Dosen Pengampu
Al Muftiyah, M. Pd. I
Disusun oleh
Rifki Setiawan
Alvin Kusniatin
M. Ilham Yahya
FAKULTAS TARBIYAH
2020
KATA PENGANTAR
Assalamualalaikum wr. wb
Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah Swt
yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Makalah
Islam & Budaya Nusantara ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari
kata sempurna. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlihat dalam proses pembuatan Makalah Islam & Budaya
Nusantara ini, terkhusus kepada Ibu Al Muftiyah, M. Pd. I, selaku dosen
pengampu mata kuliah Islam & Budaya Nusantara Demikianlah Islam & Budaya
Nusantara kami buat dengan sepenuh hati. Tidak lupa kritik dan saran kami
harapkan agar laporan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Semoga laporan ini bisa
bermanfaat bagi semua dan terkhusus bagi selaku penulis. Terima Kasih.
Wassalammu’alaikum wr. wb
Penyusun
Anggota Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan .................................................................................................... 14
B. Saran ............................................................................................................... 14
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-
pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-
rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai
daerah di daratanAsia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka
sejak masa kuno merupakanwilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena
hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah
lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang
berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual
kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra danJawa
antara abad ke-1 dan ke-7 M sering disinggahi para pedagang asing seperti
Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di
Jawa. Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur
Tengah.Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada
juga yang berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam
telah ada di Indonesiaini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab
tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Sejak kapan islam masuk diindonesia?
2. Saluran dan faktor apa saja yang mempengaruhi islam keindonesia?
3. Bagaimana perkembangan islam diindonesia?
4. Bagaimana peranan islam diindonesia
5. Bagaimana Hikmah islam diIndonesia
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui kapan islam masuk keindonesia
2. Mengetahui saluran dan faktor yang mempengaruhi islam diindonesia
3. Mengetahui Perkembangan islam diindonesia
4. Mengetahui peranan islam diindonesia
5. Mengetahui hikmah islam diIndonesia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Teori Makkah
Teori ini merupakan teori baru yang muncul sebagai sanggahan terhadap teori
lama yaitu teori Gujarat.
Teori Makkah berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke 7 dan
pembawanya berasal dari Arab (Mesir).
Dasar teori ini adalah:
a. Pada abad ke 7 yaitu tahun 674 di pantai barat Sumatera sudah terdapat
2
3
3. Teori Persia
Teori ini berpendapat bahwa Islam masuk ke Indonesia abad 13 dan pembawanya
berasal dari Persia (Iran).
Dasar teori ini adalah kesamaan budaya Persia dengan budaya masyarakat Islam
Indonesia seperti:
a. Peringatan 10 Muharram atau Asyura atas meninggalnya Hasan dan Husein
cucu Nabi Muhammad, yang sangat di junjung oleh orang Syiah/Islam Iran.
Di Sumatra Barat peringatan tersebut disebut dengan upacara Tabuik/Tabut.
Sedangkan di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro.
b. Kesamaan ajaran Sufi yang dianut Syaikh Siti Jennar dengan sufi dari Iran
yaitu Al – Hallaj.
c. Penggunaan istilah bahasa Iran dalam sistem mengeja huruf Arab untuk
tandatanda bunyi Harakat.
d. Ditemukannya makam Maulana Malik Ibrahim tahun 1419 di Gresik.
e. Adanya perkampungan Leren/Leran di Giri daerah Gresik.
Leren adalah nama salah satu Pendukung teori ini yaitu Umar Amir Husen
dan P.A. Hussein Jayadiningrat.
4
2. Perkawinan
Karena pernikahan dilakukan dengan putri raja, maka banyak keluarga raja atau
bangsawan masuk Islam. Kemudian diikuti oleh rakyatnya. Dengan demikian
Islam cepat berkembang.
3. Pendidikan
Perkembangan Islam yang cepat menyebabkan muncul tokoh ulama atau mubalig
yang menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok
pesantren.
4. Politik
Seorang raja mempunyai kekuasaan dan pengaruh yang besar dan memegang
peranan penting dalam proses Islamisasi. Jika raja sebuah kerajaan memeluk
agama Islam, otomatis rakyatnya akan berbondong - bondong memeluk agama
Islam. Karena, masyarakat Indonesia memiliki kepatuhan yang tinggi dan raja
selalu menjadi panutan rakyatnya.
