4) electric motor , (5) control console
163
Tabel XII.1 Depresiasi dengan Declining Balance Method
Tahun ke % Depresiasi Depresiasi (Rp) Nilai buku (Rp)
1 40 12,000,000 30,000,000
2 40 7,200,000 18,000,000
3 40 4,320,000 10,800,000
4 40 2,592,000 6,480,000
5 1) 40 1,555,200 3,888,000
5 2) - - 4,000,000
Dari tabel XII.1 dapat dilihat nilai buku tidak lagi mengalami depesiasi setelah
mencapai nilai residu yang telah diprakirakan seperti pada contoh diatas sebesar
Rp. 4,000,000,-, sehingga nilai buku yang digunakan adalah nilai buku pada tahun
ke 5 2) .
Sum of year’s dig it method
Ialah metode untuk menentukan besarnya depresiasi tiap tahun
berdasarkan pada jumlah angka-angka tahun dari umur ekonomis alat yang
bersangkutan sebagai koefisien pembagi dan didasarkan pada sisa umur
ekonomis dari alat.
Contoh (12.3)
Nilai beli alat = Rp. 100,000,000,-
Prakiraan umur ekonomis = 5 tahun
Nilai residu = Rp. 25,000,000,-
Berdasarkan umur ekonomis, jumlah angka dalam tahun= 1+2+3+4+5 =15
Nilai reproduksi = (Rp. 100,000,000,-) – (Rp. 25,000,000,-)
= Rp. 75,000,000,-
Besar depresiasi dari tahun ke tahun dihitung seperti pada tabel XII.2
Tabel XII.2 Depresiasi Berdasarkan Nilai Angka Tahunan
Tahun ke Rasio Nilai Reproduksi Depresiasi Nilai buku
Depresiasi (Rp) (Rp) (Rp)
0 0 75,000,000 0 100,000,000
1 5/15 75,000,000 25,000,000 75,000,000
2 4/15 75,000,000 20,000,000 55,000,000
3 3/15 75,000,000 15,000,000 40,000,000
4 2/15 75,000,000 10,000,000 30,000,000
5 1/15 75,000,000 5,000,000 25,000,000
177
Pada tabel XII.2 terlihat nilai buku pada tahun ke 5 pada akhir umur ekonomis alat
besarnya Rp. 25,000,000,- sesuai dengan prakiraan nilai residu.
Untuk menghitung ownership cost , disamping menentukan depresiasi harus juga
diperhitungkan nilai suku bunga, pajak, asuransi, dan biaya penyimpanan. Cara
menentukan besarnya suku bunga , pajak, dan asuransi tiap negara berbeda-beda,
tergantung di Negara mana alat tersebut dipergunakan.
Nilai rerata untuk suku bunga, pajak dan asuransi per tahun didasarkan pada nilai
rerata alat selama umur ekonomis. Untuk menghitungnya, dapat digunakan rumus yang
didasarkan pada nilai depresiasi dengan metode garis lurus berikut ini :
Contoh (12.4) :
Harga beli alat = Rp. 100,000,000,-
Nilai residu = Rp. 25,000,000,-
Umur ekonomis = 5 tahun
Apabila prakiraan nilai bunga, pajak, asuransi dan sewa gudang, diambil 10% (bunga 6%,
pajak 2% dan asuransi serta ongkos gudang 2%) dari penanaman modal tahunan yang
dapat dihitung dari rumus :
(1+n) x 100%
- penanaman modal tahunan =
2n
- ongkos bunga, pajak, dsb. =
10% x penanaman modal tahunan x harga alat
jam jalan per tahun
dimana : n = ―umur‖ alat, dinyatakan dalam tahun
178
12.1.2 Ongkos Operasi (Operation C osts)
Operating cost atau biaya operasi alat ialah biaya-biaya yang dikeluarkan
selama alat tersebutdigunakan. Biaya operasi ini meliputi antar lain :
Ongkos penggantian ban, yaitu harga ban baru dibagi dengan ―umur‖-nya.
Ongkos reparasi ban, misalnya untuk menambal, vulkanisir, dll.
Ongkos reparasi umum, termasuk harga suku cadang ( spare parts) dan
ongkos pasang serta ongkos perawatan.
Ongkos penggantian alat gali ; khusus untuk excavators seperti : bulldozer ,
power scraper , power shovel , dll.
Ongkos bahan bakar.
Cara menghitung pemakaian bahan bakar adalah sebagai berikut :
Contoh (12.5) :
Untuk mesin yang memakai bahan bakar bensin, rata-rata diperlukan 0,06 gallon/HP/jam.
