OLEH :
Namira Syabadilla (183110264)
Nurul Qamaria (183110265)
Rahmezzia Rajni Putri (183110268)
Yuliza Novita (183110280)
Kelas : II C
Dosen Pembimbing :
Ns. Elvia Meti, S.Kep, M.Kep Sp. Mat
KATA PENGANTAR
Kelompok 7
Daftar Isi
BAB I.........................................................................................................................
PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................................
C. Tujuan Penelitian......................................................................................
BAB II.......................................................................................................................
PEMBAHASAN.......................................................................................................
I. Post SC...................................................................................................................
A. Pengertian Post SC....................................................................................
B. Etiologi Post SC.........................................................................................
C. Patofisiologi Post SC.................................................................................
D. Manifestasi Post SC...................................................................................
E. Komplikasi Post SC...................................................................................
F. Pemeriksaan Penunjang Post SC.............................................................
G. Penatalaksanaan Post SC..........................................................................
F. Asuhan Keperawatan Kasus Post SC......................................................
II. Kanker Ovarium.................................................................................................
A. Anatomi Dan Fisiologi Ovarium..............................................................
B. Jenis Kanker Ovarium..............................................................................
C. Pengerian Kanker Ovarium.....................................................................
D. Etiologi Kanker Ovarium.........................................................................
E. Patofisiologi Kanker Ovarium.................................................................
F. WOC...........................................................................................................
G. Faktor Resiko Kanker Ovarium..............................................................
H. Tanda Dan Gejala Kanker Ovarium.......................................................
I. Stadium Kanker Ovarium.......................................................................
J. Penatalaksanaan Kanker Ovarium.........................................................
K. Asuhan Keperawatan Kasus Kanker Ovarium......................................
BAB III......................................................................................................................
PENUTUP.................................................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang.
Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan
pada dinding uterus melalui dinding depan perut.atau vagina atau suatu histerektomia
untuk janin dari dalam rahim yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan baik
pada ibu maupun pada bayi (Mochtar R 1998).Ditemukannya bedah sesar memang
dapat mempermudah proses persalinan sehingga banyak ibu hamil yang lebih senang
memilih jalan ini walaupun sebenarnya mereka bias melahirkan secara normal.namun
faktanya menurut bensons dan pernolls,angka kematian pada operasi sesar adalah 40-
80 tiap 100.000 kelahiran hidup.Angka ini menunjukan resiko 25x lebih besar
dibangdingkan dengan persalinan melalui pervaginaan.Bahkan untuk satu kasus
karena infeksi mempunyai angka 80x lebih tinggi dibandingkan dengan persalinan
pervagina.
Seksio sesaria menempati urutan kedua setelah ekstraksi vakum dengan
frekuensi yang dilaporkan 6% sampai 15% (Gerhard Martius 1997). Sedangkan
menurut statistic tentang 3.509 kasus seksio sesaria yang disusun oleh pell dan
chamberlain,indikasi untuk resiko sesaria adalah diproporsi janin panggul 21%,gawat
janin 14%,plasenta previa 11% pernah seksio sesaria 11%,kelainan letak janin
10%,pre-eklamasi dan hipertensi 7% dengan angka kematian pada ibu sebelum
dikoreksi 17% dan sesudah dikoreksi 0,5% sedangkan kematian janin 14,5%
(Winkjosastro,2005).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami lebih dalam lagi yang
dimaksud dengan asuhan keperawatan dengan post sc.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui dan memahami,pengertian,etiologi,patofisiologi,
manifestasi, komplikasi,pemeriksaan penunjang,penatalaksanaan, asuhan
keperawatan post sc.
b. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. Post SC
A. Pengertian
Operasi Caesar atau sering disebut dengan seksio sesarea adalah melahirkan janin
melalui sayatan dinding perut (abdomen) dan dinding rahim (uterus).Seksio sesaria adalah
suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan
dinding rahim dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta bera janin diatas 500gram.
