Disusun Oleh :
Tingkat : 2B
Kelompok : IV
Agnes Monika
Friska Payung
Kristovorus Gepot
Michelle E. Lilikwatil
2020
Kata Pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat, kasih, dan karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Komplikasi Pasien Stroke dan Jenis Penatalaksanaanya” ini tepat waktu.
Makalah ini disusun dengan bahan dari berbagai sumber termasuk buku, jurnal
penelitian dan ebook. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Pasien Stroke, selain itu adalah untuk
mengetahui dan memahami tentang bagaimana kita sebagai perawat memberikan
penanganan kepada pasien yang mengalami komplikasi akibat stroke.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna, sehingga membutuhkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca agar dapat lebih baik lagi kedepannya.
Makassar 2020
Penulis
i
Daftar Isi
Kata Pengantar...............................................................................................................i
Daftar Isi.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................2
A. Pengertian Komplikasi......................................................................................2
B. Jenis-Jenis Komplikasi Pada Penyakit Stroke dan Penatalaksanaannya..........2
C. Komplikasi Jangka Pendek pada Stroke (1-14 hari).........................................4
D. Komplikasi Jangka Panjang pada Stroke (Lebih dari 14 hari).........................5
E. Penatalaksanaan Stroke Jangka Pendek............................................................5
F. Penatalaksanaan Stroke Jangka Panjang...........................................................7
Terapi Kompementer pada Komplikasi stroke.................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................13
B. Saran ..............................................................................................................13
Daftar Pustaka.............................................................................................................14
ii
BAB I
PEBDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang menjadi penyebab utama
kematian di Indonesia. Jumlah penderita stroke di seluruh dunia yang berusia
dibawah 45 tahun terus meningkat. Badan Kematian akibat stroke diprediksi akan
meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan kanker. Stroke
merupakan penyebab kematian tersering ketiga di Amerika dan merupakan
penyebab utama disabilitas permanen (Yunaidi, 2010).
Stroke dibagi menjadi 2, yaitu stroke hemoragik dan stroke non hemoragik.
Diperkirakan stroke non hemoragik (iskemik) mencapai 85% dari jumlah stroke
yang terjadi. Tujuan utama penatalaksanaan pasien stroke meliputi tiga hal, yaitu
mengurangi kerusakan neurologik lebih lanjut, menurunkan angka kematian dan
ketidakmampuan gerak pasien (immobility) dan kerusakan neurologik serta
mencegah serangan berulang (kambuh). Kebanyakan pasien stroke menerima obat
polifarmasi karena sebagian besar pasien stroke mengalami komplikasi. Untuk
mendapatkan outcome terapi yang baik pada pasien stroke yang menjalani
pengobatan diperlukan kerjasama multidisiplin ilmu antara dokter, perawat, farmasis
dan tenaga kesehatan lain, bahkan keluarga pasien (Fagan & Hess, 2005).
B. Rumusan Masalah
Beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai berikut :
1. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada pasien stroke ?
2. Apa saja jenis penatalaksanaan untuk komplikasi stroke ?
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mebahas rumusan
masalah diatas.
1
BAB II
PEDAHULUAN
A. Pengertian Komplikasi
Menurut wikipedia komplikasi adalah sebuah perubahan tak diinginkan dari
sebuah penyakit, kondisi kesehatan atau terapi. Penyakit dapat menjadi memburuk
atau menunjukkan jumlah gejala yang lebih besar atau perubahan patologi, yang
menyebar ke seluruh tubuh atau berdampak pada sistem organ lainnya. Sebuah
penyakit baru juga dapat muncul sebagai sebuah komplikasi dari penyakit yang telah
ada sebelumnya. Pengobatan medis, seperti obat-obatan dan pembedahan dapat
menyebabkan masalah kesehatan baru dari penyakit itu sendiri.
