Anda di halaman 1dari 7

KLASIFIKASI BALTIMORE TIPE II

Oleh:

Nallury Rizqi Sinulingga

NIM: 30101800123

Pembimbing:

dr. Ridha Wahyutomo SpMK

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Virologi berasal dari kata virus dan logos (ilmu). Artinya virologi merupakan suatu
ilmu yang mempelajari tentang virus dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh virus.
Virus adalah parasit atau makhluk hidup yang berukuran mikroskopik (tidak dapat dilihat
oleh mata) yang menginfeksi sel organisme biologis untuk dijadikannya inang. Virus sebagai
makhluk hidup atau bukan itu masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Dikatakan virus
memiliki ciri makhluk hidup karena memiliki DNA dan dapat berkembang biak, sedangkan
disebut benda mati karena tidak memiliki sel dan dapat dikristalkan. Sehingga virus disebut
sebagai makhluk perantara yang tidak termasuk ke dalam kelompok makhluk hidup juga
tidak sepenuhnya disebut benda mati itu menjadi solusi terbaik. Virus bersifat obligat yaitu
hanya dapat hidup dalam sel inang dan tidak dapat bertahan di luar sel.
Virus berukuran sangat kecil dan hanya mampu diamati menggunakan mikroskop
elektron. Struktur virus terdiri dari kepala, isi tubuh, ekor, kapsid. Ciri-ciri Virus memiliki
RNA atau DNA saja, dapat dikristalkan, memerlukan asam nukleat untuk replikasi,
melakukan aktivitas metabolisme bergantung sel hidup atau organisme biologis, bersifat
aseluler, berukuran lebih kecil dari bakteri, bentuknya bervariasi, hanya dapat dilihat dengan
mikroskop elektron.
Selama siklus replikasi dihasilkan banyak sekali salinan asam nukleat dan protein
selubung virus. Protein-protein selubung tadi dirakit untuk membentuk kapsid yang
membungkus dan menstabilkan asam nukleat virus terhadap lingkungan ekstra sel serta
memfalitasi perlekatan penetrasi virus saat berkontak dengan sel-sel baru yang rentan. Infeksi
virus dapat memiliki efek yang kecil atau bahkan tidak memiliki efek sama sekali pada sel
penjamu tetapi dapat pula menyebabkan kerusakan atau kematian sel (Thaib, 1983). Virus
mempunyai jenis yang beragam dan dapat menyebabkan berbagai macam penyakit pada
manusia.
Berbeda dengan klasifikasi makhluk hidup lainnya virus dapat diklasifikasikan secara
taksonomi yang diklasifikasikan oleh Komite Internasional Taksonomi Virus (ICTV). Selain
itu virus juga dapat dikelompokkan berdasar sifat mereka bukan sel-sel indukan yang
diinfeksi. Kriteria utama pada klasifikasi jenis asam nukleat DNA atau RNA yang terdapat
pada virusnya. Klasifikasi dengan mekanisme sintesis mRNA dikenal sebagai klasifikasi
Baltimore. Klasifikasi Baltimore membagi virus ke dalam enam tipe yaitu tipe 1 hingga tipe
6.

1.2 Masalah
 Bagaimana Klasifikasi virus berdasarkan ICTV ?
 Bagaimana Klasifikasi virus dengan Metode Baltimore ?
 Bagaimana Klasifikasi virus Baltimore Tipe II

1.3 Tujuan
 Mengetahui pengelompokkan virus berdasarkan ICTV
 Mengetahui pengelompokkan virus Metode Baltimore
 Mengetahui Klasifikasi virus Baltimore Tipe II
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Taksonomi Virus


Berdasarkan dari system ICTV, virus terbagi dalam lima tingkatan taksonominya
yaitu Ordo, Famili, Subfamili, Genus, dan Spesies. Ada beberapa aturan dalam penentukan
nama taksonominya sebagai berikut :
• Nama Ordo virus diakhiri dengan (–virales).
• Nama Famili diakhiri dengan (–viridae).
• Nama Subfamili diakhiri dengan (–virinae),
• Nama Genus diakhiri dengan (–virus).
• Nama Spesies virus menggunakan bahasa inggris dan diakhiri dengan (–virus).
Contohnya Herpes Simplex Virus (HSV) penyebab penyakit cacar air (chickenpox),
dalam pengklasifikasian ICTV termasuk dalam Ordo Herpesvirales, Famili Herpesviridae,
Subfamili Alphahepervirinae, Genus Varcellovirus, dan Spesiesnya ada dua yaitu Herpes
Simplex Virus tipe 1 (HSV-1) dan Herpes Simplex Virus tipe 2 (HSV-2).

