Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PERAWATAN STROKE”

Dosen pembimbing: Pauzan Effendi, SST., M. Kes

Disusun oleh: Kelompok III

1. Elwindri Rameko (P05120218067)


2. Enny Febina Sari (P05120218068)
3. Ikhtiar Wahyudi (P05120218070)
4. Inda Purwanti (P05120218071)
5. Lesmy Sasmita (P05120218072)
6. Murdani Furiyanti (P05120218073)
7. Nadia Dwi Wulandari (P05120218074)
8. Noperdi (P05120218075)
9. Ramadan (P05120218076)
Kelas : 2.B DIII Keperawatan

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
BAB I
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok bahasan : Perawatan pasien stroke

Sasaran : Keluarga pasien stroke di ruang stroke

Tempat : Ruang stroke RSMY

Hari/tanggal : Jum’at, 17 April 2020

Waktu : 40 Menit

Tujuan

1. Tujuan umum
a. Keluarga pasien mampu memahami tentang perawatan stroke.
2. Tujuan khusus
a. Memahami tentang pengertian stroke
b. Memahami tentang penyebab stroke
c. Memahami tentang factor resiko terjadinya stroke
d. Memahami tentang tanda dan gejala stroke
e. Memahami cara perawatan pasien stroke
f. Memahami tentang pencegahan stroke
g. Memahami tentang rehabilitasi pasca stroke

Sub pokok bahasan:


1. Pengertian stroke
2. Penyebab stroke
3. Faktor risiko stroke
4. Tanda dan gejala stroke
5. Cara perawatan stroke
6. Pencegahan stroke
7. Rehabilitasi pasca stroke
Kegiatan penyuluhan:
1. Materi penyuluhan : (Terlampir)
2. Metode yang digunakan : Ceramah dan tanya jawab
3. Media : Pamflet

Rencana pelaksanaan:

No Tahap/waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1 Pembukaan 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
(5 Menit) pembuka 2. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri perkenalan
3. Menjelaskan maksud dan 3. Mendengarkan penjelasan
tujuan Mengucapkan salam
pembuka
2 Penyajian Memberikan penjelasan 1. Memperhatikan dan
(25 Menit) tentang materi yang akan mendengarkan penjelasan
disampaikan: penyaji
2. Mengajukan pertanyaan
1. Pengertian stroke
bila materi ada yang
2. Penyebab stroke
kurang dipahami
3. Faktor risiko stroke
4. Tanda dan gejala stroke
5. Cara perawatan stroke
6. Pencegahan stroke
7. Rehabilitasi pasca stroke
8. Memberikan kesempatan
untuk bertanya mengenai hal
yang belum jelas
3 Penutup 1. Melakukan evaluasi terhadap 1. Mendengarkan dan
(10 Menit) materi dengan menjawab pertanyaan
2. Menjawab salam penutup
tanya jawab

2. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
3. Salam penutup

Evaluasi:
1. Evaluasi Struktur
a. Pemateri mempersiapkan metode dan media yang akan dipakai
b. Peserta dan pemateri datang tepat waktu dan pada tempat yang telah ditentukan
c. Acara dimulai dan berakhir tepat waktu
2. Evaluasi Proses
a. Peserta mengikuti penyuluhan dari awal hingga akhir
b. Peserta didik mampu menjelaskan kembali dan menjawab pertanyaan tentang:
pengertian, penyebab, faktor risiko, tanda dan gejala, cara perawatan,
pencegaha, dan rehabilitasi pasca stroke
c. Peserta mengajukan dan menjawab pertanyaan secara lengkap dan benar
d. Peserta mengikuti acara dengan antusias
3. Evaluasi Hasil
a. Penyuluhan dikatakan berhasil jika: Lebih dari 75% peserta didik mampu
menjawab pertanyaan dari penyuluh
BAB II
MATERI
A. Pengertian
CVA (Cerebro Vascular Accident) atau sering disebut stroke merupakan
kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya
gangguan peredaran darah otak yang dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan
saja dengan gejala-gejala berlangsung selama 24 jam atau lebih yang
menyebabkan cacat berupa kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses
berpikir, daya ingat dan bentuk-bentuk kecacatan lain hingga menyebabkan
kematian (Muttaqin, 2008).