( Wiknjosastro,2005).Seksio sesaria adalah suatu tidakan untuk melahirkan bayi dengan berat
badan diatas 500gram , melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. (siaksoft.net).
Jenis–jenis seksio sesare
1. Seksio sesarea klasik (korporal)
Dengan sayatan memanjang pada korpus uteri kira – kira sepanjang 10 cm.
2. Seksio sesarea ismika (profunda).
Dengan sayatan melintang konkaf pada segmen bawah rahim kira-kira 10 cm.
B. Etiologi
1. Indikasi yang berasal dari ibu ( etiologi ).
Yaitu pada primigravida dengan kelainan letak, primi para tua disertai
kelainan letak ada, disproporsi sefalo pelvik (disproporsi janin / panggul) ada, sejarah
kehamilan dan persalinan yang buruk, terdapat kesempitan panggul, Plasenta previa
terutama pada primigravida, solutsio plasenta tingkat I – II, komplikasi kehamilan
yaitu preeklampsia-eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit
( jantung, DM ), gangguan perjalanan persalinan ( kista ovarium, mioma uteri dan
sebagainya ).
2. Indikasi yang berasal dari janin.
Fetal distress / gawat janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin,
prolapsus tali pusat dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau
forseps ekstraksi.
C. Patofisiologi
SC merupakan tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat di atas 500 gr dengan
sayatan pada dinding uterus yang masih utuh. Indikasi dilakukan tindakan ini yaitu distorsi
kepala panggul, disfungsi uterus, distorsia jaringan lunak, placenta previa dll, untuk ibu.
Sedangkan untuk janin adalah gawat janin. Janin besar dan letak lintang setelah dilakukan SC
ibu akan mengalami adaptasi post partum baik dari aspek kognitif berupa kurang
pengetahuan. Akibat kurang informasi dan dari aspek fisiologis yaitu produk oxsitosin yang
tidak adekuat akan mengakibatkan ASI yang keluar hanya sedikit, luka dari insisi akan
menjadi post de entris bagi kuman. Oleh karena itu perlu diberikan antibiotik dan perawatan
luka dengan prinsip steril. Nyeri adalah salah utama karena insisi yang mengakibatkan
gangguan rasa nyaman.
Sebelum dilakukan operasi pasien perlu dilakukan anestesi bisa bersifat regional dan
umum. Namun anestesi umum lebih banyak pengaruhnya terhadap janin maupun ibu anestesi
janin sehingga kadang-kadang bayi lahir dalam keadaan upnoe yang tidak dapat diatasi
dengan mudah. Akibatnya janin bisa mati, sedangkan pengaruhnya anestesi bagi ibu sendiri
yaitu terhadap tonus uteri berupa atonia uteri sehingga darah banyak yang keluar. Untuk
pengaruh terhadap nafas yaitu jalan nafas yang tidak efektif akibat sekret yan berlebihan
karena kerja otot nafas silia yang menutup. Anestesi ini juga mempengaruhi saluran
pencernaan dengan menurunkan mobilitas usus.
Seperti yang telah diketahui setelah makanan masuk lambung akan terjadi proses
penghancuran dengan bantuan peristaltik usus. Kemudian diserap untuk metabolisme
sehingga tubuh memperoleh energi. Akibat dari mortilitas yang menurun maka peristaltik
juga menurun. Makanan yang ada di lambung akan menumpuk dan karena reflek untuk batuk
juga menurun. Maka pasien sangat beresiko terhadap aspirasi sehingga perlu dipasang pipa
endotracheal. Selain itu motilitas yang menurun juga berakibat pada perubahan pola eliminasi
yaitu konstipasi. (Saifuddin, Mansjoer & Prawirohardjo, 2002)
D. Manifestasi
1. Preeklamsia ringan
Preeklamsia ringan diikuti oleh beberapa gejala klinis antara lain:hipertensi antara
140/90 atau kenaikan systole dan diastole 30 mmHg/15 mmHg.oedema kaki tangan atau
muka atau kenaikan berat badan I kg/mgg.proteinuria 0.3 gr/24 jamatau plus 1-0,oliguria.
