Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH AL-QUR’AN HADIS

“Pengertia Al-Qur’an dan Wahyu”

OLEH :
KELAS B3
KELOMPOK 1

1. EKA TRI WAHYUNI 190102286P


2. NEDYA AYU P 190102224P
3. NOVI FITRIA 190102124P
4. NOVITA DWI A 190102128P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH RINGSEWU
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertia Al-Qur’an dan

Wahyu”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas kuliah askeb

kegawatdaruratan maternal dan neonatal.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktunya.

Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kami mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat

untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pringsewu, 11 Maret 2020

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................4
B. Tujuan penulisan...................................................................5
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Al-Qur’an..........................................................6
B. Nama-Nama Al-Qur’an.......................................................6
C. Garis Besar Kandungan Al-Qur’an...................................17
D. Pengertian Wahyu.............................................................19
E. MAcam-Macam Wahyu...................................................22
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan. .......................................................................24
B. Saran...................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Al-Qur’an dan Wahyu adalah merupakan dua kata yang tidak bisa

dilepaspisahkan antara satu sama yang lain sebab Al-Qur’an itu sendiri adalah

merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad

SAW. Sedangkan wahyu adalah merupakan Kalamullah yang diturunkan

kepada Nabi sesuai dengan kebutuhan.Wahyu adalah merupakan Kalamullah

itu diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi melalui perantaraan

Malaikat Jibril alaihissalam.

Dengan mempelajari al-Qur’an, akan menambah perbendaharaan ilmu

pengetahuan, memperluas wawasan dan pandangan, menemukan perspektif

dan paradigma baru, serta menemukan hal-hal yang baru pula. Lebih dalam

lagi mempelajari kandungan al-Qiur’an dapat mendorong lebih meyakini

kebenaran dan keunikan kandungannya, ini semua menunjukkan kebesaran

Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Perkasa atas segala ciptaanNya.Al

Qur’an memiliki keunikan/kekhasan dalam penyampaian pesan-pesan yang

dikandungnya semenjak awal diturunkannya Al Qu’an sampai ayat terakhir

turun.

Ayat dalam alquran ini yang berisi berupa perintah atau larangan yang

ditujukan langsung kepada kaum muslimin.Pendekatan ini paling banyak

1
2

digunakan dalam al Qur’an. Pendekatan tersebut sering menggunakan

ungkapan ya ayyuhal ladzina amanu …. (wahai orang-orang yang

beriman…..). Dengan demikian orang yang merasa dipanggil, diseru dengan

ungkapan tersebut akan bersiap-siap untuk mendengarkan isi seruan, serta

tergerak hatinya untuk melaksanakan petunjuk (perintah atau larangan) yang

diberikan Allah kepadanya. Disamping seruan secara langsung berupa

perintah atau larangan kepada kaum muslimin, ada pula seruan yang khusus

ditujukan kepada Nabi Muhammad, akan tetapi maksudnya untuk seluruh

umat Islam secara keseluruhan.

Al-Quran juga merupakan pendekatan yang tidak menyebutkan

seruan, baik yang langsung kepada kaum mukminin maupun yang ditujukan

kepada Nabi Muhammad SAW., akan tetapi langsung menerangkan perintah,

larangan. Pendekatan yang tidak didahului dengan pertanyaan, baik yang

dimulai dengan seruan secara langsung kepada kaum mukminin, seruan yang

ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW., ataupun yang tidak menggunakan

seruan, lazimnya berkenaan dengan pemberitahuan syariat yang harus

dipatuhi, atau berupa larangan yang harus dijauhi.

Pendekatan sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepada

Nabi SAW ini berupa: (a) Pertanyaan ini ada kalanya datang dari pertanyaan

kaum muslimin yang diajukan kepada Nabi SAW, yang biasanya berkenaan

dengan hal-hal yang belum ada ketetapan dari Allah SWT, atau sebagai

penjelasan lebih lanjut terhadap suatu ketetapan yang masih memerlukan

penjelasan, pertanyaan lain juga yang bekenaan dengan keajaiban alam


3

semesta, selain itu terdapat pula bentuk permohonan fatwa kepada Rasulullah.

Di dalam al Qur’an disebutkan bahwa yang diminta itu antara lain berkenaan

dengan kehidupan keluarga, perkawinan, waris dan sejenisnya; (b). Selain

pertanyaan atau permohonan fatwa yang diajukan oleh kaum muslimin,

terdapat pula pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang yang

mengingkari dakwah Rasulullah SAW pertanyaan tersebut mengenai pokok

agama (ushuluddin), di antaranya masalah kiamat, ruh, dan masalah kejadian

masa lampau.

