Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN ANTARA SANITASI DAN MANAJEMEN AIR DENGAN KUALITAS AIR

MINUM DI DESA NGIJO KARANGPLOSO

Makalah Proyek

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar- Dasar Lingkungan


Yang dibina Oleh Dr. H. Sueb, M.Kes. dan Farid Akhsani S.Si., M.Si.

Disusun Oleh:
Offering I Kelompok 5 Tahun 2019

Puput Nur Fitriani NIM: 190342621211


Rinaldi Noviansyah NIM: 190342621221
Yulia Dewi Wulandari NIM: 190342621201

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
PRODI BIOLOGI
Februari 2020
KUALITAS AIR MINUM DI KECAMATAN KARANGPLOSO

Y. Dewi Wulandari *, P. Nur Fitriani*, R. Noviansyah *, Sueb**, F. Akhsani**


Program Studi S1 Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang Nomor 5 65145 Malang

Email bersangkutan: sueb.fmipa@um.ac.id, farid.akhsani.fmipa@um.ac.id,


yuliadewiw25@gmail.com

Abstract:

Keywords: sanitation, clean water, PDAM

Abstrak:

1. Pendahuluan
Air merupakan salah satu sumber kebutuhan bagi manusia termasuk lingkungan yang ada
di sekitarnya. Manusia menggunakan air secara langsung untuk memenuhi kebutuhan hidup
sehari- hari, seperti mencuci, mandi, minum, dan lain sebagainya. Peran air dalam upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat telah ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 3 [1].
Air menjadi tulang punggung dalam produktivitas dan aktivitas sehari- hari, baik secara
industrial maupun domestik. Pada dasarnya, ketersediaan air di bumi tidak bertambah atau
dengan kata lain kuantitas sumber daya air di bumi tetap. Namun, ketersediaan air bersih dan
akses yang terbatas menjadi salah satu persoalan yang dihadapi oleh pemerintah [2].
Air minum yang sehat harus memenuhi persyaratan kesehatan sesuai dengan Permenkes
No.492 Tahun 2010 tentang persyaratan kualitas air minum yaitu nol JPT dalam setiap 100
ml sampel. Kualitas bakteriologi air minum juga diukur dari jumlah cemaran mikroba (total
kuman) pada total total plate count (TPC) yaitu maksimal 1,0 x 102 koloni/ml saat di Pabrik
dan 1,0 x 105 setelah di pasaran.(3) Air minum yang tidak memenuhi persyaratan kualitas
bakteriologi merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terhadap 88 persen kematian
anak akibat diare di seluruh dunia [11].
Latar belakang sasaran penyediaan air bersih adalah masih banyaknya penduduk dunia
yang belum mempunyai akses terhadap air bersih. Pada awal tahun 2000 diperkiraan 1,1
milyar penduduk dunia yang tinggal di desa maupun kota hidup tanpa akses air bersih yang
aman [5]. Adapun kendala dalam keberhasilan penyediaan air bersih di dunia, yaitu faktor
politis (sektor air bersih dan sanitasi belum menjadi priotitas), finansial (kemiskinan),
institusional (kurangnya lembaga yang tepat, tidak berfungsinya lembaga yang ada), dan
teknis (tersebarnya permukiman dan faktor iklim, yaitu banjir dan kekeringan) [6].
Kondisi Indonesia tidak jauh berbeda dengan kondisi negara berkembang lainnya.
Penyediaan air bersih yang layak meliputi sambungan rumah, hidran umum, sumur bor,
sumur gali terlindung, mata air terlindung, dan pengumpulan air hujan [8].
Menurut Satmoko (2005) kebijakan pengelolaan air minum dibedakan menjadi tiga (3)
tipe yaitu pengelolaan berbasis lembaga (tipe A), kombinasi dari pengelolaan berbasis
lembaga dan pengelolaan berbasis masyarakat (tipe B) dan pengelolaan air berbasis
masyarakat (tipe C) [12].
Air tanah dangkal (sumur) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan kedap air
pertama, biasanya terletak tidak terlalu di bawah permukaan tanah. Air tanah yang terjadi
karena ada daya proses peresapan air dari permukaan tanah [9]. Keberadaan air sumur tidak
serta merta menjamin kualitas air tersebut tinggi, hal ini dikarenakan air tanah yang dipakai
adalah air tanah dangkal yang mudah terkontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan
yang berasal dari tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan kotoran manusia dan
hewan, bahkan akibat dari formasi geologi yang bergerak mengalir ke kawasan tersebut.
Selain itu, masih banyak masyarakat wilayah perdesaan yang memanfaatkan air sungai dalam
memenuhi kebutuhan air sehari- hari. Padahal, sungai di walayah tersebut sudah tercemar
oleh limbah pabrik dan sampah serta limbah pertanian. Oleh karena itu, diperlukan sebuah
metode atau cara yang dapat digunakan untuk menanggulangi masalah tersebut, salah
satunya yaitu sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan adalah status kesehatan suatu
lingkungan yang mencakup perumahan, pembuangan kotoran, penyedian air bersih dan
sebagainya [10].
Upaya sanitasi dasar meliputi sarana pembuangan kotoran manusia, sarana pembuangan
sampah, saluran pembuangan air limbah, dan penyediaan air bersih. Sarana pembuangan
sampah termasuk upaya sanitasi dasar karena setiap manusia pasti meghasilkan sampah.
Sanitasi dasar yang selanjutnya yaitu saluran pembuangan air limbah. Saluran ini
menampung air bekas dari aktivitas mencuci, masak, mandi, hingga limba industri. Saluran
pembuangan air limbah menjadi sangat penting bukan hanya karena alasan bau dan estetika
tetapi karena air limbah yang berbahaya bagi kesehatan. Upaya sanitasi dasar yang terakhir
yaitu penyediaan air bersih.
Masalah pengelolaan air dan sanitasi ini tidak hanya terjadi di kota besar dan kawasan
padat penduduk melainkan juga terjadi di kawasan pedesaan. Masih banyak masyarakat yang
tidak mendapatkan sanitasi layak dan pengelolaan air yang benar. Masyarakat masih
memanfaatkan air sumur dan sanitasi seperti toilet tidak memiliki saluran yang semestinya.
Melalui studi yang dilakukan ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketersediaan dan
manajemen air, menganalisis hubungan antara ketersediaan sanitasi dan manejemen air
terhadap ketersediaan air bersih di Desa Ngijo Karangploso.
2. Metode
2.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif korelasional.

