Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)

Jurnal Bimbingan Konseling

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

PENGEMBANGAN MODEL BIMBINGAN KELOMPOK BERBASIS ISLAM


UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ETIK BERKOMUNIKASI SISWA
MTs KOTA BANJARMASIN

Akhmad Rizkhi Ridhani, Anwar Sutoyo

Prodi Bimbingan dan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel: Tujuan penelitian ini: (1) mengetahui pelaksanaan bimbingan kelompok di MTs Kota Banjarmasin, (2) mengetahui perilaku etik
siswa dalam berkomunikasi dengan orang tua di MTs Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin, (3) menghasilkan model layanan
Diterima 8 April 2016
bimbingan kelompok berbasis islam untuk meningkatkan perilaku etik siswa dalam berkomunikasi dengan orang tua pada siswa di
Disetujui 17 Mei 2016 MTs Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin, (4) mengetahui keefektivan model layanan bimbingan kelompok berbasis islam yang
Dipublikasikan 2 Juni efektif untuk meningkatkan perilaku etik siswa dalam berkomunikasi dengan orang tua pada siswa MTs Banjar Selatan 1 Kota
Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode research and development (R&D), dengan langkah-langkah sebagi berikut: (1)
2016
studi pendahuluan. (2) pengembangan model hipotetik. (3) validasi ahli. (4) revisi model. (5) uji coba produk. (6) model akhir.
________________ Hasil dari penelitian ini ialah dihasilkannya sebuah model layanan bimbingan kelompok berbasis islam untuk meningkatkan
perilaku etik berkomunikasi terhadap orang tua yang terdiri dari (1) rasional, (2) pengertian, (3) visi dan misi, (4) prinsip, (5) tujuan,
Keywords:
(6) isi, (7) dukungan system, (8) tahapan, (9) evaluasi dan tindak lanjut, (10) materi layanan, (11) panduan pelaksanaan. Hasil uji
Career maturity; keefektifan model dengan uji-t independent berbantuan SPSS 16 diperoleh data T hitung (10,603) > T tabel (2,145) maka Ho ditolak
Guidance career module; dan Ha diterima. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok berbasis islam efektif untuk
meningkatkan etika berkomunikasi siswa terhadap orang tua. Simpulan: (1) perilaku etik berkomunikasi siswa terhadap orang tua
Interactive multimedia; sebelum diberikan layanan bimbingan kelompok berbasis islam adalah berada pada kategori rendah, (2) perilaku etik berkomunikasi
Based. siswa terhadap orang tua setelah diberikan layanan adalah berada pada kategori tinggi, (3) telah ditemukan desain model layanan
____________________ bimbingan kelompok berbasis islam untuk meningkatkan perilaku etik berkomunikasi siswa terhadap orang tua, (4) model ini efektif
untuk meningkatkan perilaku etik berkomunikasi siswa terhadap orang tua.

Abstract
___________________________________________________________________
The purpose of this study: (1) investigate the implementation of group counseling in MTs of Banjarmasin city, (2) determine ethical behavior of
students in communicating with parents in MTs Banjar Selatan 1 Banjarmasin, (3) in a model of counseling services Islamic-based group to
improve ethical behavior students in communicating with parents on students at MTs Banjar Selatan 1 Banjarmasin, (4) determine the effectiveness
of the model Islamic -based group counseling services are effective to improve ethical behavior of students in communicating with parents on student
MTs Banjar Selatan 1 Banjarmasin. This study uses research and development (R & D), with the steps as follows: (1) a preliminary study, (2)
development of hypothetical model, (3) expert validation, (4) model revision, (5) product trials, (6) final model. Field test results, communicate
ethical behavior of students to parents increased after following Islamic-based groups guidance services, proved to be effective for improving
communicate ethical behavior with parents. Shown by the change of student’s ethical behavior communication to parents before treatment is being
given and after treatment given. The results of testing the effectiveness of the model with independent t-test data obtained aided by SPSS 16, T count
(10,603)> T table (2.145), then Ho is rejected and Ha accepted. Therefore it can be concluded that the Islamic -based group guidance service is
effective for improving ethics communicate students with their parents. Conclusions and Recommendations: (1) ethical behavior to communicate
students with their parents before being given Islamic-based group guidance is located in the low category, (2) ethical behavior communicate with
students to their parents after being given the service is at the high category, (3) has been found the model design Islamic-based group counseling
services to improve the ethical behavior of students communicating to their parents, (4) the model is effective for improving the ethical behavior of
students communicating to their parent

© 2016 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-6889
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
e-ISSN 2502-4450
E-mail: rizkhi.ridhani@gmail.com