Al Qur’an sebuah kitab yang berisikan petunjuk, pedoman atau

pimpinan, disebut huda-n; kedua, Al Qur’an memberikan penjelasan atau

bayan mengenai petunjuk itu; ketiga, petunjuk itu sekaligus merupakan

kriteria atau tolok ukur untuk menilai segala sesuatu, terutama untuk

membedakan antara yang benar dan yang salah, yang buruk dan yang baik.

Bila dilihat dari rentang sejarah pewahyuan Al-Qur’an, bahwa dalam

kurun waktu dua puluh tiga tahun, kitab Suci Al-Qur’an diturunkan secara

bertahap untuk memenuhi tuntunan situasi dan lingkungan yang ada.

nerimaan wahyu Al-Qur’an di luar jangkauan penalaran akal manusia.Selama

empat belas abad yang silam tak ada seorang rasul yang muncul, dan dalam

memahami fenomena wahyu kita semata-mata merujuk pada laporan

authentric dari Nabi Muhammad SAW dan orang-orang kepercayaan yang

menyaksikan kehidupan beliau. Riwayat ini mungkin dapat dipakai sebagai

cermin tentang apa yang dialami oleh nabi-nabi sebelumnya dalam menerima

komunikasi ketuhanan, mengingat antara nabi dengan nabi berikutnya pada


4

zaman sebelum Nabi Muhammad ada jeda waktu yang pendek, namun ada

jeda waktu yang cukup lama sekali dalam menerima wahyu dari Allah SWT.

Dengan demikian, apa yang Nabi Muhammad terima berupa wahyu

Al Qur’an dalam berbagai peristiwa, dalam kurun waktu kurang lebih dua

puluh tiga tahun, dengan perjuangan yang tidak mengenal lelah untuk

mengajak, mengajar dan menyebarkan ajaran Islam, agar umatnya menjadi

umat yang bertauhid, beraqidah kuat, baik, sabar, harmonis, menjadi sebuah

kenyataan dikemudian hari, sehingga terarah secara sistematis di bawah

panji-panji Islam untuk menjadikan komunitas baldatun toyyibatun wa

rabbun ghafur.

Oleh karena itulah maka kata Al-Qur’an dan Wahyu adalah

merupakan dua kata yang saling berkaitan erat antara satu sama yang lainnya

dan di antara keduanya tidak dapat dilepaspisahkan, namun tetap dapat

dibedakan satu persatunya. Untuk mengenal lebih jauh kami akan

menguraikan dua hal tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Al-Qur’an ?

2. Apa Saja Nama-Nama Al-Qur’an ?

3.    Apa Saja Garis Besar Kandungan Al-Qur’an ?

4. Apa Pengertian Wahyu ?

5. Apa Saja Macam-Macam Wahyu ?


5

C. TUJUAN

1. Menjelaskan Pengertian Al-Qur’an

2. Menjelaskan Apa Saja Nama-Nama Al-Qur’an

3. Menjelaskan Apa Saja Garis Besar Kandungan Al-Qur’an

4. Menjelaskan Pengertian Wahyu

5. Menjelaskan Apa Saja Macam-Macam Wahyu


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Al-Qur’an

Al Qur’an menurut bahasa yang berarti berasal dari bahasa Arab,

yakni bentuk jamak dari kata benda atau masdar dari kata kerja qara’a –

yaqra’u – qur’anan yang artinya adalah “bacaan” atau “sesuatu yang dibaca

berulang-ulang”. Menurut DR. Subhi As-Salih, Al Qur’an adalah kalam Allah

SWT yang merupakan sebuah mukjizat yang diturunkan kepada Nabi

Muhammad SAW, ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara mutawatir,

serta membacanya adalah termasuk ibadah.

Al Qur’an secara istilah berarti kitab suci umat Islam yang di

dalamnya berisi firman-firman Allah SWT yang diturunkan kepada

Rasulullah SAW sebagai mukjizat.Di dalam Al Qur’an termuat aturan-aturan

kehidupan manusia di dunia dan Al Qur’an adalah petunjuk bagi orang-orang

yang beriman dan bertaqwa.Al Qur’an ialah sebuah petunjuk yang bisa

mengeluarkan manusia dari keadaan gelap menuju jalan yang terang

benerang.Al Qur’an juga mempunyai fungsi sebagai pedoman bagi setiap

manusia untuk mencapai kebahagiaannya, baik di dunia maupun di akhirat.

B. Nama- nama Al Qur’an

Menurut sebagian ahli tafsir, terdapat bayak istilahdalam berbagai

ayat Al Qur’an yang dianggap merujuk sebagai nama lain Al Qur’an. Berikut

merupakan nama-nama tersebut :

6
1. Al-Kitab

Alquran disebut juga sebagai Al-Kitab, hal ini disampaikan Allaw SWT

dalam Surat Al-Baqoroh ayat ke 2.Dimana Allah SWT berfirman :Kitab

(Al-Qur’an) ini tidak kehadiran keraguan padanya; petuah untuk mereka

yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah[2]:2)

7
8

2. Al-Furqan

Al Furqan memiliki arti sebagai pembeda, Dalam hal ini, AL

Quran dijadikan sebagai pembeda kehidupan umat islam dari hal-hal

mana yang baik dan mana yang tidak serta diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.Dengan demikian,  membaca dan mengamalkan Al Qur’an

manusia sudah sewajanya dapat membedakan mana yang Al Haq (yang

baik) serta mana yang batil (yang buruk).

Al Furqon Adalah anugrah dari Allah SWT, sehingga orang yang

mempelajari, membaca serta mentadabburi diberikan anugrah

penglihatan hati dalam membedakan jalan Islam ini.


9

3. Adz-Dzikr

Allah SWT menyebutkan alquran dengan Adz Dzikra, seperti

yang disebutkan dalam Surat Al Hijr ayat ke 9. Adzikra  memiliki arti

“sebagai peringatan“, hal tersebut sudah menjadi sifat Al Qur’an sebagai

firman Allah SWT. Al Qur’an sebagai Adz Zikra memiliki arti bahwa

sifat Al Qur’an yang akan selalu memberikan peringatan kepada umat

manusia dari sifat lupa yang dimiki manusia.

Al Qur’an juga senantiasa memberikan peringatan kepada

manusia mengenai tanggung jawab yang sedang kita emban. Al Qur’an

sebagai Adz Dzikr dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya di

dalam Al Qur’an surat Al Hijr ayat 9 yang artinya “Sesungguhnya

Kamilah yang telah menurunkan Adz Zikra (yakni Al Qur’an) dan

Kamilah pula yang akan memeliharanya (Al Qur’an)”

4. Al-Mau’idhah

Nama alquran lainya adalah Al Mau’izhah yang memiliki arti

sebagai “pengajaran atau nasihat“. Al Qur’an sebagai Al Mau’izhah

diturunkan sebagai untuk berbagai keperluan dan kegunaan bagi seluruh 

umat manusia.
10

Sesungguhnya, manusia akan senantiasa membutuhkan pelajaran

dan peringatan yang akan membawa manusia tersebut kembali pada

tujuan penciptaanya. Oleh karena itu, tanpa bahan peringatan dan

pengajaran tersebut, manusia akan selalu lalai dan tidak menghiraukan

kewajibannya karena adanya nafsu dan hasutan yang didorong oleh

adanya syaitan.Karena itu, Al Qur’an sangat berperan penting sebagai Al

Mau’izhah dalam pondasi kehidupan manusia.Selain itu, nasihat beserta

peringatan penting adanya karena sebagai manusia akan sering

dihadapkan dengan berbagai macam permasalahan dan solusi

penyelesaiannya ialah dengan mengambil bahan ajar dari agama (di

dalam Al Qur’an). Permasalahan dapat beragam bahkan tata cara

berperilaku terhadap tetangga, orang tua, dan musuh sekalipun.

Allah SWT menerangkan dalam firmannya mengenai Al Qur’an

sebagai Al Mau’izhah dalam surat Al Qamar ayat 22 yang artinya“Dan

sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an sebagai peringatan,

maka adakah orang-orang yang mau untuk mengambil pelajaran? (Al

Qur’an)”

Juga, Allah SWT juga menerangkan dalam Al Qur’an surat

Yunus ayat 57 yang artinya“Wahai manusia. Sesungguhnya Kami telah

datangkan kepadamu sebuah pelajaran atau peringatan (yakni Al

Qur’an) dari Tuhanmu sebagai penawar dari berbagai penyakit yang

ada di dalam hati serta sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang

yang beriman”
11

5. Asy-Syifa’

Nama Lain alquran disebut juga sebagai As Syifa’ yang berarti

penawar atau penyembuh.Banyak pendapat dari ulama, bahwa alquran

dapat menyembuhkan penyakit fisik ataupun penyakit Ruhani.

Al Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW untuk

diturunkan kepada manusia telah di sifatkan sebagai penyembuh dan

penawar bagi umat manusia.Penawar dan penyembuh berkaitan dengan

penyakit.Tentunya, sebagai manusia memiliki beberapa penyakit hati

seperti sombong, ragu, bahkan syirik.

Dalam tafsir Ibnu Kathir menjelaskan bahwa Al Qur’an dapat

menjadi penawar dan penyembuh dari berbagai penyakit hati yang ada di

dalam manusia . Sesungguhnya Al Qur’an yang benar-benar diamalkan

akan membawa kedamaian dan ketenangan hati manusia.

Juga, Al Qur’an dapat memberikan pencerahan bagi yang

beriman.Ketika hati seseorang terbuka pada Al Qur’an maka ia dapat

mengobati dirinya sendiri. Perasaan yang mudah datang seperti mudah

marah, dengki, iri, cemas dapat menjadi lebih bahagia dan tenang serta

senantiasa berada di jalan Allah SWT.

Demikian juga bahwasanya, Allah SWT berfirman dalam surat

Yunus ayat 57 yang artinya “Wahai manusia. Sesungguhnya Kami telah

datangkan kepadamu sebuah pelajaran (yakni Al Qur’an) dari Tuhanmu

sebagai penawar dari berbagai penyakit yang ada di dalam hati serta

sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”


12

6. Al-Hukm

7. Al- Hikmah
13

8. Al-Huda (Petunjuk)

Al Quran bagi umat islam merupakan sebuah petunjuk dan

pedoman kelangsungan hidupnya dalam melakukan segala sesuatu. Al-

Qur’an sebagai petunjuk telah dinyatakan oleh Allah SWT dalam

firmannya.Al Hudaa sebagai nama lain dari Al Quran dinilai sesuai

dengan kriteria dan ciri-ciri dari kitab suci umat Islam tersebut.

Beberapa ayat yang menyebutkan bahwa Al Qur’an sebagai

petunjuk ialah dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 185, Allah SWT

berfirman yang artinya “Al Qur’an sesungguhnya adalah petunjuk bagi

umat manusia”. Ayat lain yaitu QS (3) ayat 138 Allah SWT berfirman

dengan arti “Alqur’an sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”

Demikian juga, Allah SWT juga berfirman dalam surat AL

Baqarah ayat 185 yang artinya “Bulan ramadan merupakan bulan

dimana diturunkannya Al Qur’an (yang digunakan) sebagai petunjuk

bagi umat manusia serta penjelasan mengenai petunjuk tersebut

sekaligus sebagai pembeda (pembeda antara mana yang benar dan juga

mana yang batil”


14

Dalam, Surat Fushilat ayat 44 :“….Katakanlah bahwa Al Qur’an

itu merupakan petunjuk serta penawar bagi orang-orang yang beriman,

dan orang-orang yang tidak beriman sungguh terdapat sumbatan pada

telinga mereka……”

8. At-Tanzil

9. AR-Rahmat (Karunia)

Nama lain dari Al Quran yakni Ar Rahmat mengandung arti

bahwa Al Quran akan melahirkan hikmah, rahmat, dan juga iman. Bagi

umat manusia yang senantiasa beriman serta berpegang teguh pada Al

Quran sebagai Ar Rahmah ini tentu akan terus mencari kebaikan dan

senantiasa akan cenderung kepada kebaikan yang ditimbulkan tersebut.

Ar Rahmah sebagai nama lain dari Al Qur’an dinyatakan Allah

SWT dalam firmannya dalam surat Al Isra’ ayat 82 yang artinya “dan
15

Kami turunkan Al Qur’an (sebagai sesuatu) yang akan menjadi penawar

serta rahmat bagi setiap orang yang beriman, sedangkan bagi mereka

yang zalim maka (Al Qur’an) hanyalah akan menambahkan kerugian”

10. Ar-Ruh (Ruh)

Allah SWT menurunkan wahyu kepada Rasul-Nya yaitu Nabi

Muhammad SWT berupa Al Qur’an dan dinamakan sebagai roh.Roh

dalam hal ini berarti menghidupkan sesuatu. Selayaknya jasad manusia,

tanpa adanya roh manusia akan mati, tidak berguna, dan busuk. Alqur’an

dinilai sebagai roh untuk menghidupkan hati yang telah mati hingga

dekat kepada sang Pencipta.

Ar Ruuh sebagai nama lain dari Al Quran dinyatakan oleh Allah

SWT dalam firmannya Al Qur’an surat Ash Shura ayat 52 dengan arti

“dan demikianlah Kami wahyukan kepada engkau (Muhammad) sebuah

Ruuh (yakni Al Qur’an) dengan adanya perintah Kami,…”


16

11. Al-Bayan (Penerang)

Dalam hal ini Al Qur’an sebagai Al Bayaan yaitu memberikan

penjelasan dan keterangan kepada umat manusia perihal apa yang baik

dan apa yang buruk bagi mereka. Penjelasan mengenai antara mana yang

haq dan mana yang batil, mana yang benar dan mana yang palsu, mana

yang lurus dan mana yang sesat.