2.2 Tempat dan waktu penelitian

Peta Desa Ngijo


Sumber: ngalam.co

Penelitian akan di laksanakan di Desa Ngijo Kecamatan Karangploso. Desa ini


berbatasan dengan Desa Ngenep, Girimoyo, Kepuharjo, dan Ampeldento. Terdapat
15 RW dan 106 RT dengan jumlah penduduk 17.082 jiwa. Luas wilayah desa ini
adalah 406,802 Km2.

2.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling


Jenis sampling yang dipilih adalah sampling acak, yaitu pengambilan anggota sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata dalam populasi itu
(Sugiyono, 2012). Sampel kuesioner yang akan diambil sebanyak 15 orang pada
setiap wilayah yang berbeda. Pengambilan sampel kuesioner dilaksanakan secara
acak terhadap warga dengan mengajukan angket yang akan diisi warga. Sedangkan
untuk analisis air diambil sampel berbagai jenis air minum setiap wilayah sebanyak
100 ml. Air diuji menggunakan pH meter untuk mengetahui kadar pH, diuji di bawah
mikroskop untuk mengetahui keberadaan mikroorganisme. Observasi sanitasi
dilaksanakan pada 15 rumah pada masing- masing wilayah. Observasi dilakukan
dengan megamati secara langsung keadaan sanitasi rumah. Hasil observasi akan
dicatat pada buku catatan.
2.4 Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan berupa kuesioner
a. Kuesioner. Kuesioner yang digunakan menggunakan daftar pernyataan yang
dikirim kepada responden secara langsung sesuai bentuk angket. Angket yang
digunakan merupakan angket tertutup. Penghitungan angket dengan
menggunakan Skala Likert. Skala Likert terdiri atas 15 pernyataan dengan pilihan
jawaban sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), dan sangat
tidak setuju (STS). Pernyataan sangat setuju diberi skor 5, pernyataan setuju
diberi skor 4, pernyataan netral diberi nilai 3, pernyataan tidak setuju diberi skor
2, dan pernyataan sangat tidak setuju diberi skor 1.
Total Skor Likert dapat dilihat dari perhitungan dibawah ini :
Jawaban Sangat Setuju (SS) = responden x 5
Jawaban Setuju (S) = responden x 4
Netral (N) = responden  x 3
Tidak Setuju (TS) = responden
Sangat Tidak Setuju = responden x 1

