MATERNITAS I
DIBUAT OLEH
DELFY RAHMADANI
18005
DOSEN PEMBIMBING
IDA MARIANA.S.SIT,M.Kes
BCG
1) Diskripsi
BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis
hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2.
2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap TBC (Tuberculosa).
IMUNISASI DPT
1) Diskripsi
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang
dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan
sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non-infectious.
Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari
HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi.
2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan
hepatitis B.
IMUNISASI POLIO
1) Diskripsi
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio trivalent yang terdiri dari suspensi
virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat
dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.
2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomyelitis.
4) Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi
untuk hari berikutnya.
6) Kontraindikasi
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang
berbahaya yang timbul akibat pemberian OPV pada anak yang sedang sakit.
Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan
dapat diberikan setelah sembuh. Bagi individu yang terinfeksi oleh HIV
(Human Immunodefisiency Virus) baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala,
imunisasi OPV harus berdasarkan standar jadwal tertentu.
IMUNISASI HEPATITIS B
1) Diskripsi
Hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah
diinaktivasikan dan bersifat non-infeksiosus, berasal dari HBsAg yang dihasilkan
dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA
rekombinan.
2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B.
Tidak dapat mencegah infeksi virus lain seperti virus Hepatitis A atau C atau
yang diketahui dapat menginfeksi hati.
IMUNISASI CAMPAK
1) Diskripsi
Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini
berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril.
2) Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit Campak.
5) Kontraindikasi
Individu yang mengidap penyakit immuno deficiency atau individu yang diduga
menderita gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma. ( Dinkes Prov
Jatim, 2005 )
Apa saja imunisasi yang termasuk dalam imunisasi non-PPI? Pneumokokus (PCV).
Imunisasi ini bermanfaat melindungi tubuh dari bakteri pneumokokus yang dapat
menyebabkan meningitis, pneumonia, dan infeksi telinga. Waktu pemberian, umur 2,
4, 6 bulan, serta antara 12-15 bulan. Kalau imunisasi ini belum diberikan hingga umur
anak di atas 1 tahun, PCV hanya diberikan dua kali dengan interval 6-8 minggu. Jika
anak sudah berumur 24 bulan, PCV hanya diberikan 1 kali.
Imunisasi dan vaksinasi menjadi isu yang sangat sensitif di tengah-tengah masyarakat,
terutama terkait halal-haram, konspirasi global dan lain-lain, yang mengakibatkan
terjadi penolakan terhadap gerakan imunisasi dan vaksinasi di sejumlah daerah.
Ditambahkan, pada dasarnya MUI telah mengeluarkan Fatwa Nomor 4 Tahun 2014
terkait Imunisasi, dan Fatwa MUI Nomor 33 Tahun 2018 khusus untuk menjawab
Imunisasi MR yang banyak ditolak oleh masyarakat.
Boleh
Karena Imunisasi adalah langkah yang sangat penting dalam kehidupan bayi. Salah
satu alasannya adalah penyakit.
Di mana orang tua harus memastikan bahwa buah hatinya siap secara fisik untuk
menghadapinya dengan memberikan imunisasi.
Ada banyak riset yang menjelaskan komunikasi tentang vaksin, dan para peneliti
masih mengidentifikasi metode apa yang berfungsi baik. Komunikasi tentang vaksin
terjadi dalam berbagai cara, mulai dari percakapan pribadi dengan dokter dan
perawat, hingga cakupan berskala luas seperti papan reklame dan iklan radio.
Yang bisa membuat komunikasi menjadi rumit adalah keputusan dan perilaku orang
tua yang bervariasi, tergantung dari misalnya, jenis vaksin. Ketika orang tua memiliki
perilaku negatif tentang vaksin, sering kali itu didasarkan pada informasi yang salah
atau narasi emosional tentang reaksi merugikan dari vaksin.
Jadi, penyedia layanan kesehatan punya tantangan untuk memperbaiki persepsi yang
salah mengenai risiko vaksin.
Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh penyedia layanan kesehatan saat
membicarakan soal imunisasi dengan orang tua yang meragukan vaksin. Adalah
penting untuk membicarakan kekhawatiran spesifik orang tua. Dokter harus
mendiskusikan vaksin dari berbagai perspektif, seperti manfaat vaksinasi (mencegah
penyakit bagi seseorang dan orang lain), serta risikonya bila tidak divaksin (rentan
terhadap penyakit).