Al Qur’an sebagai Al Bayaan dijelaskan oleh Allah SWT dalam

Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 138 yang artinya “Inilah (kitab Al

Qur’an) suatu keterangan yang memberikan penjelasan untuk umat

manusia, dan menjadi petunjuk serta pelajaran bagi mereka orang-

orang yang bertakwa”

12. Al-Kalam (Ucapan)


17

Al Qur’an sebagai Al Kalam mengandung arti bahwa isi awal

hingga akhir yang ada di dalam Al Qur’an merupakan firman atau

perkataan dari Allah SWT.Beberapa ayat Al Qur’an menjelaskan Al

Qur’an sebagai Al Kalam.Penjelasan tersebut terdapat di dalam Al

Qur’an surat At Taubah ayat 2 yang memiliki arti “Maka hendaklah

kamu berjalan (wahai kamu musyrikin) di muka bumi selama 4 bulan,

dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan pernah bisa

melemahkan Allah SWT dan sesungguhnya Allah SWT akan

menghinakan orang kafir”

Ayat tersebut menjelaskan bahwa adanya perjanjian damai antara

Nabi Muhammad SAW dan orang-orang musyrikin. Isi perjanjian

tersebut tidak ada peperangan antara kedua belah pihak dan kaum

muslimin diperbolehkan untuk haji ke kota Mekkah dan melakukan tawaf

di Ka’bah.Allah SWT menurunkan ayat tersebut untuk memberikan

kesempatan kepada kaum musyrikin untuk memperkuat diri dengan

waktu 4 bulan.

Artinya, semua yang adadi dalam Al Qur’an merupakan perintah

dan firman dari Allah SWT yang diturunkan kepada manusia untuk

dipatuhidan diamalkan dalam kehidupan.


18

13. Al-Busyra (Kabar Gembira)

14. An-Nur (Cahaya)

Selain menjadi petunjuk, pedoman,dan rahmat, Al Quran bagi

umat islam juga menjadi cahaya bagi kehidupan yang akan menuntun

manusia menuju cahaya kebenaran, menjauhkan dari kegelapan,

kesesatan serta kejahilan ilmu.

Dengan An Nuur, manusia akan senantiasa beriman dan

mengabdi kepada Allah SWT serta terjauhkan dari kesempitan dunia

dengan melihat keluasan dari akhirat.

Allah berfirman dalam surat Al Maidah ayat 17 yang artinya

“dengan kitab itulah Allah SWT memberikan petunjuk kepada hamba


19

yang senantiasa mengikuti keridhaanNya ke dalam jalan

keselamatan….”

Al Maidah ayat 17 “….dan (dengan Kitab ‘Al Qur’an’ itu pula”

Allah SWT membawa hamba tersebut keluar dari adanya kegelapan

menuju terangnya cahaya dan tentu dengan izin-Nya akan menunjukkan

ke jalan yang benar dan lurus”

15. Al-Basha’ir (pedoman)

16. Al-Balagh (penyampaian atau kabar)

17. Al-Qaul (Perkataan atau ucapan)


20

C. Garis Besar Kandungan Al-Qur’an

Al-Qur’an alaha kitab suci agama islam untuk seluruh umat muslim di

seluruh dunia dari awal diturunkan hingga waktu penghabisan umat manusia

di dunia baik di bumi maupun di luar angkasa akibat kiamat besar.

Didalam surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’an terkandung kandungan

yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal pokok atau hal

utama beserta pengertian atau arti defenisi dari masing-masing kandungan inti

sarinya, yaitu sebagaimana berikut ini :

1. Aqidah / Akidah

Aqidah adalah ilmu yang mengajarkan manusia mengenai

kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia.Al-

Quran mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan

keyakinan terhadap Allah SWT yang satu yang tidak pernah tidur dan

tidak beranak-pinak.Percaya kepada Allah SWT adalah salah satu butir

rukun iman yang pertama.Orang yang tidak percaya terhadap rukun iman

disebut sebagai orang-orang kafir.

2. Ibadah

Ibadah adalah taat, tunduk, ikut atau nurut dari segi bahasa.Dari

pengertian “fuqaha” ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang

dijalankan atau dkerjakan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.

Bentuk ibadah dasar dalam ajaran agama islam yakni seperti yang

tercantum dalam lima butir rukum islam. Mengucapkan dua kalimah

syahadat, sholat lima waktu, membayar zakat, puasa di bulan suci


21

ramadhan dan beribadah pergi haji bagi yang telah mampu

menjalankannya.

3. Akhlaq / Akhlak

Akhlak adalah perilaku yang dimiliki oleh manusia, baik akhlak

yang terpuji atau akhlakul karimah maupun yang tercela atau akhlakul

madzmumah. Allah SWT mengutus Nabi Muhammd SAW tidak lain dan

tidak bukan adalah untuk memperbaiki akhlaq. Setiap manusia harus

mengikuti apa yang diperintahkanNya dan menjauhi laranganNya.

4. Hukum-Hukum

Hukum yang ada di Al-quran adalah memberi suruhan atau

perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan

penjatuhan hukuman hukum pada sesama manusia yang terbukti

bersalah. Hukum dalam islam berdasarkan Alqur’an ada beberapa jenis

atau macam seperti jinayat, mu’amalat, munakahat, faraidh dan jihad.