6. Seni Budaya
Perkembangan Islam dapat melalui seni budaya, seperti bangunan (masjid), seni
pahat, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Cara seperti ini banyak dijumpai di
Jogjakarta, Solo, Cirebon, dls.
7. Tasawuf
Seorang Sufi biasa dikenal dengan hidup dalam keserhanaan, mereka selalu
menghayati kehidupan masyarakatnya yang hidup bersama di tengah – tengah
masyarakatnya.
C. Faktor-Faktor Islam Masuk
1. Ajarannya sederhana, mudah dimengerti dan diterima.
2. Syaratnya mudah, hanya dengan mengucapkan kalimat syahadat, yang berisi
pengakuan adanya Tuhan Yang Maha Esa dan Muhammad utusan Tuhan.
3. Islam tidak mengenal kasta, sehingga lebih mudah menarik bagi rakyat biasa
yang jumlahnya justru lebih besar.
4. Upacara-upacara keagmaan sangat sederhana.
5. Islam disebarkan dengan cara damai lewat kesenian dan akulturasi dengn
kebudayaan setempat.
6. Jatuhnya Majapahit dan Sriwijaya menyebabkan kerajaan-kerajaan Islam
berkembang pesat.
D. Perkembangan Islam di Indonesia
1. Perkembangan Islam di Sumatera
a. Kerajaan Samudra Pasai
Samudra Pasai muncul pada pertengahan abad 13, kerajaan pertama di
Indonesia. Letaknya di pesisir timur laut Aceh sekarang kabupaten
Lhokseumawe.dengan raja pertama Sultan malik al-saleh
b. Kerajaan Aceh
Berdiri pada tahun 1514 diujung Pulau Sumatera, pendirinya Sultan Ali
Mugayat Syah, mengalami kejayaan pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda
menjalin kerjasama dengan kerajaan Turki Usmani (Ottoman). Setelah Sultan
Iskandar Muda, pemerintahan kerajaan berturut-turut dipimpin oleh : Sultan
6
Iskandar Sani, Sultan (Ratu) Syafiuddin, Tajul Alam, Sultanah Sri Naqoitudin
Nurul Alam, Sultanah Inayah, dan Sultanah Kamalat Syah.
b. Resmi : Penerimaan Islam dilakukan oleh Raja Gowa dan Tallo, Sultan
Alaudin yang telah masuk Islam tahun 1605.
Sarekat Islam (SI) pada awalnya adalah perkumpulan bagi para pedagang muslim
yang didirikan pada akhir tahun 1911 di Solo oleh H. Samanhudi. Nama semula
adalah Sarekat Dagang Islam (SDI). Kemudian tanggal 10 Nopember 1912
berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI). H.Umar Said Cokroaminoto diangkat
sebagai ketua, sedangkan H.Samanhudi sebagai ketua kehormatan. Latar belakang
didirikannya organisasi ini pada awalnya untuk menghimpun dan memajukan para
pedagang Islam dalam rangka bersaing dengan para pedagang asing, dan juga
membentengi kaum muslimin dari gerakan penyebaran agama Kristen yang
semakin merajalela. Dengan nama Sarekat Islam dibawah pimpinan H.O.S.
Cokroaminoto organisasi ini semakin berkembang karena mendapat sambutan
yang luar biasa dari masyarakat. Daya tarik utamanya adalah asas keislamannya.
2. Muhammadiyah
Muhammadiyah secara etimologi artinya pengikut Nabi Muhammad. Adalah
sebuah organisasi non-politis yang bertujuan mengembalikan ajaran Islam sesuai
dengan al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad saw; memberantas kebiasaan yang
tidak sesuai dengan ajaran agama (bid’ah) dan memajukan ilmu agama Islam di
kalangan anggotanya. Organisasi ini didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan di
Yogyakarta pada 18 Nopember 1912. Dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah
yang baru, telah disesuaikan dengan UU no.8 tahun 1985 dan hasil Muktamar
Muhammadiyah ke-41 di Surakarta pada tanggal 7-11 Desember 1985, Bab 1
pasal 1 disebutkan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah
amar ma’ruf nahi munkar yang berakidah Islam dan bersumber pada al-Quran dan
Sunnah. Sifat gerakannya adalah non-politik, tapi tidak melarang anggotanya
memasuki partai politik. Hal ini dicontohkan oleh pendirinya sendiri, KH Ahmad
Dahlan, dimana beliau juga adalah termasuk anggota Sarekat Islam.
