Anda di halaman 1dari 71

PERALATAN DAN OBAT-OBATAN

EMERGENCY

No
Alat Fungsi
.
Stetoskop adalah alat
1 Stetoskop
kesehatan akustik yang
berfungsi untuk memeriksa
suara dalam tubuh. Stetoskop
sering digunakan untuk
mendengar suara detak
jantung, dan juga suara
organ-organ tubuh lainnya,
seperti organ
pernapasan,organ pencernaan
bahkan suara detak jantung
janin dalam kandungan.

Karena dapat menginformasikan


suara tertentu sekaligus
menghilangkan suara yang
lain, maka stetoskop
digunakan sebagai alat untuk
mendiagnosa penyakit
berdasarkan suara yang tidak
normal dari dalam tubuh,
sehingga bisa membantu
dokter dalam mengambil
tindakan dan pengobatan
yang tepat untuk pasien.
Berfungsi untuk
2 Alat suntik
menyuntikkan cairan / gas ke
dalam tubuh pasien. Selain
itu alat suntik juga berfungsi
menghisap cairan / gas dari
dalam tubuh untuk diambil
sampelnya guna keperluan
uji laborat. Ukuran dan
macamnya bervariasi
tergantung penggunaannya.
Biasanya alat kesehatan ini
satu paket dengan jarum
suntik.

3 Termometer Termometer adalah alat


kesehatan yang berfungsi
untuk mengukur suhu tubuh.
Jenis termometer yang saat
ini paling banyak digunakan
di dunia kesehatan adalah
termometer digital.
Termometer digital
digunakan karena bisa
menunjukkan hasil lebih
cepat dan akurat.
4 Sphygmanometer Tensimeter adalah suatu alat
kesehatan yang digunakan
untuk mengukur tekanan
darah.

5 Amubag Ambu bag atau Pulmonary


Resuscitator merupakan
sebuah alat emergency untuk
bantuan pernafasan, yang
berdimensi kecil dan ringan.
Berfungsi untuk memberikan
nafas buatan dengan cara
memompa secara manual
oksigen udara bebas
berulang-ulang ke dalam
pernapasan pasien, sehingga
menjamin kebutuhan akan
oksigen.

6 Infus set Alat infus atau infus set


adalah alat kesehatan yang
berfungsi untuk memasukkan
cairan infus atau obat ke
dalam tubuh pasien lewat
pembuluh vena, dengan
kecepatan yang bisa diatur
secara konstan dalam waktu
terentu. 

7 Alat pacu jantung (Defibrilator Manual) Berfungsi untuk mengalirkan


energi kejut listrik ke jantung
sebagai upaya untuk
menginduksi denyut jantung
seseorang dalam kondisi
emergency.

8
Face Shield Face shield resusitasi yaitu
alat berupa plastic untuk
bantuan pernafasan ‘mouth to
mouth’ sedangkan face shield
berupa kaca fiber atau plastic
digunakan untuk pekerja.

Pulse Oxymeter Pulse oximeter adalah alat


kesehatan yang berfungsi
untuk mengukur kadar
oksigen (kepekatan oksigen)
dalam darah. Penggunaannya
tanpa memasukkan alat
apapun ke dalam tubuh, yaitu
dengan cara menjepit ujung
jari pasien.

9
10 Basket Strecher Alat yang digunakan untuk
memindahkan korban dari
daerah yg agak sulit
dijangkau seperti jurang
(kedalaman) atau
menurunkan korban dari
tempat tinggi (ketinggian).

11
Long Spine Board (LSB) Alat yang digunakan untuk
memindahkan dan
mengangkat korban yg
diduga mendapat cedera
tulang belakang

12 Scoop Strecher Alat yang digunakan untuk


meminimalkan movement
atau gerak pada korban
dalam pengangkatan dan
pemindahan korban yang
diduga mengalami cedera
tulang belakang

13 Vacum Matras Alat yang digunakan untuk


immobilisasi dan
mengangkat korban dengan 
patah  tulang belakang, leher
dan multi trauma.

14 Self Confined Breathing Aparatus (SCBA) Alat yang digunakan untuk


menolong (penolong) korban
dalam situasi lingkungan
yang minim oksigen atau
kadar oksigen rendah.

15 Life Support Product (LSP) Alat yang digunakan untuk


membantu pernafasan ,
pemenuhan kebutuhan
oksigen, dan penghisapan
(suction).

16 Kendrick Extrication Device (KED) Alat yang digunakan untuk


memindahkan korban dari
dalam kendaran yg terjebak
kecelakaan lalu lintas yang
mengalami cidera tulang
leher, tulang belakang, dan
kepala.

17 Nebulizer (Compressor & UltraSonic) Alat yang digunakan untuk


memberikan terapi uap
18 Suction Pump Alat yang digunakan untuk
menghisap lendir atau cairan
berupa darah pada pasien
menggunakan listrik atau
baterei

19 Rescue Vacum Hand Alat yang digunakan untuk


menghisap lender atau darah
secara manual atau tanpa
listrik.

20 Eye Magnet Probe Alat yang digunakan untuk


mengambil benda logam atau
non logam seperti kayu,
kerikil, dll yang menancap di
mata.

21 Cricothyroidotomy Kit Alat yang digunakan untuk


melakukan tindakan
cricothyroidotomy (suatu
insisi dilakukan melalui kulit
dan ligamen Cricothyroid
untuk mendirikan sebuah
jalan napas paten selama
situasi yang mengancam
jiwa)

22 Tracheostomy Tube Alat yang digunakan untuk


melakukan tindakan
tracheostomy (membuat
sayatan pada aspek anterior
leher dan membuka saluran
napas langsung melalui
sayatan di trakea)

23 Tongue Spatel Alat yang digunakan untuk


membuka jalan nafas dengan
menekan lidah

24
Laryngoscope (Blade & Handle) Alat yang digunakan untuk
melihat laryng (membantu
pemasangan endotracheal
tube).

25 Otoscope Alat yang digunakan untuk


melihat rongga telinga

26 Opthalmoscope  Alat yang digunakan untuk


memeriksa retina mata
27 Nasal Kanul Selang bantu pernafasan
yang di letakan pada lubang
hidung. Pemberian O2  1-6
L/mnt dengan konsentrasi
24% - 44%.

28 Simple Mask (Rebreathing Mask) Alat bantu pernafasan berupa


masker yang digunakan
untuk konsentrasi oksigen
rendah sampai sedang. Aliran
6-8/10 L/mnt dengan
konsentrasi 45% - 60%.