5. Peringatan / Tadzkir

Tadzkir atau peringatan adalah sesuatu yang memberi peringatan

kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau

waa’id. Tadzkir juga bisa berupa kabar gembira bagi orang-orang yang

beriman kepadaNya dengan balasan berupa nikmat surga jannah atau

waa’ad.Di samping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam

alquran atau disebut juga targhib dan kebalikannya gambarang yang

menakutkan dengan istilah lainnya tarhib.


22

6. Sejarah-sejarah atau kisah-kisah

Sejarah atau kisah adalah cerita mengenai orang-orang yang

terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah

SWT serta ada juga yang mengalami kebinasaan akibat tidak taat atau

ingkar terhadap Allah SWT. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari

sebaiknya kita mengambil pelajaran yang baik-baik dari sejarah masa

lalu atau dengan istilah lain ikibar.

7. Dorongan Untuk Berpikir

Di dalam al-qur’an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu

bahasan yang memerlukan pemikiran menusia untuk mendapatkan

manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam

semesta.

D. Pengertian Wahyu

Pengertian Wahyu pada dasarnya terbagi menjadi dua, yaitu etimologi

(Bahasa) dan terminologi ( Istilah ) :

1. Pengertian Wahyu secara etimologi

a. Wahyu berarti : “ isyarat yang cepat dengan tangan dan sesuatu

isyarat yang dilakukan bukan dengan tangan. Juga bermakana surat,

tulisan, sebagaimana bermakna pula, segala yang kita sebut kepada

orang lain untuk di ketahui, seperti dalam surat Maryam ayat 11 :

َ‫أَوْ َحى اِلَ ْي ِه ْم اَ ْن َسبِّحُوا بُ ْك َرةً َو َع ِشيَّا‬

“ Maka Ia mewahyukan ( memberi Isyarat ) kepada mereka,

hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang.”


23

b. Wahyu berarti :” Memberi tahu dengan tersembunyi.” Seperti dalam

surat Al An’am ayat 112:

.ً‫ْض ُز ْخرُفَ القَوْ ِل ُغرُورا‬


ٍ ‫ضهُ ْم إِلَى بَع‬
ُ ‫س َو ال ِجنِّ يُوْ ِحى بَ ْع‬ ِ َ‫ك َج َع ْلنَا لِ ُك ِّل نَبِ ٍّي َع ُدوَّا َشيَا ِطين‬
ِ ‫اإل ْن‬ َ ِ‫َ َكذل‬

“ Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh-

musuhnya yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin. Sebagian mereka

membisikan kepada sebagian yang lain dengan ucapan-ucapan yang

indah dan memperdayakan.

c. Wahyu berarti : “ Perintah “. Seperti Firman dalam surat Al Maidah

111

‫الح َو ِريِّينَ اَ ْن ا ِمنُوا بِى َوبِرًسولِى‬


َ ‫َوإ َذا اَوْ َحيْتَ إِلَى‬

“Dan ingatlah tatkala Aku wahyukan ( Perintahkan ) kepada

pengikut Isa, yaitu berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada Rosul-

Ku.

d. Wahyu berarti : “ Ilham “. Seperti dalam surat Al Qashash ayat 7

ِ ‫َواَوْ َح ْينَا إِلَى أُ ِّم ُمو َسى اَ َّن اَر‬


‫ض ِع ْي ِه‬

“ Dan telah Kami wahyukan ( ilhamkan ) kepada ibu Musa;

susukanlah dia.

2. Pengertian Wahyu Secara Terminologi ( Istilah )

Menurut Istilah pengertian wahyu terbagi menjadi tiga yaitu :

a. Wahyu dalam arti ‫ ا ِال ْن َزالُ\ا ِال ْي َحا ُء‬: memberi wahyu
24

Wahyu dalam arti ‫ ا ِاليْحَ ا ُء‬menurut istilah ialah :

pemberitahuan Allah kepada Nabi-Nya tentang hukum-hukum-Nya,

berita-berita dan cerita-cerita dengan cara yang samar tetapi

meyakinkan kepada Nabi/Rosul yang bersangkutan, bahwa apa yang

di terimanya adalah betul-betul dari Allah Sendiri.

Sedangkan Prof. T.M Hasby Ash-Shieddieqy mengatakan

bahwa wahyu dalam arti ‫ ا ِال ْي َحا ُء‬menurut istilah ialah “ Nama bagi

sesuatu yang di campakkan dengan cara cepat dari Allah ke dalam

dada Nabi-nabiNya.

