Anda di halaman 1dari 9

p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

PENGARUH PENDAPATAN DESA DAN ALOKASI DANA DESA


TERHADAP BELANJA DESA DAN KEMISKINAN

Ratna Sari Dewi1, Ova Novi Irama2


1)
Univesitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
rsdewilubis@gmail.com
2)
Universitas Muslim Nusantara Al-Washliyah
novi12345za@gmail.com

ABSTRACT

The study aims to analyze direct and indirect effects of village income and village fund
allocation on spending of village expenditure budget and poverty. The respondents of the study
which was a sample of population, was 81 governments of village in North Sumatra Province.
The data gained from 2014 to 2016 was processed and the purposive sampling method was used
to determine the number of samples with certain criteria based on the APBDes report and the
poverty level report of the district government of North Sumatra Province. Data were analyzed
based on multiple linear regression processes with f test and t test for hypothesis verification.
The results of the study showed that village income and village fund allocation have a direct
influence on village expenditure budget and poverty.

Keywords: expenditure budged, income, poverty, village fund,

1. PENDAHULUAN untuk periode 2015-2030. Indonesia sebagai


salah satu Negara anggota PBB menetapkan
Kemiskinan merupakan isu sentral bagi pengentasan kemiskinan sebagai salah satu
setiap negara di dunia, khususnya bagi negara tujuan pembangunan nasional sebagaimana
berkembang. Karena itu pengetasan kemis- yang termaktub dalam pembukaan Undang-
kinan dan penciptaan kesejahteraan bagi Undang Dasar 1945, yaitu memajukan
rakyat merupakan salah satu tujuan pem- kesejahteraan umum.
bangunan suatu negara. Berbagai pemikiran Berdasarkan data BPS, persentase
maupun konsep-konsep tentang kemiskinan penduduk miskin di Sumatera Utara bila
sudah dikaji dan diadaptasi diberbagai negara dibandingkan dengan provinsi lainnya di
berkembang namun tidak membuahkan hasil Indonesia pada September 2015 berada sedikit
yang memuaskan. Dalam konteks ini, di bawah persentase penduduk miskin
Indonesia sebagai negara berkembang masih Indonesia. Namun demikian persentase
dihinggapi oleh masalah kemiskinan. Menurut penduduk miskin di Sumatera Utara masih
Maipita (2013) beberapa faktor penyebab cukup tinggi menempati ke-17 dari 34
kemiskinan diantaranya adalah pertumbuhan Provinsi. Berdasarkan data di atas diperlukan
ekonomi lokal dan global yang rendah, tingkat terobosan dalam mengurangi kemiskinan di
pendidikan dan penguasaan teknologi yang desa, menurut Lin dalam Prasetyanto (2012)
rendah, sumber daya alam yang terbatas, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi di
pertumbuhan penduduk yang tinggi, dan China di dukung oleh reformasi fiscal yang
stabilitas politik yang tidak kondusif. disertai reformasi perdesaan. Penelitian ini
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan
menempatkan program pengentasan kemis- oleh Martowardojo (2012), bahwa
kinan sebagai tujuan pertama dalam desentralisasi fiscal telah secara nyata
Suistanable Development Goals (SDG’s) memberikan dampak Catching-up bagi

