Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK 6

MATA PELAJARAN PPKN


SEMESTER 2 TAHUN AJARAN 2020

BENTUK KEBERAGAMAN YANG ADA DI


INDONESIA PROVINSI PAPUA

DISUSUN OLEH KELAS 96


Ketua kelompok: -Fabian syafa ramadhan
Sekertaris : -Naia ananda s.
Anggota : -Dzahwa putrianti.A
-Umai rotunnisa
-Alisya putri darmawan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, shalawat
serta salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta
keluarga dan sahabatnya. Berkat kudrat dan iradat-Nya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas
tentang “provinsi papua”
Makalah ini merupakan salah satu tugas Pendidikan
Kewarganegaraan kelas 9.6 semester 2
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa terima kasih
dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak
yang telah memberikan bantuan, dorongan, bimbingan dan
arahan kepada penyusun.
Dalam makalah ini kami menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan
dan kesempurnaan sangat kami nantikan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para pembaca
pada umumnya.
PENGERTIAN
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang
terletak di bagian timur Indonesia.Provinsi Papua dulu
mencakup seluruh wilayah Papua. Pada masa
pemerintahan kolonia Hindia-Belanda, wilayah ini dikenal
sebagai Nugini Belanda ( Nederlands Nieuw-Guinea atau
Dutch New Guinea ). Setelah belanda di bawah
penguasaan Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai
Provinsi Irian Barat sejak tahun 1969 hingga 1973.
Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh
Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan
emas Freeport, nama yang tetap secara resmi hingga
tahun 2002.Nama provinsi ini diganti menjadi Papua
sesuai UU No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus
Papua. Bagian timur tetap memakai nama Papua
sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Papua
Barat.
1.Bahasa
Terdapat ratusan bahasa daerah yang berkembang pada kelompok
etnik yang ada di Papua. Aneka Berbagai bahasa ini menyebabkan
kesulitan dalam berkomunikasi antara satu kelompok etnik dengan
kelompok etnik lainya. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia digunakan
secara resmi oleh masyarakat-masyarakat di Papua bahkan hingga ke
pedalaman. Namun ada masyarakat yang tidak mengerti bahasa
Indonesia karena minimnya pendidikan yang ada di Papua

2. Pakaian Tradisional
Pakaian adat Papua untuk pria dan wanita hampir sama bentuknya.
Pakaian adat itu memakai hiasan-hiasan seperti hiasan kepala berupa
bentuk burung cendrawasih, gelang, kalung, dan ikat pinggang dari
manik-manik, serta rumbai-rumbai pada pergelangan kaki. Namun ada
juga masyarakat suku pedalaman Papua yang hanya menggunakan
koteka dalam membalut tubuhnya

3. Rumah Adat
Rumah adat Papua memiliki nama Rumah Honai, dimana bahan yang
diguanakan untuk membuat rumah Honai yaitu dari kayu dengan dan
atapnya berbentuk kerucut yang terbuat dari jerami atau ilalang.
Rumah tradisional Honai mempunyai pintu yang kecil dan tidak
berjendela.. Sebenarnya struktur Honai dibangun sempit atau kecil dan
tidak berjendela bertujuan untuk menahan hawa dingin pegunungan
Papua.Umumnya rumah Honai terdiri dari 2 lantai yang terdiri dari
lantai pertama untuk tempat tidur sedangkan lantai kedua digunakan
sebagai tempat untuk bersantai, makan, serta untuk mengerjakan
kerajinan tangan
4. Tari Tradisional
Papua memiliki berbagai macam tarian yang unik dan menarik, seperti
tari selamat dating yang merupakan tarian khas papua yang
menggambarkan kegembiraan hati para penduduk dalam menyabut
para tamu terhormat yang datang ke wilayah mereka. Tari ini memiliki
gerakan yang menarik, dinamik dan dilakuakan dengan semangat

5. Senjata Tradisional
Papua memiliki senjata tradisional yang digunakan untuk melawan
musuh. Seperti pisau belati papua yang terbuat dari tulang kaki burung
kasuari dan bulu burung tersebut yang menghiasi pinggiran belati
tersebut. Namun ada senjata lain yang biasanya di gunakan yaitu busur
dan panah serta lembing yang digunakan untuk berburu.

