Makalah Proyek
Disusun Oleh:
Offering I Kelompok 5 Tahun 2019
Abstract:
Abstrak:
1. Pendahuluan
Air merupakan salah satu sumber kebutuhan bagi manusia termasuk lingkungan yang ada
di sekitarnya. Manusia menggunakan air secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari- hari, seperti mencuci, mandi, minum, dan lain sebagainya. Peran air dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat telah ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 [1].
Air menjadi tulang punggung dalam produktivitas dan aktivitas sehari- hari, baik secara
industrial maupun domestik. Pada dasarnya, ketersediaan air di bumi tidak bertambah atau
dengan kata lain kuantitas sumber daya air di bumi tetap. Namun, ketersediaan air bersih dan
akses yang terbatas menjadi salah satu persoalan yang dihadapi oleh pemerintah [2].
Air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan Permenkes
No.492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum yaitu nol JPT dalam setiap 100
ml sampel. Kualitas bakteriologi air minum juga diukur dari jumlah cemaran mikroba (total
kuman) pada total total plate count (TPC) yaitu maksimal 1,0 x 102 koloni/ml saat di Pabrik
dan 1,0 x 105 setelah di pasaran.(3) Air minum yang tidak memenuhi persyaratan kualitas
bakteriologi merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap 88 persen kematian
anak akibat diare di seluruh dunia [11].
Latar belakang sasaran penyediaan air bersih adalah masih banyaknya penduduk dunia
yang belum mempunyai akses terhadap air bersih. Pada awal tahun 2000 diperkiraan 1,1
milyar penduduk dunia yang tinggal di desa maupun kota hidup tanpa akses air bersih yang
aman [5]. Adapun kendala dalam keberhasilan penyediaan air bersih di dunia, yaitu faktor
politis (sektor air bersih dan sanitasi belum menjadi priotitas), finansial (kemiskinan),
institusional (kurangnya lembaga yang tepat, tidak berfungsinya lembaga yang ada), dan
teknis (tersebarnya permukiman dan faktor iklim, yaitu banjir dan kekeringan) [6].
Kondisi Indonesia tidak jauh berbeda dengan kondisi negara berkembang lainnya.
Penyediaan air bersih yang layak meliputi sambungan rumah, hidran umum, sumur bor,
sumur gali terlindung, mata air terlindung, dan pengumpulan air hujan [8].
Menurut Satmoko (2005) kebijakan pengelolaan air minum dibedakan menjadi tiga (3)
tipe yaitu pengelolaan berbasis lembaga (tipe A), kombinasi dari pengelolaan berbasis
lembaga dan pengelolaan berbasis masyarakat (tipe B) dan pengelolaan air berbasis
masyarakat (tipe C) [12].
Air tanah dangkal (sumur) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan kedap air
pertama, biasanya terletak tidak terlalu di bawah permukaan tanah. Air tanah yang terjadi
karena ada daya proses peresapan air dari permukaan tanah [9]. Keberadaan air sumur tidak
serta merta menjamin kualitas air tersebut tinggi, hal ini dikarenakan air tanah yang dipakai
adalah air tanah dangkal yang mudah terkontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan
yang berasal dari tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan kotoran manusia dan
hewan, bahkan akibat dari formasi geologi yang bergerak mengalir ke kawasan tersebut.
Selain itu, masih banyak masyarakat wilayah perdesaan yang memanfaatkan air sungai dalam
memenuhi kebutuhan air sehari- hari. Padahal, sungai di walayah tersebut sudah tercemar
oleh limbah pabrik dan sampah serta limbah pertanian. Oleh karena itu, diperlukan sebuah
metode atau cara yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut, salah
satunya yaitu sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu
lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan
sebagainya [10].
Upaya sanitasi dasar meliputi sarana pembuangan kotoran manusia, sarana pembuangan
sampah, saluran pembuangan air limbah, dan penyediaan air bersih. Sarana pembuangan
sampah termasuk upaya sanitasi dasar karena setiap manusia pasti meghasilkan sampah.
Sanitasi dasar yang selanjutnya yaitu saluran pembuangan air limbah. Saluran ini
menampung air bekas dari aktivitas mencuci, masak, mandi, hingga limba industri. Saluran
pembuangan air limbah menjadi sangat penting bukan hanya karena alasan bau dan estetika
tetapi karena air limbah yang berbahaya bagi kesehatan. Upaya sanitasi dasar yang terakhir
yaitu penyediaan air bersih.