B. Penyebab
1. Perdarahan Intraserebral
Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah otak, hal ini terjadi karena
aterosklerosis, aneurisma, dan hipertensi. Keadaan ini pada umumnya terjadi
pada usia di atas 50 tahun akibat pecahnya pembuluh darah arteri otak.
2. Trombosis serebri
Terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapat menimbulkan edema dan
kongesti disekitarnya. Trombosis biasanya terjadi pada orang tua yang
sedang tidur atau bangun tidur. Terjadi karena penurunan aktivitas simpatis
dan penurunan tekanan darah. Trombosis serebri ini disebabkan karena adanya:
1) Aterosklerostis: Mengerasnya/berkurangnya kelenturan dan elastisitas
dinding pembuluh darah
2) Hiperkoagulasi: Darah yang bertambah kental yang akan menyebabkan
viskositas/ hematokrit meningkat sehingga dapat melambatkan aliran darah
cerebral
3) Arteritis: Radang pada arteri
3. Emboli
Dapat terjadi karena adanya penyumbatan pada pembuluhan darah otak
oleh bekuan darah, lemak, dan udara. Biasanya emboli berasal dari thrombus
di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebri. Keadaan-
keadaan yang dapat menimbulkan emboli:
1) Penyakit jantung reumatik
2) Infark miokardium
3) Fibrilasi dan keadaan aritmia: dapat membentuk gumpalan-gumpalan
kecil yang dapat menyebabkan emboli cerebri
4) Endokarditis: Menyebabkan gangguan pada endocardium

C. Faktor resiko
Faktor Resiko yang Dapat Faktor Resiko yang Tidak Dapat

1. Tekanan darah tinggi 1. Usia tua


2. Merokok 2. Jenis kelamin (banyak terjadi pada
3. Diabetes Mellitus laki-laki)
4. Aterosklerosis 3. Herediter/genetik
5. Atrial fibrilasi 4. Riwayat stroke atau serangan
6. Penyakit jantung lain jantung sebelumnya
7. Transient ischemic attack
8. Anemia bulan sabit
9. Kolesterol tinggi
10. Obesitas
D. Tanda dan Gejala
Menurut Hudak dan Gallo dalam buku keperawatn Kritis, yaitu:
1. Lobus Frontal
1) Deficit Kognitif: Kehilangan memori, rentang perhatian singkat,
peningkatan distraktibilitas (mudah buyar), penilaian buruk, tidak mampu
menghitung, memberi alasan atau berpikir abstrak.
2) Deficit Motorik: Hemiparese, hemiplegia, distria (kerusakan otot-otot
bicara), disfagia (kerusakan otot-otot menelan).
3) Deficit aktivitas mental dan psikologi antara lain: Labilitas emosional,
kehilangan kontrol diri dan hambatan soaial, penurunan toleransi terhadap
stres, ketakutan, permusuhan frustasi, marah, kekacuan mental dan
keputusasaan, menarik diri, isolasi, depresi.
2. Lobus Parietal
1) Dominan:
a. Defisit sensori antara lain: Defisit visual (jaras visual terpotong
sebagian besar pada hemisfer serebri), hilangnya respon terhadap
sensasi superfisial (sentuhan, nyeri, tekanan, panas dan dingin),
hilangnya respon terhadap proprioresepsi (pengetahuan tentang posisi
bagian tubuh).
b. Defisit bahasa/komunikasi:
a) Afasia ekspresif (kesulitan dalam mengubah suara menjadi pola-
pola bicara yang dapat dipahami)
b) Afasia reseptif (kerusakan kelengkapan kata yang diucapkan)
c) Afasia global (tidak mampu berkomunikasi pada setiap tingkat)
d) Aleksia (ketidakmampuan untuk mengerti kata yang dituliskan)
e) Agrafasia (ketidakmampuan untuk mengekspresikan ide-ide
dalam tulisan).
2) Non Dominan: Defisit perseptual (gangguan dalam merasakan dengan
tepat dan menginterpretasi diri/lingkungan) antara lain:
a. Gangguan skem/maksud tubuh (amnesia atau menyangkal terhadap
ekstremitas yang mengalami paralise)
b. Disorientasi (waktu, tempat dan orang)
c. Apraksia (kehilangan kemampuan untuk mengguanakan obyak-obyak
dengan tepat)
d. Agnosia (ketidakmampuan untuk mengidentifikasi lingkungan melalui
indra)
e. Kelainan dalam menemukan letak obyek dalam ruangan
f. Kerusakan memori untuk mengingat letak spasial obyek atau tempat
g. Disorientasi kanan kiri
3. Lobus Occipital: Deficit lapang penglihatan penurunan ketajaman penglihatan,
diplopia (penglihatan ganda), buta.
4. Lobus Temporal: Defisit pendengaran, gangguan keseimbangan tubuh.