2. Preeklamsia berat
preeklamsia berat ditandai dengan gejala klinis;hipertensi 160/110 mmHg, proteinuria
5gr/24 jam atau plus 4-5 oliguria 400cc/24 jam.oedema paru dapat disertai sianosis.serta
disertai keluhan subjektif:nyeri kepala frontal,gangguan penglihatan,nyeri epigastrium.
3. Eklampsia
Eklampsia ditandai dengan gejala-gejala preeclampsia xan disertai koma ataupun
konvulsi.
E. Komplikasi
1. Infeksipuerperal.
Komplikasi ini bisa bersifat ringan, seperti kenaikan suhu selama beberapa hari dalam
masa nifas, bersifat berat seperti peritonitis, sepsis dsb.
2. Perdarahan.
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-cabang arteri
ikut terbuka, atau karena atonia uteri.
3. Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme paru-paru, dan
sebagainya sangat jarang terjadi.
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak, ialah kurang kuatnya parut pada
dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptura uteri.
Kemungkinan peristiwa ini lebih banyak ditemukan sesudah seksio sesarea klasik.
Anjuran Operasi
1. Dianjurkan jangan hamil lebih kurang satu tahun dengan munggunakan alat
kontrasepsi.
2. Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengam antenatal yang baik.
3. Yang dianut adalah “Once a cesarean not always a cesarean” kecuali pada panggul
sempit atau disporposi segala pelviks
F. Pemeriksaan penunjang
1) USG, untuk menetukan letak impiantasi plasenta.
2) Pemeriksaan hemoglobin
3) Pemeriksaan Hema tokrit
G. Penatalaksanaan
1. Perawatan Pre Operasi Seksio Sesarea
a) Persiapan Kamar Operasi
Kamar operasi telah dibersihkan dan siap untuk dipakai.
Peralatan dan obat-obatan telah siap semua termasuk kain operasi
b) Persiapan Pasien
a. Pasien telah dijelaskan tentang prosedur operasi.
b. Informed consent telah ditanda tangani oleh pihak keluarga pasien
c. Perawat member support kepada pasien.
d. Daerah yang akan di insisi telah dibersihkan (rambut pubis di cukur dan
sekitar abdomen telah dibersihkan dengan antiseptic).
e. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pengkajian untuk mengetahui penyakit
yang pernah di derita oleh pasien.
f. Pemeriksaan laboratorium (darah, urine)
g. Pemeriksaan USG.
h. Pasien puasa selama 6 jam sebelum dilakukan operasi.
2. Perawatan Post Operasi Seksio Sesarea.
a) Analgesia
Wanita dengan ukuran tubuh rata-rata dapat disuntik 75 mg Meperidin (intra
muskuler) setiap 3 jam sekali, bila diperlukan untuk mengatasi rasa sakit atau
dapat disuntikan dengan cara serupa 10 mg morfin.
a. Wanita dengan ukuran tubuh kecil, dosis Meperidin yang diberikan adalah
50 mg.
b. Wanita dengan ukuran besar, dosis yang lebih tepat adalah 100 mg
Meperidin.
c. Obat-obatan antiemetik, misalnya protasin 25 mg biasanya diberikan
bersama-sama dengan pemberian preparat narkotik.
b) Tanda-tanda Vital
Tanda-tanda vital harus diperiksa 4 jam sekali, perhatikan tekanan darah, nadi
jumlah urine serta jumlah darah yang hilang dan keadaan fundus harus diperiksa.
c) Terapi cairan dan Diet
Untuk pedoman umum, pemberian 3 liter larutan RL, terbukti sudah cukup
selama pembedahan dan dalam 24 jam pertama berikutnya, meskipun demikian,
jika output urine jauh di bawah 30 ml / jam, pasien harus segera di evaluasi
kembali paling lambat pada hari kedua.