29 Non-Rebreathing Mask Alat bantu pernafasan berupa


masker dilengkapi dengan
kantung oksigen (reservoir)
yang digunakan untuk
konsentrasi oksigen tinggi.
Aliran 10-12 L/mnt ,
konsentrasi 60% - 80%.

30 Pocket Mask Alat bantu nafas atau


ventilasi dari mulut ke
masker .

31 Cervical Collar (Stiffneck Adjustable Collar) Alat yang digunakan untuk


immobilisasi leher pasien
yang dicurigai cidera tulang
leher. Alat dapat disesuaikan
dengan panjang leher pasien.

Ada pula yang sudah sesuai


ukuran S, M, L baik yang
rigid (keras) atau Soft
(lembut).

32 Sam Splint Alat yang digunakan untuk


immobilisasi bagian tubuh
pasien (leher, ekstremitas
atas dan bawah) yang
mengalami dislokasi atau
fraktur. Alat ini dapat
dibentuk/disesuaikan
menurut kebutuhan.

33 Burn Shield Gel Alat yang digunakan untuk


kompres luka bakar , sekali
pakai.
34 Emergency Blanket / Isothermic Blanket Alat yang digunakan sebagai
selimut untuk mencegah
hipotermi pada pasien yang
mengalami trauma dingin.

35 Elastic Bandage Alat yang digunakan untuk


mengkonpresi / memfiksasi
luka atau cidera pada otot.
36 Micropore Alat perekat yang
mempunyai kelebihan
hipoalergen, tidak
meninggalkan bekas pada
kulit, dan lebih praktis .
daripada Leukoplast.

37 Leukoplast Alat perekat terbuat dari kain


karet yang dapat
menimbulkan alergi pada
kulit.
38 Opsite Dressing Alat berupa perekat yang
tahan air digunakan dalam
perawatan luka bakar, luka
bakar tingkat pertama atau
kedua, situs donor, luka
pasca-operasi, luka ringan
(termasuk lecet dan luka).
39 Dressing Pad Alat berupa perban steril
yang digunakan untuk
menutup luka.
40 Steril Eye Pad Alat berupa perban steril
yang digunakan untuk
menutup mata pasien yang
mengalami penyakit atau
cidera.

41 Elastic Net Bandage Alat berupa perban elastic


yang dapat digunakan dalam
setiap bagian dari tubuh,
terutama untuk kepala,
wajah, leher, bahu sistemik
utama, sendi kecil.

42 Wing Needle Alat yang digunakan untuk


memasukan cairan infuse ke
dalam pembuluh darah atau
sebagai perangkat untuk
injeksi intra vascular.

43 Sharp Yellow / Red Container Alat berupa tempat sampah


medis khusus untuk bahan
yang tajam seperti jarum,
ampul, vial.

44 Hecting Set Alat yang digunakan untuk


menjahit luka terdiri dari
nierbeken ,Pinset anatomis ,
Pincet chirurgis, Pean lurus ,
Nalvoelder ,Benang ,Scapel
handle, gunting TA/TU lurus
& bengkok, blade
suture/bisturi, silk & catgut,
Bak instrumen .
45 Sterilisator (Basah & Kering) Alat yang digunakan untuk
mensterilkan  alat-lat
kesehatan (instrument)
46 Tabung Oksigen Alat yang digunakan untuk
pasien dengan gangguan
pernafasan.

47 AED Defibrilator (Automated External Alat yang digunakan untuk


Defibrilator) menginduksi listrik jantung
seseorang dalam upaya
menginduksi denyut jantung
seseorang keadaan
emergency.

48 CPR Mask Alat yang digunakan ketika


proses CPR pasien saat
memberi bantuan pernafasan
buatan dari mulut ke mulut
49 Oropharingeal Airway Alat yang biasa digunakan
untuk dapat membuka atau
membebaskan jalan nafas
melalui rongga mulut menuju
ke dalam pharyng.

50 Nasopharyngeal Airway Alat yang biasa digunakan


untuk dapat membuka atau
membebaskan jalan nafas
melalui rongga hidung
menuju ke dalam pharyng.

51 Regulator Oksigen Alat yang berfungsi untuk


mengukur tekanan oksigen di
dalam tabung oksigen,
sebagai penyambung selang
oksigen. Biasanya dilengkapi
dengan humidifier yang
berfungsi untuk
melembabkan oksigen
menggunakan air.

52 Carpal Tunnel Splint Alat yang biasa digunakan


untuk menjaga pergelangan
tangan tetap lurus dan
menghilangkan nyeri akibat
adanya cidera pada otot
pergelangan tangan.

53 Clavicle Splint Alat yang biasa digunakan


untuk dapat memfiksasi bahu
pada pasien yang dicurigai
mengalami  cedera bahu.

54 Air Splint/Pneuma Splint Alat yang biasa digunakan


untruk immobilisasi tangan
atau kaki yang mengalami
luka atau fraktur dengan
menggunakan penekanan
udara.

55 Hot and Ice Compres Bag Alat yang biasa digunakan


untuk melakukan kompres air
panas dan es pada pasien
yang dicurigai mengalami
cidera otot ataupun nyeri
lainnya.

56 Ring Cutter Alat yang biasa digunakan


untuk memotong cincin pada
jari pasien.

57 Cord Clamp Alat untuk menjepit tali


pusar bayi
58 Trolley Emergency Tempat untuk menyimpan
alat dan obat penting dalam
keadaan darurat

59 Orotracheal Tube/Endotracheal Tube Alat yang digunakan untuk


membebaskan jalan nafas.

60 Elektrokardiogram (EKG) Alat untuk merekam


aktivitas listrik jantung.

61 Magyl Forcep Alat yang digunakan untuk


memasang intubasi atau alat
bantu saluran nafas atau
mengambil benda asing dari
saluran nafas bagian atas
pasien.

62 Chest Tube Disebut chest drain atau tube


thoracostomy berupa tube
plastic fleksibel yang dapat
dimasukkan melalui sisi dada
ke dalam rongga pleural.
63 Nasogastric Tube Alat untuk memasukkan
nutrisi cair yang dipasang
melalui hidung sampe
lambung.
64 Kateter Urin Alat berupa tabung kecil
yang fleksibel yang dapat
membantu pasien untuk
mengosongkan kandung
kemih.

