Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MASA PERTUMBUHAN ISLAM DI NUSANTARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Islam & Budaya Nusantara

Dosen Pengampu

Al Muftiyah, M. Pd. I

Disusun oleh

Rifki Setiawan

Alvin Kusniatin

M. Ilham Yahya

INSTITUT AGAMA ISLAM IBRAHIMY GENTENG

FAKULTAS TARBIYAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

2020
KATA PENGANTAR

Assalamualalaikum wr. wb

Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Swt
yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Makalah
Islam & Budaya Nusantara ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari
kata sempurna. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlihat dalam proses pembuatan Makalah Islam & Budaya
Nusantara ini, terkhusus kepada Ibu Al Muftiyah, M. Pd. I, selaku dosen
pengampu mata kuliah Islam & Budaya Nusantara Demikianlah Islam & Budaya
Nusantara kami buat dengan sepenuh hati. Tidak lupa kritik dan saran kami
harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi selaku penulis. Terima Kasih.

Wassalammu’alaikum wr. wb

Genteng, 18 April 2020

Penyusun

Anggota Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar belakang .................................................................................................. 1

B. Rumusan masalah ............................................................................................ 1

C. Tujuan penulisan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

A. Teori Masuknya Islam ..................................................................................... 2

B. Cara Masuk / Saluran Masuk ........................................................................... 4

C. Faktor-Faktor Islam Masuk.............................................................................. 5

D. Perkembangan Islam Di Indonesia .................................................................. 5

E. Peranan Umat Islam Di Indonesia ................................................................... 7

F. Peranan Organisasi-Organisasi Islam Di Indonesia ......................................... 9

G. Hikmah Perkembangan Islam Di Indonesia .................................................. 13

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 14

A. Kesimpulan .................................................................................................... 14

B. Saran ............................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-
pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-
rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai
daerah di daratanAsia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka
sejak masa kuno merupakanwilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena
hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah
lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang
berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual
kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra danJawa
antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para pedagang asing seperti
Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di
Jawa. Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur
Tengah.Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada
juga yang berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam
telah ada di Indonesiaini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab
tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Sejak kapan islam masuk diindonesia?
2. Saluran dan faktor apa saja yang mempengaruhi islam keindonesia?
3. Bagaimana perkembangan islam diindonesia?
4. Bagaimana peranan islam diindonesia
5. Bagaimana Hikmah islam diIndonesia
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kapan islam masuk keindonesia
2. Mengetahui saluran dan faktor yang mempengaruhi islam diindonesia
3. Mengetahui Perkembangan islam diindonesia
4. Mengetahui peranan islam diindonesia
5. Mengetahui hikmah islam diIndonesia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Masuknya Islam


1. Teori Gujarat
Teori berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad 13 dan
pembawanya berasal dari Gujarat (Cambay), India. Dasar dari teori ini adalah
a. Kurangnya fakta yang menjelaskan peranan bangsa Arab dalam penyebaran
Islam di Indonesia.
b. Hubungan dagang Indonesia dengan India telah lama melalui jalur Indonesia –
Cambay – Timur Tengah – Eropa.
c. Adanya batu nisan Sultan Samudra Pasai yaitu Malik Al Saleh tahun 1297
yang bercorak khas Gujarat.
Pendukung teori Gujarat adalah Snouck Hurgronye, WF Stutterheim dan Bernard
H.M. Vlekke. Para ahli yang mendukung teori Gujarat, lebih memusatkan
perhatiannya pada saat timbulnya kekuasaan politik Islam yaitu adanya kerajaan
Samudra Pasai.
Hal ini juga bersumber dari keterangan Marcopolo dari Venesia (Italia) yang
pernah singgah di Perlak ( Perureula) tahun 1292. Ia menceritakan bahwa di
Perlak sudah banyak penduduk yang memeluk Islam dan banyak pedagang Islam
dari India yang menyebarkan ajaran Islam.

2. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori
lama yaitu teori Gujarat.
Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat

2
3

perkampungan Islam (Arab); dengan pertimbangan bahwa pedagang Arab


sudah mendirikan perkampungan di Kanton sejak abad ke-4. Hal ini juga
sesuai dengan berita Cina.
b. Kerajaan Samudra Pasai menganut aliran mazhab Syafi’i, dimana pengaruh
mazhab Syafi’i terbesar pada waktu itu adalah Mesir dan Mekkah. Sedangkan
Gujarat/India adalah penganut mazhab Hanafi.
c. Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al malik, yaitu gelar tersebut
berasal dari Mesir.
Pendukung teori Makkah ini adalah Hamka, Van Leur dan T.W. Arnold. Para ahli
yang mendukung teori ini menyatakan bahwa abad 13 sudah berdiri kekuasaan
politik Islam, jadi masuknya ke Indonesia terjadi jauh sebelumnya yaitu abad ke 7
dan yang berperan besar terhadap proses penyebarannya adalah bangsa Arab
sendiri.