d) Vesika Urinarius dan Usus
Kateter dapat dilepaskan setelah 12 jam, post operasi atau pada keesokan
paginya setelah operasi. Biasanya bising usus belum terdengar pada hari
pertama setelah pembedahan, pada hari kedua bising usus masih lemah, dan
usus baru aktif kembali pada hari ketiga.
e) Ambulasi
Pada hari pertama setelah pembedahan, pasien dengan bantuan perawatan
dapat bangun dari tempat tidur sebentar, sekurang-kurang 2 kali pada hari kedua
pasien dapat berjalan dengan pertolongan.
f) Perawatan Luka
Luka insisi di inspeksi setiap hari, sehingga pembalut luka yang alternatif
ringan tanpa banyak plester sangat menguntungkan, secara normal jahitan kulit
dapat diangkat setelah hari ke empat setelah pembedahan. Paling lambat hari ke
tiga post partum, pasien dapat mandi tanpa membahayakan luka insisi.
g) Laboratorium
Secara rutin hematokrit diukur pada pagi setelah operasi hematokrit tersebut
harus segera di cek kembali bila terdapat kehilangan darah yang tidak biasa atau
keadaan lain yang menunjukkan hipovolemia.
h) Perawatan Payudara.
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan payudara
tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa nyeri.
Asuhan Keperawatan
1. PENGKAJIAN
Sirkulasi :Hipertensi, pendarahan per vagina
Makanan : nyeri epigastrium, g3 pengujian edema
Nyeri : distroria, nyeri tekan uterus, persalinan lama
Seksualitas : Tumor / neo plasma yang dihambat jalan lahir kehamilan multiple atau
gestari, disproposi sopalo pelvis, riwayat sc sebelumnya
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, pendidikan, suku bangsa, pekerjaan, agam, alamat,
status perkawinan, ruang rawat, nomor medical record, diagnosa medik, yang
mengirim, cara masuk, alasan masuk, keadaan umum tanda vital.
b. Data Riwayat Kesehatan
- Riwayat kesehatan sekarang.
Meliputi keluhan atau yang berhubungan dengan gangguan atau penyakit dirasakan
saat ini dan keluhan yang dirasakan setelah pasien operasi.
- Riwayat Kesehatan Dahulu
Meliputi penyakit yang lain yang dapat mempengaruhi penyakit sekarang,
Maksudnya apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama (Plasenta previa).
- Riwayat Kesehatan Keluarga
Meliputi penyakit yang diderita pasien dan apakah keluarga pasien ada juga
mempunyai riwayat persalinan plasenta previa.
2. DIAGNOSA
1) Gangguan rasa nyaman : nyeri akut b.d trauma pembedahan (Doengoes,2001).
2) Risiko tinggi terhadap infeksi b.d trauma jaringan / kulit rusak (Doengoes,2001).
3) Ansietas b.d krisis situasi, ancaman pada konsep diri, transmisi / kontak interpersonal,
kebutuhan tidak terpenuhi (Doengoes,2001).
3. INTERVENSI
A. Latar Belakang
Kanker ovarium merupakan tumor dengan histogenesis yang beraneka ragam, dapat
berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-sifat
histiologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer & Bare, 2002).
Kanker ovarium sebagian besar berbentuk kista berisi cairan maupun padat. Kanker
ovarium disebut sebagai silent killer. Karena ovarium terletak di bagian dalam sehingga tidak
mudah terdeteksi, 70-80% kanker ovarium baru ditemukan pada stadium lanjut dan telah
menyebar (metastasis) kemana-mana (Wiknjosastro, 1999).
Kanker ini menyerang pada wanita terlebih pada usia diatas 50 tahun. Selain itu, wanita di
negara industri lebih beresiko. Dan di Indonesia sendiri beberapa tahun ini temuan kasus
keganasan salah satunya kanker ovarium sering ditemukan dan menjadi penyebab kematian
bagi seseorang. Sehingga wanita Indonesia perlu waspada akan penyakit ini terutama yang
tinggal di area perindustrian karena di Indonesia juga banyak perusahaan-perusahaan industri.