PENDAHULUAN Perilaku etik berkomunikasi terhadap


orang tua ini penting karena peserta didik

55
Akhmad Rizkhi Ridhani, Anwar Sutoyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)

sebagai individu dipandang sebagai makhluk lebih tua. Al-Qur‟an merupakan kalam Allah
sosial yang tidak mungkin bisa hidup sendiri SWT yang diturunkan kepada Nabi
tanpa bantuan orang lain, karena manusia Muhammad SAW dan merupakan mukjizat
membutuhkan bantuan orang lain untuk dari Nabi Besar Muhammad SAW. Hadist
memenuhi segala kebutuhan hidupnya. merupakan segala perkataan (sabda), perbuatan
Manusia sebagai makhluk sosial selalu dan ketetapan dari Nabi Muhammad SAW
melakukan interaksi dengan orang lain yang yang juga merupakan acuan untuk umat islam
disebut komunikasi. Mulyana (2004: 3) dalam menjalani kehidupan dimuka bumi
mendefinisikan komunikasi sebagai suatu sebagai bekal untuk kehidupan diakhirat,
proses berbagai makna melalui perilaku verbal kaitanya dengan perilaku etik berkomunikasi
dan non verbal. Komunikasi yang dilakukan terhadap orang tua/ lebih tua. Nabi Besar
oleh manusia dalam berinteraksi terdapat dua Muhammad SAW merupakan sesosok Nabi
macam yakni komunikasi verbal dan non yang penuh dengan keagungan dan kemuliaan
verbal. Komunikasi verbal yakni secara lisan karena beliau Nabi Besar Muhammad SAW
dengan kata-kata sedangkan komunikasi non mempunyai akhlaq yang mulia/baik (Akhlaqul
verbal yakni bahasa isyarat atau bahasa tubuh. Karimah) oleh sebab itupula, seyogyanya kita
Komunikasi merupakan salah satu aspek sebagai umat dan pengikut Nabi Muhammad
penting dalam kehidupan manusia tanpa SAW mencontoh akhlaq beliau sehingga dalam
adanya sebuah komunikasi maka manusia menjalani kehidupan dimuka bumi kaitanya
tersebut akan mengalami kesulitan terlebih jika dengan perilaku etik berkomunikasi terhadap
komunikasi yang disampaikan kepada manusia orang tua tidak menimbulkan masalah.
lain dianggap salah oleh manusia yang Banyak ayat Al-qur‟an dan Hadist yang
menerima pesan dari sebuah komunikasi yang dapat dijadikan sebagai acuan/pedoman
disampaikan tersebut. Oleh sebab itu ketika manusia dalam berkomunikasi terhadap orang
manusia melakukan sebuah komunikasi atau tua. Hamid (2009) mengemukan Abu Huroiroh
penyampaian pesan kepada manusia yang lain ra. Menginformasikan, Muhammad Rusulullah
baik itu keluarga maupun masyarakat sekitar SAW. Bersabda :
lingkungannya harus memperhatikan norma- Tuhanmu memerintahkan janganlah kamu
norma atau aturan yang berlaku dalam menyembah selain dia, dan berbuat baiklah kepada
masyarakat disekitarnya (perilaku etik) agar ibu bapak. Jika salah seorang dari mereka atau
maksud dari komunikasi yang disampaikan keduanya telah berusia lanjut dalam
dianggap benar, sehingga tidak menimbulkan pemeliharaanmu, maka janganlah engkau katakan
masalah. “ ah” kepada keduanya, dan janganlah engkau
Aturan atau norma dalam sudut bentak keduanya, serta berkatalah kepada keduanya
pandang islam, seperti yang dikemukakan dengan perkataan yang mulia. (QS. 17/Al Isro :
Jayus (2011) mengemukan yakni, manusia 23).
dalam berinteraksi kaitanya dengan Surah Al-Isro ayat 23 disini dapat
komunikasi sepantasnya menggunakan cara dijelaskan makna dari ayat ini ialah kita
yang benar secara islam, baik, lemah lembut, dilarang oleh Nabi Muhammad SAW
jujur, dan dipercaya agar tujuan dari menyakit hati dan perasaan orang tua kita,
komunikasi yang ingin disampaikan tercapai. selanjutnya makna “ ah” yang ada disini
Kemudian aturan dan norma kaitanya dengan mengartikan bahwa kita sebagai umat manusia
perilaku etik berkomunikasi terhadap orang tua yang beragama islam dilarang membentak
ini sangat jelas tertuang dalam Al-Qur‟an dan ataupun tidak mengidahkan perintah dari
Hadist yang merupakan pedoman atau acuan orang tua. Kemudian dari ayat ini juga dapat
utama umat islam dalam menjalani kehidupan dijelaskan Nabi Muhammad SAW
dimuka bumi kaitanya dengan perilaku etik mengajarkan kita bagaimana bertingkah laku
berkomunikasi terhadap orang tua maupun atau berperilaku kepada orang tua kaitanya

