Anda di halaman 1dari 10

1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Operasional


2.1.1 Pengertian Laporan Operasional
Menurut PP No. 71 Tahun 2010, Laporan Operasional adalah laporan
yang menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional
keuangan yang tercerminkan dalam Pendapatan-LO, Beban dan
Surplus/Defisit Operasional dari suatu entitas pelaporan yang penyajiannya
disandingkan dengan periode sebelumnya. Laporan Operasional disajikan
sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasi tertentu, apabila
tanggal laporan suatu entitas berubah dan Laporan Operasional tahunan
disajikan dengan suatu periode yang lebih pendek dari satu tahun, entitas
harus mengungkapkan informasi sebagai berikut :
a. alasan penggunaan periode pelaporan tidak satu tahun
b. fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Operasional dan
catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.
Dalam Laporan Operasional harus diidentifikasi secara jelas dan jika
dianggap perlu diulang pada setiap halaman laporan informasi berikut :
a. nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya
b. cakupan entitas pelaporan
c. periode yang dicakup
d. mata uang pelaporan
e. satuan angka yang digunakan.

2.1.2 Struktur Laporan Operasional


Menurut PSAP 12, Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur
pendapatan-LO, beban, surplus/defisitdari operasi, surplus/defisit dari
kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, posluar
biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang
2

wajar secara komparatif. Laporan Operasional dijelaskan lebih lanjut dalam


Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-hal yang berhubungan
dengan aktivitas keuangan selama satutahun seperti kebijakan fiskal dan
moneter, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang
dianggap perlu untuk dijelaskan. Struktur Laporan Operasional mencakup
pos-pos sebagai berikut :
a. Pendapatan-LO
Pendapatan-LO adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai
penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan
tidak perlu dibayar kembali. Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan
berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan pendapatan bruto,
dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran). Dalam hal besaran pengurang terhadap pendapatan-LO
bruto (biaya) bersifat variabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidak
dapat diestimasi terlebih dahulu dikarenakan proses belum selesai, maka
asas bruto dapat dikecualikan. Klasifikasi menurut sumber pendapatan
pemerintah daerah dikelompokkan menurut asal dan jenis pendapatan
yaitu pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan lain-lain
pendapatan yang sah. Masing-masing pendapatan tersebut diklasifikan
menurut jenis pendapatan.
b. Beban
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam
periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui
pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, dan terjadinya
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban diklasifikasikan
menurut klasifikasi ekonomi. Klasifikasi ekonomi pada prinsipnya
mengelompokkan berdasarkan jenis beban. Klasifikasi ekonomi untuk
pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai, beban barang, beban
bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban
penyusutan aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban tak terduga.
3

c. Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasio


Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara
pendapatan dan beban selama satu periode pelaporan. Defisit dari
kegiatan operasional adalah selisih kurang antara pendapatan dan beban
selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antarapendapatan
dan beban selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional.
d. Surplus/Defisit Kegiatan Non Operasional
Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu
dikelompokkan tersendiri dalam  kegiatan non operasional termasuk
pendapatan/beban dari kegiatan non operasional antara lain
surplus/defisit penjualan aset non lancar, surplus/defisit penyelesaian
kewajiban jangka panjang dan surplus/defisit dari kegiatan non
operasional lainnya. Selisih lebih/kurang antara surplus non operasional
dan beban non operasional disebut dengan Sursplus/Defisit Kegiatan Non
Operasional.
e. Surplus/Defisit Sebelum Pos Luar Biasa
Surplus/Defisit Sebelum Pos Luar Biasa adalah selisih
lebih/kurang antara Surplus/Defisit Kegiatan Operasional dan
Surplus/Defisit Kegiatan Non Operasional dalam satu periode pelaporan.
f. Pos Luar Biasa
Pos Luar Biasa memuat kejadian luar biasa yang mempunyai
karakteristik kejadian yang tidak dapat diramalkan terjadi pada awal
tahun anggaran, tidak diharapkan terjadi berulang-ulang, kejadian diluar
kendali pemerintah yang bersangkutan. Transaksi pendapatan luar biasa
dan beban luar biasa dalam bentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam
Laporan Operasional dengan cara menaksir nilai wajar barang/jasa
tersebut pada tanggal transaksi.
4

g. Surplus/Defisit LO
Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara
surplus/defisitkegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan
kejadian luar biasa. SaldoSurplus/Defisit-LO pada akhir periode
pelaporan dipindahkan ke Laporan Perubahan Ekuitas.