2.2 Klasifikasi Berdasarkan Baltimore


Klasifikasi taksonomi virus telah dibagi oleh International Committee on Taxonomy of
Viruses (ICTV) 1995. ICTV digunakan bersamaan dengan sistem klasifikasi Baltimore.
Klasifikasi Baltimore adalah sebuah sistem klasifikasi virus yang dikembangkan oleh
ilmuwan Amerika Serikat David Baltimore, yang membagi virus kepada beberapa tipe,
tergantung jenis genom dan metode replikasinya. Lebih dari 30 tahun David Baltimore
mengklasifikasikan virus berdasarkan mekanisme produksi mRNA virus tersebut. Prinsipnya
semua virus harus mengarah langsung ke mRNA untuk menghasilkan protein. Berdasarkan
perannya betapa pentingnya mRNA virus dalam sintesis protein virus dengan ini sangat
mendasar untuk memahami klasifikasi virus dan replikasi genom. Dalam skema Baltimore, ia
menempatkan mRNA di tengah dan menggambarkan jalur DNA atau RNA menuju mRNA.
Jadi skema Baltimore menyoroti bagaimana hubungannya antara genom virus dengan
mRNA-nya.
Sistem klasifikasi Baltimore merupakan algoritma pembagian virus yang elegan.
Prinsip yang terkandung di dalamnya sangat berguna untuk memahami informasi virus
dengan konfigurasi genom yang berbeda. Dalam skemanya Baltimore terdapat < 10 jalur
untuk menuju mRNA. Klasifikasi Baltimore ini membagi virus ke dalam enam tipe, yaitu:
 Tipe I : virus double-strain DNA adalah virus DNA rantai ganda (contoh: Adenovirus,
Herpesvirus, dan Poxvirus).
 Tipe II: virus single-strain DNA adalah virus DNA rantai tunggal (contoh: Parvovirus).
 Tipe III: virus double-strain RNA adalah virus RNA rantai ganda (contoh: Reovirus).
 Tipe IV: virus (+) single-strain RNA adalah virus sense RNA rantai tunggal (contoh:
Picornavirus dan Togavirus).
 Tipe V: virus (-) single-strain RNA adalah virus antisense RNA rantai tunggal (contoh:
Orthomyxovirus dan Rhabdovirus).
 Tipe VI: virus dengan reverse transcription (contoh: Retrovirus dan Hepadnavirus).

2.2.1 Klasifikasi Baltimore Tipe II


Tipe II: virus single-strain DNA adalah virus DNA rantai tunggal. Virus ini memiliki
beberapa karakteristik yaitu sebagai berikut :
 Genom yang berukuran kecil yaitu hanya 2-7 Kb
 Genom circular, kecuali Parvoviridae
 Tidak memiliki envelope
 Kapsidnya berbentuk icosahedral pada umumnya
Famili Virus Tipe II ini memiliki berbagai macam host yang bisa dijadikan inangnya
seperti Inoviridae pada bakteri, Geminiviridae pada tumbuhan, Parvovirus pada hewan.
BAB III
KESIMPULAN

Virus adalah parasit atau makhluk hidup yang berukuran mikroskopik (tidak dapat
dilihat oleh mata) yang menginfeksi sel organisme biologis untuk dijadikannya inang.
Struktur virus terdiri dari kepala, isi tubuh, ekor, kapsid. Virus sebagai makhluk hidup atau
bukan itu masih menjadi perdebatan hingga saat ini. Dikatakan virus memiliki ciri makhluk
hidup karena memiliki DNA dan dapat berkembang biak, sedangkan disebut benda mati
karena tidak memiliki sel dan dapat dikristalkan. Sehingga virus disebut sebagai makhluk
perantara yang tidak termasuk ke dalam kelompok makhluk hidup juga tidak sepenuhnya
disebut benda mati itu menjadi solusi terbaik.
Virus dapat diklasifikasikan secara taksonomi yang diklasifikasikan oleh Komite
Internasional Taksonomi Virus (ICTV). Virus terbagi dalam lima tingkatan taksonominya
yaitu Ordo, Famili, Subfamili, Genus, dan Spesies. Selain itu virus juga dapat
diklasifikasikan dengan mekanisme sintesis mRNA dikenal sebagai klasifikasi Baltimore.
Sistem klasifikasi Baltimore merupakan algoritma pembagian virus yang elegan. Prinsip yang
terkandung di dalamnya sangat berguna untuk memahami informasi virus dengan konfigurasi
genom yang berbeda. Dalam skemanya Baltimore terdapat < 10 jalur untuk menuju mRNA.
Klasifikasi Baltimore ini membagi virus ke dalam enam tipe.
Klasifikasi BaltimoreTipe II adalah virus single-strain DNA adalah virus DNA rantai
tunggal. Virus ini memiliki beberapa karakteristik yaitu genom yang berukuran kecil yaitu
hanya 2-7 Kb, genom circular (kecuali Parvoviridae), tidak memiliki envelope, kapsidnya
berbentuk icosahedral pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

• Baltimore D. 1971. Expression of animal viral genomes. Bacteriol. Rev. 35:235-41


• Lefkowitz,E.J., Dempsey,D.M., Hendrickson,R.C., Orton,R.J.,Siddell,S.G. and
Smith,D.B. (2017) Virus taxonomy: the database ofthe International Committee on
Taxonomy of Viruses (ICTV).Nucleic Acids Res.
• Staf Pengajar FKUI, (2010). Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Tangerang :
Binarupa Aksara.
• Suprobowati Dwi, Kurniati Iis. (2018) : Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik
(TLM) Virologi, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
• Thaib, Soeprapti, (1983), Virologi Umum, Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Bandung, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai