Anda di halaman 1dari 17

Nama Dosen : Dr.Hasnidar, S.ST., M.

Kes
Mata Kuliah : Askeb Neonatus Bayi dan Balita
Tugas : Individu

INISIASI MENYUSUI DINI (IMD)

Di Susun Oleh:

ROSLINDA BSN 18972

AKADEMI KEBIDANAN BINA SEHAT NUSANTARA BONE


TAHUN AKADEMIK 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan begitu banyak nikmat yang mana makhluk-Nya pun tidak akan
menyadari begitu banyak nikmat yang telah didapatkan dari Allah SWT. Selain
itu, kami juga merasa sangat bersyukur karena telah mendapatkan hidayah-Nya
baik iman maupun islam.
Dengan nikmat dan hidayah-Nya pula kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini yang merupakan tugas mata kuliah Askeb Neonatus Bayi dan
Balita. Kami sampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dosen pengampu
mata kuliah Askeb Neonatus Bayi dan Balita, Ibu Dr.Hasnidar, S.ST., M.Kes
dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.
Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan-
kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dari isinya maupun struktur
penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran positif
untuk perbaikan dikemudian hari.
Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para
pembaca dan khususnya bagi kami sendiri.Amin.

Watampone, 23 Maret 2020


Penulis,

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................
KATA PENGANTAR ...............................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................1
C. Tujuan .............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................


1. Pengertian Inisiasi Menyusui Dini ..............................................3
2. Prinsip Inisiasi Menyusui Dini ....................................................3
3. Manfaat Inisiasi Menyusui Dini ...................................................3
4. Pentingnya kontak kulit dan menyusu sendiri ..............................5
5. Persiapan melakukan Inisiasi Menyusui Dini ...............................6
6. Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini secara umum .......................7
7. Inisiasi Menyusui Dini yang kurang tepat ....................................8
8. Inisiasi Menyusui Dini yang dianjurkan .......................................8
9. Penghambat Inisiasi Menyusui Dini .............................................9
10. Peran bidan dalam Inisiasi Menyusu Dini ....................................10

BAB III PENUTUP ...................................................................................


A. Kesimpulan .....................................................................................13
B. Saran ................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) merupakan program yang dikeluarkan
oleh WHO/UNICEF pada tahun 2007 dimana prinsipnya bukan ibu yang
menyusui bayi, tetapi bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu
ibu serta melakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi segera setelah lahir
selama paling sedikit satu jam. Inisiasi ini sering disalah artikan sebagai
memaksa bayi di payudara ibu segera setelah lahir. Bagaimanapun, jika
dibiarkan kontak kulit ke kulit ibunya, bayi akan melakukan gerakan-gerakan
mencari puting ibu, memasukan puting ibu pada mulutnya secara benar dan
menghisapnya dalam satu jam pertama kehidupan (Kresnawan, 2008).
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) ORC Macro
tahun 2002-2003, praktik inisiasi menyusu dini segera setelah persalinan dan
pemberian ASI Eksklusif masih rendah. Proporsi praktik inisiasi menyusui
dalam 30 menit setelah persalinan adalah 8,3% dalam 1 jam adalah 4-36%,
dan dalam 1 hari adalah 27% (Februhatanty, 2008).
Menurut Juliastuastuty Februhatanty (2008), tidak semua suami dapat
memberikan dukungan yang diharapkan kepada ibu menyusui. Suami akan
mendukung praktik pemberian ASI bila memiliki pengetahuan yang baik
tentang hal-hal yang berhubungan dengan pemberian ASI, memiliki
hubungan yang baik dengan ibu, dan juga terlibat dalam keharmonisan
hubngan pola menyusi tripartit yaitu antara suami, ibu dan bayi (Paramita,
2008).

B. Rumusan Masalah
11. Apa pengertian Inisiasi Menyusui Dini?
12. Apa prinsip Inisiasi Menyusui Dini?
13. Apa manfaat Inisiasi Menyusui Dini?
14. Bagaimana pentingnya kontak kulit dan menyusu sendiri?