Keterangan tentang cara terjadinya hubungan antara Allah

dengan para Nabi/RosulNya di beritahukan oleh Allah sendiri dalam

surat As-Syura 51:

‫ب اَوْ يُرْ ِس ُل َر ُسواَل فَيُو َحى بِا ِ ْذنِ ِه َما يَ َشا ُء‬
ٍ ‫َو َما َكانَ لِبَ َش ٍر اَ ْن يُ َكلِّ َمهُ هللاُ اِاَّل َوحْ يًا اَوْ ِم ْن َو َرا ِء ِح َجا‬

“ Tidak ada manusia yang di ajak bicara oleh Allah secara langsung,

kecuali dengan perantara wahyu (ilham) atau di balik tabir atau

dengan mengutus seorang utusan (malaikat), kemudian ia di beri

wahyu dengan izin Allah apa-apa yang di kehendaki.

b. Wahyu dalam arti ‫ ال ُم‘‘وْ َحى بِ ‘ ِه‬artinya : yang di wahyukan terbagi

menjadi dua macam, yaitu : 1) Al-Qur’an 2) Al Hadist Nabi

Muhammad SAW, Dalil bahwa hadist termasuk wahyu ialah :

‫ق َع ِن الهَ َوى اِ ْن هُ َو اِاَّل َوحْ ٌي يُو َحى‬


ُ ‫َو َما يَ ْن ِط‬
25

Artinya: Tidaklah Ia ( Muhammad ) berbicara menurut hawa

nafsunya, pembicaraannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang di

wahyukan.

ُ‫ْت القُرْ انَ َو ِم ْثلُهُ َم َعه‬


ُ ‫اَالَإِنِّى اُوْ تِي‬

“ Ingatlah sesungguhnya aku diberi Qur’an beserta yang seumpama

dengannya”.

‫م بِال ُّسنّ ِة َك َما يَ ْن ِز ُل َعلَ ْي ِه بِالقُرْ ا ِن‬.‫كانَ ِجب ِْر ْي ُل َعلَ ْي ِه ال َّسالَ ُم يَ ْن ِز ُل َعلَى َرسُو ِل هللاِ ص‬

ِ ْ‫َويُ َعلِّ َمهُ اِيَّاهَا َك َما يُ َعلِّ َمهُ القُر‬


.‫ان‬

Artinya: “ Jibril as. Turun pada Rosulullah dengan membawa sunnah

(hadist) sebagaimana ia turun padanya dengan membawa Al-Qur’an,

dan ia mengajarkan sunnah pada Nabi sebagaimana ia mengajarkan

Al-Qur’an padanya”.

c. Menurut berbagai ulama

1) Syech Muhammad Abduh mendefinisikan bahwa wahyu adalah

pengetehuan yang di peroleh seseorang dari dalam dirinya

sendiri disertai dengan keyakinan, bahwa hal itu dari sisi Allah,

baik dengan perantaraan atau tidak dengan perantaraan.”

Dr. Abdullah Syahhatah, wahyu menurut syara’ ialah

pemberitahuan Allah SWT kepada orang yang dipilih dari

beberapa hambaNya mengenai berbagai petunjuk dan ilmu

pengetahuan yang hendak diberitahuakannya teteapi dengan

cara yang tidak biasa bagi manusia.


26

Pengertian wahyu yang terakhir inilah yang paralel dengan arti

wahyu dalam ayat-ayat sebagai berikut yang artinya adalah:

a) Surat Al-An’am ayat 19, Artinya : Dan telah di wahyukan

kepadaku Al Qur’an ini supaya aku memberi peringatan

kepadamu dengannya dan kepada orang-orang yang Al-

Qur’an sampai kepadanya.

b) Surat Al-Kahfi ayat 110, Artinya : Katakanlah,

sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu,

yang diwahyukan kepadaku, bahwa sesungguhnya Tuhan

kalian itu hanya Tuhan Yang esa”.

c) Surat An najm ayat 4, Artinya : Perkataan itu tiada lain

hanyalah wahyu yang di wahyukan”.

E. Macam-Macam Wahyu

maka ada tiga cara komunikasi Allah dengan para Nabi dan
Rasul-Nya, yaitu:
1. Secara bisikan (wahyu secara langsung), di mana Allah

langsung menanamkan pengertian ke dalam hati seseorang

Nabi yang dimaksudkan- Nya berupa petujuk, perintah, atau

larangan dan sebagainya tanpa memakai perantara apapun.

Termasuk juga kedalam kategori ini berupa mimpi yang benar

(ar-Ru’ya ash-Shadiqah), yakni mimpi yang sesuai dengan

kenyataannya. Wahyu serupa ini pernah dialami oleh Nabi

Ibrahim a.s ketika beliau menerima perintah untuk

mengorbankan puteranya Ismail a.s. Dan setelah bangun dari


27

tidurnya, beliau yakin bahwa itu adalahperintah dari Allah

Swt. lalu beliau laksanakan.

2. Wahyu yang diterima Nabi dari balik tabir (dialog

daribelakang hijab), di mana Nabi mula-mula melihat

sesuatu yang luar biasa, atau mendengarsuara-suara yang

aneh, lalu ia memusatkan seluruh jiwa dan perhatiannyake

arah itu, kemudian ia dapat mendengar suara wahyu dari

Allah tanpa melihat dan mengetahui sumber datanganya

suara itu. Sesuatu yangdilihatnya sebelum ia mendengar

suara wahyu tersebut itulah yang dimaksudkan dengan

“tabir” atau “hijab”, yaitu tabirpemisahantara alam

zhahir dengan alam ghaib. Wahyu yang semacam inilah

yang disebut wahyu daribalik tabir.

3. Wahyu dengan perantaraan Malaikat Jibril (ruh al- Amin), di

mana Allah memerintahkan kepada Malaikat Jibril untuk

menyampaikan wahyu kepada Nabi. Wahyu dengan

perantaraan Malaikat Jibril inilah yang dialami oleh Nabi

Muhammad Saw. dalam menerima wahyu Al-Quran al-

Karim, bukan dengan wahyu secara langsung (mimpi yang

benar), atau wahyu dari balik tabir, walaupun Nabi mengalami

juga penerimaan wahyu dengan cara-cara tersebut, tetapi

bukan wahyu serupa ini yang termasuk ke dalam penurunan

Al- Quran.
BAB III
PENUTUP

A Kesimpulan
1 Pengertian Al-Qur’an
Al Qur’an menurut bahasa yang berarti berasal dari bahasa Arab,

yakni bentuk jamak dari kata benda atau masdar dari kata kerja qara’a –

yaqra’u – qur’anan yang artinya adalah “bacaan” atau “sesuatu yang

dibaca berulang-ulang”. Menurut DR. Subhi As-Salih, Al Qur’an adalah

kalam Allah SWT yang merupakan sebuah mukjizat yang diturunkan

kepada Nabi Muhammad SAW, ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan

secara mutawatir, serta membacanya adalah termasuk ibadah.

Didalam surat-surat dan ayat-ayat Al-Qur’an terkandung

kandungan yang secara garis besar dapat kita bagi menjadi beberapa hal

pokok atau hal utama yaitu Aqidah / Akidah, Ibadah, Akhlaq / Akhlak,

Hukum-Hukum, Peringatan / Tadzkir, Sejarah-sejarah atau kisah-kisah,

Dorongan Untuk Berpikir

2 Pengertian Wahyu secara etimologi

Wahyu berarti : “ isyarat yang cepat dengan tangan dan sesuatu

isyarat yang dilakukan bukan dengan tangan. Juga bermakana surat,

tulisan, sebagaimana bermakna pula, segala yang kita sebut kepada orang

lain untuk di ketahui Macam-Macam Wahyu: ada tiga cara komunikasi

Allah dengan para Nabi dan Rasul-Nya, yaitu :

a) Secara bisikan (wahyu secara langsung), di mana Allah

langsung menanamkan pengertian ke dalam hati seseorang

28
Nabi yang dimaksudkan- Nya berupa petujuk, perintah, atau

larangan dan sebagainya tanpa memakai perantara apapun.

b) Wahyu yang diterima Nabi dari balik tabir (dialog dari

belakang hijab), di mana Nabi mula-mula melihat sesuatu

yang luar biasa, atau mendengar suara-suara yang aneh.

c) lalu ia memusatkan seluruh jiwa dan perhatiannya ke arah

itu, kemudian ia dapat mendengar suara wahyu dari Allah

tanpa melihat dan mengetahui sumber datanganya suara itu.

d) Wahyu dengan perantaraan Malaikat Jibril (ruh al- Amin), di

mana Allah memerintahkan kepada Malaikat Jibril untuk

menyampaikan wahyu kepada Nabi. Wahyu dengan

perantaraan Malaikat Jibril inilah yang dialami oleh Nabi

Muhammad SAW.

B Saran

Dengan penulisan makalah ini diharapkan kita sebagai umat muslim

bisa mengetahui tentang definisi Al-Qur’an dan wahyu, dan bisa memahami

serta membedakan wahyu dan yang bukan wahyu. kita juga bisa memahami

tentang sebab diturunkan wahyu tersebut. Dengan mempelajarinya kita bisa

mengamalkan ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an. Karna sesungguhnya

Al-Qur’an yang benar-benar diamalkan akan membawa kedamaian dan

ketenangan hati manusia untuk mencapai kebahagiaannya.

29
30

DAFTAR PUSTAKA

Masduki, Yusron. (2017). Sejarah Turunnya Al-Qur’an Penuh Fenomenal

(Muatan Nilainilai Psikologi Dalam Pendidikan). Palembang, MEDINA-TE, V

OL.16, NO.1, Juni 2017.

http://repository.uin-suska.ac.id/10393/1/Studi%20Al-Qur%E2%80%99an.pdf

https://alquranalfatih.com/ilmu-islam/pengertian-al-quran/

https://belajaralquran.id/nama-lain-alquran/

https://roelwie.wordpress.com/isi-kandungan-alquran/

https://www.academia.edu/38385003/DEFINISI_WAHYU

Anda mungkin juga menyukai