56
Akhmad Rizkhi Ridhani, Anwar Sutoyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)

dengan prilaku etik berkomunikasi terhadap dipaparkan bahwa dizaman sekarang sudah
orang tua, Rasullullah SAW menjelaskan tidak asing lagi kita mendengan maupun
dalam Surah Al-Isro ayat 23 ini bahwa ketika melihat seorang anak, entah masih kecil
kita berkomunikasi/berbicara kepada orang tua maupun dewasa yang meremehkan orang yang
dengan menggunakan kata-kata yang mulia. lebih tua, bahkan melawan orang yang lebih
Kata mulia disini yakni dalam bertutur kata tua. Disni kita melihat bahwa dizaman
kepada orang tua menggunakan kalimat- sekarang kemerosotan etik berkomunikasi
kalimat yang baik, serta sopan dan santun terhadap orang yang lebih tua memang dalam
dalam berprilaku, kemudian juga dengan tarap yang sangat tinggi, bahkan kita pernah
lemah lembut sehingga dari kata-kata verbal melihat tayang media informasi seorang anak
ataupun non verbal yang kita keluarkan dalam tidak segan-segan membunuh orang yang lebih
berkomunikasi terhadap orang tua/lebih tua tuanya karena masalah yang terbilang ringan.
tidak menyakiti perasaan orang tua. Pembinaan terhadap masalah etik
Dewasa ini sering kita melihat dan berkomunikasi terhadap orang yang lebih tua
mendengar secara langsung maupun tidak ini jelas harus dilakukan, baik itu dalam
langsung (televisi, koran, artikel, penelitian) pendidikan di sekolah maupun diluar sekolah,
mengenai rendahnya perilaku etik terhadap dan tentu dalam pendidikan di luar sekolah
orang tua, salah satunya perilaku etik yaitu dalam pendidikan dalam lingkungan
berkomunikasi terhadap orang tua. Acara keluarga, orang yang lebih tua dituntut untuk
televisi maupun koran tersebut mengabarkan ikut melakukan pembinaan terhadap perilaku
berita tetang perkelahian anak dan orang tua etik berkomunikasi yang baik terhadap orang
yang berhujung pada kematian, tidak segan- yang lebih tua, karena orang yang lebih tua
segan anak membunuh orang tuanya karena merupakan jalur pertama anak memperoleh
berselisih pendapat. Hal ini mengasumsikan suatu pendidikan.
bahwa perilaku etik berkomunikasi di Berdasarkan fenomena di lapangan yang
masyarakat indonesia yang kaya akan raga bertolak belakang dengan keadaan seharusnya,
budaya dan agama terlebih mayoritas Islam pengembangan sebuah model sebagai salah
masih rendah. Sebuah portal online Bali Post satu alternatif untuk guru bimbingan dan
Senin 19 November 2009 memuat sebuah konseling dengan menyesuaikan latar belakang
berita dengan tema “ Mengapa Remaja sekolah yakni berbasis islam. Basis islam yang
Cenderung Melawan” yang berisikan tentang digunakan dalam layanan bimbingan
masalah orang yang lebih tua dan anak. Pada kelompok ini nantinya sebagai landasan utama
laman ini menyebutkan harapan yang ketika menyelenggarakan bimbingan kelompok
diinginkan orang yang lebih tua jauh bertolak berbasis islam, selain itu juga nantinya ada
belakang dengan apa yang diinginkan, karena beberapa varian dari setiap treatment
anak sering membantah orang yang lebih tua (perlakukan) agar para anggota kelompok tidak
dan memberontak orang yang lebih tua serta bosan dalam mengikuti layanan. Basis islam
tidak ingin mambantu orang yang lebih tua yang digunakan disini landasan utamanya
untuk menyelesaikan pekerjaan rumah dan lain ialah Al-Qur‟an dan Hadist.
sebagainya. Paparan tersebut sangat jelas Penggunaan bimbingan kelompok
bahwa perliku etik dalam berkomunikasi berbasis islam disini jelas berbeda dengan
terhadap orang yang lebih tua menjadi masalah bimbingan kelompok pada umumnya. Hal ini
yang sering terjadi dikalangan. karena pelaksanaan bimbingan kelompok
Masalah kemerosotan perilaku etik berbasis islam ini setiap tahapannya bermuatan
berkomunikasi terhadap orang yang lebih tua islam dengan beracuan pada syari‟at islam.
ini juga termuat dalam majalah islami “Swara Landasan islam digunakan untuk
Qur‟an” edisi No. 05 Th. 10/ Syawwal- meminimalisir perilaku etik kaitanya dengan
Dzulqa‟dah Okt 2010, dalam artikel ini komuniksi terhadap orang tua maupun lebih