Tekanan darah yang ideal dipengaruhi oleh penyebab edema otak. Pada pasien
stroke dan trauma, tekanan darah harus dipelihara dengan cara menghindari
kenaikan tekanan darah tiba-tiba dan hipertensi yang sangat tinggi untuk
menjaga perfusi tetap adekuat. Tekanan perfusi serebral harus tetap terjaga di
atas 60-70 mmHg pascatrauma otak.
a. Pencegahan kejang, demam, dan hiperglikemi
Kejang, demam, dan hiperglikemi merupakan faktor-faktor yang dapat
memperberat sehingga harus dicegah atau diterapi dengan baik bila sudah
terjadi. Pengunaan antikonvulsan profilaktik seringkali diterapkan dalam
praktek klinis. Suhu tubuh dan kadar glukosa darah kapiler harus tetap diukur.
b. Analgesik, sedasi, dan zat paralitk
Nyeri, kecemasan, dan agitasi meningkatkan kebutuha metabolisme otak,
aliran darah otak , dan tekanan intrakranial. Oleh karena itu, analgesik dan
sedasi yang tepat diperlukan untuk pasien edema otak. Pasien yang
menggunakan ventilator atau ETT harus diberi sedasi supaya tidak
memperberat TIK.
Terapi Osmotik
a. Terapi osmotik dengan manitol dan salin hipertonik
1) Manitol
Dosis awal manitol 20% 1-1,5g/kgBB IV bolus, diikuti dengan 0,25-0,5
g/kgBB IV bolus tiap 4-6 jam. Efek maksimum terjadi setelah 20 menit
pemberian dan durasi kerjanya 4 jam.
Pemberian manitol ini harus disertai pemantauan kadar osmolaritas serum.
Osmolaritas darah yang terlalu tinggi akan meningkatkan resiko gagal
ginjal (terutama pada pasien yang sebelumnya sudah mengalami volume
depletion). Kadar osmolaritas serum tidak boleh lebih dari 320,Osmol/L.
2) Efek osmotik
3) Efek hemodinamik
4) Efek oxygen free radical scavenging
5) Salin hipertonik
Cairan salin hipertonik (NaCl 3%) juga dapat digunakan sebagai alternatif
pengganti manitol dalam terapi edema otak. Mekanisme kerjanya kurang
lebih sama dengan manitol, yaitu dehidrasi osmotik.
2. Hiperglikemia reaktif
Hiperglikemia reaktif pada stroke terjadi akibat adanya respon tubuh terhadap
stres. Hiperglikemia reaktif merupakam proses fisiologi tubuh yang bisa menjadi
patologis apabila tidak dikontrol dengan baik. Hiperglikemia reaktif terjadi pada
60% kasus stroke akut, dan dari 60% kasus stroke dengan hiperglikemia reaktif
tersebut, 12-52% tidak menderita diabetes. Studi menunjukkan hubungan yang
erat antara iperglikemia reaktif dan luaran stroke. Pada stroke akut dapat terjadi
hiperglikemia reaktif. Gula darah dapat mencapai 350 mg dalam serum dan
kemudian berangsur-angsur kembali turun, terjadi gangguan regulasi darah
sebagai nonspesifik terhadap terjadinya kerusakan jaringan. Dalam keadaan stress
terjadi mekanisme system saraf otonom simpatis yang menyebbkan pelepasan
4
2. Infark miokard
Merupakan suatu penyumbatan aliran darah ke otot jantung. Serangan jantung
adalah keadaan darurat medis. Serangan jantung biasanya terjadi ketika gumpalan
darah menghalangi aliran darah ke jantung. Tanpa darah, jaringan kehilangan
oksigen dan mati
3. Emboli paru
Emboli paru merupakan suatu kondisi di mana satu atau lebih arteri paru-paru
menjadi terhalang oleh gumpalan darah. Emboli paru di sebabkan oleh
pembekuan darah yang berasal dari kaki atau bagian lain dari tubuh( trombosis
vena dalam).
Terapi Komplementer
10
1. Aroma terapi
Terapi komplementer yang diberikan pada pasien stroke ialah aroma terapi
lavender, minyak esensial ini dapat mempengaruhi aktifitas fungsi kerja otak
melalui system syaraf yang berhubungan dengan indra penciuman. Respon ini
akan merangsang peningkatan produksi masa penghantar syaraf otak
(neurotransmitter) yaitu yang berkaitan dengan pemulihan kondisi psikis
( seperti emosi, perasaan, pikiran dan keinginan). Lavender diketahui efektif
terhadap kecemasan, stress dan depresi sebagai sebuah obat penenang yang
kuat, memulihkan kelelahan otot dan membantu sirkulasi darah.