6. Makanan Khas
Makanan khas papua yaitu sagu yang di buat jadi bubur atau yang
dikenal dengan nama papeda. Masyarakat papua biasanya menyantap
papeda bersama kuah kuning, yang terbuat dari ikan tongkol atau ikan
mubara dan di bumbui kunyit dan jeruk nipis. Selain itu banyak olahan
ikan khas papua sampai yang ekstrem yaitu sate ulat sagu
7. Alat Musik
Papua memiliki banyak alat musik tradisional salah satunya yaitu tifa.
Tifa merupakan salah satu alat musik pukul yang bentuknya hampir
mirip dengan gendang. Alat musik Tifa terbuat dari kayu yang mana
pada bagian tengah kayu tersebut dibuat lubang besar yang
dibersihkan. Lalu diujung salah satu kayu tersebut ditutup dengan
mengunakan kulit rusa yang telah dikeringkan yang berfungsi agar alat
musik Tifa ini bisa menghasilkan suara yang indah dan bagus.

8. Agama
Sebagian masyarakat Papua masih memiliki kepercayaan totemisme,
sebagai bentuk kepercayaan yang memandang asal-usul manusia
berasal dari dewa-dewa nenek moyang, dan masih ada suku suku yang
tertutup atau tidak mau berhubungan dengan dunia luar. mendiami
tiga distrik yakni Merauke, Okaba dan Muting, Kabupaten Merauke,
Papua. Namun walaupun begitu sebagian dari mereka telah memeluk
beberapa agama resmi yang diakui oleh pemerintah.Di Papua Timur
sebagian agamanya beragama Kristen dengan persentase sebagai
berikut :

· Protestan ( 51.2 % ), Katolik ( 25.42 % ), Islam ( 20% ),Hindu ( 3 % )

dan Buddha ( 0.13 % )

Sedangkan di Papua Barat :

· Kristen ( 50.7 % ), Islam ( 41.3 % ), Katolik ( 7.7% ), Hindu ( 0.1 % ),


Buddha ( 0.1 % ), dan Konghucu ( 0.1 % )
9. Suku
terdapat banyak suku yang mendiami di papua, papua juga terkenal
dengan kekayaan alam yang terpendam di dalamnya. Banyak jutaan
mata di dunia yang tertarik dengan pulau ini. Bukan hanya sumber daya
alamnya yang melimpah saja, keindahan alam papua juga bak surga
dunia yang sangat mempesona.

Selama belasan tahun terakhir ini, nama papua telah dikenal orang di
dunia. Beragam keunikan yang dimiliki papua akan membuat anda
jatuh hati dengan pulau ini, khususnya adalah Suku Papua yang banyak
dan mempunyai ciri khas sendiri.

Ada banyak sekali Suku Papua. Tidak sedikit dari suku tersebut masih
primitif dan memegang erat adat istiadat nenek moyang sampai
sekarang. Seperti Suku Asmat, Suku Amungme, Suku Asmat mungkin
familiar di telinga anda. Bukan hanya itu saja, masih banyak suku lagi di
papua.

Suku Bangsa di Papua


1. Suku Asmat 5. Suku Muyu
2. Suku Amungme 6. Suku Bauzi
3. Suku Dani 7. Suku Huli
4. Suku Korowai
10. Adat Istiadat
Adat Istiadat Indonesia

Pulau yang terletak di bagian timur Indonesia ini ternyata menyimpan


ragam budaya yang juga sayang untuk dilewatkan. Papua yang terkenal
dengan suku Dani mempunyai adat istiadat yang cukup unik dan
berbeda. Namun hal ini justru menambah khasanah kebudayaan di
Indonesia. Berikut ini beberapa adat istiadat yang masih dilestarikan
oleh masyarakat Papua.

* TRADISI POTONG JARI

Tradisi yang terdengar menyeramkan ini nyatanya masih dilakukan oleh


suku Dani hingga saat ini. Pemotongan jari merupakan simbol rasa duka
dan kesedihan apabila ada anggota keluarga atau sanak saudara yang
meninggal. Selain sebagai simbol rasa duka, tradisi potong jari juga
dipercaya dapat mencegah terulangnya kemalangan yang menimpa
keluarga tersebut.