57
Akhmad Rizkhi Ridhani, Anwar Sutoyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)

tua karena, (1) latar belakang sekolah berbasis (research and development) sugiyono (2012)
islam, (2) landasan agama memberikan desain penelitian pengembangan atau dalam
pemahaman kepada konselor tentang dimensi bahasa inggirsnya reseacrh and development
keagaman sebagai faktor yang dapat adalah metode penelitian yang digunakan
mempengaruhi terhadap perilaku individu, (3) untuk menghasilkan produk tertentu, dan
landasan agama memandang manusia sebagai menguji keefektifan produk tersebut. Borg and
makhluk yang sempurna dan landasan agama gall (2003) langkah-langkah yang seyogyanya
relegius pada dasarnya ingin menetapkan di tempuh dalam penelitian pengembangan
konseli sebagai makhluk Tuhan dengan (research and develompment) meliputi : (1) studi
segenap kemuliaannya menjadi fokus sentral pendahuluan. (2) perencanaan. (3)
upaya bimbingan dan konseling. Nurisan & pengembangan hipotetik. (4) penelaahan model
Yusuf (2008) manusia menurut islam yaitu hipotetik. (5) revisi. (6) uji coba terbatas. (7)
makhluk yang mempunyai fitrah (potensi) revisi hasil uji coba. (8) uji coba lebih luas. (9)
untuk memahami dan menerima nilai-nilai revisi model akhir. (10) diseminasi dan
kebenaran yang bersumber dari agama, dan sosioalisasi. Namun model penelitian dan
menjadikan agama sebagai landasan untuk pengembangan borg and gall ini penerapannya
bersikap dan perprilaku, (4) islam mengajarkan dalam pengembangan model bimbingan
bagaimana bersikap lemah lembut dalam kelompok berbasis islam untuk meningkatkan
sesuatu, berarti memperindahnya dan tidak perilaku etik berkomunikasi siswa siswa siswa
adanya sikap lemah lembut dalam sesuatu, terhadap orang yang lebih tua ini, tidak
berarti memperjeleknya. dilaksanakan sampai tahap diseminasi dan
Pengembangan yang dilakukan dalam implementasi produk. Batasan prosedur
layanan bimbingan kelompok berbasis islam ini penelitian pengembangan sampai pada tahap
tidak terlepas dari pada layanan bimbingan keenam yaitu uji coba terbatas. Keenam
kelompok pada umumnya. Pengembangan tahapan pokok dalam pengembangan model
disini dilakukan pada pelaksanaan layanan bimbingan kelompok berbasis islam untuk
bimbinngan kelompok berbasis islam (muatan meningkatkan perilaku etik berkomunikasi
islami) agar ada karekter tersendiri dari siswa terhadap orang yang lebih tua dijelaskan
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan bagan sebagai berikut :
yang diberikan oleh konselor sekolah maupun
guru bimbingan konseling yang berlatar
belakang sekolah islami. Pengembangan
tersebut antara lain dari segi, sebagai berikut:
(1) rasional, (2) tujuan, (3) visi dan misi, (4)
tahapan, (5) materi layanan, (6) layanan
pendukung, (7) prosdur/ tahapan layanan
bimbingan kelompok, (8) peranan pemimpin
kelompok dan anggota kelompok, (9) evaluasi
dan indikator keberhasilan.