Terapi ini diberikan pada pasien stroke yang mengalami stress atau beban
pikiran agar pasien lebih rileks dan mengurngi rasa sakit. Rosemary, lavender,
dan peppermint adalah aroma yang umum dipakai oleh mereka yang
kesehatannya bermasalah akibat stroke.
2. Akupuntur
Akupuntur adalah menusuk dengan jarum. Dengan kata lain akupuntur
merupakan teknik penusukan jarum berdasarkan ilmu pengobatan timur dan
ilmu kedokteran barat yang sesuai dengan prinsip pemijatan dengan titik
utama dua di leher, di perut dan dua di tungkai bawah.
Dengan rangsangan akupuntur pada beberapa titik akupuntur akan membuka
pembuluh darah dan memperbaiki aliran darah. Selain itu akupuntur dapat
11
memfasilitasi perbaikan sistem segmental sel saraf yang masih hidup untuk
membuka jalan baru,efektif,spinal, lokal, regenerasi saraf, membantu sel
melewati saraf yang rusak dari otak sehhingga terjadi perbaikan kondisi tubuh
pada pasien stroke yang ditandai dengan peningkatan kekuatan otot. ( pratama
N K ; Alvian N G . 2019). Dengan demikian terapi ini biasanya dilakukan
pada pasien yang mengalami gejala kelemahan otot.
3. Akupresure
Terapi akupresure bermanfaat dalam memperbaiki fungsi etermitas atas
dengan melancarkan pergerakan aliran qi (energy vital) didalam tubuh,
meningkatkan aktivitas sehari sehari hari, dan mengurangi depresi pada
pasien stroke.Akupresure merupakan metode non-invasive berupa penekanan
pada titik akupuntur tanpa menggunakan jarum, biasanya hanya menggunakan
jari atau benda tertentu yang dapat memberikan efek penekanan sehingga lebih
bisa di terima dan ditoleransi oleh pasien dibandingkan akupuntur yang
menggunakan jarum.
4. Terapi air
Terapi air dapat membantu seseorang dalam proses penyembuhan saraf yang
terganggu atau bahkan rusak,seperti penderita stroke proses penyembuhan
dalam air ini merangsang saraf sensorik lalu merangsang sel sel otak. Didalam
air tekanan tubuh menjadi ringan, sehingga bisa menguatkan tekanan otot
anggota tubuh di dalam air akan lebih mudah digerakkan dan dilatih
kelenturannya untuk menguatkan otot-otot dan sendi-sendi tubuh karna
hilangnya gravitasi tubuh.
Manfaat terapi air bagi penderita stroke adalah ketersediaan oksigen dalam
tubuh menjadi baik, sehingga meningkatkan daya kerja otot dan oksigenasi
otak, memperlancar sirkulasi darah dan meningkatkan penyerapan oksigen
kedalam jaringan saraf, mengurangi kekakuan otot, membuat jaringan sendi
menjadi lentur, menurunkan rasa nyeri, merangksang saraf sensorik,
memberikan efek relaksasi, dan meningkatkan kemampuan gerak anggota
tubuh. (prasetyo yudik.2009). Terapi ini dapat membantu dalam melakukan
ROM pada pasien yang mengalami kaku pada ektermitas, selain itu manfaat
terapi ini yaitu melancarkan sirkulasi darah,merelaksasi otot,meningkatkan
kualitas tidur sehingga cocok untuk pasien yang mengalami gangguan tidur.
5. Terapi musik
Terapi musik disini yang dimaksudkan ialah latihan range of motion sambil
disertai dengan terapi music klasik. Penggunaan teknik relaksasi seperti
music juga dapat di terapkan pada pasien stroke yang dapat memberikan efek
emosional positif dan terlihat kooperatif dalam menjalankan program
rehabilitasi hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang di lakukan oleh
Nayak,et al, (2000). Yang menunjukan bahwa pemberian terapi music dapat
12
memperbaiki mood, emosi dan interaksi social, dan pemulihan yang lebih
cepat oleh pasien stroke.