Skor Maksimum = (jumlah responden x skor tertinggi likert)


Skor Minimum = (jumlah responden x skor terendah likert)
Indeks (%) = (Total Skor / Skor Maksimum) x 100

b. Interval Penilaian
Indeks 0% – 19,99% : Sangat Tidak Setuju
Indeks 20% – 39,99% : Tidak Setuju
Indeks 40% – 59,99% : Netral
Indeks 60% – 79,99% : Setuju
Indeks 80% – 100% : Sangat Setuju

2.5 Alat dan Bahan Analisis Air


 Sampel air : masing- masing 100 ml
 pH meter : 3 buah
 DO meter : 1 buah
 Termometer laboratorium : 3 buah
 COD meter : 1 buah

2.6 Analisis Data


1. Kualitas pH air minum dianalisis dengan menggunakan rerata (mean) yang
dirujuk dengan kriteria Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001 tentang
Pengendalian Kualitas Air dan Pengendali an Pencemaran Air
2. Menganalisis hubungan antar variabel dengan menggunakan Uji Kolmogorov-
Smirnov untuk menguji normalitas dan Uji Levene untuk menguji homogenitas.
Apabila data memenuhi normalitas dan homogenitas maka menggunakan Korelasi
Pearson. Namun, apabila data tidak memenuhi homogenitas dan normalitas maka
menggunakan Korelasi Spearman.

Daftar Rujukan

[1] Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lisa A. Urry.dkk. 2008. Biologi: Edisi Kedelapan
Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.

[2] Jimung, Martinus. 2011. Analisis Hubungan Antara Faktor Sanitasi Air Bersih,
Pengetahuan dan Perilaku Ibu Terhadap Penyebab Penyakit Diare pada Anak Balita di
Wilayah Ketja Rumah Sakit Fatima Pare- Pare. Jurnal Sanitasi Air Bersih. Universitas
Hassanudin.

[3] Masduqi, Ali, Noor Endah. Dkk. 2015. Capaian Pelayanan Air Bersih Persediaan Sesuai
Millenium Development Goals- Studi Kasus di Wilayah DAS Brantas. Jurusan Teknik
Sipil. Institut Sepuluh November. Surabaya.

[4] UNDP. 2004. Tujuan 7: Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup. Laporan


Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia. Indonesia MDG
Report. United Nations. Development Programme.

[5] WSSC. 2004. Resource Pack on the Water and Sanitation Millenium Development
Goals. Water Supply and Sanitation Collaborative Council. U.K.

[6] Lenton, R. dan A. Wright. 2004. Achieving the Millenium Development Goals for Water
and Sanitation: What Will It Take?. Intern Full Report, Task Force on Water and
Sanitation Millenium Project. USA.

[7] World Bank. 2003. Indonesia Project Coverage. World Bank Office Jakarta. Jakarta
Stock Exchange Building. USA.

[8] WHO-UNICEF. 2004. Meeting the MDG Drinking Water and Sanitation Target: A Mid-
Term Assessment of Progress. World Health Organization and United Nations Children’s
Fund. USA.

[9] Badan Standarisasi Nasional. 2002. Penyusunan Sumber Daya: Bagian 1 Sumber Daya
Air Parsial. Jurnal SNI Standar Kebutuhan Air Bersih . SNI 19-6728.1-2002.
[10] Amelia, Dina. 2018. Analisis Kualitas Air Tanah Dangkal untuk Keperluan Air Minum di
Desa Pematang. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan . Universitas Lampung. Bandar
Lampung.
[11] Van den Berg, H.H.J.L., et al. 2019. How current risk assessment and risk management methods
for drinking water in The Netherlands cover the WHO water safety plan approach. International
Journal of Hygiene and Environmental Health, 222, 1030-1037.