Tabel 1. langkah-langkah yang ditempuh


METODE PENELITIAN dalam penelitian pengembangan

Sesuai dengan fokus permasalahan dan


tujuan penelitian, desain penelitian ini
menggunakan penelitian dan pengembangan

58
Akhmad Rizkhi Ridhani, Anwar Sutoyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)

Keterlaksanaan Layanan Bimbingan


Kelompok Di MTs Kota Banjarmasin
Berdasarkan kajian lapangan berkenaan
dengan keterlaksanaan layanan bimbingan
kelompok dilapangan. Disini dapat dijelaskan
bahwa layanan bimbingan kelompok yang
telah terlaksana dilapangan kurang maksimal,
karena guru BK di sekolah dari empat MTs di
Kota Banjarmasin tersebut keterlaksanaan
layanan bimbingan kelompok masih ada yang
bersifat insidental. Kemudian pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok ini ada yang
diluar jam pelajaran (sepulang sekolah) dan
apabila ada kasus, hal ini dipandang efektik
ketika pelaksanaan layanan bimbingan
Dalam rancangan ini ada dua kelompok diluar jam pelajaran sekolah
kelompok yang dipilih secara acak. (sepulang sekolah) karena siswa atau anggota
Kelompok pertama yang diberi perlakuan layanan bimbingan kelompok sudah lelah,
(kelompok ekperimen) dan kelompok kedua kurang antusias, dan kurang kondusif.
yang tidak diberi perlakuan (kelompok Kemudian dari pada itu juga layanan
kontrol). Observasi atau pengkukuran bimbingan kelompok ini, intensitas
dilakukan untuk kedua kelompok baik pelaksanaannya tidak hanya apabila ada kasus
sebelum maupun sesudah pemberian semata saja. Hal ini dikarena layanan
perlakuan. Menurut Purwanto (2013) desain bimbingan kelompok yang terintegritas dalam
ini dapat digambarkan sebagai berikut ini : layanan bimbingan dan konseling ini
berkelanjutan dan terencana melalui program
Tabel 2. Rancangan menurut Rurwanto yang jelas untuk memfasilitasi perkembangan
dan mengoptimalisasikan potensi yang ada
pada diri siswa untuk mencapai kemandirian

Tabel 3. Keterlaksanaan Layanan Bimbingan


Kelompok

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan kajian empirik yang


diperoleh dari hasil observasi dan wawancara
berkenaan dengan kondisi faktual layanan
bimbingan kelompok dan perilaku etik
berkomunikasi terhadap orang tua pada siswa
MTs Kota Banjarmasin yang disajikan pada .
hasil penelitian, maka dapat dideskripsikan Pada tabel diatas dapat dijelaskan
beberapa hasil untuk merancang model bahwasanya secara keseluruh layanan
hipotetik sebagai berikut: bimbingan kelompok di lapangan tidak

59
Akhmad Rizkhi Ridhani, Anwar Sutoyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)

sepenuh terjadwal dari kelas VII, VIII, dan Komponen Layanan Bimbingan Kelompok Di
kelas IX. Hal ini tentunya membuat layanan MTs Kota Banjarmasin
bimbingan kelompok untuk MTs Kota Mengkaji temuan dilapangan berkenaan
Banjarmasin tidak berlaku secara komprehensi dengan komponen layanan bimbingan
disemua kelas. Padahal mengacu Peraturan kelompok, dapat dijelaskan bahwasanya
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan komponen layanan bimbingan kelompok
Indonesia Nomer 111 Tahun 2014 Tentang terkait perekrutan anggota kelompok yang
Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan dilakukan oleh guru BK masih kurang
Konseling Di Sekolah dasar dan Menengah, maksimal karena terkadang secara langsung
menyebutkan layanan bimbingan dan tidak berdasarkan analisis kebutuhan yang
konseling termasuk didalamnya layanan terprogram dalam layanan bimbingan dan
bimbingan kelompok adalah upaya sistematis, konseling yang komprehensip dan untuk
objektif, logis, dan berkelanjutan serta menangani siswa yang bermasalah, padahal
terprogram yang dilakukan oleh konselor atau layanan bimbingan kelompok ini tidak hanya
guru Bimbingan dan Konseling untuk menangani siswa yang bermasalah saja akan
memfasilitasi perkembangan peserta tetapi lebih kepada mengoptimalisasikan
didik/Konseli untuk mencapai kemandirian potensi yang ada pada diri siswa, jadi pada
dalam kehidupannya. intinya layanan bimbingan kelompok ini yang
tidak bermasalahpun bisa mengikuti layanan
Tujuan Pelaksanaan Layanan Bimbingan bimbingan kelompok.
Kelompok Di MTs Kota Banjarmasin Kemudian berkenaan dengan topik
Berdasarkan kajian temuan dilapangan materi layanan yang diberikan oleh pemimpin
pada studi pendahuluan di MTs Kota kelompok kepada anggota kelompok
Banjarmasin dapat dipahami bahwasanya membahas topik umum seperti motivasi
tujuan yang dikemukan guru BK kepada masih belajar, masalah sosial, dan untuk topik
bersifat umum, karena guru BK dipadang masalah sopan dan satun ini sudah pernah
hanya menekankan pada pemecahan masalah disampaikan walaupun secara umum tidak
yang dihadapi oleh siswa sebagai anggota membahas sopan dan santun secara spesifik
kelompok dalam proses pelaksanaan dalam arti sopan dan santun dalam pandangan
bimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh islam. Kompentensi pemimpin kelompok
guru BK sebagai pemimpin kelompok. Padahal dalam melaksanakan layanan bimbingan
ketika merujuk pada fungsi dari keterlaksanaan kelompok sudah cukup baik karena sudah
layanan bimbingan kelompok yang terintegrasi sesuai dengan konsep umum pelaksana
dalam layanan bimbingan dan konseling, layanan bimbingan kelompok, namun akan
layanan bimbingan kelompok tersebut tidak lebih baik ketika kompetensi pelaksana layanan
hanya memecahkan masalah yang dihadapi bimbingan kelompok ini ditambah dengan
anggota kelompok saja, tapi lebih dari itu nilai-nilai keislaman karena latar belakang
terdapat fungsi pencegahan, pengembangan, sekolah yakni sekolah islam dan agar terdapat
pemahaman, dan sebagainya. Hal ini agar perbedaan antara pelaksana layanan bimbingan
masalah yang dihadapi oleh anggota kelompok kelompok di sekolah umum dengan di sekolah
selain terpecahkan tetapi juga mencegah yang berlatar belakang islam.
timbulnya masalah baru (pencegahan) dari
refleksi yang dilaksanakan guru BK untuk Perencanaan Layanan Bimbingan Kelompok
mengatasi masalah yang dihadapi siswa Di MTs Kota Banjarmasin
sebagai anggota kelompok melalui layanan Atas dasar kajian lapangan yang
bimbingan kelompok. dilakukan pada studi pendahluan di MTs Kota
Banjarmasin bahwasanya guru BK sudah
melakukan analisis kebutuhan melalui studi