3. Al Irsyad
Organisasi ini berdiri tanggal 6 September 1914 di Jakarta, dua tahun setelah
Muhammadiyah berdiri, dan bisa dibilang sebagai sempalan dari Jami’atul Khair.
11
Diantara tokoh al-Irsyad yang terkenal adalah syeikh Ahmad Surkati, berasal dari
Sudan yang semula adalah pengajar di Jami’atul Khair.
4. Nahdlatul Ulama
(NU) artinya kebangkitan para ulama. Adalah sebuah Organisasi sosial
keagamaan yang dipelopori oleh para ulama atau kiyai. Mereka itu ialah
K.H.Hasyim Asy’ari, K.H.Wahab Hasbullah, K.H.Bisri Syamsuri, K.H.Mas Alwi
, dan K.H.Ridwan. Lahir di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926 dan kini
menjadi salah satu organisai dan gerakan Islam terbesar di tanah air. Bertujuan
mengupayakan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan Ahlussunnah Waljama’ah
dan penganut salah satu dari empat mazhab fiqih (Imam Hanafi, Imam Syafi’i,
Imam Hambali dan Imam Maliki).
6. Masyumi
Masyumi kepanjangan dari Majlis Syura Muslimin Indonesia berdiri tahun 1943.
Dalam Muktamar Islam Indonesia tanggal 7 Nopember 1945 disepakati bahwa
Masyumi adalah sebagai satu-satunya partai Islam untuk rakyat Indonesia. Saat
itu juga Masyumi mengeluarkan maklumat yang berbunyi :” 60 Milyoen kaum
muslimin Indonesia siap berjihad fi sabilillah “, Pernyataan ini direkam dengan
baik oleh harian Kedaulatan Rakyat pada tanggal 8 Nopember 1945. Organisasi
ini dipimpin oleh K.H. Mas Mansur dan didampingi K.H.Hasyim Asy’ari.
Tergabung dalam organisasi ini adalah Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persis,
dan Sarekat Islam. Tokoh-tokoh lain yang penting misalnya Ki Bagus
Hadikusumo, Abdul Wahab dan tokoh-tokoh muda lainnya misalnya Moh. Natsir,
Harsono Cokrominoto, dan Prawoto Mangunsasmito.
12
7. Mathla’ul Anwar
Organisasi ini berdiri tahun 1905 di Marus, Menes Banten. Bergerak dalam
bidang sosial keagamaan dan pendidikan. Pendirinya adalah KH. M. Yasin.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan pendidikan Islam khususnya di
kalangan masyarakat sekitar Menes Banten.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Masuknya Islam di Indonesia” pada abad 7 SM, 8 SM, atau 13 SM
2. Perkembangan Islam di Indonesia terbagi menjadi beberapa wilayah
diantaranya yaitu Sumatera, Jawa, Sulawesi, Kalimantan, dan Maluku
3. Para pendiri dan ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia di
antaranya yaitu; Sultan malik al-saleh, Sultan Ali Mugayat Syah, Sultan
Alaudin ,Pangeran Antasari atau Sultan Amirudin Khalifatul Mukminin dan
wali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan
Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan
Sunan Muria).
4. Sedangkan masuknya islam di Indonesia dilakukan dengan enam saluran
yaitu: Saluran perdagangan, Saluran perkawinan, Saluran tasawuf, Saluran
pendidikan, Saluran kesenian, dan Saluran politik.
5. Peranan islam bisa dilihat dari penentangan penjajahan portugis dan belanda.
Begitupula dengan berdirinya oraganisasi islam diindonesia
B. Saran
Islam adalah agama yang damai. Islam masuk ke Indonesia, bukan dengan
peperangan ataupun penjajahan. Islam berkembang dan tersebar di Indonesia
justru dengan cara damai dan persuasif berkat kegigihan para ulama. Maka dari itu
melalui makalah ini kita di ajarkan untuk dapat berdamai dengan orang-orang
disekitar kita. Hindarilah segala pertengkaran yang dapat merusak hubungan
silaturrahmi kita.
14
DAFTAR PUSTAKA
15