[12] Wolman, M. Gordon. 1972. Water Management. The Science Teacher. Vol. 39. No. 7. Pp. 17-25.
https://www.jstor.org/stable/24122056

[13] Gusdini, Ninin, M. Yanuar, et al. 2017. Water Governance Model in Small City: Review at
District Bekasi-Indonesia. Theoretical and Empirical Researches in Urban Management. Vol.
12. No. 1. Pp. 38-52. https://www.jstor.org/stable/10.237/26332362.

[14] Pandit, B. R. and H. Solanki. 2014. Drinking Water Quality and Techniques for Recharging an
Urban Water System-for the industrial city of Baroda, India. Journal of Water Management
Modeling R220-33. doi: 10.14796/JWMM.R220-33.
TABEL JABARAN VARIABEL

Skala Alat Lab atau


Definisi Variabel Instrumen untuk
No Variabel Operasional Subvariabel Indikator (pilih mendeteksi/mengi
. Variabel salah satu: dentifikasi
rasio,
interval,
ordinal,
nominal)
1. Sanitasi air Sanitasi air 1. Fasilitas alat 1.penggunaan Interval Kuesioner
merupakan suatu 2. Penyediaan air fasilitas (Sumber: Van den
upaya memelihara bersih 2.upaya Berg, 2019)
dan melnidungi 3. Pengelolaan penyediaan
sumber air untuk limbah air air bersih
memenuhi 3.upaya
penyediaan air pengelolaan
nersih limbah air

2. Manajeman Pengelolaan 1. pengelolaan 1.pengelolaan Interval Kuesioner


air sumberdaya 2. penggunaan sumber daya (Sumber: Wolman,
perairan adalah 3. kebutuhan air M. Gordon. 1972
upaya pengelolaan 2.Penggunaa dan Gusdini, Ninin,
dan pemanfaatan M. Yanuar, et al.
n suber daya
sumberdaya 2017 )
perairan secara
air
optimal sesuai 3.kebutuhan
dengan daya air untuk
dukung lingkungan masyarakat
perairan dalam
rangka
mempertahankan
kelestarian
sumberdaya
perairan
3. Kualitas air Air Bersih adalah 1.kualitas 1.kualitas air Interval pH meter, DO
minum air yang digunakan meter, COD
untuk memenuhi meter, termometer
kebutuhan rumah laboratorium
tangga dan
kualitasnya
memenuhi syarat
kesehatan dan
dapat diminum
apabila telah
dimasak.
Lampiran: Angket Penilaian Sanitasi dan Manajemen Air terhadap Kualitas Air Minum
ANGKET PENILAIAN HUBUNGAN SANITASI AIR DAN MANAJEMEN AIR DENGAN
KUALITAS AIR MINUM DI KARANGPLOSO

TAHUN 2020

A. Biodata Responden
Nama :
Usia :
Pekerjaan :
Alamat :
Jenis Kelamin :

Petunjuk Pengisian:
 Berikan tanda centang (√ ) pada pilihan jawaban Anda
 Lembar pernyataan tidak lengkap berarti kuesioner tidak lengkap, sehingga tidak
dapat digunakan

Keterangan:

STS: Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

N : Netral

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

B. Sanitasi Air

No. Pernyataan Tanggapan


STS TS N S SS
1. Masyarakat dapat mengakses air melalui sistem perpipaan komunal

2. Masyarakat masih memanfaatkan sumur untuk memperoleh sumber


air
3. Meskipun telah banyak yang menggunakan jasa PDAM, masih
terdapat warga yang memanfaatkan pompa tangan untuk
memperoleh air
4. Meskipun Sumber Daya Air tersebar merata di kalangan
masyarakat, air sungai masih dimanfaatkan sebagai alternatif
sumber air dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari
5. Masyarakat melengkapi rumah dengan fasilitas toilet yang
terhubung dengan saluran pembuangan
6. Setiap rumah memiliki saluran pembuangan berupa Septic tank
sebagai alternatif dalam menjaga sirkulasi air tanah supaya tidak
tercemar
7. Rumah tidak dilengkapi dengan toilet pribadi, melainkan
menggunakan toilet bersama (Community toilets)
8. Limbah sampah diangkut oleh truk secara rutin
9. Limbah sampah rumah tangga dibuang ke sungai
10. Limbah sampah rumah tangga dikelola melalui pembakaran
11. Merebus air sebelum mengonsumsinya sebagai air minum
12. Memanfaatkan air minum kemasan dalam memenuhi kebutuhan
minum sehari- hari
13. Memanfaatkan air isi ulang dalam memenuhi kebutuhan air minum
sehari- hari
14. Air sumur yang direbus untuk air minum tetap aman bagi kesehatan
karena tidak berwarna
Air pipa yang dikonsumsi tidak berasa dan tidak berwarna serta
15. tidak berbau
Sumber: Van den Berg, H.H.J.L., et al. 2019. How current risk assessment and risk management
methods for drinking water in The Netherlands cover the WHO water safety plan approach. International
Journal of Hygiene and Environmental Health, 222, 1030-1037.