65 Penlight Alat penerangan yang


berguna untuk memberi
pencahayaan, biasanya
digunakan untuk membantu
pemeriksaan THT, muut, dan
mata pasien
OBAT-OBAT EMERGENSI

Tujuan : Untuk mengembalikan fungsi sirkulasi dan mengatasi keadaan gawat darurat lainnya dengan menggunakan obat-obatan.

Perhatian !
 Pemberian obat-obatan adalah orang yang kompeten di bidangnya (dokter atau tenaga terlatih di bidang gawat darurat)
 Mengingat banyaknya jenis-jenis kegawatdaruratan, maka pemberian obat yang disebutkan di bawah ini untuk mengatasi kegawatdaruratan secara
umum sedangkan dalam menghadapi pasien, kita harus melihat kasus per kasus.

Obat Indikasi Sediaan Dosis dan cara pemberian Perhatian


Aminofilin Menghilangkan & Ampul 10 ml a. Dosis awal : a. Perhatian
mencegah gejala-gejala = 24mg/ml. 6,3 mg/kg Pasien dengan penyakit
asma & bronkhospasme b. Anak 1-9 tahun jantung berat, hipoksemia
yang bersifat reversibel 1 mg/kg/jam (keadaan kadar oksigen
yang berhubungan c. Anak 9-16 tahun dan darah yang menurun) parah,
dengan bronkhitis perokok dewasa gagal jantung kongestif,
kronis & emfisema 0,8 mg/kg/jam penyakit hati, usia lanjut,
d. Dewasa bukan perokok hipertensi, atau
0,5 mg/kg/jam hipertiroidisme.
e. Lansia dan pasien b. Interaksi obat
dengan gangguan Klirens teofilin dikurangi
paru-paru oleh eritromisin dan
0,3 mg/kg/jam makrolida lainnya, dan
f. Pasien gagal jantung simetidin.
kongestif c. Efek samping
0,1-0,2 mg/kg/jam Gangguan saluran
pencernaan,
takhikardia, berdebar, &
gemetar.
Amiodarone a. Henti jantung tak Ampul 3 ml = a. Henti jantung a. Waktu paruh sangat panjang (sampai 40
respon (refrakter) 150 mg 300 mg (dalam 20 ml – 30 ml hari)
terhadap RJP, shock, D5%) IV/IO bolus, diikuti satu b. Interaksi obat yang kompleks dan
dan vasopresor kali 150 mg IV bolus dalam 3 multipel
b. Aritmia ventrikel berulang sampai 5 menit c. Efek CV : hipotensi
mengancam nyawa (VF b. Aritmia ventrikel d. Efek CNS : gaya berjalan yang
atau VT dengan 150 mg IV dalam 10 menit (15 abnormal/ataksia, kepeningan,
hemodinamik tak stabil) mg/menit) kelelahan, pusing, tidak enak badan,
c. Maintenance : gangguan ingatan, gerakan yang tidak
- 1 mg/menit IV dalam 6 disengaja, insomnia, lemah koordinasi,
jam, kemudian peripheral neuropathy, gangguan tidur,
- 0,5 mg/menit IV dalam gemetar
18 jam e. Efek Dermatologis : fotosensitivitas
- Dosis maksimal : 2,2 g/hari f. Efek GI N/V : anoreksia, konstipasi
g. Efek hati : LFT tidak normal
h. Efek Ophtha : mikrode
Atropin a. Bradikardia simtomatis Ampul 1 ml = a. Asistol/PEA a. Memperburuk iskemia miokard
b. Blok av node selagi 0,25 mg 1 mg IV/IO bolus, diulang tiap 3 b. Menyebabkan bradikardia paradoksal
menunggu pemasangan – 5 menit; maksimal 3 kali pada dosis < 0,5 mg
pacemaker pemberian (3 mg) c. Tidak berguna untuk blok AV
c. Obat pilihan kedua b. Bradikardia node derajat 2 tipe II dan derajat 3
untuk asistol atau PEA 0,5 mg IV/IO tiap 3 – 5 menit; d. Efek CV : arrhythmia, hipotensi,
(setelah maksimal 3 mg palpitasi, tachycardia
epinefrin/vasopresor) c. Endotrakeal e. Efek lainnya : anaphylaxis
d. Intoksikasi organofosfat 2 – 3 mg dilarutkan dalam 10 ml
NS
d. Dibutuhkan dosis yang sangat
besar untuk intoksikasi
organofosfat
Cedocard a. Cedocard digunakan untuk Ampul 10 ml a. Cedocard 5 mg a. Obat ini mengandung Isosorbide
mencegah atau mengobati = 1 mg/ml - Serangan angia akut: 1 tablet Dinitrat yang merupakan vasodilator
nyeri dada (angina). - Profilaksis: 3-4 kali sehari 1- dan bekerja dengan merelaksasi
b. Cedocard 5 mg, Cedocard pembuluh darah ke jantung, sehingga
2 tablet.
10 mg, dan Cedocard suplai darah dan oksigen ke jantung
Retard 20 mg - Pencegahan serangan malam: meningkat.
- Angina pektoris 1-2 tablet sebelum tidur b. Obat ini merupakan tablet sublingual
- Profilaksis serangan b. Cedocard 10 mg (dihisap dibawah lidah).
angina pada penyakit 1-3 tablet 4 x/hari (dewasa) c. Kontraindikasi
jantung koroner c. Cedocard Retard 20 mg - Anemia
kronis 1 tablet 2 x/hari - Hipotensi
- Angina setelah infark - Syok kardiogenik
d. Cedocard 20 mg
miokardium (rusaknya - Pada penggunaan
jaringan jantung akibat - Pencegahan serangan angina sildenafil, tadalafil,
suplai darah yang dimalam hari: 1 tablet vardenafil
tidak adekuat) - Dosis umum: 30-160 mg/hari, d. Efek samping : Pusing, Sakit kepala
- Gagal jantung dikonsumsi 3-4 kali sehari
c. Cedocard 20 mg - CHF tahap awal: ½ tablet
- Pengobatan & - Dosis efektif: 40-160 mg
pencegahan
sehari, pada kasus yang
angina pektoris
- Angina pectoris berat hingga 240 mg sehari.
yang parah e. Cedocard IV infusion
- Refractory CHF 2-10 mg/jam
(Congenital Heart
Failure)
d. Cedocard IV infusion
- Unresponsive CHF,
terutama pasca
infark miokard
- mengontrol refractory
angina pectoris
Diazepam Digunakan untuk mengatasi Dosis dewasa 1 amp (10 mg) IV dapat Efek samping dapat menyebabkan