1
15. Bagaimana persiapan melakukan Inisiasi Menyusui Dini?
16. Bagaimana tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini secara umum?
17. Bagaimana Inisiasi Menyusui Dini yang kurang tepat?
18. Bagaimana Inisiasi Menyusui Dini yang dianjurkan?
19. Apa penghambat Inisiasi Menyusui Dini?
20. Bagaimana peran bidan dalam Inisiasi Menyusu Dini?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Inisiasi Menyusui Dini
2. Mengetahui prinsip Inisiasi Menyusui Dini
3. Mengetahui keuntungan Inisiasi Menyusui Dini
4. Mengetahui pentingnya kontak kulit dan menyusu sendiri
5. Mengetahui persiapan melakukan Inisiasi Menyusui Dini
6. Mengetahui tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini secara umum
7. Mengetahui Inisiasi Menyusui Dini yang kurang tepat
8. Mengetahui Inisiasi Menyusui Dini yang dianjurkan
9. Mengetahui penghambat Inisiasi Menyusui Dini
10. Mengetahui peran bidan dalam Inisiasi Menyusu Dini

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. pengertian Inisiasi Menyusui Dini


Inisiasi Menyusui Dini (early initiation) atau permulaan menyusu dini
adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir. Asalkan dibiarkan
kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya satu jam segera setelah
lahir. Cara bayi melakukan inisiasi menyusu dini ini dinamakan the breast
crowl atau merangkak mencari payudara (Roesli, 2008).
Inisiasi menyusui dini yaitu bayi yang baru lair, setelah tali pusat
dipotong, dibersihkan agar tidak terlalu basah degan cairan dan segera
diletakkan diatas perut atau dada ibu, biarkan minimal 30 menit sampai 1
jam, bayi akan merangkak sendiri mencari puting ibu untuk menyusu (Rulina,
2007:1).
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah pemberian puting payudara ibu
sesaat setelah bayi lahir (Prasetyono, 2009).

B. Prinsip Inisiasi Menyusui Dini


Segera setelah bayi lahir, setelah tali pusat dipotong, letakkan bayi
tengkura di dada ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu. Biarkan kontak
kulit ke kulit ini menetap selama setidaknya 1 jam bahkan lebih sampai bayi
dapat menyusu sendiri. Apabila ruangan bersalin dingin, bayi di beri topi dan
di selimuti. Ayah atau keluarga dapat memberi dukungan dan membantu ibu
selama proses bayi menyusu ini. Ibu diberi dukungan untuk mengenali saat
bayi siap untuk menyusu, menolong bayi bila diperlukan (JNPK,2007).

C. Keuntungan Inisiasi Menyusui Dini


Menurut Departemen Kesehatan (2007) kontak kulit dengan kulit
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
a. Keuntungan kontak kulit bayi dengan kulit ibu untuk bayi
1. Mengoptimalkan keadaan hormonal ibu dan bayi

3
2. Kontak memastikan perilaku optimum menyusu berdasarkan insting
dan bisa diperkirakan
a) Menstabilkan pernapasan
b) Mengendalikan temperatur suhu tubuh bayi
c) Memperbaiki atau mempunyai pola tidur yang lebih baik
d) Mendorong keterampilan bayi untuk menyusu yang lebih cepat
dan lebih efektif
e) Meningkatkan kenaikan berat badan (kembali ke berat lahirnya
dengan lebih cepat)
f) Meningkatkan hubungan antara ibu dan bayi
g) Tidak terlalu banyak menangis selama satu jam pertama
h) Menjaga kolonisasi kuman yang aman dari ibu di dalam perut bayi
sehingga memberikan pelindungan terhadap infeksi
i) Bilirubin akan lebih cepat normal dan mengeluarkan mekonium
lebih cepat sehingga menurunkan kejadian ikterus bayi baru lahir
b. Keuntungan kontak kulit bayi dengan kulit ibu untuk ibu
1. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin pada ibu
a) Oksitosin
1) Membantu kontraksi uterus sehingga perdarahan
pascapersalinan lebih rendah
2) Merangsang pengeluaran kolostrum
3) Penting untuk kelekatan hubungan ibu dan bayi
4) Ibu lebih tenang dan lebih tidak merasa nyeri pada saat
plecenta lahir dan prosedur pasca persalinan lainnya
b) Prolaktin
1) Meningkatkan produksi ASI
2) Membantu ibu mengatasi stres. Mengatasi stres adalah fungsi
oksitosin
3) Mendorong ibu untuk tidur dan relaksasi setelah bayi selesai
menyusu
4) Menunda ovulasi