2.1.3 Penyajian dan Pengungkapan


Menurut PP No 71 Tahun 2010 PSAP 12, Entitas pelaporan
menyajikan pendapatan-LO yang diklasifikasikan menurut
sumber pendapatan. Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikan pada
Catatan atas Laporan Keuangan.
Entitas pelaporan menyajikan beban yang diklasifikasikan menurut
klasifikasi jenis beban. Beban berdasarkan klasifikasi organisasi dan
klasifikasi lain yang dipersyaratkanmenurut ketentuan perundangan yang
berlaku, disajikan dalam Catatan atas Laporan keuangan.
Klasifikasi Pendapatan-LO menurut sumber pendapatan maupun
klasifikasi beban menurut ekonomi, pada prinsipnya merupakan klasifikasi
yang menggunakan klasifikasi berdasarkan jenis.

2.1.4 Tujuan Laporan Operasional


Menurut PP No 71 Tahun 2010 PSAP 12, Pengguna laporan
membutuhkan Laporan Operasional dalam mengevaluasi pendapatan-LO
dan beban untuk menjalankan suatu unit atau seluruh entitas
pemerintahan,sehingga Laporan Operasional menyediakan informasi :
a. mengenai besarnya beban yang harus ditanggung oleh pemerintah
untuk menjalankan pelayanan.
b. mengenai operasi keuangan secara menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dan
kehematan perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi
5

c. yang berguna dalam memprediksi pendapatan-LO yang akan diterima


untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah dalam periode
mendatang dengancara menyajikan laporan secara komparatif
d. mengenai penurunan ekuitas (bila defisit operasional), dan peningkatan
ekuitas (bila surplus operasional).
Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus
akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga
penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.

2.2 Analisis Laporan Keuangan


2.2.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting bagi para
pemakai laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi.
Hasil analisis laporan keuangan akan mampu menginterpretasikan berbagai
hubungan dan kecenderungan yang dapat memberikan pertimbangan
terhadap keberhasilan perusahaan di masa datang.
Menurut Munawir (2002:36) analisis laporan keuangan adalah proses
penelaahan atau mempelajari hubungan-hubungan dan tendensi atau
kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi
serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.
Menurut Harahap (2009:190), analisis laporan keuangan berarti
menguraikan akun-akun laporan keuangan menjadi unit informasi yang
lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang
mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data
kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui
kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.
Berdasarkan pengertian beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan
analisis laporan keuangan adalah proses menelaah dan mempelajari
6

kecenderungan perubahan posisi keuangan untuk menentukan pertimbangan


perkembangan entitas yang bersangkutan di masa mendatang.

2.2.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Kasmir (2012) ada
enam, yaitu:
a. Untuk mengetahui posisi keuangan dalam satu periode tertentu, baik
aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk
beberapa periode.
b. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi
kekurangan entitas yang bersangkutan.
c. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
d. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu
dilakukan ke depan berkaitan dengan posisi keuangan entitas saat ini.
e. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
f. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan entitas lain tentang
hasil yang mereka capai.
Tujuan analisis laporan keuangan juga diungkapkan oleh Munawir
(2010), yaitu sebagai berikut :
Tujuan analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting
untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan
hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan yang bersangkutan. Data
keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan
apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih, dan
dianalisa lebih lanjut sehingga akan dapat diperoleh data yang akan dapat
mendukung keputusan yang akan diambil.
Berdasarkan ujuan analisis laporan keuangan yang telah diungkapkan
oleh beberapa ahli di atas, dapat peneliti simpulkan tujuannya adalah untuk
menjadi alat dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang dimaksud
7

berupa langkah perbaikan dalam kelemahan pemerintah daerah, untuk


penilaian kinerja, serta pembanding hasil yang dicapai dan mengetahui
kekuatan pemerintah daerah yang bersangkutan