3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran).
Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam
Indonesia seperti:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein
cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran.
Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.
Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran
yaitu Al – Hallaj.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk
tandatanda bunyi Harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik.
Leren adalah nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen
dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
4

B. Cara Masuk / Saluran Masuk


1. Perdagangan
Pada abad ke-7 M, bangsa Indonesia kedatangan para pedagang Islam dari
Gujarat/India, Persia, dan Bangsa Arab. Mereka telah ambil bagian dalam
kegiatan perdagangan di Indonesia. Hal ini konsekuensi logisnya menimbulkan
jalinan hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dan para pedagang Islam.

2. Perkawinan
Karena pernikahan dilakukan dengan putri raja, maka banyak keluarga raja atau
bangsawan masuk Islam. Kemudian diikuti oleh rakyatnya. Dengan demikian
Islam cepat berkembang.

3. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig
yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok
pesantren.

4. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang
peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk
agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong - bondong memeluk agama
Islam. Karena, masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja
selalu menjadi panutan rakyatnya.

5. Melalui Dakwah di Kalangan Masyarakat


Di kalangan masyarakat Indonesia sendiri terdapat juru-juru dakwah yang
menyebarkan Islam di lingkungannya, antara lain : Dato'ri Bandang menyebarkan
agama Islam di daerah Gowa (Sulawesi Selatan), Tua Tanggang Parang
menyebarkan Islam di daerah Kutai (Kalimantan Timur), Seorang penghulu dari
Demak menyebarkan agama Islam di kalangan para bangsawan Banjar
(Kalimantan Selatan), Para Wali menyebarkan agama Islam di Jawa, dll.
5

6. Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni
pahat, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di
Jogjakarta, Solo, Cirebon, dls.

7. Tasawuf
Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu
menghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah
masyarakatnya.
C. Faktor-Faktor Islam Masuk
1. Ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan diterima.
2. Syaratnya mudah, hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat, yang berisi
pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad utusan Tuhan.
3. Islam tidak mengenal kasta, sehingga lebih mudah menarik bagi rakyat biasa
yang jumlahnya justru lebih besar.
4. Upacara-upacara keagmaan sangat sederhana.
5. Islam disebarkan dengan cara damai lewat kesenian dan akulturasi dengn
kebudayaan setempat.
6. Jatuhnya Majapahit dan Sriwijaya menyebabkan kerajaan-kerajaan Islam
berkembang pesat.
D. Perkembangan Islam di Indonesia
1. Perkembangan Islam di Sumatera
a. Kerajaan Samudra Pasai
Samudra Pasai muncul pada pertengahan abad 13, kerajaan pertama di
Indonesia. Letaknya di pesisir timur laut Aceh sekarang kabupaten
Lhokseumawe.dengan raja pertama Sultan malik al-saleh
b. Kerajaan Aceh
Berdiri pada tahun 1514 diujung Pulau Sumatera, pendirinya Sultan Ali
Mugayat Syah, mengalami kejayaan pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda
menjalin kerjasama dengan kerajaan Turki Usmani (Ottoman). Setelah Sultan
Iskandar Muda, pemerintahan kerajaan berturut-turut dipimpin oleh : Sultan
6

Iskandar Sani, Sultan (Ratu) Syafiuddin, Tajul Alam, Sultanah Sri Naqoitudin
Nurul Alam, Sultanah Inayah, dan Sultanah Kamalat Syah.