4
c. Keuntungan menyusu dini untuk bayi
Menurut Ambar wati,2009 keuntungan IND bagi bayi meliputi :
1. Makanan dengan kualitas dan kuantitas optimal agar kolustrum segera
keluar yang di sesuaikan dengan kebutuhan bayi
2. Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera
kepada bayi. Kolostrum adalah imunisasi pertama bagi bayi
3. Meningkatkan kecerdasan
4. Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan, dan nafas
5. Meningkatkan jalinan kasi sayang ibu dan bayi
6. Mencegah kehilangan panas
7. Merangsang kolostrum segera keluar
d. Keuntungan menyusu dini untuk ibu
1. Merangsang produksi oksitosin dan prolaktin
2. Meningkatka keberhasilan produksi ASI
3. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan anak

D. Pentingnya Kontak Kulit Dan Menyusu Sendiri


1. Dada ibu menhangatkan bayi dengan tepat selama bayi merangkak
mencari payudara. Ini akan menurunkan, kematian karna kedinginan
(Hipotermia).
2. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi lebih
stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga akan mengurangi
pemakaian energi.
3. Saat merangkak mencari payudara, bayi memindahkan bakteri dari kulit
ibunya dan ia akan menjilat-jilat kulit ibu, menelan bakteri baik di kulit
ibu.bakteri baik ini membentuk koloni di kulit dan usus bayi, menyaingi
bakteri jahat dari lingkungan.
4. “bonding” (ikatan kasi sayang) antara ibu-bayi akan lbih baik karena pada
1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi
tidur dalam waktu yang lama.

5
5. Makanan awal non-ASI mengandung zat putih telur yang bukan berasal
dari susu manusia, misalnya dari susu hewan. Hal ini dapat mengganggu
pertumbuhan fungsi usus dan mencetuskan alergi lebih awal.
6. Bayi yang diberi kesempatan menyusu lebih dini lebih berhasil menyusui
ekslusif dan akan lebih lama di susui.
7. Hentakan kepala bayi ke dada ibu,sentuhan tangan bayi di puting susu dan
sekitarnya, emutan, jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran
hormon oksitosin.
8. Bayi mendapatkan ASI kolostrum yaitu asi yang pertama kali keluar.
Cairan emas ini kadang juga di namakan the gift of life. Bayi yang di beri
kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum dari
pada yang tidak di beri kesempatan. Kolostrum, ASI istimea yang akan
kaya daya tahan tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting
untuk pertumbuhan usus, bahkan kelangsungan hidup bayi. Kolostrum
akan membuat lapisan yang melindungi dinding usus bayi yang masih
belum matang sekaligus mematangkan dinding usus ini.
9. Ibu dan ayah merasa sangat bahagia bertemu dengan bayi nya untuk
pertama kali dalam kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat
kesempatan mengazankan anaknya di dada ibunya. Suatu pengalaman
batin bagi ke tiganya yang amat indah.

E. Persiapan Melakukan Inisiasi Menyusui Dini


1. Pertemuan pimpinan rumah sakit, dokter kebidanan, dokter anak, dokter
anastesi,bidan, tenaga kesehatan yang bertugas di kamar bersalin, kamar
operasi, kamar perawatan ibu melahirkan untuk mensosialisasikan rumah
sakit sayang bayi yang di revisi 2006.
2. Melatih tenaga kesehatan terkait yang dapat menolong, mendukung ibu
menyusui, termasuk menolong inisiasi menyusu dini yang benar.
3. Setidaknya antenatal, dua kali pertemuan tenaga kesehatan bersama orang
tua, membahas keuntungan ASI dan menyusui, tata laksana menyusui dini
termasuk inisiasi dini pada kelahiran dengan obat-obatan atau tindakan.