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 50


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

daerah-daerah yang sebelumnya tertinggal. pendapatan desa ini pihak yang berwenang
DIsimpulkan bahwa pembangunan perdesaan ditingkat desa dapat menggunakan dana ini
menjadi sebuah prasyarat untuk meningkatkan dengan sebaik-baiknya yang teruatama dalam
pertumbuhan ekonomiyang mengusung pembangunan desa yang nantinya bisa
konsep pemerataan. berdampak terhadap menurunnya tingkat
Salah satu aspek yang ikut berperan dalam kemiskinan di desa. Berdasarkan peraturan
pengembangan desa adalah keuangan desa pemerintah Nomor 72 tahun 2005 tentang
dan asset desa. Keuangan desa berkaitan desa disebutkan, bahwa salah satu sumber
dengan hak dan kewajiban desa yang dapat pendapatan desa adalah alokasi dana desa
dinilai dengan uang, sedangkan asset desa (ADD), yaitu suatu alokasi anggaran dari
adalah barang milik desa yang berasal dari dana perimbangan setelah dikurangi belanja
kekayaan asli desa, dibeli atau diperoleh atas pegawai minimal l10% untuk desa. Menurut
beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Azwardi dan Sukanto (2014) dalam
Desa atau perolehan hak lainnya yang sah. penyelenggaraan pemerintah desa, pada
Dalam hal ini yaitu keuangan dan asset umumnya alokasi dana desa menjadi sumber
desa, ada dua hal yang perlu mendapatkan utama pemerintah desa untuk operasional
perhatian serius dari desa, yaitu pendapatan pemerintah desa (30%) dan pemberdayaan
desa dan belanja desa. Pendapatan desa masyarakat desa (70%), seperti menang-
berasal dari berbagai sumber pendapatan gulangi kemiskinan dan meningkatkan
yang terdapat pada desa tersebut dan perekonomian desa.
pendapatan desa ini digunakan oleh desa Permasalahan sebagaimana diuraikan
untuk membiayai berbagai jenis belanja desa diatas, cukup menarik perhatian. Karena itu
dimana belanja desa diprioritaskan untuk penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
memenuhi kebutuhan pembangunan yang lebih lanjut mengenai permasalahan dana
disepakati dalam musyawarah desa. desa dan kemiskinan. Secara lebih spesifik
Belanja desa berdasarkan peraturan bahasan dalam penelitian ini berkisar pada
Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia pengaruh pendapatan desa dan alokasi dana
Nomor 113 tahun 2014, tentang pengelolaan desa terhadap belanja desa dan kemiskinan.
keuangan desa adalah semua pengeluaran Penelitian ini dilakukan di 81 pemerintahan
dari rekening desa yang merupakan desa kawasan Kabupaten/Kota Provinsi
kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun Sumatera Utara.
anggaran yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh desa. Besarnya
alokasi belanja desa harus disesuaikan
dengan pendapatan desa yang diperoleh. 2. METODE PENELITIAN
Makin besar pendapatan desa maka akan
2.1 Jenis Penelitian
semakin besar pula belanja desa yang bisa
digunakan untuk pembangunan desa. Dengan Penelitian ini merupakan jenis penelitian
meningkatnya belanja desa pada tiap deskriptif kuantitatif dan bersifat asosiatif,
tahunnya akan mengakibatkan pembangunan yaitu penelitian yang menghubungkan dua
sarana prasarana desa dan dusun pada tahun- variabel atau lebih.
tahun yang akan datang juga meningkat
secara signifikan (Hoesada, 2014). 2.2 Metode Pengumpulan Data
Pendapatan desa diantaranya bersumber
dari alokasi anggaran pendapatan dan belanja Data yang digunakan dalam penelitian ini
Negara, bagian dari hasil pajak daerah dan merupakan data sekunder, yaitu laporan
retribusi daerah kabupaten. Dana desa yang APBDes dan kemiskinan dari tahun 2014
merupakan bagian dari dana perimbangan sampai dengan tahun 2016. Data diambil di
yang diterima kabupaten berdasarkan kantor Badan Pusat Statistik Sumatera Utara
Undang-Undang nomor 6 tahun 2014, dan juga melalui website www.bps.go.id.
tentang desa. Maka atas dasar itu Pemerintah Teknik pengambilan sampel dilakukan
Desa, Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera melalui purposive sampling, yaitu yang
Utara mengharapkan agar dengan adanya memiliki kriteria tertentu dalam pengambilan