ejang-kejang, eklamsia, gaduh diulangi setiap 15 menit. depresi pernafasan


gelisah dan tetanus
Digoksin a. Gagal jantung kongestif Tablet 0,25 mg a. Digitalisasi cepat (24-36 jam) a. Kontra indikasi
b. Takhikardia 4-6 tablet, diberikan satu-persatu sampai - Fibrilasi &
didapatkan hasil yang diinginkan.
supraventrikula b. Digitalisasi lambat (3-5 hari) takhikardia
r paroksismal 2-6 tablet sehari dalam dosis terbagi, ventrikular
pemeliharaan : 1-3 tab sehari. - Blok atrio-ventrikular derajat
c. Digitalisasi cepat pada anak-anak 25 II dan komplit
µg/kg berat badan diberikan sedikit-sedikit
- Henti sinus
sampai didapat hasil yang diinginkan.
- Bradikardi sinus yang
berlebihan.
b. Perhatian
- Blok jantung sebagian,
miokarditis akut,
karditis reumatis.
- Gangguan fungsi ginjal.
- Kehamilan.
c. Interaksi obat
- Amfoterisin dan obat-obat
yang mengurangi Kalium bisa
mempertinggi kemungkinan
toksisitas Digoksin.
- Penyerapan Digoksin
bisa dihalangi oleh
antasida, Kolestiramin,
Kolestipol, Neomisin,
Sulfasalazin.
- Meningkatkan resiko aritmia
jantung dengan garam
Kalsium dan antiaritmia.
- Kadar serum bisa ditingkatkan
oleh Quinidin.
d. Efek samping
- Gangguan saluran pencernaan &
susunan saraf pusat.
- Jarang : kekacauan/kebingungan,
disorientasi, afasia, gangguan
detak, konduksi & irama jantung.
- Reaksi alergi kulit hebat,
ginekosmatia (pembesaran
payudara pria).
Diphenhy- Antihistamin, antiemetik, Ampul 10 ml Anak-anak a. Kontra indikasi
dramine HCl / anti spasmodik; = 10 mg/ml 1. Oral, i.m, i.v: Serangan asmatis akut.
Delladryl parkinsonisme, reaksi a. Reaksi alergi : Bayi prematur.
ekstrapiramidal karena 5 mg/kg/hari atau 150 b. Perhatian
obat; anak dengan mg/m2/hari dalam dosis terbagi - Glaukoma sudut sempit.
gangguan emosi tiap 6-8 jam, tidak lebih dari - Kehamilan.
300 mg/hari - Retensi urin, pembesaran prostat.
b. Alergi rhinitis ringan dan - Pasien dengan lesi fokal pada
mabuk perjalanan : korteks serebri.
- 2 sampai < 6 tahun - Hindari mengendarai kendaraan
6,25 mg tiap 4-6 jam; atau mengoperasikan mesin.
maksimal 37,5 mg/hari - Sensitifitas silang terhadap obat-
- Usia 6 sampai <12 tahun obat terkait.
12,5-25 mg tiap 4-6 jam; c. Interaksi obat
maksimal 150 mg/hari Alkohol, depresan susunan saraf
- Usia ≥ 12 tahun pusat, antikolinergik, MAOI
25-50 mg tiap 4-6 jam, (penghambat mono amin oksidase).
maksimal 300 mg/hari d. Efek samping
c. Membantu tidur dimalam hari: - Sedasi.
- Diminum 30 menit sebelum - Gangguan saluran pencernaan.
Tidur - Efek antimuskarinik.
- Usia 2 sampai <12 tahun - Hipotensi, lemah otot, telinga
1 mg/kg/dosis tiap 4 jam; berdenging tanpa rangsang dari
maksimal 50 mg/hari luar, euforia (keadaan emosi
- Usia ≥ 12 tahun : 50mg yang gembira berlebihan), sakit
2. Oral sebagai antitusif kepala.
- 2 sampai < 6 tahun - Perangsangan sistem saraf pusat.
6,25 mg tiap 4 jam; maksimal - Reaksi alergi.
37,5 mg/hari - Kelainan darah.
- 6 sampai <12 tahun
12,5-25 mg tiap 4 jam; maksimal
75 mg/hari
- ≥ 12 tahun
25 mg tiap 4 jam; maksimal 150
mg/hari
3. Pemberian secara i.m dan i.v
Perawatan reaksi dystonic 0,5-
1 mg/kg/dosis

Dewasa
1. Oral :
a. 25-50 mg tiap 6-8 jam
b. Alergi rhinitis ringan dan
mabuk perjalanan :
25-50 mg tiap 4-6 jam; maksimal
300 mg/hari
c. Membantu tidur dimalam hari :
50 mg sebelum tidur
2. Pemberian secara i.m dan i.v
a. 10-50 mg dosis tunggal tiap 2-4
jam, tidak lebih dari 400
mg/hari
b. Reaksi dystonic :
50 mg dosis tunggal, ulang
setelah 20-30 menit jika perlu
3. Topical
tidak boleh diberikan lebih dari 7
hari
Dobutamin Dipertimbangkan untuk kasus Ampul 10 ml a. Laju pemberian yang lazim 2 – 20 a. Cegah pemberian pada TDS < 100
HCl pump problems (gagal jantung = 250 mg µg/kg per menit, titrasi sehingga mmHg dan ada tanda-tanda syok
kongestif, sembab HR tidak sampai meningkat 10 % b. Menyebabkan takiaritmia
paru/congestive pulmonum) dari baseline c. Tidak boleh mencampur dengan
dengan TDS 70 – 100 mmHg b. Untuk penggunaan yang optimal, natrium bikarbonat
dan tidak ada tanda-tanda syok disarankan memonitor hemodinamik d. Kontra indikasi
c. Respon untuk pasien usia - Resisten mekanik dari pengisian
tua menurun signifikan dan atau pengosongan ventrikular
d. Rumus dosis dobutamin dalam seperti tamponade perikardial,
syringe pump adalah : perikarditis konstriktif,
- Sediaan dobutamine 1 ampul = penyumbatan kardiomiopati
250 mg. hipertrofik, & stenosis aorta
- Karena 1 mg = 1.000 berat.
mikrogram maka 1 ampul = - Hipovolemik berstatus parah.
250.000 mikrogram. - Penggunaan bersama dengan
- Syringe pump menggunakan obat-obat penghambat mono
spuit 50 cc. Kecepatan amin oksidase.
pemberian dalam satuan cc/ jam. e. Efek samping
- Maka 1 cc cairan dalam - Meningkatnya detak jantung,
syringe pump
250.000 μg : tekanan darah. 50 cc
 - Dapat memicu aritmia
ventrikular baru & peningkatan
aritmia ventrikuler yang telah ada
Dosis  60xBB sebelumnya.
konsentras i - Kadang-kadang terjadi
Atau kemerahan pada kulit, demam,
Dosis  60xBB eosinofilia, bronkhospasme,
5.000 tidak bisa menahan berkemih.
- Perubahan kadar gula
Contoh: pada penderita diabetes
Pasien dengan BB 50 kg. Dosis
dobutamin dimulai dari 5
mg/kgBB/menit.