Sehingga penting dirasa untuk mempelajari lebih luas lagi mengenai kanker ovarium
khususnya bagi mahasiswa keperawatan yang nantinya menjadi tenaga kesehatan. Oleh
karena itu pada penyusunan makalah ini akan dibahas mengenai proses terjadinya kanker
ovarium sebagai salah satu penyakit keganasan.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami lebih dalam lagi yang
dimaksud dengan asuhan keperawatan dengan Ca Ovarium.
2. Tujuan khusus
c. Untuk mengetahui dan memahami,pengertian,etiologi,patofisiologi,
manifestasi, komplikasi,pemeriksaan penunjang,penatalaksanaan, asuhan
keperawatan Ca Ovarium
d. Meningkatkan kemampuan dalam penulisan asuhan keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Anatomi dan Fisiologi Ovarium
Ovarium adalah salah satu organ sistem reproduksi wanita, sistem reproduksi terdiri
dari ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina. Kedua ovarium terletak dikedua sisi uterus
dalam rongga pelvis dengan panjang sekitar 1,5 – 2 inchi dan lebar < 1 inchi, ovarium akan
mengecil setelah menopause.Ovarium memiliki dua fungsi yaitu:
1. Menyimpan ovum (telur) yang dilepaskan satu setiap bulan, ovum akan melalui tuba
fallopi tempat fertilisasi dengan adanya sperma kemudian memasuki uterus, jika terjadi
proses pembuatan (fertilisasi) ovum akan melekat (implantasi) dalam uterus dan
berkembang menjadi janin (fetus), ovum yang tidak mengalami proses fertilisasi akan
dikeluarkan dan terjadinya menstruasi dalam waktu 14 hari setelah ovulasi.
2. Memproduksi hormon estrogen dan progesteron, kedua hormon ini berperan terhadap
pertumbuhan jaringan payudara, gambaran spesifik wanita dan mengatur siklus
menstruasi.
C. Pengertian
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung
telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa
menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem
pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini
merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995)
D. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori yang
menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, diantaranya:
1. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen.
Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal
dan sel-sel kanker ovarium.
E. Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel – folikel praovulasi yang telah mengalami atresia
(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan FSH dan SH
tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal sepanjang stadium folikular
daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari normal, tetapi tidak memperlihatkan
lonjakan. Peningkatan LH yang terus menerus menimbulkan pembentukan androgen dan
estrogen oleh folikel dan kelenjar adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk
kista, yang menyebabkan terjadinya ovarium polikistik. (Corwin, 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan
abdomen dan pelvis dan sel – sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis.
Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan limfatik muncul tanpa
gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada
pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro intestinal, seperti rasa
penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa perempuan
dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor
menghasilkan estrogen beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi.
(Price, Wilson, 2006)
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista folikel dan
luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap sebagai varian
fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel graaf yang tidak ruptur atau
pada folikel yang sudah pecah dan segera menutup kembali. Kista demikian seringnya
adalah multipel dan timbul langsung di bawah lapisan serosa yang menutupi ovarium,
biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada
kalanya penimbunan cairan cukup banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm
sehingga dapat di raba massa dan menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi
granulosa atau sel teka, tetapi seiring dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat
menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang – kadang kista ini pecah, menimbulkan perdarahan
intraperitonium, dan gejala abdomen akut. (Robbins, 2007)
F. WOC
G. Faktor Risiko
1. Diet tinggi lemak
2. Merokok
3. Alkohol
4. Penggunaan bedak talk perineal
5. Riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
6. Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
7. Nulipara
8. Infertilitas
9. Menstruasi dini
10. Tidak pernah melahirkan
I. Stadium
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation
InternationalofGinecologies and Obstetricians ) 1987, adalah :
STADIUM I –> pertumbuhan terbatas pada ovarium
1. Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel
ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
2. Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas,
tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
3. Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau
kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan
peritoneum positif.