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 51


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

sampel. Kriteria yang digunakan yaitu Berdasarkan ouput deskriptif statistik data
pemerintah desa kabupaten provinsi Sumatera penelitian pada tabel 1 di atas, maka dapat
Utara yang memiliki data APBDes dan data dijelaskan sebagai berikut:
kemiskinan selama 3 tahun berturut-turut dari
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016, 1. Kemiskinan (Y2).
dengan jumlah sampel 81 pemerintah desa Menurut data pada tabel di atas, maka
kabupaten provinsi Sumatera Utara. kemiskinan (Y2) yang terendah selama
tahun 2014-2016 adalah 15.05 point pada
2.3 Teknik Analisis Data tahun 2014 di Pakpak Bharat, dan yang
tertinggi adalah 16.26 point pada tahun
Teknik analisis data yang digunakan yaitu 2016 Kabupaten Deli Serdang. Tingkat
dengan metode analisis regresi linier berganda penyimpangan standar menunjukkan
dengan menggunakan program SPSS. Metode adanya kesenjangan Kemiskinan (Y2)
yang digunakan untuk menganalisis data pada sebesar 0.65 point. Rata-rata Kemiskinan
penelitian ini yaitu: selama periode 2014-2016 adalah 15.05
point
a. Statistik deskriptif; dalam hal ini menurut 2. Belanja Desa (Y1).
Ghozali (2011) statistik deskriptif Sementara berkenaan dengan Belanja
memberikan gambaran suatu data yang Desa (Y1) dijelaskan bahwa yang
dilihat dari nilai rata-rata (mean), ukuran terendah selama tahun 2014-2016 adalah
penyebaran data dari rata-ratanya (standar 14,66 point pada tahun 2014 di
deviasi), nilai maksimum dan minimum. Kabupaten Padang Sidimpuan, dan yang
b. Pengujian asumsi klasik; yaitu pengujian tertinggi 19,75 point pada tahun 2016.
asumsi klasik yang terdiri dari uji Tingkat penyimpangan standar menun-
normalitas, uji multikolinearitas dan uji jukkan adanya kesenjangan belanja desa
autokorelasi. (Y1) sebesar 1.10. Rata-rata belanja desa
c. Pengujian Hipotesis; yaitu melalui uji f selama periode tahun 2014-2016 adalah
(Uji Simultan) dan Uji Parsial (uji t). 17,80 point.
d. Analisis Jalur 3. Pendapatan Desa (X1). Adapun
mengenai Pendapatan Desa (X1)
dijelaskan bahwa yang terendah selama
tahun 2014-2016 adalah 14,76 point pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
tahun 2014 di Kabupaten Padang
3.1 Analisis Deskriptif Sidimpuan, dan yang tertinggi adalah
19,78 point pada tahun 2016 Kabupaten
Sejumlah 81 (delapan puluh satu) desa dari Deli Serdang. Tingkat penyimpangan
Kabupaten yang menjadi sampel dalam standar menunjukkan adanya kesen-
penelitian ini adalah sebagai data cross jangan pendapatan desa (X1) sebesar
section, dan tahun amatan penelitian selama 3 1.09 Point. Rata-rata pendapatan desa
tahun merupakan data time series. Maka data selama periode tahun 2014-2016 adalah
observasi yang diperoleh dari 81 sampel 17.81 point.
tersebut merupakan data deskriptif statistik 4. Alokasi Dana Desa (X2)
sebagaimana digambarkan dalam tabel beikut. Alokasi Dana Desa (X2) terendah selama
tahun 2014-2016 adalah 13,73 point pada
tahun 2014 di Kabupaten Padang
Tabel 1
Sidimpuan, dan yang tertinggi adalah
Descriptive Statistics
Std.
19,34 point pada tahun 2016 di
N Min Max Mean Deviation Kabupaten Deli Serdang. Tingkat
LN_X1 81 14.76 19.78 17.8123 1.08887 penyimpangan standar menunjukkan
LN_X2 81 13.73 19.34 16.6727 1.10470 adanya kesenjangan alokasi dana desa
LN_Y1 81 14.66 19.75 17.7974 1.09575 (X2) sebesar 1,10 point. Rata-rata alokasi
LN_Y2 81 13.06 16.26 15.0532 .65084 dana desa selama periode tahun 2014-
Sumber: Data yang diolah, 2016 2016 adalah 16,67 point.

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 52


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

3.2 Pengujian Asumsi Klasik Sub Model I

a. Uji Normalitas

Tabel 2
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

LN_1 LN_X2 LN_Y1 LN_Y2


N 81 81 81 81
Normal Mean 17.8123 16.6727 17.7974 15.0532
Parametersa,b
Std. Deviation 1.08887 1.10470 1.09575 .65084
Most Extreme Absolute .094 .037 .081 .087
Differences
Positive .052 .036 .051 .057
Negative -.094 -.037 -.081 -.087
Test Statistic .094 .037 .081 .087
Asymp. Sig. (2-tailed) .075c .200c,d .200c,d .196c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai Berdasarkan tabel di atas dengan
signifikan masing-masing variabel yaitu melihat nilai VIF variabel pendapatan
variabel pendapatan desa 0,075 > 0,05, desa dan variabel alokasi dana desa sebesar
variabel alokasi dana desa 0,20 > 0,05, 2,656 lebih kecil dari 10, maka pada model
variabel belanja desa 0,20 > 0,05, dan variabel regresi yang terbentuk tidak terjadi gejala
kemiskinan 0,19 > 0,05, maka dengan multikolinier.
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa data
berdisribusi normal. c. Uji Autokorelasi