60
Akhmad Rizkhi Ridhani, Anwar Sutoyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)

habit, sosiometri, angket, dan DCM, akan dibahas oleh anggota kelompok, agar
tetapi guru BK belum pernah mengembangan pemimpin kelompok benar-benar mengetahui
instrument mengenai perilaku etik perkembangan dari kegiatan kelompok.
berkomunikasi terhadap orang tua, sehingga Kemudian dari refleksi ini juga, anggota
layanan bimbingan kelompok untuk kelompok dalam layanan bimbingan kelompok
meningkatkan perilaku etik berkomunikasi juga mendapatkan nilai positif yakni
terhadap orang tua dengan topik materi etika diperolehnya pemahaman secara mendalam
pergaulan dan sopan santun yang dilaksanakan bagi masing-masing anggota kelompok.
oleh guru BK tersebut dilaksanakan secara
insidentil. Hal ini tentunya akan menimbulkan Evaluasi Layanan Bimbingan Kelompok Di
kasalahan dalam pengrekrutan anggota MTs Kota Banjarmasin
kelompok karena tidak berdasarkan analisis Berdasarkan analisis kajian lapangan
kebutuhan siswa, jadi hasilnya pun tidak berkenaan dengan evaluasi dan tindak lanjut
optimal karena tidak sesuai dengan kebutuhan yang dilakukan oleh guru BK tersebut, dapat
yang diingkan oleh siswa walaupun seperti dijelaskan bahwasanya guru hanya melakukan
yang telah diungkapkan oleh guru BK, guru analisis evaluasi hasil (Laseg) layanan
BK sudah melibatkan guru pendidkan bimbingan yang diberikan oleh pemimpin
kewarganegaraan dalam proses pelaksanaan kelompok kepada anggota kelompok tanpa
layanan bimbingan kelompok dengan topik melihat evaluasi proses selama layanan
materi sopan dan santun tersebut. bimbingan kelompok berjalan. Hal ini
menyebakan guru BK kekurangan data untuk
Tahapan Layanan Bimbingan Kelompok Di menganalisa letak kekurangan dan kelebihan
MTs Kota Banjarmasin layanan yang telah diberikan. Dan oleh sebab
Berkenaan dengan tahapan layanan itu pula guru BK tidak dapat acuan yang
bimbingan kelompok di MTs Kota lengkap untuk melakukan perbaikan terhadap
Banjarmasin dapat dipahami bahwasanya guru layanan bimbingan kelompok yang telah
BK sudah melakukan tahapan layanan diberikan kepada anggota kelompok agar
bimbingan kelompok sudah sesuai dengan layanan bimbingan kelompok kedepannya
tahapan layanan bimbingan kelompok pada menjadi lebih baik, serta anggota kelompok
umumnya. Namun dari segi layanan benar-benar merasakan manfaat mengikuti
bimbingan kelompok tersebut guru BK layanan bimbingan kelompok yang telah
terkesan seperti terburu-buru untuk diberikan oleh pemimpin kelompok.
menyelesaikan layanan bimbingan kelompok
yang diberikan, tanpa memanfaatkan dinamika Faktor Penunjang dan Penghambat
yang terjadi pada anggota kelompok untuk Pelaksanaan Layanan Bimbingan Kelompok
memberikan penguatan kepada anggota Di MTs Kota Banjarmasin
kelompok atau masing-masing anggota Berdasarkan data yang diperoleh
kelompok agar supaya materi layanan yang dilapangan dapat dijelaskan bahwasanya
dibahas oleh anggota kelompok dapat layanan bimbingan kelompok di MTs Kota
dipahami dan diresapi oleh anggota kelompok Banjarmasin terdapat beberapa hambatan dan
dalam layanan yang diberikan oleh guru BK faktor pendukung. Untuk faktor pendukung
sebagai pemimpin kelompok. seperti yang telah diungkapkan oleh guru BK
Kemudian dari disamping itu juga tersedianya anggaran khusus pelaksanaan
dianalisis temuan dilapangan berkenaan layanan bimbingan kelompok yang
dengan tahapan yang dilakukan oleh guru BK dialokasikan oleh kepala sekolah, walaupun
sebagai pemimpin kelompok. Pemimpin terintegrasi dalam anggaran pelaksanaan
kelompok tidak melakukan refleksi secara layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
mendalam berkenaan dengan materi yang Dari segi guru mata pelajaranpun tidak