2. Perkembangan Islam di Jawa


Perkembangan Islam di Jawa tidak bisa dilepaskan dari peranan Wali Songo
adalah sebagai berikut :
a. Sunan Gresik
b. Sunan Ampel
c. Sunan Bonang
d. Sunan Giri
e. Sunan Drajat
f. Sunan Kalijaga
g. Sunan Kudus
h. Sunan Muria
i. Sunan Gunung Jati
Disamping Wali Songo penyebar agam islam di Jawa tidak terlepas dari peranan
kerajaan Islam sebagai berikut :
1) Kerajaan Demak
2) Kesultanan Pajang
3) Kerajaaan Mataram
4) Kerajaan Cirebon
5) Kesultanan Banten

3. Perkembangan Islam di Sulawesi


Masuknya Islam di Sulawesi tidak terlepas dari peran Sunan Giri di Gresik, hal ini
karena Sunan Giri mendirikan pondok pesantren yang banyak muridnya dari luar
jawa termasuk dari Sulawesi.
Adapun masuknya Islam di Sulawesi ada 2 cara :
a. Tidak resmi : Interaksi pedagang setempat dengan pedagang muslim di luar
Sulawesi
7

b. Resmi : Penerimaan Islam dilakukan oleh Raja Gowa dan Tallo, Sultan
Alaudin yang telah masuk Islam tahun 1605.

4. Perkembangan Islam di Kalimantan


Pada abad ke-16 Islam mulai memasuki kerajaan Sukadana. Pada tahun 1509
Kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam. Kerajaan Islam Banjar, di
bagian selatan pulau Kalimantan tahun 1926. Tokoh yang berjasa dalam
pengembangan Islam di Sulawesi adalah Pangeran Antasari atau Sultan Amirudin
Khalifatul Mukminin.

5. Perkembangan Islam di Maluku dan Irian Jaya


Penyebaran agama Islam di Maluku tidak terlepas dari jasa para santri Sunan
Drajat yang berasal dari Ternate dan Hitu sejak abad ke-15. Di Maluku ada 4
kerajaan Islam : Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo. Tokoh yang berjasa dalam
penyebaran Islam : Sultan Zainal Abidin berhasil mengembangkan agama Islam
ke Maluku dan Irian Jaya bahkan sampai Filipina.

6. Perkembangan Islam di Nusa Tenggara dan sekitarnya


Di Nusa Tenggara Islam pertama kali diterima oleh suku Sasak antara tahun 1840-
1850 penyiaran Islam di daerah ini dilakukan oleh para mubaligh dari Makasar.
Di Pulau Bali muslim terdapat di Singaraja, Buleleng dan Siririt.
E. Peranan Umat Islam Di Indonesia
1. Peranan Umat Islam pada masa Penjajahan
Sebelum bangsa Belanda masuk ke Indonesia, sebagian besar masyarakat
Indonesia telah memeluk agama Islam. Ajaran Islam telah diamalkan dengan baik
oleh sebagian besar kaum muslimin. Keyakinan bahwa manusia disisi Allah SWT
adalah sama, tidak ada perbedaan drajat kecuali dalam hal iman dan taqwanya
kepada Allah SWT, menumbuhkan kesadaran terhadap kemandirian dan
kebebasan untuk menentukan arah dan tujuan kehidupannya, baik kehidupan
pribadi, bermasyarakat maupun berbangsa dan bernegara.
8

2. Perlawanan Kerajaan Islam dalam Menentang Penjajahan


a. Perlawanan terhadap Penjajah Portugis
Pada tahun 1522 Portugis telah menetap dan mendirikan benteng pertahanan di
wilayah Sunda Kelapa (Jakarta). Portugis disamping berdagang juga membawa
ajaran agama Khatolik.
Melihat keadaan seperti itu kerajaan Islam Demak sangat khawatir. Maka pada
tahun 1526 tentara Demak dibawah pimpinan Fatahillah berangkat menuju
Sunda Kelapa melalui jalan laut. Selanjutnya Fatahillah berhasil berusaha
mengusir tentara Portugis dalam peperangan yang sengit terjadi dan akhirnya
Portugis kalah. Sunda Kelapa dapat direbut Fatahillah pada 22 Juni 1527 M
kemudian Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta, kemudian
sekarang menjadi Jakarta (Ibukota Negara).
b. Perlawanan terhadap Penjajah Belanda
Pada masa Sultan Agung sebagai Raja Islam Mataram di Jawa Tengah,
penjajah Belanda sudah menguasai Batavia (Jakarta), pada tahun 1628 Sultan
Agung berusaha mengusir penjajah Belanda dari tanah Jawa, tetapi usahanya
tidak berhasil. Dan pada tahun 1629 beliau melakukan penyerangan lagi ke
Batavia dengan kekuatan yang lebih besar. Namun karena persenjataan
Belanda lebih modern, akhirnya perlawanan itu dapat dipatahkan.
Demikian pula Tueku Umar di Aceh, Imam Bonjol di Sumatra Barat, Sultan
Hasanuddin di Sulawei Selatan, Sultan Babullah di Ternate, Pangeran
Diponegoro di Jawa Tengah, dan daerah-daerah lainnya mereka dengan
dukungan masyarakatnya berjuang dan berperang mengusir penjajah Belanda.
Belanda telah melakukan penindasan dan penjajahan terhadap bangsa
Indonesia yang semakin lama semakin kuat kekuasaannya, di seluruh
Nusantara. Perbuatan Belanda yang demikian sangat bertentangan dengan
nilai-nilai agama Islam yang dianut oleh sebagian besar bangsa Indonesia, dan
nilai-nilai peri kemanusian dan keadilan.
Melihat keadaan seperti ini kaum muslimin yang terhimpun pada kerajaan
Islam pada waktu itu di seluruh Nusantara mengadakan perlawanan secara
terpisah, masing-masing menentang penjajahan Belanda. Kesultanan Banten di
9