b. Uji Multikolinieritas Uji Autokorelasi bertujuan untuk menge-


tahui apakah ada korelasi antara angota
Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk serangkaian data observasi yang diuraikan
menguji apakah di dalam model regresi menurut waktu (time series) atau ruang waktu
terdapat korelasi antar variabel bebas (cross section).
(independen). Hasil uji multikolinieritas dapat Tabel 4
dilihat berdasarkan tabel di bawah ini : Autokorelasi Model I
Runs Test
Tabel 3 Unstandardized Residual
Multikolinieritas a
Test Value .01027
Coefficientsa
Unstandardized Stand. Collinearity Cases < Test Value 40
Coefficients Coef. Statistics
Cases >= Test Value 41
Std.
Model B Error Beta Tol VIF Total Cases 81
-.129 .087
1 (Const) Number of Runs 35
1.000 .008 .994 .377 Z -1.452
LN_X1 2.656
.007 .008 .007 .377 Asymp. Sig. (2-tailed) .146
LN_X2 2.656
a. Dependent Variable: LN_Y1 a. Median
Sumber: Data yang diolah, 2016 Sumber: Data yang diolah, 2016

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 53


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

Berdasarkan tabel model I, besar nilai Tabel 6


significant 0,146 > 0,05, maka tidak terjadi Multikolinieritas Model II
autokorelasi. Model Summary

3.3 Pengujian Asumsi Klasik Sub Std. Error


R Adjusted R of the
Model II Model R Square Square Estimate
1 .380a .144 .111 .61585
a. Uji normalitas bertujuan untuk menguji a. Predictors: (Constant), lag_x2, LN_X1, LN_Y1
apakah dalam model regresi, variabel Sumber: Data yang diolah
peganggu atau residual memiliki distribusi
normal atau tidak. Tabel berikut adalah Tabel 7
hasil uji normalitas dari data yang Coefficientsa
diperoleh dengan menggunakan uji one Correlations
sample Kolmograv Smirnov. Model Zero-order Partial Part
1 (Constant)
LN_X1 .380 .002 .002
Tabel 5 LN_Y1 .380 .016 .014
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
lag_x2 .148 .000 .000
LN_X1 LN_X2 LN_Y1 LN_Y2
N 81 81 81 81
a. Dependent Variable: LN_Y2
Normal Mean 17.8123 16.6727 17.7974 15.0532 Sumber: Data yang diolah, 2016
Paramet Std. 1.08887 1.10470 1.09575 .65084
ersa,b Deviation Dengan melihat koefisien determinan
Most Absolute .094 .037 .081 .087 korelasi R2 secara keseluruhan sebesar 0,144
Extreme Positive .052 .036 .051 .057
Differen Negative lebih besar dari koefisien korelasi parsial
-.094 -.037 -.081 -.087
ces Pendapatan desa, alokasi dana desa dan
Test Statistic .094 .037 .081 .087 belanja desa yang masing-masing sebesar
Asymp. Sig. (2- .075c .200c,d .200c,d .196c
tailed) 0,002 ; 0,000 dan 0,016 maka pada model
a. Test distribution is Normal. regresi yang terbentuk tidak terjadi gejala
b. Calculated from data. multikolinier.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
c. Uji Autokorelasi
Sumber: Data yang diolah, 2016
Uji Autokorelasi bertujuan untuk
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai mengetahui apakah ada korelasi antara angota
signifikan masing-masing variabel yaitu serangkaian data observasi yang diuraikan
variabel pendapatan desa 0,075 > 0,05, menurut waktu (time series) atau ruang waktu
variabel alokasi dana desa 0,20 > 0,05, (cross section).
variabel belanja desa 0,20 > 0,05, dan variabel
kemiskinan 0,19 > 0,05, maka dengan Tabel 7
demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa- Autokorelasi Model II
Runs Test
sanya data yang diperoleh dan diproses sesuai Unstandardized
tabel di atas ternyata berdisribusi normal. Residual
Test Valuea .05533
b. Uji Multikolinieritas Cases < Test Value 40
Cases >= Test Value 41
Tujuan uji multikolinieritas adalah untuk Total Cases 81
Number of Runs 33
menguji apakah di dalam model regresi Z -1.900
terdapat korelasi antar variabel bebas Asymp. Sig. (2-tailed) .057
(independen). Maka dalam hal ini adalah a. Median
variabel pendapatan desa (X1) dan Sumber: Data yang diolah, 2016
pengalokasian dana desa (X2) apakah
keduanya memiliki korelasi. Hasil uji Berdasarkan tabel model II sebesar 0,06
multikolinieritas dapat dilihat pada tabel >0,05 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
berikut di bawah. data 2 model di atas tidak terjadi autokorelasi.