61
Akhmad Rizkhi Ridhani, Anwar Sutoyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)

terdapat hambatan ketika guru BK menjalin untuk kesempurnaan model, maka dirumuskan
kerjasama untuk keberlangsungan layanan sebuah model layanan bimbingan kelompok
bimbingan kelompok. Kemudian untuk faktor berbasis islam untuk meningkatkan perilaku
penghambat layanan bimbingan kelompok ini etik berkomunikasi terhadap orang tua yang
berkenaan sarana dan prasarana untuk terdiri dari (1) rasional, (2) pengertian, (3) visi
keterlaksanaan layanan bimbingan kelompok dan misi, (4) prinsip, (5) tujuan, (6) isi, (7)
agar lebih kondusif. Oleh sebab itu diperlukan dukungan system, (8) tahapan, (9) evaluasi dan
koordinasi guru BK kepada kepalsa sekolah tindak lanjut, (10) materi layanan, (11)
untuk memfasilitasi saran dan prasarana dalam panduan pelaksanaan.
mewujudkan pelakasanaan layanan bimbingan
kelompok yang maksimal. Hasil Uji Efektivitas Model
Terdapat dua kelompok dalam uji
Kondisi Perilaku Etik Berkomunikasi efektivitas dalam penelitian ini seperti yang
Terhadap Orang Tua Pada Siswa VII MTs telah dikemukakan dalam metode penelitian
Banjar Selatan 1 Kota Banjarmasin yakni kelompok ekperiment (diberi perlakuan)
dan kelompok kontrol (tidak diberi perlakuan).
Keefektifan model yang dikembangankan
dapat dilihat dari grafik perolehan skor pre-test
dan pos-test pada masing-masing kelompok
dalam uji coba model, sebagai berikut:

(1) Progres Kelompok Eksperiment

Gambar 1. Perilaku Etik Berkomunikasi


Terhadap Orang Tua pada Keseluruhan Kelas

Berdasarkan grafik diatas dapat


dijelaskan dari 100 orang siswa yang menjadi
subyek penelitian dengan populasi kelas VII
MTs Negeri Banjar Selatan 1 Kota
Banjarmasin dari 62 item skala perilaku etik
berkomunikasi terhadap orang tua yang
dibagikan kepada siswa, terdapat 18 siswa atau
sekitar 18% yang termasuk dalam kategori
rendah dari total keseluruhan yang mengisi
skala perilaku etik berkomunikasi terhadap
orang tua. 18 orang siswa ini tentunya harus
segera mendapat layanan dari guru BK atau
konselor sekolah agar tidak menimbulkan
masalah yang baru serta agar 18 orang siswa
ini tidak mempengaruhi siswa-siswa yang lain
(pencegahan).

Hasil Pengembangan (2) Progres Kelompok Kontrol


Berdarkan hasil kajian teori, kondisi
dilapangan, serta masukan para ahli bimbingan
dan konseling, serta para praktisi dilapangan