6
a. Pertemuan bersama-sama beberapa keluarga membicarakan secara
umum.
b. Pertemuan dengan satu keluarga membicarakan secara khusus.

F. Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini Secara Umum


1. Dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
2. Di sarankan untuk mengurangi penggunaan obat kimiawi saat persalinan.
Dapat di ganti dengan cara non kimiawi misalnya pijat, aromaterapi,
gerakan atau hypnobirthing.
3. Biarkan ibu menentukan cara melahirkan yang diinginkan, misalnya
melahirkan normal, di dalam air atau dengan jongkok.
4. Seluruh badan dan kepala bayi di keringkan secepatnya, kecuali kedua
tangannya. Lemak putih atau vernix yang menyamankan kulit bayi
sebaiknya di biarkan.
5. Bayi di tengkurapkan di dada atau di perut ibu. Biarkan kulit bayi melekat
dengan kulit ibu. Posisi kontak kulit dengan kulit ini di pertahankan
minimun satu jam atau setelah menyusu awal selesai. Keduanya di
selimuti, jika perlu gunakan topi bayi.
6. Bayi di biarkan mencari puting susu ibu. Ibu dapat merangsang bayi
dengan sentuhan lembut, tetapi tidak memaksakan bayi ke puting susu.
7. Ayah di dukung agar membantu ibu untuk mengenali tanda-tanda atau
perilaku bayi sebelum menyusu. Hal ini dapat berlangsung beberapa
menit atau satu jam, bahkan lebih. Dukungan ayah akan meningkatkan
rasa percaya diri ibu. Biarkan bayi dalam posisi kulit bersentuhan dengan
kulit ibunya setidaknya selama satu jam, walaupun iya telah berhasil
menyusu pertama sebelum satu jam. Jika belum menemukan puting payu
dara ibunya dalam waktu satu jam, biarkan kulit bayi tetap bersentuhan
dengan kulit ibunya sampai berhasil menyusu pertama.
8. Dianjurkan untuk memberikan kesempatan kontak kulit dengan kulit pada
ibu yang melahirkan dengan tindakan seperti operasi caesar.

7
9. Bayi di pisahkan dari ibu untuk di timbang, di ukur, dan di cap setelah
satu jam atau menyusu awal selesai. Prosedur yang invasif misalnya
suntikan vitamin k dan tetesan mata bayi dapat di tunda.
10. Rawat gabung yaitu ibu dan bayi di rawat dalam satu kamar. Selama 24
jam ibu dan bayi tetap tidak di pisahkan dan bayi selalu dalam jangkauan
ibu. Pemberian minuman pre-laktal (cairan yang di berikan sebelum ASI
keluar) di hindarkan.

G. Inisiasi Menyusui Dini Yang Kurang Tepat


Menurut Roesli (2008) tata laksana IMD yang kurang tepat :
1. Begitu lahir, bayi di letakkan di perut ibu yang sudah di alasi kain kering.
2. Bayi segera di keringkan dengan kain kering. Tali pusar di potong lalu di
ikat.
3. Karena taku ke dinginan, bayi di bungkus (di bedong) dengan selimut
bayi.
4. Dalam keadaan di bedong, bayi di letakkan di dada ibu (tidak terjadi
kontak kulit dengan kulit ibu). Bayi di biarkan di dada ibu (bonding)
untuk beberapa lama (10-15 menit) atau sampai tenaga kesehatan selesai
menjahit perineum.
5. Selanjutnya, diangkat dan di susukan pada ibu dengan cara memasukkan
puting susu ibu ke mulut bayi.
6. Setelah itu, bayi di bawah ke kamar transisi atau kamar pemulihan
( recovery room) untuk di timbang, di ukur, di cap, di asankan oleh ayah,
di beri suntikan vitamin k dan kadang di beri tetes mata.

H. Inisiasi Menyusui Dini Yang Dianjurkan


Menurut ambar wati (2009) inisiasi menyusu dini yang di anjurkan antara
lain:
1. Begitu lahir bayi di letakkan di atas perut ibu yang sudah di alasi kain
kering.
2. Keringkan seluruh tubuh bayi termasuk kepala secepatnya.