Masalah pengelolaan air dan sanitasi ini tidak hanya terjadi di kota besar dan kawasan
padat penduduk melainkan juga terjadi di kawasan pedesaan. Masih banyak masyarakat yang
tidak mendapatkan sanitasi layak dan pengelolaan air yang benar. Masyarakat masih
memanfaatkan air sumur dan sanitasi seperti toilet tidak memiliki saluran yang semestinya.
Melalui studi yang dilakukan ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketersediaan dan
manajemen air, menganalisis hubungan antara ketersediaan sanitasi dan manejemen air
terhadap ketersediaan air bersih di Desa Ngijo Karangploso.
2. Metode
2.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasional.
b. Interval Penilaian
Indeks 0% – 19,99% : Sangat Tidak Setuju
Indeks 20% – 39,99% : Tidak Setuju
Indeks 40% – 59,99% : Netral
Indeks 60% – 79,99% : Setuju
Indeks 80% – 100% : Sangat Setuju
Daftar Rujukan
[1] Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry.dkk. 2008. Biologi: Edisi Kedelapan
Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
[2] Jimung, Martinus. 2011. Analisis Hubungan Antara Faktor Sanitasi Air Bersih,
Pengetahuan dan Perilaku Ibu Terhadap Penyebab Penyakit Diare pada Anak Balita di
Wilayah Ketja Rumah Sakit Fatima Pare- Pare. Jurnal Sanitasi Air Bersih. Universitas
Hassanudin.
[3] Masduqi, Ali, Noor Endah. Dkk. 2015. Capaian Pelayanan Air Bersih Persediaan Sesuai
Millenium Development Goals- Studi Kasus di Wilayah DAS Brantas. Jurusan Teknik
Sipil. Institut Sepuluh November. Surabaya.
[5] WSSC. 2004. Resource Pack on the Water and Sanitation Millenium Development
Goals. Water Supply and Sanitation Collaborative Council. U.K.
[6] Lenton, R. dan A. Wright. 2004. Achieving the Millenium Development Goals for Water
and Sanitation: What Will It Take?. Intern Full Report, Task Force on Water and
Sanitation Millenium Project. USA.
[7] World Bank. 2003. Indonesia Project Coverage. World Bank Office Jakarta. Jakarta
Stock Exchange Building. USA.
[8] WHO-UNICEF. 2004. Meeting the MDG Drinking Water and Sanitation Target: A Mid-
Term Assessment of Progress. World Health Organization and United Nations Children’s
Fund. USA.
[9] Badan Standarisasi Nasional. 2002. Penyusunan Sumber Daya: Bagian 1 Sumber Daya
Air Parsial. Jurnal SNI Standar Kebutuhan Air Bersih . SNI 19-6728.1-2002.
[10] Amelia, Dina. 2018. Analisis Kualitas Air Tanah Dangkal untuk Keperluan Air Minum di
Desa Pematang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan . Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
[11] Van den Berg, H.H.J.L., et al. 2019. How current risk assessment and risk management methods
for drinking water in The Netherlands cover the WHO water safety plan approach. International
Journal of Hygiene and Environmental Health, 222, 1030-1037.
[12] Wolman, M. Gordon. 1972. Water Management. The Science Teacher. Vol. 39. No. 7. Pp. 17-25.
https://www.jstor.org/stable/24122056
[13] Gusdini, Ninin, M. Yanuar, et al. 2017. Water Governance Model in Small City: Review at
District Bekasi-Indonesia. Theoretical and Empirical Researches in Urban Management. Vol.
12. No. 1. Pp. 38-52. https://www.jstor.org/stable/10.237/26332362.
[14] Pandit, B. R. and H. Solanki. 2014. Drinking Water Quality and Techniques for Recharging an
Urban Water System-for the industrial city of Baroda, India. Journal of Water Management
Modeling R220-33. doi: 10.14796/JWMM.R220-33.
TABEL JABARAN VARIABEL
TAHUN 2020
A. Biodata Responden
Nama :
Usia :
Pekerjaan :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Petunjuk Pengisian:
Berikan tanda centang (√ ) pada pilihan jawaban Anda
Lembar pernyataan tidak lengkap berarti kuesioner tidak lengkap, sehingga tidak
dapat digunakan
Keterangan:
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
B. Sanitasi Air
C. Managemen Air
STS TS N S SS
D. Kualitas Air
Total