5  60x50 15.000
5.000  5.000  3 cc/jam

e. Rumus hitung tetesan dobutamin


per drip :
- Faktor pengencer
250.000
500  500
- Rumus menggunakan kolf
Dosis  60xBB
500
Hasil disesuaikan makro/ mikro

f. Rumus untuk low cardiac output.


- Dosis kecil : 1 –3 μg/kg/min
(Renal dose)
Menstimulir Dopaminergic
receptors, menyebabkan
vasodilatasi.
- Dosis sedang : 3 –10 μ g/kg
/min Menstimulir beta 1
receptor, menyebabkan
peningkatankontraktilitas
myocard, heart rate dan
konduksi.
- Dosis besar : 10 –15 μ g/kg/ min.
Menstimuliralpha receptors.
Alpha 1: vasokonstriksi arteriole
dan venulae  SVR (systemic
BP) meningkat, PVR (pulmonary
artery pressure) meningkat.
Alpha 2: vasodilatasi arteriole
dan venulae sertadepresi
sympathic  PenurunanSVR,
PVR danheart rate.
g. Dosis untuk CO ↓ BP ↓ (SBP < 100
mmHg) SVR ↑
Dosis : 2 –15 μg/kg/min.
Dopamin a. Obat pilihan kedua Ampul 5 ml = a. 5 – 20 µg/kg/menit, titrasi - Turunkan bertahap (tapering)
untuk bradikardia 200 mg sampai respon tercapai - Jangan mencampur/ melarutkan
simtomatis (setelah b. Rumus dosis dopamin dalam dengan natrium bikarbonat, lakukan
atropin) syringe pump adalah : pengenceran dengan D5%, D5 1/2
b. Hipotensi (TDS 70 – 100 - Sediaan dopamine 1 ampul = NS, D10 0,18 NS; RL
mmHg) 200 mg. - Diberikan dengan syringe pump atau
- Karena 1 mg = 1.000 mikrogram infusion pump, harus selalu drip,
maka 1 ampul = 200.000 bukan IV bolus
mikrogram. - Bisa menyebabkan takiaritmia,
- Syringe pump menggunakan vasokonstriksi yang eksesif
spuit 50 cc. Kecepatan
pemberian dalam satuan cc/ jam.
- Maka 1 cc cairan dalam
syringe pump :
200.000 μg
50 cc  4.000g

Dosis  60xBB
konsentras i
atau
Dosis  60xBB
4.000
Contoh:
Pasien dengan tekanan darah 80/50
mmHg dan BB 50 kg. Dosis dopamin
dimulai dari 5
mikrogram/kgBB/menit.

5 60x50 15.000
4.000  4.000  3,75 cc/jam
c. Rumus hitung tetesan dopamin
per drip :
Contoh:
- Pasien dengan berat 80 kg
- Diberikan dopamin 10
mcg/kgbb/menit dalam 250 ml NS
(mikrodrip).
- Dopamin 1 ampul : 200 mg /
10 ml
- Hitung dosis
: 10 mcg/kgbb/menit
: 10 mcg x 80 kg x 1 menit
: 800 mcg / menit
- Hitung tetesan
: 250 ml / 200 mg) x (800 mcg/1
menit) x (60 gtt / 1 ml)
: (250 ml / 200000 mcg) x 800
mcg/menit x 60 gtt/ml
: (25 / 20) x 8 x 6 gtt/menit
: 5/4 x 8 x 6 gtt / menit
: 60 gtt/menit
Epinefrin/ a. Henti jantung : fibrilasi Ampul 1 ml = a. IV/IO a. Peningkatan tekanan darah dan
adrenalin ventrikel (VF), takikardi 1 mg 1 mg diberikan/diulang setiap 3 – 5 frekuensi nadi dapat
ventrikel tanpa denyut nadi menit menyebabkan iskemia miokard,
(pulseless VT), asistol, PEA b. Endotrakeal angina, dan peningkatan
(Pulseless Electrical 2 – 2,5 mg (2 – 2,5 kali dosis IV/IO), kebutuhan oksigen miokard
Activity) dilarutkan dalam 10 ml PZ/NS b. Dosis besar tidak meningkatkan
b. Bradikardia simtomatis c. Infus kontinyu perbaikan kesudahan (outcome)
c. Hipotensi berat 1 mg dilarutkan dalam 500 ml NS status neurologis, bahkan bisa
d. Anafilaksis, reaksi alergi atau D5%, kecepatan inisial 1 menyebabkan disfungsi miokard
berat : kombinasi bersama µg/menit dititrasi sampai mencapai post-resusitasi
sejumlah besar cairan, efek
kortikosteroid, antihistamin d. Reaksi atau syok anafilaktik
0,3-0,5 mg SC dapat diulang setiap
15-20 menit.
e. Bradikardi atau hipotensi
Diberikan perinfus dengan dosis
1mg (1 mg = 1 : 1000) dilarutkan
dalam 500 cc NaCl 0,9 %, dosis
dewasa 1 μg/mnt dititrasi sampai
menimbulkan reaksi hemodinamik,
dosis dapat
mencapai 2-10 μg/mnt
Furosemide a. Terapi ajuvan untuk edema Ampul 2 ml = 0,5 – 1 mg/kg diberikan 1 – 2 menit, jika a. Dehidrasi
paru akut (ALO : Acute 20 mg tidak respon : 2 mg/kg diberikan pelan 1 b. Hipovolemia
Lung Oedem) pada pasien – 2 menit (pemberian lazim dengan c. Hipotensi
dengan TDS > 90 mmHg drip/memakai syringe pump) d. Hipokalemia atau gangguan
(tanpa gejala dan tanda keseimbangan elektrolit
syok) lainnya
b. Hipertensi emergensi
c. Peningkatan tekanan
intracranial
Diltiazem Hipertensi esensial ringan a. Dosis a. Kontra indikasi
HCl sampai sedang, angina pektoris, - Intravena = 0,25 Gagal jantung kongestif berat, blok
angina pektoris varian. mg/kgbb diberikan dalam atrio-ventrikular (AV) derajat kedua
2 menit. atau ketiga atau sick sinus syndrome,
- Pertetrasi disesuaikan dengan kehamilan.
kebutuhan (5-10 b. Efek samping
mcg/kgbb/menit). Bradikardia, pusing, sakit kepala bila
b. Cara pemberian herbesser. terkena cahaya, blok AV, kulit
- 2 ampul herbesser @ 50 mg (= kemerahan, perasaan tidak enak
100 mg ), diencerkan dengan PZ badan yang tidak jelas, sakit kepala,
0,9% 50 cc. peningkatan SGOT dan SGPT, ruam,
- Rumus : gatal-gatal, gangguan lambung-usus.
Permintaan (micro) x BB x 60 /
2000 = ml/jam.