62
Akhmad Rizkhi Ridhani, Anwar Sutoyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)

kelompok berbasi islam untuk meningkatkan


perilaku etik berkomunikasi terhadap orang
tua, (4) model bimbingan kelompok berbasis
islam efektif untuk meningkatkan perilaku etik
berkomunikasi terhadap orang tua.
Saran yang diberikan berdasarkan hasil
kesimpulan yakni: (1) bagi guru bimbingan dan
konseling yang bekerja di sekolah berlatar
belakang islami seyogyanya memanfaatkan
nilai-nilai religius keislam yang diintegrasikan
Pada dua grafik diatas dapat terlihat jelas dalam penyelenggaraan layanan bimbingan
kelompok eksperiment terdapat peningkatan dan konseling pada umumnya dan
yang signifikan dibandingkan dengan penyelenggaraan layanan bimbingan kelompok
kelompok kontrol yang tidak sama sekali pada khususnya. Sehingga selaras dengan latar
diberikan perlakukan dengan model yang belakang sekolah yang islami seperti MTs Kota
dikembangan peneliti. Selain itu pula pada Banjarmasin, (2) bagi penelitian selanjutnya
pengujian independen sample T Test, dari hasil yang akan melakukan kajian terkait
perhitungan dengan menggunakan bantuan pendekatan Al-Qur‟an dan Hadist diharapkan
aplikasi SPSS 16 For Windows diperoleh data kehati-hatiannya dalam memaknai sebuah
yakni, T hitung (10,603) >T tabel (2,145) maka Ayat maupun Hadist, atau dengan kata lain
Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh karena itu tidak hanya mengandalkan teknologi dan
dapat dijelaskan bahwa layanan bimbingan informasi terkini seperti aplikasi holy Qur’an dan
kelompok berbasis islam efektif untuk holy Hadist sebagai alat untuk mengkaji makna
meningkatkan etika berkomunikasi siswa dalam kandungan Ayat Al-Qur‟an dan Hadist.
terhadap orang tua Akan tetapi lebih kepada mendiskusikan secara
intensif dengan orang yang benar-baner ahli
dibidang tersebut.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan DAFTAR PUSTAKA


pembahasan dapat diambil beberapa
kesimpulan yakni : (1) layanan bimbingan Ali, Liu, & Humadean. 2004. “Understanding the
kelompok di MTs Kota Banjarmasin belum Religion and Therapy Implication”. American
menginternalisasikan nilai-nilai keislaman yang Psychological Association.
menjadi landasan kehidupan bermasyarakat di Ash-Shiddieqy, T. M. H. 2007. Al-Islam Jilid 1.
Semarang: Pustaka Rizki Putra
ruang lingkup pendidikan khususnya MTs
Ash-Shiddieqy, T. M. H. 2007. Al-Islam Jilid 2.
Kota Banjarmasin, (2) Perilaku etik
Semarang: Pustaka Rizki Putra
berkomunikasi terhadap orang tua pada siswa Borg and Gall. 2003. Education Research. New York.
kelas VII MTs Banjar Selatan 1 Kota Allyn dan Bacon.
Banjarmasin terdapat 13% pada kategori Corey, Gerald. 2010. Theory & Practice of Group
cukup, 18% pada kategori rendah. Data ini Counseling. California State University.
memperkuat asumsi bahwa perilaku etik Hamid, Syamsul Rijal. 2009. Mutiara Hadist, Seputar
berkomunikasi siswa terhadap orang tua perlu Masalah Etika. Bogor: Cahaya Salam.
ditingkatkan sehingga tidak memperngaruhi Hamjah, Salasiah Hanin & Akhir , Noor Shakirah
Mat. 2013. Islamic Approach in Counseling.
siswa lain dan menimbulkan masalah baru. (3)
Journal of Religion and Health. ISSN 0022-
telah dihasilakannya model bimbingan
4197

63
Akhmad Rizkhi Ridhani, Anwar Sutoyo. / Jurnal Bimbingan Konseling 5 (1) (2016)

Khalid, Syeckh Bin Abdurrahman Al-„IK. (2012). Purwanto Edy. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif.
Kitab Fiqih Mendidik Anak. Yogyakarta: Diva Semarang: UNNES Press
Press Sarwono, Sarlito W. 2012. Psikologi Remaja.. Jakarta:
Mohamad, Mohn Yusoff. 2013. Kauseling Islam: Rajawali Pers
Pendektan Iman Al-Ghazali. Proseding Saying, Zen. 2004. “Leadership and Group
Kongres XII, Konvensi Nasional XVIII Interventions”. A Project of OHSU
ABKIN dan Seminar Internasional Department of Puclic Health & Preventive
Konseling. Medicine.
Mulyana, Deddy. 2004. Komunikasi Efektif (Suatu Sutoyo, Anwar. 2009. Bimbingan dan Konseling
Pendekatan Lintas Budaya). Bandung : PT. Islam. Semarang: Widya Karya
Remaja Rosdakarya Ulwan, Abdullah Nashih. 2015. Tarbiyatul Aulad Fil
Oetomo, Hasan. 2012. Pedoman Dasar Pendidikan Islam (Pendidikan Anak Dalam Islam).
Budi Pekerti. Jakarta: PT. Prestasi Sukoharjo: Al-Andalus
Pustakaraya Wibowo, Mungin Eddy. 2005. Konseling Kelompok
Proverb, Irish. 2004. “ Approches to Group Therapy”. Perkembangan. Semarang: UNNES Press.
A Project of OHSU Department of Puclic
Health & Preventive Medicine

64

Anda mungkin juga menyukai