pulau Jawa yang berulang kali mengadakan perlawanan terhadap penjajah


Belanda. Terutama pada masa Sultan Ageng Tirtayasa yang memerintah
Banten dari tahun 1651-1682 M, sangat anti terhadap penjajahan Belanda.
Perjuangan mengusir penjajah itu terus menerus dilancarkan sampai akhir
pemerintahan Beliau di Kesultanan Banten.

3. Masa Perang Kemerdekaan


a. Peranan Umat Islam pada Masa Kemerdekaan
Perilaku kaum penjajah makin lama makin kejam terhadap bangsa
Indonesia. Penindasan, kesewenang-wenangan dan ketidak adilan penjajah
merajalela. Bangsa Indonesia tertindas, miskin, terbelenggu oleh kaum
penjajah.
Kaum muslimin yang merupakan penduduk terbesar bangsa Indonesia sangat
merasakan perilaku kaum penjajah itu. Para ulama bersama kaum muslimin
bangkit, berusaha membebaskan bangsa Indonesia dari tangan penjajah itu. Di
seluuh pelosok Nusantara kaum muslimin bangkit untuk merebut kembali
kemerdekaannya yang telah dirampas oleh penjajah.
Pahlawan-pahlawan pejuang kemerdekaan berjuang terus tiada henti-
hentinya dengan segala pengorbanan, baik berupa harta maupun jiwa.
Pejuang muslim dan pahlawan kemerdekaan itu antara lain:
1. K.H. Ahmad Dahlan, K.H. Hasym Ashari, HOS Cokroaminoto di Pulau
Jawa,
2. Teuku Umar, Teuku Cik Ditiro, Cut Nyak Dien, Cut Mutiah, Panglima
Polim (Aceh)
3. Imam Bonjol (Sum-Bar), Sultan Mahmud Badruddin (Palembang)
4. Raden Intan (Lampung) di Sumatra
5. Pangeran Antasari di Kalimantan
6. Sultan Hasanuddin di Sulawesi dan lain-lain yang tersebar diseluruh
Nusantara.
F. Peranan Organisasi-Organisasi Islam Di Indonesia
1. Sarekat Islam (SI)
10

Sarekat Islam (SI) pada awalnya adalah perkumpulan bagi para pedagang muslim
yang didirikan pada akhir tahun 1911 di Solo oleh H. Samanhudi. Nama semula
adalah Sarekat Dagang Islam (SDI). Kemudian tanggal 10 Nopember 1912
berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI). H.Umar Said Cokroaminoto diangkat
sebagai ketua, sedangkan H.Samanhudi sebagai ketua kehormatan. Latar belakang
didirikannya organisasi ini pada awalnya untuk menghimpun dan memajukan para
pedagang Islam dalam rangka bersaing dengan para pedagang asing, dan juga
membentengi kaum muslimin dari gerakan penyebaran agama Kristen yang
semakin merajalela. Dengan nama Sarekat Islam dibawah pimpinan H.O.S.
Cokroaminoto organisasi ini semakin berkembang karena mendapat sambutan
yang luar biasa dari masyarakat. Daya tarik utamanya adalah asas keislamannya.