8
3. Tali pusar di potong lalu di ikat.
4. Vernix (zat lemak putih) yang melekat di tubuh bayi sebaiknya tidak di
bersihkan karena zat ini membuat nyaman kulit bayi.
5. Tanpa di bedong, bayi langsung di tengkurapkan di dada atau di perut ibu
dengan kontak kulit bayi dan kulit ibu. Ibu dan bayi di selimuti bersama-
sama. jika perlu bayi diberi topi untuk mengurangi pengeluaran panas dari
kepalanya.

I. Penghambat Inisiasi Menyusui Dini


Berikut ini beberapa pendapat yang menghambat terjadinya kontak dini
kulit ibu dengan kulit bayi yaitu :
1. Bayi kedinginan
Bayi berada dalam suhu yang aman jika melakukan kontak kulit
dengan sang ibu. Suhu payudara ibu meningkat 0,5 derajat dalam dua
menit jika bayi di letakkan di dada ibu
Berdasarkan hasil penelitian Dr.Niels Bergman (2005), di temukan
bahwa suhu dada ibu yang melahirkan menjadi 1 derajat lebih panas dari
pada suhu dada ibu yang tidak melahirkan. Jika bayi yang di letakkan di
dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu akan turun 10C. Jika bayi
kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 20C untuk menghangatkan
bayi. Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik bagi bayi
yang baru lahir di bandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal
(Roesli,2008).
2. Setelah melahirkan, ibu terlalu lelah untuk menyusui bayinya
Terbentuknya oksitosin akibat sentuhan bayi dan menyusui justru
membantu menenangkan ibu setelah melahirkan (Rosita,2008)
3. Tenaga kesehatan kurang tersedia
Saat bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan
tugasnya. Bayi dapat menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah
atau keluarga untuk menjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu
(Roesli,2008)

9
4. Kamar bersalin atau kamar operasi sibuk
Dengan bayi di dada ibu, ibu dapat di pindahkan ke ruang pulih atau
kamar perawatan. Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya
mencapai payudara dan menyusu dini (Roesli,2008)
5. Ibu harus di jahit
Kegiatan merangkak mencari payudara terjadi di area payudara.
Yang di jahit adalah bagian bawah tubuh ibu (Roesli,2008)
6. Suntikan vitamin K dan tetes mata harus segera di berikan setelah lahir
Menurut American Collage of Obstetrics and Gynecology dan
Academy Breastfeeding Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat
di tunda setidaknya elama satu jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa
membahayakan bayi (Roesli,2008) a
7. Bayi harus segera di bersihkan, di mandikan, di timbang dan di ukur
Menunda memandikan bayi berarti menghindarkan hilangnya panas
badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix meresap, melunakkan, dan
melindungi kulit bayi lebih besar.bayi dapat di keringkan segera setelah
lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat di tunda sampai menyusu awal
selesai (Roesli,2008)
8. Bayi kurang siaga
Justru pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert).
Setelah itu, bayi tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk
akibat obat yang di asub ibu,kontak kulit akan lebih penting lagi karena
bayi memerlukan bantuan lebih untuk bonding (Roesli,2008)
9. Kolostrum dan ASI saja tidak cukup bagi bayi
Sebagai makanan pertama, kolostrum justru sangat mencukupi.
Normal terjadi berat badan bayi sedikit turun setelah di lahirkan
(Rosita,2008).
10. Kolostrum sangat baik dan tidak berbahaya untuk bayi
Kolostrum sangat di perlukan untuk tumbuh kembang bayi
kolostrum merupakan imunisasi pertama yang di terima bayi
(Rosita,2008).