Kalau efisiensi kerja = 83% dan efisiensi mesin = 80%, maka sebuah mesin yang berkekuatan 160
HP akan memerlukan bahan bakar sebanyak :
Pada efisiensi kerja 100% = 0,06 x 160 = 9,6 gallon/jam
Pada efisiensi kerja 83% dan 80% =
100 100
x x 9,6 14,5 gallon / jam
83 8
Contoh (12.6) :
Untuk mesin diesel rata-rata dibutuhkan 0,04 gallon/HP/jam
Kalau mesin yang sama di atas adalah sebuah mesin diesel, maka pemakaian bahan bakarnya
adalah :
Pada efisiensi kerja 100% = 0,04 x 160 = 6,4 gallon/jam
Pada efisiensi kerja 83% dan 80% =
100 100
x x 6,4 9,7 gallon / jam
83 80
Ongkos minyak pelumas dan gemuk (grease), termasuk ongkos buruhnya.
Banyaknya pemakaian minyak pelumas itu dapat dihitung dengan rumus :
HP x 0,6 x 0,006 lb / HP - jam C
q
74 lb / gallon t
dimana : q = jumlah minyak pelumas yang dipakai, gph
HP = kekuatan mesin, HP
C = kapasitas crankcase , gallon
t = jumlah jam penggantian minyak pelumas, jam
Contoh (12.7) :
179
produksi motor grader 1200 m3/jam (LM). Setelah pekerjaan spreading selesai 50 %
dilakukan pekerjaan pemampatan setebal 30 cm, shrinkage 14 % dengan compactor yang
memiliki berat 15 ton dan kecepatan 3 km/hr. Lebar pemampat 2.5 meter, jumlah pass 5
kali dan tiap lapis 15 cm.
Apabila diketahui :
Pekerjaan clearing biaya per hari Rp. 114,000,-
Pekerjaan stripping biaya per hari Rp. 216,000,-
Pekerjaan spreading biaya per hari Rp. 136,000,-
Pekerjaan pemampatan biaya per hari Rp. 176,000,-
Biaya mobilisasi alat selama 3 hari = Rp. 350,000,-
Keadaan medan sangat baik, manajemen baik (Fk medan = 0.81)
1 hari kerja 8 jam
Hitunglah :
1. Waktu yang dibutuhkan untuk masing-masing pekerjaan !
2. Buatlah rencana kegiatan tersebut dalam bagan balok !
Perhitungan :
Rencana kerja
a. Mobilisasi alat
b. Pekerjaan clearing dengan bulldozer D7U, 120 Hp
c. Pekerjaan stripping dilakukan setelah pekerjaan clearing selesai 50 % dengan
bulldozer D7U, 120 hp
d. Pekerjaan spreading dilakukan setelah pekerjaan stripping selesai 75 % dengan
motor grader GD 500R-2
e. Pekerjaan pemampatan setelah pekerjaan spreading selesai 50 % dengan compactor
15 ton.
f. Demobilisasi alat
184
Waktu yang dibutuhkan =
Pekerjaan stripping
Bulldozer D7U ; jarak gusur rerata = 40 meter
Faktor koreksi :
operator baik = 1
tilt silinder = 0.8
slot dozing = 1.2
berat volume tanah = 1370/1440 = 0.95
landai relatif datar = 1
medan baik, manajemen baik = 0.81
Produksi nyata = 400 x 1 x 0.8 x 1.2 x 0.95 x 1 x 0.81 = 295 m3/hr (LM)
Volume stripping = 5000 x 11 x 0.3 = 16,500 m3 (BM)
swell = 11 %
Volume stripping = 1.1 x 16,500 = 18,315 m3 (LM)
Pekerjaan pemampatan
= 39.1 hr = 4.9~5 days
185
Demobilisasi alat membutuhkan waktu 4 hari dengan biaya Rp. 450,000,-
No Kegiatan Bobot (%) Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5 Minggu 6
1 Mobilisasi alat 6.02 6.02
2 Pek. Clearing 17.63 5.87 11.76
3 Pek. Stripping 29.70 11.4 18.56
4 Pek. Spreading 11.69 7.02 4.67
5 Pemampatan 27.23 18.16 9.07
6 Demobilisasi 7.73 5.79 1.94
Rencana 100 % 11.89 22.9 25.58 22.83 14.86 1.94
ΣKumulatif 34.79 60.37 83.2 98.06 100
186
nilai k dimulai dari z hingga 1
Sedangkan untuk menghitung produksi ideal dari truk curah, digunakan persamaan berikut
:
Dimana :
P = Produksi truk (m3/hr)
v = Kapasitas bak (m3)
E = Efisiensi kerja alat
Cth = Waktu daur alat angkut (menit)
Dimana :
Nh = Jumlah alat angkut (unit)
Nl = Jumlah alat muat (unit)
Ct = Waktu yang diperlukan alat muat untuk memuat alat angkut (menit)
Cth = Waktu edar truk (menit)
Tiga kriteria harga faktor keserasian yaitu :
1. Faktor keserasian < 1, berarti alat muat lebih sering menganggur dibandingkan
dengan truk
2. Faktor keserasian = 1, berarti alat muat dan truk sama-sama sibuk dalam suatu unit
waktu
3. Faktor keserasian > 1, berarti truk lebih sering menganggur dibandingkan dengan
alat muat.