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 54


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

3.4 Pengujian Hipotesis Pertama Berdasarkan hasil regresi tabel di atas,


didapatkan hasil nilai uji signifikansi statistik t
a. Uji Statistik F
yang ditunjukkan pada kolom P>|t|=0.00.
Uji statistik F dalam penelitian ini Berdasarkan hasil uji tersebut dapat
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis diinterpretasikan sebagai berikut:
pengariuh variabel-variabel independen X1
(Pendapatan Desa), X2 (Alokasi Dana Desa), a. Variabel X1 (Pendapatan Desa)
terhadap Y1 (Belanja Desa) secara simultan. Nilai signifikansi variabel X1 (pendapatan
Hasil uji statistik F hipotesis pertama, dapat desa) P>|t|=0.00 < α=0,05. Maka dapat
dilihat melalui output regresi linier berganda disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1
yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. diterima, yang berarti bahwa secara parsial,
variabel X1 (Pendapatan desa) berpenga-
Tabel 8 ruh signifikan dan positif terhadap variabel
Uji F Model I Y1 (Belanja Desa).
ANOVAa
Sum of Mean b. Variabel X2 (Alokasi Dana Desa)
Model Squares df Square F Sig. Nilai signifikansi variabel X2 (Alokasi
1 Regression 95.886 2 47.943 22332.438 .000b
dana desa) P>|t|0.918 > α=0,05. Maka
Residual .167 78 .002
Total 96.054 80
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan
a. Dependent Variable: LN_Y1 H1 ditolak, yang berarti bahwa secara
b. Predictors: (Constant), LN_X2, LN_X1 parsial, variabel X2 (alokasi dana desa)
Sumber: Data yang diolah 2016 tidak berpengaruh signifkan terhadap Y1
(belanja desa).
Berdasarkan ouput regresi linier berganda
pada tabel di atas, didapatkan hasil uji statistik Dari hasil regresi, maka model persamaan
F dengan nilai signifikansi yang ditunjukkan regresi pada persamaan model, menjadi :
pada nilai sig < 0,05, yaitu 0,000 < 0,05, maka
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 Ln Y1 = 0,994 Ln_X1 + 0.007 Ln_X2
diterima. Artinya, pendapatan desa (X1) dan
Alokasi Dana Desa (X2) secara simultan Keterangan:
berpengaruh signifikan terhadap Belanja Ln Y1 = Belanja Desa
Desa (Y1). Ln X1 = Pendapatan desa
Ln X2 = Alokasi Dana Desa
b. Uji Statistik t

Uji statistik t pada penelitian ini bertujuan c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
untuk mengetahui dan menganalisis apakah
variabel-variabel independen X1 (pendapatan Uji Koefisien determinasi (R2) bertujuan
desa) dan X2 (alokasi dana desa) berpengaruh untuk mengukur seberapa jauh kemampuan
secara parsial terhadap variabel dependen Y1 model dlam menerangkan variasi variabel
(Belanja Desa). dependen dalam model. Hasil uji koefisien
determinasi ditunjuk-kan pada hasil regersi
Tabel 9 linier berganda pada tabel di bawah ini.
Uji Statistik t Model I
Coefficientsa Tabel 10
Unstandardized Uji Koefisien Determinasi (R1) Model I
Coefficients
Std. Model Summary
Model B Error t Sig. R Adjusted R Std. Error of
1 (Constant) -.129 .087 -1.479 .143
Model R Square Square the Estimate
LN_X1 1.000 .008 128.953 .000 a
LN_X2 .007 .008 .918 .362 1 .999 .998 .998 .04633
a. Dependent Variable: LN_Y1 a. Predictors: (Constant), LN_X2, LN_1
Sumber: Data yang diolah, 2016 Sumber: Data yang diolah, 2016