2. Muhammadiyah
Muhammadiyah secara etimologi artinya pengikut Nabi Muhammad. Adalah
sebuah organisasi non-politis yang bertujuan mengembalikan ajaran Islam sesuai
dengan al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw; memberantas kebiasaan yang
tidak sesuai dengan ajaran agama (bid’ah) dan memajukan ilmu agama Islam di
kalangan anggotanya. Organisasi ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di
Yogyakarta pada 18 Nopember 1912. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah
yang baru, telah disesuaikan dengan UU no.8 tahun 1985 dan hasil Muktamar
Muhammadiyah ke-41 di Surakarta pada tanggal 7-11 Desember 1985, Bab 1
pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah
amar ma’ruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada al-Quran dan
Sunnah. Sifat gerakannya adalah non-politik, tapi tidak melarang anggotanya
memasuki partai politik. Hal ini dicontohkan oleh pendirinya sendiri, KH Ahmad
Dahlan, dimana beliau juga adalah termasuk anggota Sarekat Islam.

3. Al Irsyad
Organisasi ini berdiri tanggal 6 September 1914 di Jakarta, dua tahun setelah
Muhammadiyah berdiri, dan bisa dibilang sebagai sempalan dari Jami’atul Khair.
11

Diantara tokoh al-Irsyad yang terkenal adalah syeikh Ahmad Surkati, berasal dari
Sudan yang semula adalah pengajar di Jami’atul Khair.

4. Nahdlatul Ulama
(NU) artinya kebangkitan para ulama. Adalah sebuah Organisasi sosial
keagamaan yang dipelopori oleh para ulama atau kiyai. Mereka itu ialah
K.H.Hasyim Asy’ari, K.H.Wahab Hasbullah, K.H.Bisri Syamsuri, K.H.Mas Alwi
, dan K.H.Ridwan. Lahir di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 dan kini
menjadi salah satu organisai dan gerakan Islam terbesar di tanah air. Bertujuan
mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah
dan penganut salah satu dari empat mazhab fiqih (Imam Hanafi, Imam Syafi’i,
Imam Hambali dan Imam Maliki).

5. Majlis Islam A’la Indonesia (MIAI)


MIAI ini sebenarnya berdiri pada masa pemerintahan Belanda, yaitu tanggal 21
September 1937 di Surabaya sebagai organisasi federasi yang diprakarsai oleh
K.H. Mas Mansur, K.H. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), K.H. Wahab
Hasbullah (NU) dan Wondoamiseno (PSII)

6. Masyumi
Masyumi kepanjangan dari Majlis Syura Muslimin Indonesia berdiri tahun 1943.
Dalam Muktamar Islam Indonesia tanggal 7 Nopember 1945 disepakati bahwa
Masyumi adalah sebagai satu-satunya partai Islam untuk rakyat Indonesia. Saat
itu juga Masyumi mengeluarkan maklumat yang berbunyi :” 60 Milyoen kaum
muslimin Indonesia siap berjihad fi sabilillah “, Pernyataan ini direkam dengan
baik oleh harian Kedaulatan Rakyat pada tanggal 8 Nopember 1945. Organisasi
ini dipimpin oleh K.H. Mas Mansur dan didampingi K.H.Hasyim Asy’ari.
Tergabung dalam organisasi ini adalah Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persis,
dan Sarekat Islam. Tokoh-tokoh lain yang penting misalnya Ki Bagus
Hadikusumo, Abdul Wahab dan tokoh-tokoh muda lainnya misalnya Moh. Natsir,
Harsono Cokrominoto, dan Prawoto Mangunsasmito.
12

7. Mathla’ul Anwar
Organisasi ini berdiri tahun 1905 di Marus, Menes Banten. Bergerak dalam
bidang sosial keagamaan dan pendidikan. Pendirinya adalah KH. M. Yasin.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan pendidikan Islam khususnya di
kalangan masyarakat sekitar Menes Banten.

8. Persatuan Islam (Persis)


Persis adalah organisasi sosial pendidikan dan keagamaan. Didirikan pada tanggal
17 September 1923 di Bandung atas prakarsa KH. Zamzam dan Muhammad
Yunus, dua saudagar dari kota Palembang. Organisasi ini diketuai pertama kali
oleh A. Hassan, seorang ulama yang terkenal sebagai teman dialog Bung Karno
ketika ia dipenjara. Bung Karno banyak berdialog dengan A.Hassan lewat surat-
suratnya. Pemikiran-pemikiran keagamaan Bung Karno selain dari HOS
Cokroaminoto, juga banyak berasal dari A.Hassan ini.