Kalsium Digunakan untuk perbaikan 1 vial = 25 a. Diberikan secara pelahan-lahan IV


gluconat/ kontraksi otot jantung, mEq selama 10-20 menit atau dengan
kalsium stabilisasi membran sel otot menggunakan drip
klorida jantung terhadap depolarisasi. b. Dosis 4-8 mg/Kg BB untuk kalsium
Juga digunakan untuk glukonat dan 2-4 mg/Kg BB untuk
mencegah transfusi masif atau kalsium klorida.
efek transfusi akibat darah c. Dalam tranfusi, setiap 4 kantong
donor yang disimpan lama darah yang masuk diberikan 1
ampul kalsium gluconat
d. Pengenceran tiap 12,5 mEq/48 cc
e. Faktor pengenceran :
Dosis yang diminta
12,5 mEq
f. Waktu ganti :
Waktu yang diminta
Faktor pengencera
n
g. Dosis per syringe pump :
48 cc
Waktu ganti

Contoh:
Pasien membutuhkan KCl 100 mEq
dalam 24 jam.
- Hitung faktor pengenceran :
100 mEq
 8  pengencera n
12,5 mEq

- Hitung waktu ganti :

24 jam
8  pengencera n 3 jam
- Hitung dosis per syringe pump :
48 cc
 16 cc/jam
3 jam

Lidokain a. Alternatif amiodaron pada Ampul 2 ml = a. Henti jantung karena VF/VT a. Hati-hati pada penderita :
henti jantung karena 40 mg dosis inisial 1 – 1,5 mg/kg - syok kardiogenik
VF/VT IV/IO bolus - dekompensasi kordis
b. Obat pilihan utama untuk b. VF refrakter - usia > 70 tahun
PVC (Paroxismal 0,5 – 0,75 mg/kg IV bolus, diulang - penyakit liver
Ventrikel Contraction) tiap 5 – 10 menit; maksimal 3 kali b. Stop pemberian jika ada efek
berbahaya/mengancam pemberian (3 mg/kg) samping :
nyawa : c. Endotrakeal - somnolen
- Multipel 2 – 4 mg/kgBB - gatal-gatal
- Multifokal - konvulsi
- Bigemini - bicara kabur/tak jelas
- Salvo/run
- R on T
c. VT stabil dengan ventrikel
kiri yang baik
Magnesium a. Direkomendasikan untuk Dosis untuk Torsades de pointes 1-2 gr a. Efek Samping
sulfat pengobatan Torsades de dilarutkan dengan dektrose 5% diberikan - Serum Mg lebih besar dari 1.2
pointes pada ventrikel selama 5-60 menit. Drip 0,5-1 gr/jam iv mmol/L (3 mg/dL): Penekanan
takikardi, keracunan selama 24 jam CNS; Efek GI (diare); penekanan
digitalis. fungsi neuromuskular.
b. Preeklamsia - Serum Mg lebih besar dari 2.1
mmol/L (5 mg/dL): Efek CNS
(somnolence/mengantuk); Efek
CV (kulit kemerah-merahan).
- Serum Mg lebih besar dari 5.1
mmol/L (12.5 mg/dL): Efek CV
(complete heart block); Efek
berturut-turut (depresi).
b. Instruksi Khusus
- Awasi BP
- Awasi tanda-tanda
hipermagnesemia untuk
menghindari kelebihan dosis.
(Awasi diare, arrhythmias,
hipotensi, depresi CNS ketika
melakukan pemberian obat
dengan cepat dengan bolus IV)
- Hindari penggunaan pada pasien
dengan sumbatan jantung atau
gagal ginjal akut dan jangan
melakukan pemberian obat dalam
waktu 2 jam setelah pemberian
pertama.
- Gunakan dengan hati-hati pada
pasien penderita kerusakan ginjal
akut dan pasien myasthenia
gravis
Morfin a. Chest pain dengan Acute Ampul 1 ml = a. Dosis inisial : 2 – 4 mg IV dalam 1 – a. Bisa menyebabkan depresi napas
Coronary Syndrome (ACS) 10 mg 5 menit, setiap 5 sampai 30 menit b. Menyebabkan hipotensi (pada pasien
yang tak respon dengan b. Dosis ulangan : 2 – 8 mg dengan deplesi volume cairan)
nitrat pada interval 5 sampai 15 c. Gunakan dengan hati-hati/perhatian
b. Edema paru akut menit penuh pada kasus infark ventrikel
kardiogenik (bila TD c. Masukkan pelan-pelan dan titrasi kanan
adekuat) sampai tercapai efek d. Antidotum : nalokson (0,4 – 2 mg
IV)
Nicardipine a. Hipertensi emergensi Ampul 10 ml a. Hipertensi emergensi a. Kontraindikasi
HCl b. Hipertensi krisis selama = 10 mg 0,5 – 6 mcg/kgBB/menit (syringe - Pasien yang kemungkinan
pembedahan pump/drip infus) memiliki hemostasis tidak
b. Hipertensi akut selama operasi lengkap dengan perdarahan
- 2 – 10 mcg/kgBB/menit intrakranial
(syringe pump/drip infus) - Pasien dengan peningkatan
- 10 – 30 mcg/kgBB (bolus IV) tekanan intrakranial saat
fase akut stroke serebral
- Pasien dengan riwayat
hipersensitif terhadap produk
ini
b. Perhatian
- Pasien dengan gangguan fungsi
hati dan ginjal
- Pasien dengan stenosis aorta
c. Efek samping
Ileus paralitik, hipoksemia, edema
paru, dyspnea, trombositopenia,
gangguan fungsi hati, dan jaundis.
Takikardi, hipotensi, peningkatan
kreatinin dan BUN, sakit kepala,
nausea, muntah, mual dan
hipersensitif.
Natrium Diberikan untuk dugaan Dosis 1 meq/kg BB bolus dapat diulang Jangan diberikan rutin pada pasien henti
bikarbonat hiperkalemia (kelas I), setelah dosis setengahnya. jantung.
sirkulasi spontan yang timbul
pada henti jantung lama (kelas
II B), asidosis metabolik karena
hipoksia (kelas III) dan
overdosis antidepresi trisiklik.