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 55


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

Pada tabel di atas diketahui nilai R square variabel-variabel independen X1 (pendapatan


sebesar 0,998 hal ini menunjukkan variabel desa) dan X2 (alokasi dana desa) dan Y1
pendapatan desa dan alokasi dana desa (belanja desa) berpengaruh secara parsial
memiliki hubungan sebesar 99,8 % dengan terhadap variabel dependen kemiskinan (Y2).
variabel kemiskinan sebagai variabel
dependen. Pada penelitian ini peneliti Tabel 12
menggunakan nilai adjusted R square. Nilai Coefficientsa
Adjusted R square penelitian ini adalah Unstandardized Stand.
Coefficients Coeff.
sebesar 0,998 menunjukkan bahwa variabel Std.
independen pendapatan desa dan alokasi dana Model B Error Beta t Sig.
desa bersama-sama mampu menjelaskan 1 (Const) 10.471 1.136 9.219 .000
99,8% variabel belanja desa sedangkan LN_X1 .178 1.463 .297 .121 .904
sisanya sebesar 2% dijelaskan oleh variabel LN_X2 .192 .099 .325 1.935 .057
lainnya di luar model penelitian ini. LN_X3 -.100 1.460 -.168 -.068 .946
a. Dependent Variable: LN_Y2
Sumber: Data yang diolah, 2016
3.5. Uji Hipotesis Kedua
a. Uji Statistik F Berdasarkan hasil regresi tabel di atas,
didapatkan hasil nilai uji signifikansi statistik t
Uji statistik F dalam penelitian ini yang ditunjukkan pada kolom P>|t|=0.00.
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Berdasarkan hasil uji tersebut dapat
pengariuh variabel-variabel independen X1 diinterpretasikan sebagai berikut :
(Pendapatan Desa), X2 (Alokasi Dana Desa), a. Variabel X1 (Pendapatan Desa)
terhadap Y2 (Kemiskinan) secara simultan. Nilai signifikansi variabel X1 (pendapatan
Hasil uji statistik F hipotesis pertama, dapat desa) P>|t|=0,904 > α=0,05. Maka dapat
dilihat melalui output regresi linier berganda disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1
yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini. ditolak, yang berarti bahwa secara parsial,
variabel X1 (Pendapatan desa) tidak
Tabel 11 berpengaruh signifikan terhadap variabel
Uji F Model II Y2 (Kemiskinan).
b. Variabel X2 (Alokasi Dana Desa)
Sum of
Model Squares F Sig.
Nilai signifikansi variabel X2 (Alokasi
1 Regression 6.392 5.967 .001b dana desa) P>|t|0.057 > α=0,05. Maka
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan
Residual 27.495
H1 ditolak, yang berarti bahwa secara
Total 33.887
parsial, variabel X2 (alokasi dana desa)
a. Dependent Variable: LN_Y2 tidak berpengaruh signifkan terhadap Y2
b. Predictors: (Constant), LN_X2, LN_X1, LN_Y1 (kemiskinan).
c. Nilai error (e1) pada persamaan sub
Berdasarkan ouput regresi linier berganda struktur pertama dapat dihitung sebagai
pada tabel di atas, didapatkan hasil uji statistik berikut e1 = 1 − 𝑅2 = 1 − 0,998 =
F dengan nilai signifikansi yang ditunjukkan
pada nilai sig < 0,05, yaitu 0,001 < 0,05, maka Dari hasil regresi, maka model persamaan
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 regresi pada persamaan model, menjadi :
diterima. Artinya, pendapatan desa (X1),
Alokasi Dana Desa (X2) dan Belanja Desa Ln Y2 = 0,297 Ln_X1+0,325
(Y1) secara simultan berpengaruh signifikan Ln_X2 + -0,168 Ln_X3
terhadap kemiskinan (Y2)
Keterangan:
b. Uji Statistik t LnY2 = Kemiskinan
Ln X1 = Pendapatan desa
Uji statistik t pada penelitian ini bertujuan Ln X2 = Alokasi Dana Desa
untuk mengetahui dan menganalisis apakah Ln X3 = Belanja Desa