E. Cara Perawatan pada Pasien Stroke


Penatalaksanaan perawatan pasien stroke ada 2, yaitu:
1. Penatalaksanaan awal selama fase akut
Fase akut dimulai dari periode pasien masuk sampai dengan stabil ( 24
jam sampai 48 jam bisa menjadi lebih lama pada situasi tertentu). Poin utama
dari aktifitas keperawatan adalah mempertahankan kepatenan jalan
nafas, monitoring TTV, monitoring status neurologis. Kualitas penatalaksanaan
keperawatan saat awal akan sangat mempengaruhi komplikasi dan kecacatan
permanen.
Intervensi keperawatan:
1) Mempertahankan kepatenan jalan nafas, memberikan oksigen sesuai
program, atur posisi pasien pada salah satu sisi
2) Mengeluarkan sekresi dari jalan nafas, perhatikan dan hindari suction
yang terlalu lama
3) Monitor fungsi nafas
4) Observasi TTV sesering mungkin
5) Observasi tanda-tanda neurologis
6) Monitor fungsi perkemehan
7) Evaluasi keseimbangan cairan dan elektrolit
8) Review pemeriksaan yang lain (EKG, AGD, glukosa)
9) Observasi kejang bila ada
10) Penuhi kebutuhan nutrisi
11) Jika klien tidak sadar berikan intervensi sesuai standar
12) KIE keluarga
13) Koloborasi pemberian terapi
2. Penatalaksanaan post akut
Mempertahankan fungsi tubuh (menurunkan kerusakan sistemik,
mengendalikan hipertensi dan peningkatan tekanan intra kranial, terapi
farmakologi) dan menghindari komplikasi yang kemungkinan besar terjadi
Intervensi keperawatan.
1) Memberikan perawatan kesehatan rutin
2) Monitor rutin TTV dan neurologis
3) Memberikan ROM pasif
4) Mengatur posisi dan ganti posisi
5) Tinggikan kepala 30°
6) Mempertahankan jalan nafas dan mengeluarkan sekresi
7) Mulai untuk program BAB
8) Mempertahankan input dan output
9) Lakukan perawatan kateter, infus, NGT
10) Jika klien sadar evaluasi reflek menelan
11) Evaluasi sistem komonikasi
12) Memberikan orientasi
13) Mengevaluasi gangguan penglihatan
14) Memberikan perawatan mata
15) Meningkatkan peningkatan body image
16) Memberikan kebutuhan nutrisi
17) Observasi klien untuk mencegah komplikasi
18) Observasi hasil-hasil lab
19) Sertakan keluarga dalam perawatan klien
F. Pencegahan Stroke
1. Kontrol tekanan darah secara teratur
2. Menghentikan merokok
3. Mengurangi konsumsi kolesterol
4. Mempertahankan kadar gula normal
5. Latihan fisik (senam) secara teratur

G. Rehabilitasi Pasca Stroke


Rehabilitasi sebenarnya dimulai di rumah sakit sesegera mungkin setelah stroke.
Pada pasien yang stabil, rehabilitasi dapat dimulai dalam waktu dua hari setelah
stroke telah terjadi, dan harus dilanjutkan sebagai diperlukan setelah keluar
dari rumah sakit. Lamanya rehabilitasi stroke tergantung pada tingkat keparahan
dan komplikasi stroke. Sementara beberapa penderita stroke dapat cepat sembuh,
sedangkan ada beberapa penderita stroke yang membutuhkan waktu jangka
panjang untuk rehabilitasi stroke, mungkin berbulan-bulan atau bertahun-tahun,
setelah mendapat serangan stroke. Menurut WHO, tujuan rehabilitasi penderita
stroke adalah:
1. Memperbaiki fungsi motorik, wicara, kognitif dan fungsi lain yang
terganggu.
2. Readaptasi sosial dan mental untuk memulihkan hubungan interpesonal dan
aktivitas sosial.
3. Dapat melaksanakan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Pemilihan jenis terapi yang diperlukan disesuaikan dengan kondisi pasien dan apa
yang dibutuhkan supaya pasien dapat mandiri. Rehabilitasi tidak dapat
menyembuhkan efek-efek yang ditimbulkan akibat serangan stroke, namun dapat
membantu penderita untuk mengoptimalkan fungsi tubuhnya.
Tim rehabilitasi medis, yang terdiri dari dokter spesialis rehabilitasi medis,
perawat, fisioterapis, terapis wicara, terapis okupasi, dokter spesialis gizi dan
psikiater, akan melakukan pengkajian dan menentukan perencanaan terapi yang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pasien.
Terapi dimulai secara bertahap, yaitu berlatih mulai dari duduk, berdiri, dan
berjalan sendiri. Pasien juga dilatih melakukan kegiatan sehari-hari seperti mandi,
makan, buang air, berpakaian dan berdandan.
Beberapa latihan yang dapat diberikan kepada pasien stroke sebagai berikut:
1. Program latihan di tempat tidur
2. Program latihan duduk
3. Program latihan berdiri dan berjalan
4. Program latihan keseimbangan dan berdiri
5. Terapi Wicara
DAFTAR PUSTAKA

Henger, Barbara R. (2003). Asuhan Keperawatan: Suatu Pendekatan Proses


Keperawatan. EGC:Jakarta

Hudak, C.M. Gallo, B.M. (1996). Keperawata Kritis Pendekatan holistic Edisi VI
volume II. EGC:Jakarta

Mansjoer, dkk. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Persyarafan. salemba medika: jakarta

Anda mungkin juga menyukai