2.3 Metode Analisis Laporan Keuangan Pemerintah


2.3.1 Metode Analisis Horizontal
Metode Analisis Horizontal adalah analisis dengan melakukan
perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat
sehingga akan diketahui perkembangannya. Dalam melakukan analisis
horizontal, suatu akun laporan keuangan tahun berjalan dibandingkan
dengan akun yang sama pada periode sebelumnya. Kenaikan atau penurunan
jumlah pos tersebut dihitung sebagai persentase kenaikan atau penurunan.
Dalam membandingkan laporan dari dua periode yang berbeda, laporan
keuangan yang lebih awal selalu dijadikan dasar perhitungan untuk analisis
horizontal. Tujuan analisis perbandingan ini adalah untuk mengetahui
perubahanperubahan berupa kenaikan atau penurunan akun-akun laporan
keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan
2.3.2 Metode Analisis Vertikal
Metode analisis vertikal adalah metode analisis yang dilakukan dengan
cara menganalisis laporan keuangan pada satu periode tertentu dengan
membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya pada laporan
keuangan yang sama. Disebut juga Metode Statis karena metode ini hanya
membandingkan pos-pos laporan keuangan pada periode yang sama.
Analisis Vertikal menitikberatkan pada hubungan finansial antar pos – pos
laporan keuangan satu periode. Ada dua metode dalam analisis vertikal ini
yaitu :
1. Analisis Common-Size Financial Statements
Analisis ini dilakukan dengan menunjukkan pos-pos dalam laporan
keuangan sebagai persentase dari pos dasar ( pos dengan nilai 100
%).
8

2. Analisis Rasio dilakukan dengan menunjukkan hubungan antara dua


pos dalam satu laporan keuangan / akun-akun antara laporan
keuangan. Dalam analisis ini kami menggunakan beberapa rasio
berikut :

a. Laverage
Laverage adalah rasio yang digunakan untuk
membandingkan keseluruhan
beban utang terhadap aset suatu entitas.
Laba Sebelum Pajak dan Bunga x 100 %
Beban Bunga

b. Probabilitas
Profitabilitas adalah rasio atau perbandingan untuk
mengetahui kemampuan entitas untuk mendapatkan laba atau
surplus dari pendapatan terkait penerimaan,, aset, dan
ekuitas.

Laba Bersih x 100 %


Total Pendapatan

c. Rentabilitas
Rentabilitas adalah rasio atau perbandingan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan aset yang dimiliki
untuk menghasilkan pendapatan atau pengembalian terhadap
modal atau aset yang dipakai dalam menghasilkan laba atau
surplus.

Laba Bersih Sebelum Pajak x 100 %


Total Aset

d. Aktivitas
9

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk


menilai efisiensi atau efektivitas suatu entitas dalam
pemanfaatan semua sumber daya atau Aset yang dimiliki
dalam menghasilkan pendapatan.

Total Pendapatan x 100 %


Total Aset

e. Kemandiirian Keuangan Daerah


Rasio kemandirian digunakan untuk mengukur tingkat
kemandirian pemerintah daerah dalam mendanai aktivitasnya
sebagai indicator tingkat partisipasi masyarakat local
terhadap pembangunan daerah, indicator perkembangan
ekonomi daerah dan kesejahteraan masyarakat.

Pendapatan Asli Daerah x 100 %


Pendapatan Transfer dan Pinjaman

DAFTAR PUSTAKA
Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Munawir, S. 2010. Analisis Laporan Keuangan Edisi Keempat. Cetakan Kelima
Belas. Yogyakarta:Liberty
Mahmudi. 2016. Analisis Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Edisi Ketiga,
10

Yogyakarta: UPP STIM YKPN


Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah. Jakarta:Salemba Empat.
Dewata, Evada, Henny Yulsianti, dkk. 2018. Bahan Ajar Analisis Keuangan
Pemerintah Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya,Palembang:
Politeknik Negeri Sriwijaya.

https://bppk.kemenkeu.go.id/id/publikasi/artikel/147-artikel-anggaran-dan-
perbendaharaan/20542-penyusunan-laporan-operasional-dan-neraca-
skpd-menggunakan-aplikasi-sederhana-bagian-kedua-2
http://fadhilanalisis.blogspot.com/2011/10/analisis-laporan-keuangan.html

https://www.academia.edu/29113400/AKUNTANSI_SEKTOR_PUBLIK_-
_LAPORAN_OPERASIONAL
https://www.academia.edu/9420085/3.1_Membuat_Analisis_Vertikal_dan_Horiz
ontal

http://www.ksap.org/sap/latar-belakang-akuntansi-pendapatan-laporan-
operasional-lo-dalam-akuntansi-pemerintah daerahan/

https://www.scribd.com/document/326002602/Beban-Belanja-Akuntansi-
Pemerintah

https://www.scribd.com/document/331317457/Pendapatan-LO-Dan-Pendapatan-
LRA-Pemerintah daerah-Daerah

https://zahiraccounting.com/id/blog/komponen-laporan-keuangan-yang-wajib-
anda-ketahui/

Anda mungkin juga menyukai