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 56


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

3.6. Hasil Pengujian Sub Model a. Koefisien jalur pengaruh langsung (direct
effect) pendapatan desa (X1) terhadap
a. Pengaruh Langsung kemiskinan (Y2) sebesar 0,297, sedangkan
pengaruh tidak langsung (indirect effect)
Setelah mengetahui dna menghitung
pendapatan desa (X1) terhadap kemiskinan
pengaruh langsung dari variabel yang sudah
(Y2) melalui belanja desa (Y1) sebesar
diteliti, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu
-0,167. Artinya, Pengaruh langsung >
sebagai berikut:
pengaruh tidak langsung (0,297 > -0,167).
a) Pengaruh pendapatan desa terhadap Dari analisis ini, maka dapat disimpulkan
belanja desa X1 terhadap Y1 : 0,994 bahwa belanja desa (Y1), bukanlah
b) Pengaruh alokasi dana desa terhadap merupakan variabel intervening diantara
belanja desa X2 terhadap Y2 : 0,007 pendapatan desa (X1) terhadap kemiskinan
c) Pengaruh pendapatan desa terhadap (Y2)
kemiskinan X1 terhadap Y2 : 0,297 b. Koefisien jalur pengaruh langsung (direct
d) Pengaruh alokasi dana desa terhadap effect) alokasi dana desa (X2) terhadap
kemiskinan X2 terhadap Y2 : 0,325 kemiskinan (Y2) sebesar 0,325, Sedangkan
e) Pengaruh belanja desa terhadap pengaruh tidka langsung (indirect effect)
kemiskinan Y1 terhadap Y2 : -0,168 alokasi dana desa (X2) terhadap kemis-
kinan (Y2) melalui belanja desa (Y1) sebe-
b. Pengaruh Tidak Langsung sar -0,001. Artinya, pengaruh langsung >
pengaruh tidak langsung (0,325 > -0,001),
Setelah mengetahui dan menghitung maka belanja desa (Y1) bukanlah variabel
pengaruh tidka langsung dari variabel yang intervening diantara alokasi dana desa (X2)
diteliti, maka dapat ditarik kesimpulan sebai terhadap kemiskinan (Y2).
berikut:

a) Pengaruh (X1) melalui (Y1) terhadap (Y2) 4. KESIMPULAN


X1 melalui Y1 terhadap Y2:0,994
X -0,168 = -0,167 Koefisien jalur pengaruh langsung (direct
b) Pengaruh (X2) melalui (Y1) terhadap (Y2) effect) pendapatan desa (X1) terhadap
X2 melalui Y1 terhadap Y2 : 0,007 kemiskinan (Y2) sebesar 0,297, sedangkan
X -0,168 = -0,001 pengaruh tidak langsung (indirect effect)
pendapatan desa (X1) terhadap kemiskinan
c. Pengaruh Total (Total Effect) (Y2) melalui belanja desa (Y1) sebesar
-0,167. Artinya, Pengaruh langsung > penga-
Pengaruh total adalah meruoakan jumlah ruh tidak langsung (0,297 > -0,167). Dari
pengaruh langsung ditambah dengan jumlah analisis ini, maka dapat disimpulkan bahwa
pengaruh tidak langsung. Hasil pengaruh total belanja desa (Y1), bukanlah merupakan
dapat dilihat pada tabel berikut: variabel intervening diantara pendapatan desa
(X1) terhadap Kemiskinan (Y2).
Tabel 12 Koefisien jalur pengaruh langsung (direct
Pengaruh Variabel effect) alokasi dana desa (X2) terhadap
No Pengaruh Pengaruh Pengaruh Pengaruh Kemiskinan (Y2) sebesar 0,325, Sedangkan
Variabel Langsung Tidak Total
dalam (Direct Langsung (Total
pengaruh tidka langsung (indirect effect)
Analisis Effect) (Indirect Effecect) alokasi dana desa (X2) terhadap kemiskinan
Jalur Effect) (Y2) melalui belanja desa (Y1) sebesar
1 X1 → Y1 0,994 - 0,994 -0,001. Artinya, pengaruh langsung >
2 X2 → Y1 0,007 - 0,007 pengaruh tidak langsung (0,325 > -0,001),
3 Y1 → Y2 -0,168 - -0,168
4 X1 → Y2 0,297 -0,167 0,13
maka belanja desa (Y1) bukanlah variabel
5 X2 → Y2 0,325 -0,001 0,324 intervening diantara alokasi dana desa (X2)
terhadap kemiskinan (Y2).
Berdasarkan tabel di atas dapat maka dapat Memandang hasil korelasi sebagaimana
dimaknai sebagai berikut: dikemukakan di atas, maka sebagai saran atau