* PESTA BATU BAKAR


Pesta batu bakar merupakan salah satu perayaan yang dilakukan oleh
suku Dani. Pesta ini biasa diselenggarakan untuk merayakan
pernikahan, kelahiran, maupun merayakan kemenangan dari perang.
Dalam pesta ini mereka akan memasak berbagai jenis makanan mulai
dari umbi-umbian hingga babi untuk dikonsumsi secara bersama-
sama.Bahan-bahan makanan tersebut akan dimasukkan ke dalam
lubang yang berisi batu dan dedaunan. Nantinya makanan tersebut
akan dibagikan ke seluruh penduduk desa. Dalam memulai proses
pembakaran, suku Dani menyalakan api secara tradisional yaitu dengan
menggosok batu hingga timbul percikan api.

* TRADISI MUMI
Suku Dani ternyata juga mempunyai kebiasaan mengawetkan mayat.
Bedanya, mereka tidak membalut mayat melainkan menjemur
kemudian menyimpan di dalam gua. Salah satu mumi yang paling tua
diketahui telah berusia 300 tahun. Mumi ini diletakkan di rumah dan
terkadang dikeluarkan apabila ada wisatawan yang tertarik untuk
melihatnya.

Sosial Budaya Provinsi Papua


Mengacu pada perbedaan tofografi dan adat istiadat, penduduk Papua
dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, masing-masing:

1. Penduduk daerah pantai dan kepulauan dengan ciri-ciri umum


rumah di atas tiang (rumah panggung) dengan mata pencaharian
menokok sagu dan menangkap ikan);

2. Penduduk daerah pedalaman yang hidup di daerah sungai, rawa


danau dan lembah serta kaki gunung. Umumnya mereka bermata
pencaharian menangkap ikan, berburu dan mengumpulkan hasil hutan;

Penduduk daerah dataran tinggi dengan mata pencaharian berkebun


dan berternak secara sederhana.

Kelompok asli di Papua terdiri atas 193 suku dengan 193 bahasa yang
masing-masing berbeda. Tribal arts yang indah dan telah terkenal di
dunia dibuat oleh suku Asmat, Ka moro, Dani, dan Sentani. Sumber
berbagai kearifan lokal untuk kemanusiaan dan pengelolaan lingkungan
yang lebih baik diantaranya dapat ditemukan di suku Aitinyo, Arfak,
Asmat, Agast, Aya maru, Mandacan, Biak, Arni, Sentani, dan lain-lain.

Umumnya masyarakat Papua hidup dalam sistem kekerabatan dengan


menganut garis keturunan ayah (patrilinea). Budaya setempat berasal
dari Melanesia. Masyarakat berpenduduk asli Papua cenderung
menggunakan bahasa daerah yang sangat dipengaruhi oleh alam laut,
hutan dan pegunungan.

Dalam perilaku sosial terdapat suatu falsafah masyarakat yang sangat


unik, misalnya seperti yang ditunjukan oleh budaya suku Komoro di
Kabupaten Mimika, yang membuat genderang dengan menggunakan
darah. Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya yang gemar melakukan
perang-perangan, yang dalam bahasa Dani disebut Win. Budaya ini
merupakan warisan turun-temurun dan di jadikan festival budaya
lembah Baliem. Ada juga rumah tradisional Honai, yang didalamnya
terdapat mummy yang di awetkan dengan ramuan tradisional.
Terdapat tiga mummy di Wamena; Mummy Aikima berusia 350 tahun,
mummy Jiwika 300 tahun, dan mummy Pumo berusia 250 tahun.

Di suku Marin, Kabupaten Merauke, terdapat upacara Tanam Sasi,


sejenis kayu yang dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian upacara
kematian. Sasi ditanam 40 hari setelah hari kematian seseorang dan
akan dicabut kembali setelah 1.000 hari. Budaya suku Asmat dengan
ukiran dan souvenir dari Asmat terkenal hingga ke mancanegara. Ukiran
asmat mempunyai empat makna dan fungsi, masing-masing:
1. Melambangkan kehadiran roh nenek moyang;
2. Untuk menyatakan rasa sedih dan bahagia;
3. Sebagai suatu lambang kepercayaan dengan motif manusia, hewan,
tetumbuhan dan benda-benda lain;

4. Sebagai lambang keindahan dan gambaran ingatan kepada nenek


moyang.

Budaya suku Imeko di kabupaten Sorong Selatan menampilkan tarian


adat Imeko dengan budaya suku Maybrat dengan tarian adat
memperingati hari tertentu seperti panen tebu, memasuki rumah baru
dan lainnya.

Keagamaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi


kehidupan masyarakat di Papua dan dalam hal kerukunan antar umat
beragama di sana dapat dijadikan contoh bagi daerah lain, mayoritas
penduduknya beragama Kristen, namun demikian sejalan dengan
semakin lancarnya transportasi dari dan ke Papua, jumlah orang
dengan agama lain termasuk Islam juga semakin berkembang. Banyak
misionaris yang melakukan misi keagamaan di pedalaman-pedalaman
Papua. Mereka memainkan peran penting dalam membantu
masyarakat, baik melalui sekolah misionaris, balai pengobatan maupun
pendidikan langsung dalam bidang pertanian, pengajaran bahasa
Indonesia maupun pengetahuan praktis lainnya. Misionaris juga
merupakan pelopor dalam membuka jalur penerbangan ke daerah-
daerah pedalaman yang belum terjangkau oleh penerbangan reguler.
Golongan papua

Golongan Papua MelanesoidCiri-ciri golongan Papua Melanesoid adalah


rambut keriting, bibir tebal, dan kulit hitam. Kelompok manusia yang
termasuk golongan ini adalah penduduk Pulau Papua, Kai, dan Aru.Ras
Melanesoid terdapat di wilayah Irian Jaya (Papua), Maluku, dan Nusa
Tenggara Timur.Ciri-ciri ras melanesoid adalah :1. warna kulit hitam;2.
rambut hitam dan keriting;3. bibir agak tebal;4. badan tegap;5. hidung
lebar cenderung pesek;6. tinggi badan rata-rata 160-170 cm.Nenek
moyang bangsa Indonesia adalah para pelaut ulung. Sejak 2000 SM
hingga 50 SM, terjadi gelombang perpindahan penduduk dari bagian
Asia (Yunan) ke wilayah nusantara. Pendapat ini dikuatkan dengan
adanya kesamaan hasil kebudayaan yang ditemukan berupa beliung
atau kapak persegi di Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi bagian
barat. Alat berupa kapak persegi atau beliung ini juga ditemukan di
Siam, Malaka, Burma, Vietnam, Kamboja, dan terutama di Yunnan.
Penduduk dari Yunnan bergerak ke arah selatan sampai ke wilayah
Vietnam. Sebagian menetap di wilayah ini, sebagian lagi melanjutkan
perjalanan berlayar untuk mencari tempat tinggal yang baru
PENUTUP
A. Kesimpulan
Papua adalah sebuah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian
tengah pulau papua atau bagian paling timur West New Guinea(irian
jaya). Belahan timurnya merupakan negara papua nugini atau East New
Guinea. Papua adalah salah satu provinsi yang memiliki budaya yang
bermacam-macam. Di tanah papua juga kita bisa temukan bermacam-
macam suku yang mendiami beberapa wilayah di daratan papua.

Keagamaan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi


kehidupan masyarakat di Papua dan dalam hal kerukunan antar umat
beragama di sana dapat dijadikan contoh bagi daerah lain. Kelompok
asli di Papua terdiri atas 193 suku dengan 193 bahasa yang berbeda
satu dengan lainnya, seperti, Suku Asmat, Suku Ka moro, Suku Dani dan
Suku Sentani. Mengacu pada perbedaan tofografi dan adat istiadat

Simpulan dari penjelasan-penjelasan di atas ialah bahwa kita harus


bercermin pada masyarakat tradisional untuk menata hubungan kita
dengan alam demi keberlanjutan hidup mahluk manusia. Masyarakat
tradisional telah berhasil mewariskan bumi ini dalam keadaan tidak
tercemar kepada kita diwaktu sekarang untuk memanfaatkannya dan
menikmati kehidupan di atasnya. Keberhasilan itu merupakan
perwujudan nyata dari ketaatan mereka terhadap nilai-nilai dan norma-
norma serta sikap yang mereka kembangkan dalam kebudayaannya
untuk menjaga dan melestarikan alam Berbagai sumber daya alam yang
dinikmati sekarang sesungguhnya merupakan bukti nyata keberhasilan
masyarakat tradisional pada masa lampau untuk menjaga, melestarikan
dan mewariskannya bagi kita di waktu sekarang.

Anda mungkin juga menyukai