10
J. Peran Bidan Dalam Inisiasi Menyusu Dini
Menurut Inayati(2009) peran bidan dalam IMD meliputi:
a. Sebelum persalinan (tahap persiapan dan informasi)
1. Memberikan informasi kepada klayen dan keluarga tentang penata
laksanaan inisiasi menyusu dini.
2. Mengkaji kebersihan diri klien. Bila perlu anjurkan klayen untuk
membersihkan diri atau mandi terlebih dahulu.
3. Mempersiapkan alat tambahan untuk pelaksanaan inisiasi menyusu
dini yaitu 3 buah kain bersih yang lembut dan kering serta sebuah topi
bayi. Menganjurkan agar mendapat dukungan dan pendamping selama
proses persalinan dari suami atau keluarga.
4. Membantu meningkatkan rasa percaya diri.
5. Memberikan suasana yang layak dan nyaman untuk persalinan.
6. Memfasilitasi klien mengurasi rasa nyeri persalinan dengan mobilisasi
dan relaksasi.
7. Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman untuk melahirkan .
b. Proses persalinan (tahap pelaksanaan)
1. Membuka baju klien di perut dan dada.
2. Menyimpan kain bersih yang lembut dan kering di atas perut ibu.
3. Setelah bayi lahir,simpan bayi di atas perut ibu.
4. Bayi di keringkan dari kepala hingga kaki dengan kain lembut dan
kering (kecuali kedua lengannya,karena bau ketuban yang menempel
pada lengan bayi akan memandu bayi untuk menemukan payudara
ibu) sambil melakukan penilaian awal bayi baru lahir (BBL).
5. Melakukan penjepitan,pemotongan dan pengikatan tali pusar.
6. Melakukan kontak kulit dengan menengkurapkan bayi di dada ibu
tanpa di batasi alas.
7. Selimuti ibu dan bayi, kalau perlu pakaian topi di kepala bayi.
8. Menganjurkan ibu untuk memberikan sentuhan lembut pada
punggung bayi.

11
9. Menganjurkan pada suami atau keluarga untuk mendampingi ibu dan
bayi.
10. Memberikan dukungan secara sabar dan tidak tergesa-gesa.
11. Membantu menunjukan pada ibu perilaku pre-feeding (pre-feeding
behavior) yang positif: istirahat dalam keadaan siaga, memasukan
tangan ke mulut, menghisap dan mengelurkan air liur, bergerak ke
arah payudara dengan kaki menekan perut ibu, menjilat-jilat kulit ibu,
menghentakan kepala, menoleh ke kanan dan ke kiri, menyenth puting
susu dengan tangannya, menemukan puting susu, menghisap dan
mulai minum ASI.
12. Membiarkan bayi menyusu awal sampai si bayi selesai menyusu pada
ibunya dan selama ibu menginginkannya.
13. Bidan melanjutkan asuhan persalinan.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inisiasi Menyusui Dini (early invitation) atau permulaan menyusu dini
adalah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir dan segera setelah tali
pusat dipotong dan diletakkan diatas perut atau dada ibu dibiarkan kontak
kulit bayi dengan kulit ibunya, setidaknya biarkan minimal 30 menit sampai 1
jam, bayi akan merangkak sendiri mencari puting ibu untuk menyusu.
Prinsip inisiasi menyusui dini (IMD) segera setelah bayi baru lahir,
setelah tapi pusar dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit
bayi melekat pada kulit ibu. Tatalaksana Inisiasi Menyusui Dini secara umum
yaitu dianjurkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat persalinan.
Seluruh badan dan kepala bayi dikeringkan secepatnya, kecuali kedua
tangannya. Bayi ditengkurapkan di dada atau perut ibu. Biarkan kulit bayi
melekat dengan kulit ibu.

B. Saran
Makalah ini diharapkan dapat menjadi acuan pembelajaran mata kuliah
Trend dan Issue Kebidanan dan dapat mengetahui sekaligus memahami
mengenai Trend dan Issue pada neonatal khususnya mengenai Inisiasi
menyusui Dini (IMD).
Kami harapkan dosen mata kuliah Trend dan Issue Kebidanan dapat terus
membimbing dan mengarahkan kami menuju perbaikan dalam studi ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2007. Pelatihan APN Bahan Tambahan IMD. Jakarta:
JNPKKR-JHPIEGO.

Prasetyono, Dwi Sunar. 2009. Buku Pintar ASI Ekslusif. Jakarta : Diva Press.

Roesli, U. 2008. Iisiasisi Mneyusu Dini plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka
Bunda.

14

Anda mungkin juga menyukai