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 57


p-ISSN 2339-0492 | e-ISSN 2599-1469

masukan yang dapat diberikan kepada Hoesada, J. 2014. Komite Standar Akuntansi
pemerintah desa diharapkan dapat meningkat- Pemerintah (KSAP). Jakarta.
kan pendapatan desa yang akhirnya nanti
Maipita, Indra. 2013. Simulasi Dampak
dapat digunakan oleh aparat desa dalam
Kenaikan Upah Minimum Tehadap
membangun masyarakat lebih mandiri dan
Tingkat Pendapatan Dan Kemiskinan.
juga dapat digunakan untuk belanja desa.
Jurnal ekonomi dan keuangan. Vol. 17.
Dalam upaya meningkatkan pendapatan
No.3
desa, maka aparat desa sesunggunya dapat
meningkatkannya dengan cara membangun Martowardojo, Agus D.W. 2012. Satu
ataupun meningkatkan Badan Usaha Milik dasawarsa implementasi otonomi
Desa (BUMDes). Melalui BUMDes ini daerah: Dalam perspektif Desentralisasi
diharapkan secara otomatis akan meningkat- Fiskal. Kongres ISEI Ke-XVIII.
kan pendapatan desa. Peningkatan pendapatan Nurwati, Nunung. 2008. Kemiskinan:
desa melalui BUMDes ini bisa dilakukan oleh Model Pengukuran, Permasalahan,
pemerintah desa dengan cara memberikan Dan Alternative Kebijakan. Jurnal
pelatihan, pembinaan dan pengembangan kependudukan padjajaran. Vol.10. No. 1.
kepada masyarakat desa. Kegiatan tersebut Januari. Hal. 1-11.
dapat dilakukan baik melalui pelatihan soft
skill, pelatihan untuk membuka usaha kecil, Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
menyiapkan lapangan kerja dan lain Indonesia Nomor 113 Tahun 2014
sebagainya yang melibatkan masyarakat desa Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
dalam pembangunan desa. Prasetyanto PP , Eko. 2012. Dampak Alokasi
Alokasi dana desa yang diperoleh Dana Desa Pada Era Desentralisasi
pemerintah desa dapat digunakan semaksimal Fiskal Terhadap Perekonomian Daerah
mungkin dalam meningkatkan pembangunan Di Indonesia. Disertasi. IPB, Bogor
desa yang akhirnya dapat mengentaskan
kemiskinan di desa tersebut, melalui Rusdarti dan Sebayang, Lesta Karolina. 2013.
penggunaan belanja desa. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Tingkat Kemiskinan Di Provinsi Jawa
Tengah. Jurnal Economia. Volume 9,
Nomor 1
DAFTAR PUSTAKA Sugiono., 2014. Metode Penelitian
Manajemen. Setiawami, SH, M.Pd.
Azwardi, S u k a n t o . Efektivitas Alokasi Cetakan Ketiga Alfabeta:Bandung.
Dana Desa dan Kemiskinan di Propinsi
Sumatera Selatan. Jurnal Ekonomi Suhairini, Ari, dkk. 2014. Analisa Pengaruh
Pembangunan. ISSN 1829-25843. Hal Pendapatan Asli Desan Dan Alokasi
29-41. Dana Desa Terhadap Belanja Desa.
SNA XX. Jember
Bempah, Ridwan. 2013. Analisis Alokasi
Dana Desa Dalam Meningkatkan Suhairi. 2016. Analisis Pendapatan Desa
Pendapatan. E-Jurnal Katalogis, Volume Terhadap Belanja Desa Pada Desa
1 Nomor 2, April. Hal. 55-66. Kepayang Kecamatan Kepenuhan Hulu.
Jurnal Skripsi
BPS. 2015. Pofil Kemiskinan Sumatera Utara.
Katalog 3205005.12. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
Tentang Desa pasal 72 ayat 1
Brodjonegoro, B. P. S. 2014. Pemerintah
Tambah Alokasi Dana Desa dalam
APBNP 2015. http://www.kemenkeu.
go.id. Di akses pada tanggal 10 Juni
2017
Erlina. 2011. Metode Peneltian. USU Press.
Medan.

Jurnal Riset Akuntansi Multiparadigma (JRAM), Vol. 5. No. 2. September, 2018 58

Anda mungkin juga menyukai