Nilai match factor terbaik adalah 1, tetapi sangat sulit tercapai sehingga perlu diusahakan
agar nilai match factor mendekati 1.
Sebab-sebab terjadinya penyimpangan faktor keserasian kerja antara alat muat dan alat
angkut dalam satu sistem kombinasi kerja adalah :
188
1. Kemampuan produksi alat muat memiliki perbedaan yang besar dengan
kemampuan produksi alat angkut.
2. Jumlah alat angkut yang dilayani oleh alat muat terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Berikut tampilan Solver yang akan ditemukan pada saat akan memasukkan
beberapa parameter pada Solver
Dalam perhitungan ini, Solver akan mencari nilai ton-hour minimum Cycle Time
dan Draw Order . Solver tidak hanya dapat menyelesaikan total trip yang optimum
berdasarkan ton-hour minimum, akan tetapi nilai ton-kilometer minimum juga dapat
digunkan untuk mencari jumlah truk yang running untuk memenuhi target produksi.
Perbedaan ton-kilometer dengan ton-hour adalah ton-kilometer menggunakan parameter
tonase dan jarak sedangkan ton-hour menggunakan parameter tonase dan Cycle Time.
Semakin besar nilai ton-kilometer, maka semakin jauh jarak yang harus ditempuh oleh
truk. Semakin besar nilai ton-hour maka semakin besar Cycle Time yang dibutuhkan truk
untuk mencapai 1 siklus edar. Parameter-parameter yang diperlukan untuk proses
perhitungan antara lain :
190
Perhitungan Waktu Tetap
Parameter antrian pada loading point :
6 / 25,862 6 / 7,682
Lq
1.51truk
2 1 6 / 7,68
6 / 24,292 6 / 19,742
Lq
0,11truk
2 1 6 / 19,74
RP maximum yang tersedia pada gigi-1 adalah 17.400 lb jadi tidak akan selip
Jalur AB dapat ditempuh dengan gigi-3 dengan kecepatan maksimum = 12,65 mph
Waktu yang dibutuhkan = 1.600/12.65 x 88 = 1.440 menit
Jalur BC : jarak 1200 ft, kemiringan -9%
RP yang diperlukan untuk mengatasi RR = 70 x 31 = 2.170 lb
RP yang diperlukan untuk mengatasi GR = 20x9%x31 = -5.580 lb
RP yang diperlukan untuk percepatan = 20 x 31 = 620 lb
Jumlah RP yang diperlukan = -2.790 lb
RP maximum yang tersedia pada gigi-1 adalah 17.400 lb jadi akan selip bila mulai
bergerak dengan gigi-1. oleh karena itu digunakan gigi-2 yang RP maksimumnya
8.200 lbs = 2,834 menit
Jalur CD dapat ditempuh dengan gigi berapapun tapi dipilih gigi-4 dengan kecepatan
maksimum = 20 mph
Waktu yang dibutuhkan = 600/20 x 88 = 0,341 menit
Jalur CB : jarak 1200 ft, kemiringan 9%
RP yang diperlukan untuk mengatasi RR = 70 x 17 = 1.190 lb
RP yang diperlukan untuk mengatasi GR = 20x9%x17 = 3.060 lb
RP yang diperlukan untuk percepatan = 20 x 17 = 340 lb
Jumlah RP yang diperlukan = 4.590 lb
Jalur CB dapat ditempuh dengan gigi-3 dengan kecepatan maksimum = 12.63 mph
Waktu yang dibutuhkan = 1.200/12.63 x 88 = 1,080 menit
Jalur BA : jarak 1600 ft, kemiringan 0%
RP yang diperlukan untuk mengatasi RR = 70 x 17 = 1.190 lb
RP yang diperlukan untuk mengatasi GR =
RP yang diperlukan untuk percepatan = 20 x 17 = 340 l
Jumlah RP yang diperlukan = 1.530 lb
Variabel yang dapat dikontrol pada dumping point untuk memaksimalkan produktivitas
alat angkut :
Investasi Peralatan (menambah jumlah hopper)
202