9. Organisasi Pelajar, Mahasiswa dan Kepemudaan Islam


Organisasi pelajar, mahasiswa dan kepemudaan Islam sangat besar sekali
peranannya dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan memajukan
bangsa Indonesia. Jong Islamiten Bond (JIB) misalnya lahir tahun 1925 yang telah
melahirkan tokoh-tokoh nasional seperti M. Natsir, Moh.Roem, Yusuf Wibisono,
Harsono Tjokroaminoto, Syamsul Ridjal dan lain sebagainya.
Dari masa-masa tahun enam puluhan hingga kini peran kepemudaan Islam lebih
didominasi oleh organisasi-organisasi seperti HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)
lahir 5 Pebruari 1947, PII (Pelajar Islam Indonesia), PMII (Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia), IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah). Organisasi-
organisasi pelajar dan kemahasiswaan tersebut telah melahirkan banyak pemimpin
nasional, antara lain misalnya Akbar Tanjung (mantan Ketua DPR) dan Nurcholis
Majid Almarhum (Ketua Yayasan Paramadina) adalah Alumni HMI; Din
Syamsudin (Sekjen MUI) adalah alumni IMM; Muhaimin Iskandar (Ketua PKB)
adalah alumni PMII, dan banyak lagi contoh-contoh lain dari tokoh-tokoh
nasional yang dikader oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan di atas.
13

10. Departemen Agama


Departemen Agama dulu namanya Kementerian Agama. Didirikan pada masa
Kabinet Syahrir yang mengambil keputusan tanggal 3 Januari 1946, dengan
Menteri Agama yang pertama adalah M. Rasyidi.

11. Peran Lembaga Pendidikan Islam


Lembaga Pendidikan Islam yang tertua di Indonesia adalah pesantren. Kehadiran
pesantren ini hampir bersamaan dengan kehadiran Islam di Indonesia itu sendiri.
Alasannya sangat sederhana, Islam sebagai agama dakwah disebarkan melalui
proses transmisi ilmu dari ulama atau kyai kepada masyarakat (tarbiyah wat ta’lim
atau ta’dib). Proses ini berlangsung di Indonesia melalui pesantren.

12. Majlis Ulama Indonesia (MUI)


Majlis Ulama ini sebenarnya sudah berdiri sejak jaman pemerintahan Soekarno,
tetapi baru di tingkat daerah. Di Jawa Barat misalnya majlis ini berdiri tanggal 12
Juli 1958. Pada tanggal 21 sampai 27 Juni 1975 diadakan Musyawarah Nasional I
Majlis Ulama seluruh Indonesia di Jakarta yang dihadiri oleh wakil-wakil Majlis
Ulama propinsi. Ketika itulah Majlis Ulama tingkat Nasional berdiri dengan nama
Majlis Ulama Indonesia (MUI).

13. Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)


ICMI berdiri pada 7 Desember 1990 sebagai sebuah organisasi yang menampung
para cendekiawan muslim yang mempunyai komitmen pada nilai-nilai keislaman,
tanpa melihat aliran, warna politik dan kelompok.
G. Hikmah Perkembangan Islam Di Indonesia
1. Islam membawa ajaran yang berisi kedamaian.
2. Penyebar ajaran Islam di Indonesia adalah pribadi yang memiliki ketangguhan
dan pekerja keras.
3. Terjadi akulturasi budaya antara Islam dan kebudayaan lokal meskupin Islam
tetap memiliki batasan dan secara tegas tidak boleh bertentangan dengan ajaran
dasar dalam Islam.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Masuknya Islam di Indonesia” pada abad 7 SM, 8 SM, atau 13 SM
2. Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayah
diantaranya yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku
3. Para pendiri dan ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia di
antaranya yaitu; Sultan malik al-saleh, Sultan Ali Mugayat Syah, Sultan
Alaudin ,Pangeran Antasari atau Sultan Amirudin Khalifatul Mukminin dan
wali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan
Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan
Sunan Muria).
4. Sedangkan masuknya islam di Indonesia dilakukan dengan enam saluran
yaitu: Saluran perdagangan, Saluran perkawinan, Saluran tasawuf, Saluran
pendidikan, Saluran kesenian, dan Saluran politik.
5. Peranan islam bisa dilihat dari penentangan penjajahan portugis dan belanda.
Begitupula dengan berdirinya oraganisasi islam diindonesia
B. Saran
Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan
peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia
justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Maka dari itu
melalui makalah ini kita di ajarkan untuk dapat berdamai dengan orang-orang
disekitar kita. Hindarilah segala pertengkaran yang dapat merusak hubungan
silaturrahmi kita.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sang Kualita.2016. https://sangkualita.blogspot.com/2016/09/makalah-agama-islam-


perkembangan-islam.html Diakses : 18 April 2020

15

Anda mungkin juga menyukai