C. Managemen Air

No. Pernyataan Respon

STS TS N S SS

1. Pemerintah sudah menerapkan program pengelolaan


sumber daya air dengan baik
2. Masih banyak ketidakseimbangan antara kebutuhan
dengan air yang tersedia
3. Pengolahan air minum oleh masyarakat belum
memenuhi standar yang layak untuk diminum
4. Meskipun sudah banyak depot air minum, tetapi masih
banyak masyarakat yang memanfaatkan rebusan air
rumah sendiri
5. Layanan air pipa merupakan sumber air utama untuk
memenuhi kebutuhan air minum
6. Air permukaan memiliki kualitas yang lebih baik
dibandingkan air tanah dalam memenuhi kebutuhan
air minum
7. Program sosialisasi cara manajemen air harus sering
dilakukan oleh pemerintah terhadap masyarakat yang
kualitas airnya masih rendah
8. Menjaga kebersihan wadah penyimpanan air dan
mencuci tangan dengan menggunakan sabun sebelum
mengolah dan menyajikan air minum merupakan
langkah yang optimal dalam manajemen air
9. Pembangunan BUMDes sangat diperlukan setiap desa
untuk mengelola sumber daya air terutama air minum
untuk masyarakat
10. Meskipun sebagaian masyarakat sudah menggunakan
PDAM, namun belum bisa memberikan pelayanan air
yang memenuhi kualitas layak untuk dikonsumsi
sebagai air minum
11. Pengelolaan air minum yang baik harus melalui
pengujian air untuk mendapatkan standar kualitas dan
memenuhi kandungan air bersih yang bebas dari
bakteri
12. Pengawasan terhadap kinerja pemerintah dalam
penyediaan air bersih di berbagai desa merupakan
target untuk menghindari kelangkaan air
13. Upaya pengelolaan, pengolahan, dan penyimpanan air
minum yang bersih merupakan kewajiban pemerintah
dan masyarakat itu sendiri
14 Banyaknya pembangunan pabrik industry dan
pembuangan limbah ke air menyebabkan kualitas air
memburuk
15. Infrastruktur oleh pemerintah dalam menangani
permasalahan sumber daya air terutama air minum
belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-
hari
Sumber: Wolman, M. Gordon. 1972. Water Management. The Science Teacher. Vol. 39. No. 7. Pp. 17-25.
https://www.jstor.org/stable/24122056 dan Gusdini, Ninin, M. Yanuar, et al. 2017. Water Governance
Model in Small City: Review at District Bekasi-Indonesia. Theoretical and Empirical Researches in Urban
Management. Vol. 12. No. 1. Pp. 38-52. https://www.jstor.org/stable/10.237/26332362.

D. Kualitas Air

No. Rumah Kualitas Air


Suhu pH Turbiditas BOD COD
(Kekeruhan)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Sumber: Pandit, B. R. and H. Solanki. 2014. Drinking Water Quality and Techniques for Recharging an
Urban Water System-for the industrial city of Baroda, India. Journal of Water Management Modeling
R220-33. doi: 10.14796/JWMM.R220-33

E. Tabel Data Mentah Sanitasi Air


No. Nama JK Usia Alamat Sanitasi Total
STS TS N S SS

Total

F. Tabel Data Mentah Manajemen Air


No. Nama JK Usia Alamat Manajemen Total
STS TS N S SS
Total

total angka yang diperoleh dari penskoran


Rerata Total:
total item pertanyaan

Anda mungkin juga menyukai