Nitroglise-rin a. Bedah : mengontrol dengan Ampul 10 ml a. Pembedahan a. Kontra indikasi


cepat hipertensi selama = 10 mg Dosis awal 25 mcg/menit, bisa Anemia yang jelas, perdarahan otak
bedah jantung, menurunkan ditingkatkan dengan kenaikan 25 berat, hipovolemia tak terkoreksi
mcg/menit pada jarak waktu 5 menit atau hipotensi berat.
tekanan darah & menjaga
sampai tekanan darah stabil. Pasien dengan kecenderungan
hipotensi yang terkontrol b. Iskemia miokardial perioperatif glaukoma sudut tertutup.
selama prosedur bedah, Dosis awal 15-20 mcg/menit b. Perhatian
mengkontrol iskemia kenaikan berikutnya 10-15 - Hipotiroidisme, hipotermia,
miokardial selama dan mcg/menit sampai efek yang malnutrisi, penyakit ginjal
setelah bedah dibutuhkan tercapai. atau hati yang parah.
kardiovaskuler (jantung - Dibutuhkan pengawasan ketat
terhadap denyut nadi dan tekanan
dan pembuluh darah).
c. Gagal jantung kongestif darah.
b. Angina tak stabil yang unresponsif c. Efek samping
kebal terhadap pengobatan Dosis awal 20-25 mcg/menit, dapat - Sakit kepala, mual, hipotensi,
dengan β-bloker dan Nitrat diturunkan menjadi 10 mcg/menit takhikardia, muntah-muntah,
sublingual (di bawah atau ditingkatkan secara bertahap pembentukan keringat yang
lidah). dengan peningkatan sebesar 20-25
banyak, ketakutan pada sesuatu
c. Gagal jantung kongestif mcg/menit tiap 15-30 menit sampai
efek yang diinginkan tercapai. yang akan terjadi,
sekunder yang tak keresahan/kegelisahan, otot
d. Angina tak stabil
responsif terhadap infark berkedut/ bergerenyet, rasa tidak
Dosis awal 10 mcg/menit dengan
miokardial akut. enak di belakang tulang dada,
peningkatan sebesar 10 mcg/menit
yang dilakukan dengan jarak waktu berdebar, pusing, nyeri perut.
sekitar 30 menit tergantung pada - Bradikardia paradoksikal.
kebutuhan pasien.
Norepine-frin Hipotensi akut, septikemia 1 vial = 4 mg a. Dosis : 0,01–0,10 μg/kg/min. a. Kontra indikasi
(keracunan darah oleh bakteri b. Start : 0,05 μg/kg/min. - Pasien yang hipotensi akibat
kehilangan darah kecuali sebagai
tindakan darurat sampai terapi
volume darah selesai.
- Anestesi siklopropan dan
patogenik dan atau zat-zat yang c. Dosis pemberian kelipatan 25 halotan, trombosis pembuluh
dihasilkan oleh bakteri d. Rumus dosis dobutamin dalam
darah tepi atau mesenterik.
tersebut). syringe pump adalah :
- Sediaan 1 vial = 4 mg. b. Perhatian
- Karena 1 mg = 1.000.000 - Hipertensi, ekstravasasi
nanogram maka 1 ampul = (keluarnya darah dari pembuluh-
4.000.000 mikrogram. pembuluh darah di dalam
- Syringe pump menggunakan badan).
spuit 50 cc. Kecepatan
pemberian dalam satuan cc/ jam. - Harus diberikan melalui vena
- Maka 1 cc cairan dalam syringe besar.
pump : c. Efek samping
- Adakalanya terjadi bradikardia,
4.000.000 g
 80.000g kecemasan, sakit kepala yang
50 cc
bersifat sementara.
- Deplesi volume darah
Dosis  60xBB (penggunaan jangka panjang).
konsentras i - Kesulitan bernafas, iskemia.