STADIUM II –> Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke panggul
1. Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
2. Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya
3. Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu atau
kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel ganas dengan bilasan
peritoneum positif.
STADIUM III –> tomor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di peritoneum di
luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam pelvis kecil tetapi sel
histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum.
1. Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi
secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding)
dipermukaan peritoneum abdominal.
2. Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan
peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar getah
bening negativ.
3. Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening
retroperitoneal atau inguinal positif.
STADIUM IV –> pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan metastasis jauh.
Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4, begitu juga metastasis ke
permukaan liver.
J. PENATALAKSANAAN
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya
kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang
baik/sedang) yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak
6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efeh
samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem
saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan data yang
akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan dan pola pertahanan
pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta merumuskan diagnosa keperawatan (Mocthar,
2006)
. a Dasar data pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada
malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas,
berkeringat malam, keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau profesi
dengan pemajanan karsinoma lingkungan, tingkat stres tinggi
2) Sirkulasi
Gejala: Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja, perubahan TD
4) ntegritas ego
Gejala: Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (misal
merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual).
Masalah tentang perubahan dalam penampilan misal alopesia, lesi cacat, pembedahan.
Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa
bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah
4) Eliminasi
Gejala: Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feces, nyeri pada defekasi. Perubahan
eliminasi urinarius misal nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet),
anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.
6) Neurosensori
Gejala : Pusing
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidaknyamanan ringan sampai nyeri
berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
8) Keamanan
Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinoma, pemajanan matahari lama/berlebihan.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
9) Pernapasan
Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok), pemajanan asbes.
10) Seksualitas
Gejala: Masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan
nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun, multigravida, pasangan seks multipel, aktivasi
seksual dini, herpes genital.
11) Interaksi social
Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat perkawinan (berkenaan
dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang fungsi atau tanggung
jawab peran.
b. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umun pasien, kesadaran, tekanan darah, respirasi,
berat badan
1) Mata : Meliputi pemeriksaan kelopak mata, gerakan mata, konjungtiva, sclera, pupil,
akomodasi.
2) Hidung : meliputi pemeriksaan reaksi alergi, sinus, dan lain-lain
3) Mulut dan tenggorokan : kaji adanya mual, kesulitan menelan
4) Dada dan aksila : kaji adanya pembesaran mammae
5) Pernafasan : kaji jalan nafas, suara nafas, kaji adanya penggunaan otot bantu pernafasan
6) Sirkulasi jantung : kaji kecepatan denyut apical, irama, kelainan bunyi jantung, sakit dada
7) Abdomen : kaji adanya asites
8) Genitourinaria : kaji adanya massa pada rongga pelvis
9) Ekstremitas : kaji turgor kulit
c. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan darah : Hb dan leukosit menurun, trombosit meningkat, ureum dan kreatinin
meningkat.
2) Pemeriksaan urine : Ureum dan kreatinin meningkat.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen cidera biologi
2. Gangguan citra tubuh b.d efek tindakan/pengobatan(kemoterapi)
3. Resiko disfungsi seksual b.d faktor ginekologi
4. Resiko Perdarahan berhubungan dengan Kanker
5. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Infiltrasi Tumor
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Seksio sesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan pada
dinding uterus melalui dinding depan perut.atau vagina atau suatu histerektomia untuk janin
dari dalam rahim yang bertujuan untuk menyelamatkan kehidupan baik pada ibu maupun
pada bayi. Seksio sesaria adalah suatu tidakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan
diatas 500gram , melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung
telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa
menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem
pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru.
Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa dan kemungkinan kanker ovarium ini
merupakan awal dari banyak kanker primer. (Wingo, 1995)
DAFTAR PUSTAKA