Terapi musik klasik dengan stimulasi gelombang suara melalui auditorydinilai
lebih efektif, murah dan mudah di gunakan. Penelitian terbaru menyarankan
penggunaan music mungkin berkontribusi terhadap plastisitas otak, dimana
restorasi fungsi otak dapat diingatkan secara alami. Alternmuler menjelaskan
bahwa terapi berbasis music pada pasien stroke dapat meningkatkan fungsi
motoric yang dihubungkan dengan membaiknya jaringan kortikal akibat
perubahan neurofisiologi atau peningkatan aktivitasi pada korteks motorik itu
sendiri. Rangsangan musik juga mengaktivasi jalur jalur spesifik didalam
otak,seperti system limbic yang berhubungan langsung dengan perilaku
emosional, system limbic ini teraktivasi , pasien akan menjadi rileks, maka
otot otot dalam tubuh akan terstimulus menjadi relaksasi yang mengakibatkan
ketegangan pada otot dapat menurun . terjadinya penurunan ketengangan pada
otot diharapkan mampu membuat pasien stroke menjalani rehabilitasi dengan
normal. (Wijanarko,Mochamad Oktavianto Adi;Dody Setyawan;Muslim Argo
Bayu Kusuma . 2017)
Nada dan ritme musik dipercaya dapat menurunkan tekanan darah, denyut
jantung, dapat meningkatkan kemampuan mengingat, belajar, dan berpikir.
Musik juga berpengaruh pada suasana hati atau mood seseorang dan dapat
memberi efek relaksasi. Oleh karena itu, musik terapi dapat dilakukan pada
pasien stroke dengan gejala bradikardi ataupun hipertensi.
6. Yoga
Peneliti studi dari roudebush VA Medical Cente, berpendapat bahwa, yoga
dapat meningkatkan kekuatan, ketahanan, dan fleksibilitas karena membantu
control neuromuscular ( hasilnya para penderita stroke yang mengikuti kelas
yoga memiliki keseimbangan yang lebih baik dan tidak takut jatuh. Mereka
juga akan merasa mandiri dan jauh lebih bahagia dari kelompok yang tidak
melakukan yoga. Kombinasi gerakan dan latihan pernafasan dalam yoga
berperan melatih kemampuan otak, memulihkan keseimbangan pasien stroke).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit Stroke adalah penyakit pembuluh darah otak yang ditandai dengan
rusaknya jaringan otak . Ada 2 macam penyakit stroke, yaitu kerusakan jaringan otak
akibat penyumbatan pembuluh darah di otak (iskemik) dan akibat ruptur pembuluh
darah otak (hemoragik stroke).Penyakit stroke dapat menimbulkan banyak komplikasi
baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Penanganan komplikasi stroke
disesuaikan dengan jenis komplikasi yang muncul, yang diutamakan adalah
meminimalkan resiko komplikasi ke penyakit yang lebih berbahaya.
B. Saran
Bagi teman-teman mahasiswa, setelah mempelajari materi ini sebagai
tambahan pengetahuan kita semoga kita senantiasa dapat memberikan pelayanan yang
sesuai pada pasien seperti diatas. Karena menjadi seorang perawat yang profesional
adalah suatu tantangan yang berat maka kita perlu belajar dengan giat untuk
mencapainya. Sub materi diatas hanyalah sebagian kecil dari pelajaran itu namun
akan sangat berarti jika kita menyimaknya dengan baik. Semoga kita semua bisa
menjadi perawat dan tenaga medis yang mengutamakan kesehatan pasien dengan
mengaplikasikan penatalaksanaan untuk komplikasi pada pasien stroke seperti diatas
dan tak lupa memprioritaskan keselamatan diri sendiri terlebih dahulu. Salam sehat.
13
Daftar Pustaka
Dewanto,george dkk (2009). Panduan Praktis Diagnosis & Tatalaksana Penyakit Saraf.
Jakarta : EGC
14