Atau
Dosis  60xBB
5.000

Contoh:
25  60x50
Pasien dengan BB 50 kg. Dosis
75.000
80.000  80.000  0,9 cc/jam
Noradrena- Syok kardiogenik berat dan Ampul 4 ml = a. Diberikan hanya melalui jalur IV a. Meningkatkan oxygen
lin secara hemodinamik : hipotensi 4 mg b. Campurkan 4 mg atau 8 mg demand miocard, TD dan HR
signifikan (TDS < 70 mmHg) noradrenalin ke dalam 250 ml b. Bisa menginduksi aritimia. Hati-hati
dengan resistensi perifer D5%, D5NS (bukan NS), jangan penggunaan pada pasien iskemia
keseluruhan rendah memasukan pada jalur yang sama akut; monitor cardiac output
dengan larutan alkalis c. Ekstravasasi obat menimbulkan
c. Dibutuhkan dosis yang lebih nekrosis jaringan, jika terjadi :
besar untuk meningkatkan perfusi campur phentolamin 5 – 10 mg ke
yang adekuat pada kasus drug- dalam 10 – 15 ml NS,
induced infiltrasikan
Hypotension ke area ekstravasasi
Pethidin Nyeri sedang sampai berat, Ampul 2 ml = a. Dewasa : a. Kontraindikasi
sebagai suplemen sedasi 50 mg - 50–150 mg setiap 3-4 jam - Pasien yang menggunakan
sebelum pembedahan, nyeri - Injeksi intravena lambat 15– trisiklik antidepresan dan
pada infark miokardium 35 mg/jam (IM/SC) MAOi. 14 hari sebelumnya
walaupun tidak seefektif morfin (menyebabkan koma, depresi
sulfat, untuk menghilangkan - Sebelum pembedahan pernapasan yg parah, sianosis,
ansietas pada pasien dgn 50 – 100 mg (IM/SC) hipotensi, hipereksitabilitas,
dispnea karena acute b. Anak-anak hipertensi, sakit kepala, kejang)
pulmonary edema & acute left 1.1–1.8 mg/kgBB setiap 3–4 jam jika - Hipersensitivitas
ventricular failure perlu - Pasien dengan gagal ginjal lanjut
b. Efek Samping
- Depresi pernapasan,
- Sistem saraf : sakit kepala,
gangguan penglihatan, vertigo,
depresi, rasa mengantuk, koma,
eforia, disforia, lemah, agitasi,
ketegangan, kejang,
- Pencernaan : mual, muntah,
konstipasi,
- Kardiovaskular : aritmia,
hipotensi postural,
- Reproduksi, ekskresi &
endokrin : retensi urin,
oliguria.
- Efek kolinergik : bradikardia,
mulut kering, palpitasi,
takikardia, tremor otot,
pergerakan yg tidak
terkoordinasi, delirium atau
disorintasi, halusinasi.
- Lain-lain : berkeringat, muka
merah, pruritus, urtikaria, ruam
kulit
Propofol Menginduksi & Ampul 5 ml = a. Induksi anestesi umum : Efek samping :
mempertahankan anestesi 20 mg/ml - Dewasa < 55 tahun - Nyeri pada tempat penyuntikan
umum, sedasi selama perawatan Diawali dengan 40 mg secara - Hipotensi
intensif. bolus intravena lambat dalam - Berhentinya pernafasan untuk
jarak waktu 10 detik sampai sementara waktu
mulai terjadi reaksi anestesi. - Gerakan epilepsi, kejang
- Dosis lazim - Reaksi distonik
2-2,5 mg/kg berat badan. - Edema paru
- Anak > 8 tahun - Sakit kepala
2,5 mg/kg berat badan secara - Mual muntah
intravena lambat sampai mulai - Henti jantung
terjadi reaksi anestesi. - Urin berwarna hijau atau
b. Mempertahankan anestesi umum : merah kecoklatan
- Dewasa - Perubahan prilaku seksual.
4-12 mg/kg berat badan/jam
secara infus yang terus-menerus
(drip infusion).
- Penyuntikan ulang secara bolus
sebesar 25-50 mg tergantung
pada respon.
- Anak > 3 tahun
9-15 mg/kgBB/jam.
c. Sedasi selama perawatan intensif 1-
2 mg/kg berat badan secara injeksi
bolus, dilanjutkan dengan infus yang
terus-menerus (drip infusion) yang
disesuaikan tergantung pada tingkat
kebutuhan sedasi.
Sulfas atropin a. Merupakan antikolinergik, a. Dosis 1 mg IV bolus dapat diulang Kontra indikasi : Bradikardi dengan
bekerja menurunkan tonus dalam 3-5 menit sampai dosis total irama EKG AV blok derajat II tipe 2
vagal dan memperbaiki 0,03-0,04 mg/kg BB, untuk atau derajat III.
sistim konduksi bradikardi 0,5 mg IV bolus setiap 3-
AtrioVentrikuler 5 menit maksimal 3 mg.
b. Asistole atau PEA lambat b. Dapat diberikan intratrakeal atau
(kelas II B), bradikardi transtrakeal dengan dosis 2–2,5
(kelas II A) selain AV blok kali dosis intra vena diencerkan
derajat II tipe 2 atau menjadi 10 cc
derajat III (hati-hati
pemberian atropine pada
bradikardi dengan iskemi
atau infark miokard),
keracunan
organopospat (atropinisasi)
Tranexamic a. Fibrinolisis pada a. Dosis oral : a. Kontraindikasi :
Acid menoragia, epistaksis, 1-1,5 gram (atau 15-25 mg/kg) 2 - 4 - Penderita yang hipersensitif
traumatic hyphaemia, x/hari. terhadap asam traneksamat.
neoplasma tertentu, b. Dosis injeksi IV perlahan : - Penderita perdarahan
komplikasi 0,5 -1 g (atau 10 mg/kg) 3 x/hari subarakhnoid.
b. pada persalinan (obstetric c. Dosis infus kontinyu : - Penderita dengan riwayat
complications) dan berbagai 25-50 mg/kg setiap hari. tromboembolik.
prosedur operasi termasuk d. Dosis anak : - Tidak diberikan pada pasien
operasi kandung kemih, 25 kg/mg melalui oral atau 10 mg/kg dengan pembekuan intravaskular
prostatektomi atau konisasi melalui intra vena setiap 2-3 x/hari aktif.
serviks. e. Perdarahan setelah operasi gigi - Penderita buta warna.
c. Hemofilia pada pencabutan pada penderita hemofilia b. Efek samping :
gigi dan profilaksis pada - Sebelum operasi - Gangguan pada saluran
angioedema herediter. 10 mg/kgBB pencernaan (mual, muntah, diare)
(IV). gejala ini akan hilang bila dosis
- Setelah operasi dikurangi.
25 mg/kgBB (oral) 3-4 x/hari - Hipotensi jarang terjadi.
selama 2-8 hari.
Xylomidon Analgetik, antipiretik dan anti
Radang
DOSIS PADA ANAK-ANAK
Obat Dosi
s
Epinephrin 0,01/Kg BB dapat diulang 3-5 menit dengan dosis 0,01 mg/KgBB iv (1:1000)
Atropin 0,02 mg/KgBB iv (minimal 0,1 mg) dapat diulangi dengan dosis 2 kali maksimal 1mg
Lidokain 1 mg/KgBB iv
Natrium Bikarbonat 1 meq/KgBB iv
Kalsium Klorida 20-25 mg/KgBB iv pelan-pelan
Kalsium Glukonat 60–100 mg/KgBB iv pelan-pelan
Diazepam 0,3-0,5 mg/Kg BB iv bolus
Furosemide 0,5-1 mg/KgBB iv bolus
PERALATAN DAN OBAT-OBATAN EMERGENCY
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah blok keperawatan gawat darurat I

Disusun oleh :
Eri Bagus P 213116100
Desline Mersili 213116101
Rivan saepuloh 213116102
Virgin Reformatika 213116103
Ajeng irfa N 213116104
Rina Evariani 213116105
Yosie puspasari 213116106
Syafitri W 213116107
Anggi Rahmayunita 213116108

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENEDERAL ACHMAD YANI


CIMAHI
2019

Anda mungkin juga menyukai